Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET. 1. Uji Kultur Agar

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bambu lamina penggunaan umum

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

Kayu bundar jenis jati Bagian 2: Cara uji

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Lampiran 1. Sifat Fisika dan Mekanika Kayu. Lampiran 2. Pengujian Sifat Keawetan terhadap rayap tanah (Captotermes curvignathus Holmgreen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

176 Elis Nina Herliyana et al. J. Silvikultur Tropika. Elis Nina Herliyana 1, Laila Fithri Maryam 1 dan Yusuf Sudo Hadi 2

sangat bagus, tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (Gambar 4a) (Mulyana et al. 2011).

KELAS AWET JATI CEPAT TUMBUH DAN LOKAL PADA BERBAGAI UMUR POHON (Durability class of Fast Growing and Local Teak On Various Tree Ages)

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB III METODE PENELITIAN

Kulit masohi SNI 7941:2013

Cara uji kelarutan aspal

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

Pengaruh Pengkaratan Logam terhadap Pelapukan

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Kayu gergajian daun lebar Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

Kayu gergajian jenis jati Cara uji

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

KEAWETAN ALAMI KAYU TUMIH (Combretocarpus rotundatus Miq Danser) DARI SERANGAN RAYAP KAYU KERING, RAYAP TANAH DAN JAMUR PELAPUK KAYU

Kayu gergajian daun lebar Bagian 2: Cara uji

Kayu gergajian daun jarum Bagian 2: Cara uji

Lampiran 1. Dokumen Asli Standar Pengujian SNI Cara uji ketahanan terhadap serangan jamur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji berat jenis tanah

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

Cara uji bliding dari beton segar

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAWETAN KAYU MANGGA (Mangifera indica) SECARA TEKANAN DENGAN PERMETHRIN UNTUK MENCEGAH SERANGAN RAYAP KAYU KERING

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Jahe untuk bahan baku obat

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia. IPB Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia Corresponding author: (Fauzi Febrianto)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1 cm SNI JIS. 1 cm. Gambar 4 Miselium yang menempel pada kayu contoh uji sengon longitudinal.

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

KELAS AWET 15 JENIS KAYU ANDALAN SETEMPAT TERHADAP RAYAP KAYU KERING, RAYAP TANAH DAN PENGGEREK DI LAUT

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K)

PENGARUH PENYUSUNAN DAN JUMLAH LAPISAN VINIR TERHADAP STABILITAS DIMENSI KAYU LAPIS (PLYWOOD)

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

Vini Nur Febriana 1, Moerfiah 2, Jasni 3. Departemen Kehutanan, Gunung Batu Bogor ABSTRAK

Transkripsi:

SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Pengambilan contoh...1 5 Cara uji...2 Bibliografi...12 Tabel 1 Derajat serangan atau derajat kerusakan bubuk kayu kering... 3 Tabel 2 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering... 5 berdasarkan penurunan berat... 5 Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah... 6 berdasarkan penurunan berat... 6 Tabel 4 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap penggerek kayu di laut... 9 Tabel 5 Kelas ketahanan kayu terhadap jamur... 11 Gambar 1 Pola pembuatan contoh uji kayu gergajian yang tidak diawetkan... 2 Gambar 2 Pola pembuatan contoh uji kayu gergajian yang diawetkan dan produk kayu... 3 Gambar 3 Contoh uji kayu terhadap serangan rayap kayu kering... 4 Gambar 4 Contoh uji kayu terhadap serangan rayap tanah... 6 Gambar 5 Ukuran contoh uji ketahanan terhadap penggerek di laut... 7 Gambar 6 Pola penyusunan contoh uji ketahanan terhadap penggerek di laut... 8 i

Prakata Standar ini sebagai pedoman kepada pihak terkait agar dapat melakukan uji ketahanan kayu dan produk kayu secara konsisten. Penyusunan dilakukan berdasarkan penelaahan pustaka dan hasil penelitian. Standar ini disusun melalui Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu yang telah dibahas dalam rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus nasional pada tanggal 28 September 2005 di Bogor. ii

