PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terpenting mereka yakni ketersediaan dan pengelolaan sumber daya. manusianya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam pencapaian tujuan, baik visi maupun misi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Langkat merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Langkat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat menjalankan fungsinya menuju pencapaian tujuan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi sistem

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Susan Aprianti, 2013 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

ABSTRAK. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Komitmen Organisasi dan Kinerja Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

Sumber :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi pemerintahan, sumber daya manusia atau yang

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. dan sistem. Sumber daya organisasi terpenting yang harus dimiliki oleh instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

KERANGKAACUANKERJA KEGIATAN EVALUASI KINERJA PEJABAT PIMPINAN TINGGI, PEJABAT ADMINISTRATOR, DAN PEJABAT PENGAWAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

INSTRUKSI BUPATI KUNINGAN NOMOR 02 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN I 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang berguna bagi orgasinasi dalam merumuskan sampai pada pencapaian tujuan organisasi itu sendiri. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena perannya sebagai pelaksana dalam keputusan kebijakan organisasi maupun pelaksana operasional organisasi. Untuk itu pengelolaan sumberdaya manusia dalam organisasi merupakan hal yang diwajibkan oleh setiap organisasi dalam rangka mempertahankan eksistensi organisasi dan pencapaian tujuan organisasi itu sendiri. Pegawai dalam sebuah instansi pemerintah dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Dalam hal ini pemerintah telah melaksanakan program untuk melakukan penilaian kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Terkait dengan penilaian kerja pegawai, sampai tahun 2014 indikator penilaian kerja dilakukan melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai namun hal tersebut dirasa kurang efektif dan efisien karena dinilai pegawai yang bodoh dan pintar, disiplin dan tidak disiplin, atau berkinerja buruk dan baik disama ratakan dalam penilaian prestasi kerja pegawai. Selanjutnya pada tahun 2014 program tersebut telah dikembangkan dan berganti nama menjadi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang bertujuan agar pimpinan dan atasan dapat menilai langsung kinerja bawahan secara spesifik, penilaian tersebut dapat dilihat dari sasaran kerja yang telah diselesaikan serta kesesuaian waktu yang diberikan kepada pegawai yang bertanggung jawab pada tugas pekerjaannya. Penilaian pimpinan mengenai perilaku kerja pegawai bawahannya mengandung unsur orientasi pekerjaan, integritas pegawai, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan.

Salah satu persoalan yang muncul berkaitan dengan diri individu atau pegawai yang bekerja sebagai aparatur pemerintah dalam menghadapi tuntutan organisasi yang semakin tinggi dan persaingan yang keras di tempat kerja pegawai itu adalah displin kerja. Disiplin kerja merupakan konsep yang didefinisikan sebagai sikap dan perilaku layanan yang taat dan tertib terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam tugas pekerjaan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai. Dalam hal menjaga keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi maka seorang atasan atau pimpinan akan selalu mencoba untuk menjaga dan meningkatkan sumber daya yang dimilikinya termasuk didalamnya meningkatkan disiplin kerja pegawai (Hasibuan, 2003). Fenomena pelanggaran disiplin PNS maupun pegawai tidak tetap yang bekerja sebagai aparatur negara perlu mendapat sorotan demi terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Pelanggaranpelanggaran yang dilakukan pegawai sebagai aparatur negara terkait disiplin kerja meliputi pelanggaran yang bersifat rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Handoko (2001) terdapat dua kegiatan pendisiplinan, yaitu: Disiplin Preventif yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para pegawai. Dengan cara ini para pegawai menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karenadipaksa manajemen. Selanjutnya Disiplin Korektif, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi (KPAD) Gorontalo merupakan salah satu satuan kerja yang berada di Provinsi Gorontalo. Dalam kerangka kerjanya, KPAD mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan perpustakaan yang meliputi mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan

diatur secara sistimatis untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pustaka, serta melaksanakan kegiatan kearsipan yang meliputi pendataan, pengumpulan, penerimaan, penilaian serta pemeliharaan dokumen-dokumen arsip secara sistimatis sehingga berhubungan satu dengan yang lain serta disimpan sewaktu-waktu diperlukan. Terkait dengana permasalahan disiplin pegawai, terdapat beberapa permasalahan yang cukup serius terkait pencapaian tujuan pada KPAD Provinsi Gorontalo. Hal tersebut tercermin dari hasil observasi peneliti yang dilakukan, dimana masih banyak pegawai yang tidak mengikuti atau terlambat melaksanakan Apel pagi begitupun dengan Apel sore hari (tabel 1.1). Hal tersebut dikarenakan tidak berjalannya sistem reward dan punishment yang membuat PNS bermalas-malasan. Tindakan bersifat populis seperti sidak yang dilakukan Kepala dinas sampai oleh Gubernur, belum menjamin penertiban para PNS yang sering mangkir/pulang kantor sebelum waktunya bisa berjalan efektif, karena setelah sidak selesai, ternyata banyak mereka yang kembali mangkir dari tugasnya. Selanjutnya kurangnya tenaga fungsional arsip dan pustakawan yang dimiliki. Diketahui bahwa terdapat 54 orang pegawai yang terdiri dari sebanyak 42 orang berstatus PNS, dan 12 orang Tenaga Honorer, dimana tenaga fungsional Arsip yang dimiliki sebanyak 5 orang dan 4 orang sebagai pustakawan. Hal tersebut tentunya sangat kurang jika diselaraskan dengan kebutuhan kantor akan tenaga pustakawan dan tenaga kearsipan. Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pegawai seperti laptop, dan sistem aplikasi yang dapat memudahkan pegawai untuk melacak dan memeriksa peminjaman buku yang dilakukan, dimana selama ini hal tersebut masih dilakukan secara manual. Selanjutnya adalah kurangnya promosi tentang pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat, dan yang terakhir adalah sering terjadi mutasi pegawai negeri dan penempatan yang tidak sesuai dengan kompetensi terkait tugas dan fungsi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD).

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Pegawai KPAD Tahun 2014 Bulan Keterangan Alpa Sakit Izin Cuti TL Januari - - - - - Februari 7 31 8 63 8 Maret - 23 17-91 April - 28 18-76 Mei - 19 33-62 Juni 1 17 28 7 77 Juli 1 13 25-43 Agustus 1 11 19-22 September - 14 31-85 Oktober 1 27 14-89 November - 41 28-39 Desember - 5 3 30 74 Sumber: Bagian Umum KPAD PRovinsi Gorontalo Faktor kepemimpinan mempunyai pengaruh yang besar terhadap disiplin kerja pegawai. Sebab didalam organisasi apapun bentuknya baik besar maupun kecil pasti memerlukan seorang pemimpin. Oleh karena itu pemimpin yang baik dapat menjadi panutan atau teladan bagi bawahan dalam bekerja dan sekaligus dapat memberikan motivasi dan semangat kerja didalam organisasi. Selanjutnya, kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik (Elmansyah, 2011).

Kepemimpinan yang merupakan salah satu fungsi koordinasi organisasi memiliki peran yang strategis untuk mendorong pegawai bekerja sesuai dengan fungsinya. Dimana melalui kepemimpinan akan tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya keselarasan hubungan antara unit kerja dalam organisasi atau antara pimpinan dan bawahan yang secara langsung akan menciptakan iklim dan suasana kerja yang baik pada organisasi. Peran Kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan Kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi (Menon, 2002; dalam Mariam, 2009) demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Salah satu gaya kepemimpinan yang sering digunakn pemimpin kepada bawahan adalah melalui gaya transfomasional. Menurut Gibson (2001), kepemimpinan transformasional adalah sebuah kemampuan untuk memberi inspirasi dan motivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal. Mengingat pentingnya gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi, maka seorang pimpinan yang baik harus dapat memberikan contoh yang positif serta dapat mengarahkan pegawai atau bawahannya agar berperilaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut, suatu organisasi diharapkan dapat menciptakan suasana yang kondusif menyangkut hubungan baik atasan dan bawahan dalam pekerjaan sehingga hal tersebut akan berdampak pada terciptanya iklim kerja yang baik dan peningkatan disiplin pegawai secara umum demi pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin menyusun suatu penelitian yang

berjudul; Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Disiplin Pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Provinsi Gorontalo 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masih ada Pegawai yang tidak melaksanakan Apel pagi dan sore hari 2. Kurangnya tenaga fungsional arsip dan pustakawan yang dimiliki 3. Sering terjadi mutasi pegawai negeri 4. Penempatan kerja Pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensi terkait tugas dan fungsi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis menyusun rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni: Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Disiplin Pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Disipin Pegawai pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan dua manfaat yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan Kepemimpinan dan Disiplin Pegawai.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan, dan Disiplin Pegawai. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi organisasi yang bersangkutan (KPAD Provinsi Gorontalo) dalam hubungannya dengan Kepemimpinan dan Disiplin Pegawai. b. Sebagai input atau bahan masukan untuk perbaikan pengelolaan Sumberdaya Manusia yang berhubungan dengan Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai, sehingga organisasi yang bersangkutan dapat menentukan kebijakan selanjutnya dalam pengambilan keputusan terhadap pengelolaan Sumberdaya Manusia pada karyawan Kantor KPAD Provinsi Gorontalo.