BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah


BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan. ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari aqidah Islamiah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah negara. Hasil-hasil

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah. mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas ekonomi dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. fiqh klasik.dewasa ini, wacana tentang Mudharabah menjadi semakin mencuat

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan pekerjaan dan kegiatan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang-bidang tertentu, Salah satunya adalah dalam bidang keuangan, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

S I L A B US : PENGANTAR BISNIS SYARIAH : HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh. Bank Umum Syariah diseluruh Indonesia yang mempublikasikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin berkembangnya perbankan di Indonesia semakin maju pula

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas ekonomi dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah manusia itu sendiri. Ia telah ada semenjak diturunkannya nenek moyang manusia, Adam dan Hawa ke permukaan bumi. Perkembangan ekonomi berjalan seiring dengan perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1 Allah menciptakan manusia dengan suatu sifat saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Tidak ada seorangpun yang dapat menguasai segala sesuatu yang diinginkan. 2 Allah SWT yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah dalam rangka menegakkan hablun min Allah dan hubungan antara sesama manusia dalam rangka menegakkan hablun min al-nas; yang keduanya merupakan misi kehidupan manusia yang diciptakan sebagai khalifah di atas bumi. 3 Sesuai dengan konsep ajaran Islam, maka seluruh aktifitas manusia dalam kehidupan dan hubungannya dengan manusia (mua malah) sangat erat kaitannya 1 Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h.1. 351. 2 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2007), h. 3 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 175.

2 dengan prinsip-prinsip ketuhanan karena apapun aktifitasnya di dunia ini senantiasa dalam pengabdian kepada Allah SWT. 4 Secara umum kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Dalam dunia modern, dikenal pula adanya intermediasi dan kebijakan pemerintah. Selain itu, semua ini bergantung pula kepada tenaga kerja, sumber daya alam, manajemen, dan lain sebagainya. 5 Untuk mendapatkan rezeki karunia Allah, banyak cara yang dilakukan orang. Sebab selagi masih hidup banyak tuntutan yang harus dipenuhi. Ada orang yang berusaha secara individu dan ada pula yang berusaha bersama-sama (kolektif). Di antara usaha yang berkembang dalam masyarakat di Indonesia adalah koperasi, bagi hasil dan kerja sama dalam pertanian (sawah atau ladang). 6 Mudharabah adalah terambil dari kata Dharaba fil Ardhi, maksudnya pergi berdagang. 7 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat Al- Muzzamil (73) : 20; 4 Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Amanah Bunda Sejahtera, 1997), h. 66. 5 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007 ), h. 2. 6 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 161. 7 Syafii Jafri, Fiqih Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h. 87.

3 Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah SWT... Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan mereka tersebut tercapai sebagaimana mestinya dan dalam usahanya tidak selalu berbentur kepentingan maka diperlukanlah suatu norma yang mengaturnya. Dengan adanya kerjasama yang saling mengisi ini maka perkongsian ini akan maju secara meyakinkan. Bila usaha ini dibuka sendiri, maka tidak mungkin terjadi, karena ketidakmampuan seseorang dalam salah satu aspek usahanya. 8 Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 9 Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal 8 Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Islami, (Bandung : CV. Alvabeta, 2003), h. 245. 9 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 95.

4 dan mudharib yang cangkupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah muqayyadah yakni si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. 10 Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri adalah usaha ternak sapi di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak, merupakan usaha produktif dengan menggunakasn sistem bagi hasil. Yakni dengan membayar iuran persaham sebesar Rp 1.000.000,- untuk modal pembelian sapi. Sapi tersebut diserahkan kepada pihak kedua untuk diternakkan. Usaha ini rata-rata dikelola oleh masyarakat yang tergolong ekonomi rendah. Karena dana usaha ternak sapi ini masih sangat terbatas yakni dari segi jumlah sapi yang dikelola, Maka usaha ini meminjam dana kepada bank sebesar Rp. 210.000.000,-. Uang tersebut dibelikan 30 ekor ternak sapi untuk menambah sapi yang sudah ada. Dengan terbentuknya kerjasama ini diharapkan bagi kedua belah pihak dapat sama-sama memperoleh keuntungan antara pemilik modal dan pengelola. Sehingga para anggota kelompok tani bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. 11 Usaha ternak sapi ini tidak hanya memanfaatkan dagingnya saja untuk dijual, melainkan juga memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk kandang. Kotoran sapi akan diolah menjadi pupuk kandang yang akan di jual kepada anggota atau masyarakat yang membutuhkannya. 10 Ibid. 2013. 11 Da mi Anggoro, (Ketua Kelompok Tani), Wawancara, Kandis, Tanggal 15 Desember

