KARAKTER NILAI TENGAH DAN RAGAM CONTOH JAGUNG GALUR CML TERHADAP TETUA BIMA-1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SEBARAN HOTELLING S PADA PEUBAH BIJI JAGUNG QPM

UJI KESESUAIAN HUKUM MENDEL DALAM MEMILIH BENIH JAGUNG OPAQUE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

M. Yasin HG * PENDAHULUAN

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

PENERAPAN RANCANGAN TAK LENGKAP LATIS SEDERHANA PADA SELEKSI FAMILI JAGUNG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

METODOLOGI PENELITIAN

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

EVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN KEDUA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

PENAMPILAN MORFOFISIOLOGI AKAR BEBERAPA HASIL PERSILANGAN (F1) JAGUNG (Zea mays L.) PADA DUA MEDIA TANAM DI RHIZOTRON SKRIPSI OLEH:

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

Penelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o2 untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai

III. BAHAN DAN METODE

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

YASIN ET AL.: KONVERSI INBRED TETUA JAGUNG HIBRIDA. Konversi Inbred Tetua Jagung Hibrida Menggunakan Donor Jagung QPM Gen Opaque-2

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

STUDI SIMULASI : PERBANDINGAN UJI WELCH DAN UJI COHRAN- COX PADA MASALAH BEHRENS-FISHER

EVALUASI KARAKTER FENOTIP, GENOTIP DAN HERITABILITAS KETURUNAN PERTAMA DARI HASIL SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI.

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.)

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 6 Statistika Inferensia (2)

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

BAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK

PERBANDINGAN UJI WELCH DAN UJI COHRAN-COX PADA MASALAH BEHRENS-FISHER. Sudartianto Departemen Statistika FMIPA UNPAD

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

MODEL EXPONENSIAL ASI FAMILI S1 JAGUNG PADA LINGKUNGAN TERCEKAM ABIOTIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

Daya Gabung Umum dan Daya Gabung Spesifik Lima Galur Harapan Jagung Berprotein Mutu Tinggi. M. Yasin HG., Abd. Rahman, dan Nuning A.

Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear * Mulyana **

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

KARAKTER PERTUMBUHAN POTENSI HASIL POPULASI JAGUNG QPM DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT. BPTP Nusa Tenggara Barat 2) BPTP Nusa Tenggara Timur 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6.1 Distribusi Chi Kuadrat Gambar distribusi Chi kuadrat. α Jika x berdistribusi χ 2 (v) dengan v = derajat kebebasan = n 1 maka P (c 1.

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

Uji Perbandingan Rata-Rata

SAMPLING METHODS Metode Penarikan Contoh STK221 3(2-2)

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

VARIABILITAS DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) HASIL SELFING PADA GENERASI F2 SKRIPSI. Oleh: ABDILLAH

EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

Penelitian I: Pendugaan Ragam dan Model Genetik Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai pada Jagung Pendahuluan

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Praktikum Pengujian Hipotesis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Materi 1 : Review Statistika Inferensia Pengujian Hipotesis PERANCANGAN PERCOBAAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 167/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 99

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

Stabilitas Hasil Calon Hibrida Jagung QPM pada Dataran Rendah

Perancangan Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

Statistika Farmasi

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

Transkripsi:

KARAKTER NILAI TENGAH DAN RAGAM CONTOH JAGUNG GALUR CML TERHADAP TETUA BIMA-1 Characters of Means and Varians Sample of CML Inbred Lines on Parental Maize of Bima-1 M Yasin HG, Syamsuddin Mas, dan Idar Peneliti Balit Sereal Maros, Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS Makassar, Ext. Program ABSTRACT The inbred lines of MR4 and MR14 are parents of Bima-1 which is programmed to high acting protein hybrid. The parents of both were to crossed CML161 and CML165 as female which contains gen o-2 acting to increase protein content maize. The two inbred lines was assume as heterotic pattern with MR4 and MR14. The objectives of the experiment was to identify characters of means(µ), varians(σ2), confidence limit on p(x-1,96.se<µ<x+1,96.se) and p[(n 1)S 2 /χ 2 u< σ 2 <(n-1) S 2 / χ 2 l)] in level of confident 95%. Hypothesis of µ by interested using t-student distribution and σ 2 using χ 2 (Chi-square) in d.f (n 1 +n 2-2). The experiment conducted in Maros experimental field on dry season 2003. Crossing of plant was normally performed. The experiment scale was 13-15 acre, spacing 75x30 cm one plant per hill, fertilizer used Urea, SP36, KCl (300-200-100) kg/ha. The sample of plant was from plant which is synchronize on flowering, and health. The result showed that crossing of CML161 line was high value of mean of seed weight per cob than CML165. While range of various is smaller. Varians test which is significant is only in Mr4 for the diameter of cob. Keyword : Maize, crossed, statistical test. Informatika Pertanian Volume 13 (Desember 2004)

708 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung PENDAHULUAN Bima-1 adalah jagung hibrida silang tunggal yang tetuanya berasal dari hasil persilangan MR4xMR14. Dewasa ini Bima-1 sedang dimuliakan untuk menjadi hibrida berprotein tinggi dengan mengintrogressi galur asal CIMMYT, yakni CML161 dan CML165 yang mengandung gen o- 2 untuk dapat menjadikan Bima-1 menjadi bermutu protein tinggi. Kegiatan persilangan dari galur CML161 dan CML165 terhadap MR4 dan MR14 ingin diketahui karakter nilai tengah dan ragam contohnya, apakah terdapat perbedaan atau tidak terhadap tongkol yang dihasilkan. Setiap tongkol adalah famili generasi F1. Adanya perbedaan karakter pada peubah hasil diharapkan dapat memberikan indikasi galur CML mana yang paling baik pasangannya terhadap tetua Bima-1. Nilai tengah (µ) dan ragam (σ 2 ) adalah dua parameter penting untuk diketahui besarannya terhadap setiap peubah yang diamati. Kedua parameter tersebut dapat diduga dengan µ = Є(x)., x : peubah acak dan n : ukuran contoh. Є(x) : nilai harapan = x i /n. Selanjutnya penduga bagi ragam adalah : σ 2 = Єx 2 Є(x).Є(x). Ada dua macam penduga bagi ragam σ 2 yang didasarkan pada nilai tengah contoh yakni : σ 2 x = 1/n [(Σx i 2 (Σx i ) 2 /n] dan S 2 x = 1/(n-1) [(Σx i 2 (Σx i ) 2 /n] Penduga S 2 x lebih baik digunakan dari pada σ 2 x selanjutnya dapat dibuktikan bahwa S 2 x = n/(n-1)σ 2 x. Perbedaan karakter nilai tengah dan ragam contoh atas satu populasi, atau antara dua populasi dapat ditelusuri melalui uji hipotesis sebaran t-student. Menurut Steel dan Torrie (1981), pengujian hipotesis H 0 terhadap µ dapat dihitung dengan formula : t hit = (x - µ)/(s/ n) dengan db. = n-1, dan apabila t hit lebih kecil dari t tab maka hipotesis H 0 diterima. Mathai (1967) bahwa kisaran nilai tengah populasi µ yakni batas limit bawah dan batas limit atas dapat dihitung dengan sebaran t-student pada kisaran 100 (1-α) %, dimana (1-α) adalah koefisien kepercayaan (confidence coefficient). Selanjutnya dikemukakan bahwa jika ragam kedua populasi belum diketahui maka hipotesis H 0 juga dapat dihitung dengan uji sebaran t-student. Pada kasus penelitian ini ragam kedua populasi CML161 dan CML165 belum diketahui kesamaannya sehingga uji H 0 sah menggunakan statistik sebaran t-student. Menurut Mendenhall dan Scheaffer (1973) bahwa elemen uji adalah hipotesis H 0, hypotesis

