MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog*

menyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kurang dapat mengendalikan emosinya.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

Pusat Terapi Anak Autis Sindrom Asperger di Surabaya

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah anak autis baik di dunia maupun di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

1. Disregulasi Neurologik

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu syarat untuk bisa melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

Pedoman Observasi. a. Kedekatan subyek dengan orang tua. b. Sikap dan pola asuh orang tua. d. Bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan fisik dan psikis

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

Seri penyuluhan kesehatan

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

Perkembangan Anak Usia Dini Ernawulan Syaodih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

Apakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran konsep diri..., Indri Apsari, FPsi UI, 2009

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan

TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM TERAPI PADA ANAK AUTISME. Oleh. Edi Purwanta

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

Chapter I AUTISMA Autisma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

Transkripsi:

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Mengapa ada anak yang tampak menyendiri, ketika anak anak lain sebayanya sedang asyik bermain? Mengapa ada anak yang tampak sibuk berbicara tentang makhluk dan dunia antariksa, ketika teman teman lainnya justru sedang berdebat tentang film film anak seperti power ranger atau naruto? Anak tersebut tentunya tampak aneh dan berbeda dengan teman lain sebayanya. Ya, karena kebanyakan anak yang berperilaku demikian akan berinteraksi dengan dunianya sendiri, dan menyendiri dari anak anak lain sebayanya. Mungkinkah perilaku diatas bisa diindikasikan sebagai sindrom asperger. Sindrom asperger memiliki gejala hampir sama dengan autis, yakni anak mengalami kekurangan dalam interaksi sosial dan komunikasi namun tidak mengalami kelambatan dalam bicara dan berbahasa, perkembangan kognitif, ketrampilan menolong diri sendiri atau rasa ingin tahu terhadap dunia luar. Lebih lanjut, sindrom asperger dapat dikatakan sebagai suatu gejala kelainan dalam perkembangan fungsi syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria, yakni Hans Asperger. Intinya, Hans Asperger mengatakan bahwa terdapat perilaku anak dengan tingkat inteligensi rata rata dan fungsi bahasa normal, namun memperlihatkan perilaku hampir sama dengan anak autis, yakni mengalami hambatan dalam fungsi sosial dan komunikasi meski tidak separah anak autis. Faktor Penyebab Beberapa faktor penyebab sindrom asperger diantaranya yakni faktor genetik. Faktor genetik berhubungan dengan pengaruh gen pada saat perkembangan fungsi otak. Sebagai contoh, ayah yang memiliki kesulitan dalam fungsi sosialnya, kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan dengan

indikasi sindrom asperger. Contoh lain seorang ibu pecandu alkohol, narkoba, rokok, dan minuman keras lainnya, merupakan potensi besar kelak akan melahirkan anak dengan sindrom asperger. Selain faktor genetik, faktor non genetik juga diduga menjadi sebab lahirnya anak dengan gangguan asperger. Sebagai contoh, tekanan yang berat dan tuntutan yang begitu tinggi sehingga anak memiliki rasa takut yang berlebihan dan menjadi kurang asertif. Gejala / Indikasi 1. Dari sisi kognitif, inteligensi umumnya rata rata, bahkan bisa lebih. Oleh karenanya, para penyandang sindrom asperger mampu menyerap pengetahuan dan ilmu pasti dengan baik. Penyandang sindrom asperger memiliki perbendaharaan kata yang banyak sekali, selalu berbicara tentang topik yang sangat disukai dan cenderung slulit dialihkan. IQ Verbal lebih tinggi dibandingkan dengan IQ Performance, namun terdapat gangguan dalam konsep belajar, kreativitas dan imajinasi. 2. Dari sisi bahasa, tidak mengalami masalah sampai usia 5 tahun, sehingga belum terdiagnosis. Namun demikian, dalam pola komunikasi dapat dilihat dari cara bicara dengan pola intonasi terbatas, terlalu cepat, datar dan dengan volume yang kurang modulasi. Contohnya bicara dengan suara keras meskipun lawan bicaranya berdiri dalam jarak dekat. Topik pembicaraan favorit sering dijelaskan dengan bertele tele dan sulit dialihkan, dan tampak tanpa mempedulikan reaksi pendengar. 3. Dari sisi sosial, penderita sindrom mengalami isolasi sosial, meski tidak selalu menarik diri dari orang lain. Berusaha menunjukkan persahabatan, namun dengan pendekatan yang terkesan kaku dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain. Juga kurang mampu mengomentari aktivitas sosial, kurang peka dengan isyarat sosial dan mengalami gangguan empati. Penderita Asperger sangat menyenangi lingkungan dengan rutinitas dan terstruktur. Pola pikir kurang fleksibel, terlalu kaku,

kurang bisa menerima kritik dan pemikiran orang lain serta kurang siap dengan kegagalan yang dialami. 4. Dari sisi motorik, mempunyai hambatan perkembangan motorik yang tampak dari kesulitan dalam mengayuh sepeda, menagkap bola, atau mengikat tali sepatu. Juga tulisan yang terkesan acak acakan dan kurang rapi. Terapi 1. Psikoterapi - suportif : Meskipun tidak dapat menyembuhkan total, namun bisa membantu penderita sindrom asperger sehingga dapat beradaptasi dan menjalankan fungsi sosialnya. 2. Terapi okupasi : bertujuan untuk membantu melatih koordinasi gerakan motorik. 3. Farmakologi : dapat membantu menghilangkan gejala dan psikopatologi lain, terutama jika muncul gejala agresivitas. 4. Nutrisi : dengan diet bebas zat aditif dapat menolong mengurangi gejala. Pendidikan Anak dengan sindrom asperger dapat dimasukkan ke sekolah umum, dengan catatan sekolah tersebut sudah memahami kesulitan anak dan orang tuanya. Di kelas, rutinitas harus konsisten dan terstruktur. Jadual pelajaran harus sedini mungkin dapat diramalkan. Anak anak Asperger harus dipersiapkan dahulu jadual pelajaran dan jam jam istirahatnya. Strategi mengajar harus langsung, jelas dan eksplisit. Selain guru kelas, guru lain yang tidak berhubungan langsung, kepala sekolah, petugas kebersihan dan kantin sebaiknya mengetahui keadaan siswa yang mengalami sindrom asperger. Dalam berbicara, sebaiknya menghindari gaya bahasa sarkasme pada mereka. Dan yang paling penting, orang tua sangat berperan besar dalam membantu

mengurangi gejala, sehingga dapat beradaptasi dan menjalankan fungsi sosialnya. * Ketua Jasa Layanan Psikologi F. Psikologi - USM