5 Dalam perkembangan perekonomian saat ini sistem bagi hasil tidak hanya digunakan dalam perbankan saja, tetapi juga dipakai pada usaha perekonomian lainnya guna untuk meningkatkan perekonomian. Meskipun usaha ini masih kecil, tetapi masyarakat masih mau mengikuti usaha ini guna membantu perekonomian mereka ataupun untuk pembayaran uang semesteran anaknya yang masih kuliah. Dalam usaha ternak sapi ini, dalam kesepakatan di awal antara pemilik modal dengan pengelola sapi sepakat bahwa berapapun hasil penjualan sapi maka bagi hasil menjadi dua atau 50:50, artinya 50% untuk pemilik modal dan 50% untuk pengelola sapi. Dan untuk pembagian hasil penjualan pupuk dibagi menjadi 70:30, artinya 70% untuk pemelihara sapi dan 30% dimasukkan dalam uang kas anggota. Dalam pembagian hasil yang mereka lakukan tidak selamanya berjalan sesuai dengan kesepakatan, terkadang pengelola modal merasa dirugikan karena adanya ketidaksesuaian dalam pembagian hasil keuntungan. Menurut salah seorang pengelola Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri, kerjasama dalam usaha ternak sapi ini dibentuk untuk mendapatkan keuntungan dan membantu perekonomian kedua belah pihak, tetapi pengelola modal tidak dapat keuntungan bagi hasil sesuai kesepakatan di awal. Padahal dalam kesepakatan awal para anggota kelompok tani ternak sepakat mandiri mendapatkan keuntungan pada setiap penjualan sapi. 12 Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam bagaimana PENERAPAN AKAD MUDHARABAH TERHADAP USAHA 12 Bapak Maryono, (Pengelola Modal), Wawancara, Kandis, Tanggal 16 Desember 2013

6 TERNAK SAPI OLEH KELOMPOK TANI TERNAK SEPAKAT MANDIRI DI KECAMATAN KANDIS KABUPATEN SIAK DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM. B. Batasan Masalah Untuk mendapatkan uraian yang lebih terarah tentang inti permasalahan, maka pembahasan dalam tulisan ini di batasi pada penerapan akad mudharabah terhadap usaha ternak sapi oleh kelompok tani ternak sepakat mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. C. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengambil beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan akad mudharabah terhadap usaha ternak sapi oleh Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak? 2. Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam tentang usaha ternak sapi oleh Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan akad mudharabah terhadap usaha ternak sapi oleh Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak.

7 b. Untuk mengetahui tinjauan Ekonomi Islam terhadap usaha ternak sapi oleh kelompok tani Ternak Sepakat Mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai sumbangan informasi bagi pihak-pihak yang melakukan pelaksanaan modal dengan sistem mudharabah. b. Sebagai bahan masukan bagi penulis sendiri dalam penerapan disiplin ilmu yang diterima selama berada dibangku kuliah, dan menambah ilmu pengetahuan dalam membuat karya ilmiah. c. Sebagai salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan perkuliahan pada program strata satu (S1) pada fakultas syariah dan hukum jurusan Ekonomi Islam UIN Suska Riau sekaligus untuk mendapatkan gelar S1. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) mengambil lokasi di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Adapun yang menjadi pertimbangan atau alasan daerah ini dijadikan lokasi penelitian adalah kerena di Kecamatan Kandis inilah adanya usaha ternak sapi yang melakukan pelaksanaan modal dengan sistem mudharabah. Selain itu juga di Kecamatan Kandis merupakan daerah kelahiran atau tempat tinggal penulis, sehingga dapat memudahakan penulis untuk melakukan aktifitas penelitian.

8 2. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah pemilik modal dan pengelola modal usaha ternak sepakat mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Sedangkan obyek penelitian ini adalah Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Usaha Ternak Sapi Oleh Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. 3. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik modal usaha ternak sepakat mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak yang berjumlah 30 orang, dan seluruh pengelola ternak sapi berjumlah 7 orang, totalnya 37 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling yaitu semua jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian. 4. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari: a. Data Primer Data yang diambil secara langsung dari lokasi penelitian melalui wawancara dan kuisioner, yang menjadi sumber dari data primer adalah para pemilik modal dan pengelola (pengembala) usaha ternak sapi. b. Data Skunder

9 Data yang tidak berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan data pendukung bagi peneliti, yang dilakukan yaitu data-data yang diambil dari perpustakaan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan topik ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang valid maka teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah: a. Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan langsung dilokasi penelitian. b. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada responden tentang masalah yang akan diteliti. c. Angket yaitu penyuguhan beberapa angket yang bersifat pertanyaan kepada responden. 6. Analisa Data Analisa yang akan digunakan adalah analisa kualitatif yaitu menganalisa data dengan jalan mengklasifikasikan data-data berdasarkan persamaan jenis data dari data tersebut. Penelitian kualitatif juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi langsung dengan orang-orang ditempat penelitian. 7. Metode Penulisan a. Deduktif, yaitu mengungkapkan data-data umum yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, kemudian diadakan analisa sehingga dapat diambil kesimpulan secara khusus.

10 b. Induktif, yaitu mengungkapkan serta mengetengahkan data khusus kemudian data-data tersebut diinterprestasikan sehingga ditarik suatu kesimpulan secara umum. c. Deskriptif, yaitu bersifat menguraikan atau menerangkan sebuah kata secara jelas. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami dan menelusuri tulisan ini, maka penulis menyusun sistematika dalam beberapa bab, yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, yaitu sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada bab kedua ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum Kecamatan Kandis, yang terdiri dari: letak geografis lokasi penelitian, kondisi wilayah, kependudukan, dan sosial. BAB III: Tinjauan Umum Tentang Akad Mudharabah Dalam Islam Pada bab ini penulis akan menguraikan teori-teori tentang pengertian akad mudharabah, landasan hukum mudharabah, rukun

11 mudharabah, jenis-jenis mudharabah, Hal-hal yang membatalkan mudharabah, serta hukum mudharabah. BAB IV : Hasil Penelitian Pada bab ini penulis menguraikan tentang penerapan akad mudharabah usaha ternak sapi oleh Kelompok Tani Ternak Sepakat Mandiri, dan tinjauan Ekonomi Islam tentang usaha ternak sapi Ternak Sepakat Mandiri di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. BAB V : Penutup Yang terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA