BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan laju infiltrasi pada berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Konsep pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai penyedia air

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

KAJIAN LAHAN KRITIS SUB DAERAH ALIRAN CI KERUH DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

KONDISI BEBERAPA KOMPONEN HIDROLOGI PADA TEGAKAN SENGON WURI HANDAYANI DAN EDY JUNAIDI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

INTISARI TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG Oleh : Gurniwan KP, Jupri, Hendro Murtianto

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan karakteristik kemampuan

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

PANDUAN PRAKTIKUM INFILTRASI. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

INFILTRASI PADA HUTAN DI SUB DAS SUMANI BAGIAN HULU KAYU ARO KABUPATEN SOLOK

Klasifikasi Kemampuan Lahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

BAB III PRODUSER PENELITIAN. Metode Deskriptif Eksploratif, dalam metode yang mengungkap masalah atau

Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG. Oleh: Gurniwan K. Pasya*), Jupri**), Hendro Murtianto***) Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu sistem alam yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Wilayah Desa Gunungsari. Desa Gunungsari Kecamatan Bansari terletak di lereng gunung Sindoro pada

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

PENENTUAN BESARNYA LAJU INFILTRASI AIR OLEH TANAH DENGAN METODE SINGLE RING INFILTROMETER. ABSTRACT

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar, metode penelitian juga merupakan suatu cara

TINJAUAN PUSTAKA. Infiltrasi adalah gerakan air permukaan tanah masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

IV. Hasil dan Pembahasan. pada Gambar 2 dan data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 3.

LAJU INFILTRASI PADA BERBAGAI TIPE KELERENGAN DIBAWAH TEGAKAN EKALIPTUS DI AREAL HPHTI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NAULI

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN TAMAN HUTAN RAYA: UPAYA PENCEGAHAN DAN PERBAIKAN KERUSAKAN. Syekhfani

BAB I PENDAHULUAN. 0,009 0,008 0,0001 0,005 0,61 2,14 2. Air di Atmosfir 13,6 0, ,4 108,8 1,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manusia: Faktor manusia akhirnya menjadi penentu apakah tanah atau lahan akan menjadi rusak atau lebih baik dan produktif. Tergantung pada : tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )

Penilaian Kemampuan Kawasan Resapan Air

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VII KESIMPULAN, TEMUAN DISERTASI DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. ekonomi petani di DAS Garang, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

I. PENDAHULUAN. kerusakan akibat erosi dalam ekosistem DAS (Widianto dkk., 2004). Kegiatan

Transkripsi:

199 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan laju infiltrasi pada berbagai karakteristik lahan pada bab sebelumnya, maka penelitian Hubungan Karakteristik Lahan dengan Laju Infiltrasi Di Sub Daerah Aliran Ci Keruh. dapat disimpulkan : 1. Laju infiltrasi di Sub Daerah Aliran Ci Keruh sangat dipengaruhi oleh kondisi tutupan lahan (vegetal cover), yaitu lebat atau tidaknya tajuk tanaman. Disamping itu kondisi fisik tanah yang turut mempengaruhi laju infiltrasi, yaitu tekstur tanah (kandungan pasir,debu, dan liat), struktur tanah, kandungan Bahan Organik (BO), dan permeabilitas tanah. Namun dari kelima karakteristik lahan tersebut, hanya Tektur tanah (kandungan pasir, debu, dan liat), dan struktur tanah, yang memberikan pengaruh signifikan terhadap laju infiltrasi dibandingkan dengan tiga karakteristik lainnya. Artinya semakin kasar tekstur tanah dan semakin besar poripori struktur tanah semakin besar pula laju infiltrasi, begitupun sebaliknya. 2. Laju infiltrasi di Sub Daerah Aliran Ci Keruh bervariasi mulai dari sangat lambat, sedang, agak cepat dan sangat cepat. Pengukuran laju infiltrsi dilakukan dengan menggunakan infiltrometer (Double Ring Infiltrometer) dan untuk perhitungan laju infiltrasi dihitung dengan menggunakan Metode Horton. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan laju infiltrasi di Sub Dearah Aliran Ci Keruh di dapat nilai laju infiltrasi yaitu satuan lahan I-Al-Pk sebesar 3.67 mm/jam, satuan 199