Informatika Pertanian 709 alternative H 0, statistik uji dan daerah penolakan. Bila terjadi H 0 ditolak padahal H 0 benar, maka kejadian tersebut disebut salah jenis pertama (α), sedang bila H 0 diterima padahal H 0 benar disebut salah jenis kedua ( β). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter nilai tengah (µ) dan ragam (σ 2 ) dari galur CML161 vs. CML165 sebagai tetua betina yang disilangkan terhadap tetua Bima-1 (MR4 dan MR14) sebagai pejantan. Bahan BAHAN DAN METODA Penelitian dilaksanakan di KP. Balitsereal Maros dalam musim tanam 2003/2004 (tanam 22 Agustus, panen 8 Desember 2003). Luas hamparan penelitian 13-15 are. Tetua Bima-1 yakni MR4 dan MR14 ditanam secara berselang-seling dengan CML161 dan CML165 masing-masing sebanyak empat baris. Ditanam dengan jarak 75x25 cm satu tanaman per rumpun dan dipupuk Urea-SP36-KCl (200-150-100) kg/ha, penyiangan dan pengendalian hama-penyakit dilakukan semaksimalnya. Persilangan dilaksanakan secara manual, tetua pejantan dari MR4 dan MR14 sedangkan betina CML161 dan CML165. Pada saat panen dipilih tongkol sebagai famili F1 dari tanaman sehat, sinkron masa berbunga, tidak ada serangan penggerek tongkol, tidak cacat, kelobot tertutup rapat, dan tongkol berisi penuh. Peubah yang diamati per tongkol adalah : X1 = diameter tongkol X2 = panjang tongkol X3 = jumlah biji X4 = bobot biji Metoda Analisis a. Pengujian nilai tengah (µ) Hipotesis H 0 : µ 1 = µ 2 vs. H 1 : µ 1 µ2 Penolakan hipotesis H 0 dihitung dengan formula : t hit = (x 1 -x 2 )/S x1-x2, dengan db. = (n 1 +n 2-2) S x1-x2 = S 2 [(n 1 +n 2 )/(n 1.n 2 )] S 2 = [(Σx 2 i (Σx i ) 2 /n 1 ) + (Σx 2 2 (Σx 2 ) 2 /n 2 )] / (n 1 +n 2-2) jika t hit t tab terima H 0 dan jika t hit > t tab tolak H 0

710 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung b. Pendugaan kisaran nilai tengah (µ) Kisaran nilai tengah diduga pada taraf nyata 95% dengan menggunakan formula yang dikemukakan oleh Lindgram dan Berry (1981): p(x 1,96.S e < µ < x + 1,96.S e ) = 0.95 x 1,96.S e : batas bawah, dan x + 1,96.S e : batas atas sebaran t-student S e = S/ n, n < 30 c. Pegujian ragam (σ 2 ) Ragam kedua tetua Bima-1 belum diketahui kesamaannya dan uji hipotesis menggunakan sebaran F (Fisher distribution) yakni Hipotesis H 0 : (S 1 2 )= (S 2 2 ) vs. H 1 : (S 1 2 ) (S 2 2 ) Penolakan hipotesis H 0 dihitung dengan formula : F hit =S 2 1 /S 2 2,jika nilai S 2 1 >S 2 2 dan dibalik jika nilai S 2 2 >S 2 1 ) pada db. = (n 1-1), (n 2-1) jika F hit F tab terima H 0 dan jika F hit > F tab tolak H 0 d. Pendugaan kisaran ragam (σ 2 ) Kisaran ragam pada taraf 95% diduga dengan sebaran χ 2 (Khi-kuadrat). Menurut Ott (1984) bahwa besaran (n-1)s 2 /σ 2 menyebar secara χ 2 dengan derajat bebas n-1, dan dapat digunakan untuk menduga kisaran ragam yakni : p[(n 1)S 2 /χ 2 u< σ 2 <(n-1) S 2 / χ 2 l)] = 0.95 dimana χ 2 u: batas ujung kanan sebaran χ 2 pada db. = n-1 dan χ 2 l batas ujung kiri pada db. = n-1