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan uji keawetan kayu dan produk kayu terhadap serangan bubuk kayu kering, rayap kayu kering, rayap tanah, penggerek kayu di laut, dan jamur. 2 Acuan normatif SNI 01-5008.2-2000, Kayu lapis penggunaan umum. SNI 01-5008.13-2002, Produk kayu olahan Bagian 13: Papan lantai kayu rimba. SNI 01-6240-2000, Venir lamina. SNI 03-2105-2006, Papan partikel. SNI 01-4449-2006, Papan serat. JAS, MAFF Notification No. 235 tahun 2003 : Glued laminated lumber. 3 Istilah dan definisi 3.1 bubuk kayu kering serangga yang menyerang kayu kering yang dicirikan oleh adanya kotoran berupa tepung 3.2 ketahanan kayu daya tahan suatu jenis kayu terhadap organisme perusak kayu 3.3 penggerek kayu di laut (marine borers) organisme yang menyerang kayu di air payau atau air laut 3.4 rayap kayu kering jenis rayap yang merusak kayu dan bahan berlignoselulosa lain yang kering, yang dicirikan dengan adanya kotoran berupa butiran halus yang tersebar di lantai 3.5 rayap tanah jenis rayap yang merusak kayu basah maupun kering yang berhubungan atau tidak yang dicirikan dengan adanya tanah dalam kayu yang diserang 4 Pengambilan contoh a) Pengambilan contoh kayu adalah 5 pohon untuk tiap jenis. b) Pengambilan contoh kayu lapis mengacu SNI 01-5008.2-2000, Kayu lapis penggunaan umum. 1 dari 12

c) Pengambilan contoh lantai kayu mengacu SNI 01-5008.13-2002, Papan lantai kayu rimba. d) Pengambilan contoh kayu lamina mengacu JAS, MAFF Notification No. 235 tahun 2003 : Glued laminated lumber. e) Pengambilan contoh venir lamina mengacu SNI 01-6240-2000, Venir lamina. f) Pengambilan contoh papan partikel mengacu SNI 03-2105-2006, Papan partikel. g) Pengambilan contoh papan serat mengacu SNI 01-4449-2006, Papan serat. 5 Cara uji 5.1 Cara uji ketahanan terhadap bubuk kayu kering 5.1.1 Prinsip Memaksa larva bubuk kayu kering untuk menyerang kayu atau produk kayu dalam periode waktu 6 minggu. 5.1.2 Bahan Larva bubuk kayu kering (Heterobostrychus aequalis) umur 6 minggu. 5.1.3 Peralatan a) bor kayu; b) cawan petri; c) gergaji; d) lempeng aluminium berukuran 7 cm x 5 cm yang telah dilubangi; e) meteran. 5.1.4 Persiapan contoh uji a) Dari 3 potongan uji dibuat 10 buah contoh uji (kedua ujung masing-masing 3 contoh uji, tengah 4 contoh uji). b) Kayu sebagai contoh uji dibuat potongan dengan ukuran 7 cm x 5 cm x tebal (tebal disesuaikan dengan tebal produk). c) Untuk kayu gergajian yang tidak diawetkan, salah satu sisi terlebar dilubangi sebanyak 10 buah dengan kedalaman 1 cm dan diameter 2 mm. Sedangkan untuk kayu gergajian yang diawetkan dan produk kayu, tidak dilubangi. Lubang Contoh uji Gambar 1 Pola pembuatan contoh uji kayu gergajian yang tidak diawetkan 2 dari 12