200 lahan lahan, II-Al-Tg sebesar 4.13 mm/jam, satuan lahan II-Al-Kb sebesar 4.22 mm/jam, satuan lahan II-Lat-Hu sebesar 5.67 mm/jam, satuan lahan II-Lat-Kb sebesar 4.93 mm/jam, satuan lahan II-Lat-Pk sebesar 0.01 mm/jam, II- Lat-Tg sebesar 3.06 mm/jam, satuan lahan III-Lat-Hu sebesar 4.96 mm/jam, satuan lahan III-An-Kb sebesar 4.66 mm/jam,satuan lahan III-An-Sb sebesar 4.68 mm/jam, satuan lahan III-An-Hu sebesar 5.17 mm/jam, satuan lahan III-Lat-Sb sebesar 4.88 mm/jam, satuan lahan III-Lat-Pk sebesar 2.50 mm/jam, satuan lahan III-Lat- Tg sebesar 3.10 mm/jam, satuan lahan III-Lat-Kb sebesar 4.16 mm/jam, satuan lahan IV-Lat-Hu sebesar 4.38 mm/jam, satuan lahan IV-Lat-KB sebesar 4.28 mm/jam. 3. Laju Infiltrasi di Sub Daerah Aliran Ci Keruh dipengaruhi oleh karakteristik lahan. Besar kontribusi karakteristik lahan terhadap konsentrasi laju infiltrasi di Sub Daerah Aliran Ci Keruh sebesar 54,2%, hal tersebut dipengaruhi oleh tekstur tanah (kandungan pasir, debu, dan liat) dan struktur tanah. Apabila karakteristik lahan di Sub Daerah Aliran Ci Keruh diramalkan terhadap perinterval laju infiltrasi adalah sebagai berikut: jika pasir nilainya ditingkatkan 1 satuan, maka laju infiltrasi akan naik sebesar 155.682, jika debu nilainya ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka laju infiltrasi akan menurun sebesar -2.320, jika liat nilainya ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka laju infiltrasi akan menurun sebesar 1,630, dan jika struktur nilainya ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka laju infiltrasi akan naik sebesar 2,061.

201 B. Rekomendasi Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa permasalahan beserta solusinya, agar dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi para pembuat dan pengambil kebijakan. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, rekomendasi yang dapat penulis ajukan pada penelitian ini antara lain : 1. Penduduk Setempat Pengolahan tanah pada lahan pemukiman harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini dapat mengurangi pemadatan tanah yang terlalu cepat, sehingga kemampuan tanah untuk menyerap air tetap terjaga. Misalnya dengan pengolahan tanah disekitar pekarangan rumah, sehingga tanah gembur dan mudah menyerap air. 2. Petani a. Petani sebagai pengolah lahan harus mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, agar dalam mengolah lahan sesuai dengan karakteristik lahan, sehingga pengolahan lahan yang dilakukan mampu meningkatkan laju infiltrasi. b. Karakteristik lahan yang menjadi faktor penghambat laju infiltrasi, harus menjadi perhatian khusus yaitu cara pengolahan lahan secara intensif dan tindakan konservasi. Perlakuan yang sesuai terhadap lahan akan menjaga kelestarian dan fungsi yang sesuai, hal ini akan berdampak pada terjaganya kegemburan tanah dan memungkinkan air hujan dapat terserap dengan baik. c. Pada tempat yang mempunyai kemiringan lereng agak curam sampai curam, pengolahan lahan harus tepat hal ini ditujukan untuk memperoleh DAS yang

202 sehat. Keberhasilannya ditentukan oleh peningkatan laju infiltrasi air ke dalam tanah dan perbaikan kondisi pori-pori makro tanah. 3. Instansi/Pemerintah a. Pemanfaatkan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan, sehingga daya sangga DAS akan tetap terjaga kelestariannya. b. Kondisi ekosistem DAS yang kondusif akan mampu menggerakan sendi-sendi perekonomian kawasan. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu upaya konservasi dan rehabilitasi tanah serta air di kawasan tersebut. Upaya konservasi tanah dan air dapat dilakukan secara sipil teknis (mekanis) dan secara vegetatif. Tindakan konservasi secara sipil teknis dapat dilakukan dengan cara pembuatan teras dan guludan pada lahan pertanian. Sedangkan tindakan konservasi secara vegetative dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penutup tanah, penanaman sistem lorong, dan penghijauan. Penanaman tanaman ini dapat berfungsi melindungi permukaan tanah terhadap pukulan air hujan, melindungi daya transportasi aliran permukaan, dan menambah infiltrasi tanah, sehingga pasokan dan cadangan air dalam tanah meningkat. Pangkasan dan seresah tanaman dapat memasok bahan organik dan hara, serta dapat menyediakan pakan untuk ternak. 4. Bagi Pembelajaran Geografi Kajian mengenai hubungan karakteritik lahan dengan laju infiltrasi di Sub Daerah Aliran Ci Keruh dapat dijadikan bahan materi dalam perkuliahan

203 berkaitan dengan Hidrologi, Geografi Sumber Daya Lahan serta Konservasi dan Rehabilitasi Lahan 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Diperlukan penelitian lebih lanjutan untuk peningkatan daya sangga DAS, agar tercipta tatanan ekologis dan hidrologis yang sehat dalam daya dukung pengembangan suatu kawasan.