Informatika Pertanian 711 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh disajikan pada Tabel Lampiran 1 untuk hasil persilangan CML161xMR4 vs. CML165xMR4, dan Tabel Lampiran 2 untuk CML161xMR14 vs.cml165xmr14. Pada Tabel Lampiran 1 dan 2 disajikan sandi/notasi untuk setiap peubah yang diamati guna keperluan pengujian hipotesis µ dan σ 2 serta uji statistik yang digunakan. Berikut diuraikan hasil analisis setiap hipotesis serta nilai selang kepercayaan pada taraf 95%. a. Nilai Tengah Contoh Karakter peubah berupa jumlah, nilai tengah, ragam, dan simpangan baku untuk setiap hasil persilangan disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa peubah yang menunjukkan perbedaan nyata pada hasil persilangan CML161xMR4 vs. CML165xMR4 terdapat pada diameter tongkol (X 11 vs.x 21 ), panjang tongkol (X 12 vs. X 22 ) dan bobot biji (X 14 vs. X 24 ) sedangkan jumlah biji (X 13 vs. X 23 ) menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini dapat diartikan bahwa galur CML161 memperlihatkan pengaruh yang tidak sama dengan CML165 sebagai tetua betina bila diserbuki oleh pejantan MR4, kecuali jumlah biji per tongkol. Berdasarkan nilai tengah contoh dari ketiga peubah yang berbeda nyata, dapat diketahui bahwa galur CML161 akan berpengaruh lebih baik dari CML165 terhadap MR4, sedangkan hasil persilangan terhadap MR14 tidak ada peubah yang memperlihatkan perbedaan nyata.

712 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung Tabel 1. Karakter Contoh Peubah Hasil Persilangan CML161xMR4 dan CML165xMR4 Generasi F1 CML161xMR4 n = 24 Hitungan Diameter tongkol Panjang tongkol Jumlah biji per tongkol Bobot biji per Tongkol (X 11) (X 12) (X 13) (X 14) Jumlah (Σx i) 115,4 416,9 9408,0 2615,3 Nilai tengah (x) 4,803 17,371 392,000 108,971 Ragam (s x 2 ) 0,038 2,442 4120,000 550,678 Simpangan baku (S x) 0,195 1,563 64,187 23,466 CML165xMR4 n = 29 (X 21) (X 22) (X 23) (X 24) Jumlah (ΣX i) 128,7 465,9 11640,0 2730,3 Nilai tengah (X) 4,438 16,065 401,379 94,148 Ragam (S 2 x ) 0,252 5,237 4927,172 310,556 Simpangan baku (S x) 0,502 2,288 70,194 20,262 CML161xMR14 n =21 (Y 11) (Y 12) (Y 13) (Y 14) Jumlah (ΣX i) 98,0 382,9 8340 2628,2 Nilai tengah (X) 4,667 18,233 397,143 125,152 Ragam (S x 2 ) 0,130 9,039 3524,228 748,1316 CML165xMR14 n =25 Simpangan baku (S x) 0,361 3,006 59,364 27,352 (Y 21) (Y 22) (Y 23) (Y 24) Jumlah (ΣX i) 128,1 482,7 9520 2704,8 Nilai tengah (X) 5,124 19,308 380,8 108,192 Ragam (S x 2 ) 0,093 7,713 5250,667 566,018 Simpangan baku (S x) 0,304 2,777 72,461 23,791