Lempeng aluminium Contoh uji Gambar 2 Pola pembuatan contoh uji kayu gergajian yang diawetkan dan produk kayu 5.1.5 Prosedur a) Setiap lubang pada contoh uji dimasukkan 1 (satu) larva bubuk yang berumur 6 minggu, yang sehat dan aktif. b) Setelah itu, contoh uji kayu tersebut diletakkan di dalam cawan petri dan disimpan dalam ruangan yang gelap dengan suhu ruangan (25 C + 5 C) dan kelembaban 70%. c) Pengamatan dilakukan setelah 6 minggu, yaitu untuk mengetahui mortalitas dan intensitas serangan larva. 5.1.6 Pernyataan hasil a) Hasil dinyatakan berdasarkan derajat serangan atau derajat kerusakan (Tabel 1). Tabel 1 Derajat serangan atau derajat kerusakan bubuk kayu kering Tingkat Kondisi Contoh Uji Nilai A Utuh, tidak ada serangan 0 B Ada bekas gigitan 40 C Serangan ringan, berupa saluran saluran yang 70 tidakdalam dan tidak lebar D Serangan berat, berupa saluran yang dalam dan 90 lebar E Kayu hancur, kurang lebih 50% kayu habis dimakan rayap 100 b) Hasil merupakan nilai rata-rata dari semua contoh uji. 5.2 Cara uji ketahanan terhadap rayap kayu kering 5.2.1 Prinsip Memaksa rayap kayu kering untuk menyerang kayu atau produk kayu dalam jangka waktu 12 minggu. 5.2.2 Bahan a) kapas; b) lilin; 3 dari 12

c) rayap pekerja jenis Cryptotermes cynocephalus Light yang sehat dan aktif (50 ekor). 5.2.3 Peralatan a) meteran; b) gergaji; c) semprong kaca berdiameter 1,8 cm dan tinggi 3 cm. 5.2.4 Persiapan a) Dari 3 potongan uji dibuat 10 buah contoh uji (kedua ujung masing-masing 3 contoh uji, tengah 4 contoh uji) b) Kayu sebagai contoh uji dibuat potongan dengan ukuran 5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm. c) Untuk produk yang tipis, harus disusun sehingga mencapai tebal 2,5 cm. 5.2.5 Prosedur a) Pada salah satu sisi yang terlebar pada contoh uji tersebut dipasang semprong kaca. b) Ke dalam semprong kaca tersebut dimasukkan rayap sebanyak 50 ekor rayap pekerja yang sehat dan aktif dan tutup dengan kapas. c) Contoh uji tersebut disimpan di tempat gelap selama 12 minggu. Kapas Rayap Semprong/Glas dari kaca Contoh uji kayu Gambar 3 Contoh uji kayu terhadap serangan rayap kayu kering 5.2.6 Pernyataan hasil a) Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: W 1 W 2 P = ------------- X 100 W 2 dengan pengertian: P adalah penurunan berat (%); W 1 adalah berat kayu kering tanur sebelum diumpankan (g); W 2 adalah berat kayu kering tanur setelah diumpankan (g). b) Penetuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel 2. 4 dari 12

Tabel 2 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering berdasarkan penurunan berat Kelas Ketahanan Penurunan berat (%) I Sangat tahan < 2.0 II Tahan 2.0 4.4 III Sedang 4.4 8.2 IV Tidak tahan 8.2 28.1 V Sangat tidak tahan > 28.1 c) Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. 5.3 Cara uji ketahanan terhadap rayap tanah 5.3.1 Prinsip Memaksa rayap tanah untuk menyerang kayu dalam jangka waktu 6 minggu. 5.3.2 Bahan Rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) yang sehat dan aktif (200 ekor). 5.3.3 Peralatan a) gergaji; b) higrometer; c) jampot / botol kaca; d) meteran; e) termometer; f) timbangan dengan ketelitian 0,001 gram. 5.3.4 Persiapan a) Dari 3 potongan uji dibuat 10 buah contoh uji (kedua ujung masing-masing 3 contoh uji, tengah 4 contoh uji). b) Kayu sebagai contoh uji dipotong-potong dengan ukuran panjang 2,5 cm x lebar 2,5 cm dan tebal 0,5 cm. 5.3.5 Prosedur a) Contoh uji dimasukkan ke dalam jampot, diletakkan dengan cara berdiri pada dasar jampot dan disandarkan sedemikian rupa sehingga salah satu bidang terlebar contoh uji menyentuh dinding jampot; b) Ke dalam jampot dimasukkan 200 gram pasir lembab yang mempunyai kadar air 7 % di bawah kapasitas menahan air (water holding capacity); c) Selanjutnya ke dalam setiap jampot dimasukkan rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) yang sehat dan aktif sebanyak 200 ekor, kemudian contoh uji tersebut disimpan di tempat gelap selama 6 minggu; d) Setiap minggu aktivitas rayap dalam jampot diamati dan masing-masing jampot ditimbang. Jika kadar air pasir turun 2 % atau lebih, maka ke dalam jampot tersebut ditambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya kembali seperti semula. 5 dari 12

Gambar 4 Contoh uji kayu terhadap serangan rayap tanah 5.3.6 Pernyataan hasil a) Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: W 1 W 2 P = ------------- X 100 W 2 dengan pengertian: P adalah penurunan berat (%); W 1 adalah berat kayu kering tanur sebelum diumpankan (g); W 2 adalah berat kayu kering tanur setelah diumpankan (g). b) Penetuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah berdasarkan penurunan berat Kelas Ketahanan Penurunan berat (%) I Sangat tahan < 3,52 II Tahan 3,52 7,50 III Sedang 7,30 10,96 IV Buruk 10,96 18,94 V Sangat buruk 18,94 31,89 c) Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. 5.4 Cara uji ketahanan terhadap penggerek kayu di laut 5.4.1 Prinsip Menetapkan ketahanan kayu dan produk kayu terhadap serangan penggerek kayu di laut. 6 dari 12

5.4.2 Peralatan a) pelampung; b) pemberat dari beton; c) pipa paralon dengan tebal 0,5 cm dan diameter 2 inci; d) pipa plastik diameter 2,5 cm; e) tambang plastik diameter 1 cm. 5.4.3 Persiapan a) Contoh uji berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm. b) Bagian tengah dilubangi dengan diameter sebesar 1,5 cm seperti pada Gambar 5. tambang plastik Contoh uji pipa plastik 5 cm 2,5 cm 5 cm 30 cm 2,5 cm Gambar 5 Ukuran contoh uji ketahanan terhadap penggerek di laut 5.4.4 Prosedur a) Contoh uji disusun sedemikian rupa seperti pada Gambar 6. b) Contoh uji yang telah disusun dipasang di perairan pantai yang bebas pencemaran, salinitas 30 ppm 40 ppm, dan air pasang surut maksimal 1,5 2 meter. c) Setelah 6 (enam) bulan contoh uji diangkat, dibersihkan permukaannya dan dijemur sampai kering. d) Contoh uji yang sudah kering dibelah menjadi 2 (dua) bagian sama besar pada bagian sisi tebal. e) Tingkat serangan dinilai sesuai dengan Tabel 4. 7 dari 12

Pelampung Paralon Contoh uji Tambang plastik Pemberat Gambar 6 Pola penyusunan contoh uji ketahanan terhadap penggerek di laut 5.4.5 Pernyataan hasil a) Tingkat serangan dinilai berdasarkan perbandingan bagian yang rusak dengan luas permukaan yang diukur b) Untuk menilai tingkat serangan penilaian seperti pada Tabel 4. 8 dari 12

Tabel 4 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap penggerek kayu di laut Kelas I II III IV V Intensitas serangan (persen) < 7,3 7,3 27,1 27,1 54,8 54,8 79,1 > 79,1 Selang intensitas serangan Sangat tahan Tahan Sedang Buruk Sangat Buruk c) Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. 5.5 Cara uji ketahanan terhadap serangan jamur 5.5.1 Prinsip Memaksa jamur untuk menyerang kayu dalam jangka waktu tertentu. 5.5.2 Bahan a) agar; b) air suling; c) ekstrak malt; d) jamur pelapuk yang memiliki daya serang (virulensi) tinggi dan banyak ditemukan di Indonesia, yaitu dapat digunakan Schizophyllum commune Fr; Pycnoporus sanguinius atau Dacryopinax spathularia; e) kapas; f) media PDA (Potatoes, dextrose, agar). 5.5.3 Peralatan a) autoclaf; b) bejana; c) gelas pengujian. 5.5.4 Persiapan contoh uji 5.5.4.1 Pengambilan contoh uji a) Kayu contoh uji yang digunakan dalam metode ini berukuran 5,0 cm (longitudinal) x 2,5 cm (tangensial) x 1,5 cm (radial) yang dibuat sepanjang sumbu dan sejajar arah serat kayu; b) Contoh uji dikeringkan di dalam oven sampai mencapai kering mutlak. 5.5.4.2 Penyediaan biakan jamur 9 dari 12

a) Kondisi pengujian keawetan kayu terhadap jamur harus dibuat lembab dengan menyediakan lebih dahulu biakan jamur di dalam bejana yang steril. Kondisi yang tidak steril akan mengakibatkan pertumbuhan jamur terganggu, sehingga tidak dapat menyebabkan daya serang yang normal pada kayu. b) Ada dua macam media jamur yang dapat dibuat tergantung dari metode pengujian yang dipilih. Media PDA (Potatoes, dextrose, agar) disediakan bila digunakan metode Kolle- Plask. c) Biakan jamur tersebut dibuat dengan: - mencampur 50 gram ekstrak malt dengan 20 gram agar di dalam 1 liter air suling; - sekitar 40 ml campuran tersebut dimasukkan ke dalam gelas (flask) pengujian, kemudian ditutup dengan kapas; - gelas tertutup yang telah berisi biakan jamur tersebut, kemudian disterilkan di dalam autoclave selama 30 menit pada tekanan 15 psi; - setelah sterilisasi gelas tersebut diletakkan mendatar sehingga biakan berada di bagian bawah leher gelas. - jamur penguji diinokulasikan beberapa hari kemudian. 5.5.5 Prosedur a) Contoh uji yang steril dan diketahui beratnya dimasukkan ke dalam gelas yang sudah berisi biakan jamur penguji. Sebelumnya diperiksa dahulu kalau biakan jamur berkontaminasi. Biakan jamur yang terkontaminasi harus diganti dan tidak digunakan untuk pengujian. b) Pengamatan dilakukan setelah 12 minggu. Contoh uji dibersihkan dari miselium dan diamati secara visual menurut kerusakan yang terjadi. c) Penilaian kerusakan dapat dilakukan menurut kondisi contoh uji mulai dari utuh sampai hancur sama sekali. Klasifikasi kerusakan dapat dibuat menurut keperluan. d) Contoh uji tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam. Persentase kehilangan berat dihitung atas dasar selisih berat contoh uji sebelum dan sesudah diserang jamur. 5.5.6 Pernyataan hasil Pengamatan dilakukan setelah 12 minggu terhadap daya hidup dan intensitas serangan larva. Pengujian kayu terhadap jamur pelapuk didapat dengan menghitung: a) Penurunan berat dengan menggunakan rumus : P = W 1 W 2 x 100 W 2 dengan pengertian: P adalah penurunan berat (%); W 1 adalah berat contoh uji sebelum diumpankan (g); W 2 adalah berat contoh uji sesudah diumpankan (g). b) Penentuan ketahanan kayu didasarkan atas beberapa kelas seperti Tabel 5. 10 dari 12

Tabel 5 Kelas ketahanan kayu terhadap jamur Kelas Ketahanan Penurunan berat (%) I Sangat tahan < 1 II Tahan 1-5 III Agak tahan 5-10 IV Tidak tahan 10-30 V Sangat tidak tahan > 30 % c) Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. 11 dari 12

Bibliografi Martawijaya, A., I. Kartasujana, S. A. Prawira. 1982. Atlas Kayu Indonesia. Jilid I. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor. Nordic Wood Preservation Council (NWPC) Nomer 1.4.2.2/75: Tingkat kerusakan kayu. Sumarni, G. 1999. Keawetan 99 jenis kayu terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes cypnocephalus Light.) Pusat Penelitian Hasil Hutan. Bogor. Manuskrip. Sumarni, G. dan H. Roliadi. 2002. daya tahan 109 jenis kayu Indonesia terhadap rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren). Buletin Penelitian Hasil Hutan. 20(3) : 177-185. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan. Bogor. DIN 52176 12 dari 12