Informatika Pertanian 713 Hasil pengujian hipotesis nilai tengah terhadap setiap pasangan peubah disajikan sebagai berikut : Tabel 2. Nilai Statistik Uji t-hitung pada Taraf Nyata 95% (*) dan 99% (**) dari Hasil Persilangan Pasangan peubah antara CML161xMR4 vs. CML165xMR4 t hit. X 11 vs.x 21 S x11-x21 = 0,108 3,404** X 12 vs.x 22 S x12-x22 = 0,550 2,373* X 13 vs.x 23 S x13-x23 = 18,635 < 1,0 X 14 vs.x 24 S x14-x24 = 6,004 2,468* CML161xMR14 vs. t hit. CML165xMR14 Y 11 vs.y 21 S Y11-Y21 = 0,328 1,393 Y 12 vs.y 22 SY12-Y22 = 1,467 <1,0 Y 13 vs.y 23 S Y13-Y23 = 32,577 < 1,0 Y 14 vs.y 24 S Y14-Y24 = 11,004 1,541 b. Kisaran Nilai Tengah Kisaran nilai tengah dari setiap peubah sebagai hasil persilangan disajikan pada Tabel 3 berikut. Pada Tabel 3 terlihat bahwa kisaran hasil berupa bobot biji per tongkol lebih tinggi kisarannya pada CML165 dibanding CML161 pada kedua tetua Bima-1 yakni MR4 dan MR14, hal ini dapat diartikan bahwa CML 165 diharapkan mempunyai produktifitas tinggi sebagai pasangan hibrida F1 (CML165xMR4) yang dibanding CML161xMR4. Sebaliknya juga terlihat bahwa terhadap tetua MR14 pasangan CML161 lebih tinggi hasilnya dibanding CML165.

714 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung Tabel 3. Kisaran Nilai Tengah(µ) pada Taraf Kepercayaan 95% Persilangan Batas bawah (X 1,96.Se) Batas atas (X + 1,96.Se) CML161xMR4, n = 24 X 11 4,730 4,886 X 12 16,745 17,996 X 13 366,319 417,68 X 14 99,582 118,359 CML165xMR4, n = 29 X 21 4,510 4,821 X 22 16,947 19,519 X 23 371,751 422,534 X 24 113,454 136,851 CML161xMR14, n = 21 Y 11 4,255 4,620 Y 12 15,232 16,898 Y 13 375,831 426,927 Y 14 86,773 101,523 CML165xMR14, n = 25 Y 21 5,004 5,243 Y 22 18,219 20,396 Y 23 352,395 409,204 Y 24 98,965 117,518 c. Ragam Contoh Hasil statistik uji dengan sebaran F terhadap ragam contoh untuk setiap pasangan peubah disajikan pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Statistik F hit. Uji terhadap Ragam Contoh Pasangan peubah antara CML161xMR4 vs CML165xMR4 X 11 vs.x 21 1,288 X 12 vs.x 22 2,144* X 13 vs.x 23 1,196 X 14 vs.x 24 1,341 CML161xMR4 vs CML165xMR4 Y 11 vs.y 21 1,405 Y 12 vs.y 22 1,172 Y 13 vs.y 23 1,489 Y 14 vs.y 24 1,322 *) berbeda nyata pada taraf 95 %

Informatika Pertanian 715 Pada Tabel 4 terlihat bahwa parameter ragam (σ 2 ) dari peubah panjang tongkol (X 12 vs.x 22 ) yang hanya memperlihatkan pengaruh berbeda nyata pada persilangan CML161xMR4, pasangan setiap peubah lainnya masih memperlihatkan keragaman yang sama. Berdasarkan hasil ini dapat diartikan bahwa galur CML165 mempunyai keragaman yang lebih tinggi dibanding CML161 jika disilangkan dengan MR4 (Data ragam pada Tabel 1). d. Kisaran Ragam Sesuai formula dari Ott (1984) tentang sebaran χ 2 maka kisaran ragam untuk setiap hasil persilangan dapat disajikan pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Kisaran Nilai Tengah (σ 2 ) pada Taraf Kepercayaan 95% Persilangan Batas bawah (n 1)S 2 / χ 2 u Batas atas (n 1)S 2 /χ 2 l CML161xMR4, n = 24 X 11 0,023 0,074 X 12 1,475 4,805 X 13 2488,726 8107,113 X 14 332,642 1083,594 CML165xMR4, n = 29 X 21 0,076 0,271 X 22 5,290 8,849 X 23 2062,785 7349,185 X 24 437,893 1560,102 CML161xMR14, n = 21 Y 11 0,159 0,455 Y 12 3,321 0,563 Y 13 3125,133 8904,288 Y 14 260,401 741,949 CML165xMR14, n = 25 Y 21 0,056 0,179 Y 22 4,702 14,928 Y 23 3201,292 10160,389 Y 24 345,097 1095,422

716 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung Kisaran ragam atas hasil persilangan dari tetua MR4 menunjukkan bahwa CML161 mempunyai kisaran lebih sempit/kecil yakni (332,642-1083,594) dibanding CML165 (437,893-1560,102). Hal yang sama juga terdapat pada tetua MR14 yakni CML161 mempunyai kisaran yang lebih kecil dari CML165. Berdasarkan peubah hasil bobot biji pada nilai tengah serta kisaran ragam yang diperoleh dapat diketahui bahwa untuk memperoleh hasil tinggi dapat digunakan CML161 sebagai induk tetua betina dalam memperoleh generasi baru F1 dimana pejantannya adalah MR4 atau MR14, disamping itu kisaran ragamnya lebih kecil dibanding CML165. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa : Jika MR14 digunakan sebagai pejantan maka potensi hasil generasi F1 yang diperoleh tidak berbeda nyata antara galur CML161 dan CML165, sedangkan jika MR4 sebagai pejantan maka dianjurkan menggunakan CML165 sebagai induk betina. Kisaran nilai tengah jumlah biji tertinggi yang diperoleh adalah CML165xMR14 (375,831 426,927). Kesamaan ragam antara generasi F1 hanya terdapat pada peubah panjang tongkol yang berbeda nyata yakni CML161 dan CML165 sebagai induk betina dan MR4 pejantan, pada generasi F1 ini kisaran ragam panjang tongkol 1,475 4,805 cm.

Informatika Pertanian 717 DAFTAR PUSTAKA Mathai. A. M. 1967. Introduction to Statistical Mathematics. (Mathematics of Stochastic Variables). Assist Professor of Mathematics MCGill University., S. Chand & Co. New Delhi. p. 254. Mendenhall. W., and R. L. Scheffer. 1973. Mathematical Statistics with Applications. University of Florida. Duxbury Press North Scituate. Massachusetts. p.327 Lindgran. B. W., and D. A. Berry., 1981. Elementary Statistics. MacMillan Publishing Co., Inc. University of Minnesota. p. 283 Ott. L. 1984. An Introduction to Statistical Methods and Data Analysis. Second Edition. Duxbury Press. Boston. p. 229. Steel, R. G. D., and J. H. Torrie. 1981. Principle and Procedures of Statistics. Biometrical Approach. International Student Edition. Second Edition. MCGraw-Hill International Book Company. Tokyo. p.95.

718 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung Tabel Lampiran 1. Hasil Pengamatan Persilangan CML161 dan CML165 terhadap MR4 CML161xMR4 CML165xMR4 no. (X 11 ) (X 12 ) (X 13 ) (X 14 ) (X 21 ) (X 22 ) (X 23 ) (X 24 ) 1 4,6 13,5 434 103,9 4,1 16,5 420 72,2 2 4,9 20,0 496 125,6 5,3 15,8 464 135,8 3 4,4 17,5 264 64,4 4,7 12,5 420 110,4 4 4,9 16,0 396 151,8 4,7 15,5 280 70,2 5 4,7 19,0 406 90,4 4,8 20,0 434 125,4 6 5,0 19,0 496 139,2 4,5 14,5 448 88,8 7 4,6 17,5 360 98,8 4,0 17,5 390 71,0 8 4,7 16,3 396 137,8 3,0 17,5 464 125,4 9 4,8 18,0 364 89,6 4,3 20,0 360 70,8 10 4,5 18,5 432 114,4 4,7 15,0 490 93,4 11 4,5 17,5 434 138,2 5,1 19,0 384 73,6 12 5,1 18,3 384 115,4 4,6 16,0 448 107,4 13 5,2 17,5 464 73,6 4,4 14,5 434 94,2 14 4,8 18,0 490 106,6 4,7 15,9 486 77,8 15 4,8 17,0 308 89,6 4,3 15,0 464 85,0 16 4,8 18,0 336 118,0 4,6 16,5 384 73,2 17 5,0 18,0 378 119,0 4,6 17,0 420 96,4 18 4,9 15,0 350 95,6 4,3 15,2 420 99,6 19 5,0 19,3 322 116,2 4,8 16,5 322 82,6 20 4,8 18,5 336 116,4 4,7 16,0 352 69,8 21 4,7 17,0 434 99,2 4,5 18,0 456 74,0 22 4,9 17,5 434 135,0 5,0 12,0 490 120,0 23 4,9 15,0 288 114,0 4,5 10,0 204 77,0 24 4,9 15,0 406 62,6 4,4 18,0 434 111,8 25 - - - - 3,4 13,2 378 123,2 26 - - - - 4,5 15,7 378 108,6 27 - - - - 3,3 18,0 434 102,6 28 - - - - 4,3 15,8 294 109,6 29 - - - - 4,6 18,8 288 80,5 Keterangan : X 11 =X 21 : diameter tongkol, cm X 12 =X 22 : panjang tongkol, cm X 13 =X 32 : jumlah biji/tongkol X 14 =X 24 : bobot biji/tongkol,gr

Informatika Pertanian 719 Tabel Lampiran 2. Hasil Pengamatan Persilangan CML161 dan CML165 terhadap MR14 CML161xMR14 CML165xMR14 No (Y 11 ) (Y 12 ) (Y 13 ) (Y 14 ) (Y 21 ) (Y 22 ) (Y 23 ) (Y 24 ) 1 4,9 22,2 432 169,4 4,8 21,5 360 139,4 2 4,8 20,0 406 145,0 5,1 21,5 434 141,6 3 4,8 21,0 378 108,4 5,0 20,0 264 80,6 4 4,4 18,0 434 111,4 5,3 14,0 350 80,2 5 4,9 18,5 462 120,6 4,9 20,0 378 136,0 6 4,6 20,0 378 98,2 5,1 19,5 434 135,6 7 5,0 20,0 480 154,0 5,1 15,5 476 103,4 8 4,5 15,0 406 196,0 5,0 22,0 420 106,6 9 4,6 19,0 260 90,2 5,2 21,5 294 121,0 10 4,7 18,5 378 123,4 5,4 22,5 416 12,8 11 4,9 19,0 448 149,4 5,3 22,0 384 99,6 12 4,5 16,0 364 92,8 4,8 18,0 476 102,0 13 5,0 15,5 406 116,2 4,9 16,5 512 114,2 14 3,4 13,2 378 122,6 5,1 20,0 462 124,0 15 4,9 25,0 406 141,6 5,1 17,5 302 88,6 16 4,6 12,5 324 114,4 4,9 14,7 288 88,0 17 4,7 14,5 378 122,4 5,2 20,0 448 122,0 18 4,9 20,0 480 124,2 5,2 19,0 308 129,2 19 4,2 19,0 272 122,0 5,0 12,5 406 136,2 20 4,7 17,0 462 78,4 4,8 21,5 308 97,6 21 5,0 19,0 408 127,6 5,3 22,5 336 48,8 22 - - - - 6,3 19,5 352 102,0 23 - - - - 5,2 19,0 252 96,0 24 - - - - 5,3 21,0 336 79,2 25 - - - - 4,8 21,0 464 96,2 Keterangan : Y 11 =Y 21 : diameter tongkol, cm Y 12 =Y 22 : panjang tongkol, cm Y 13 =Y 32 : jumlah biji/tongkol Y 14 =Y 24 : bobot biji/tongkol, gr

720 Karakter Nilai Tengah dan Ragam Contoh Jagung