BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2005: 35), dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Sudjana,2011 : 1). Upaya pengembangan pendidikan pada tingkat satuan dasar, menengah, atas merupakan sebuah keharusan.

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DISERTAI PEMBERIAN MODUL PADA PERKULIAHAN KALKULUS VEKTOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini menjelaskan mengenai model pembelajaran outdoor Activities, pembelajaran IPA di SD dan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar. IPA ini merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan alam semesta. Menurut H.W Fowler dalam Laksmi Prihantoro (1986 : 25) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan mampu menjadi sarana untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar bagi siswa. Ilmu Pengetahuan Alam ini juga harus mau memberikan dampak baru untuk mampu menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar menekankan siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan suatu fakta dan konsep yang terdapat dalam pelajaran IPA. Menurut Standar Isi KTSP sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 6

7 5. Meningkatkan kesadaran untk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut perlu ada materi yang dibahas. Materi tersebut dibatasi oleh ruang lingkup yang dibatasi oleh Permendiknas mengenai Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI meliputi aspekaspek berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Dari uraian ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan Alam, materi yang akan diteliti adalah mengenai Jenis-jenis tanah dan Struktur Bumi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 5 semester 2 yang terkait adalah: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar No. STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI 1. 7. Memahami perubahan 7.2 Mengidentifikasi jenisjenis tanah. yang terjadi di alam dan hubungannya dengan 7.3 Mendeskripsikan struktur penggunaan sumber bumi. daya alam.

8 2.1.2 Model Pembelajaran Question Student Have Model pembelajaran Question Student Have merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa bertanya dalam bentuk tulisan. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir. Tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran yang sedang dipelajari, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar. Agus Suprijono (2011:108) menyatakan bahwa Question Student Have merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dalam menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian, rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik., siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri. Langkah-langkah pembelajaran menurut Agus Suprijono (2011: 108) adalah 1. Bentuk satu kelas siswa menjadi 4 kelompok jumlah masing-masing anggotanya disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu kelas. 2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa. 3. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. 4. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan, kemudian masingmasing diminta untuk memberikan kertasnya kepada teman sekelompoknya. 5. Siswa yang mendapat kertas pertanyaan memberikan tanda centang atau check list (V) pada pertanyaan yang mereka juga kurang paham. 6. Perputaran berhenti ketika kertas sudah kembali pada pemiliknya.

9 7. Setelah semua terkumpul hitung tanda check list paling banyak dan dibahas ulang dengan lebih mendalam sebagai perwakilan pertanyaan kelompok. Sedangkan menurut Hisyam Zaini (2004:16) menyatakan bahwa model Question Student Have merupakan model yang tidak menakutkan dan mampu dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Model ini memperoleh partisipasi siswa dalam belajar secara tertulis. Langkah-langkah pembelajaran menurut Hisyam adalah 1. Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa. 2. Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan dengan materi pelajaran atau yang berhubungan dengan kelas. (tidak perlu menuliskan nama). 3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk untuk memberikan kepada teman disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisi duduk siswaadalah lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika posisi duduk berderat, sesuaikan dengan posisi mereka asalkan semua siswa dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya. 4. Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda centang (V), jika tidak berikan langsung kepada teman disamping kanannya. 5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapatkan tanda centang paling banyak. 6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan a) jawaban langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas materi tersebut, c) menjelaskan

10 bahwa mata pelajaran tidak sampai pada pertanyaan tersebut. Jawaban secara pribadi dapat diberikan di luar kelas. 7. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban. 8. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaanpertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya. Menurut Silberman (2011:91), model Question Student Have merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Cara ini memanfaatkan teknik yang mengundang partisipasi melalui penulisan bukannya pembicaraan. Strategi ini bisa menyamarkan lingkungan belajar aktif dengan memberikan siswa kesempatan untuk bergerak secara fisik, berbagi pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan. Langkah-langkah menurut Silberman adalah sebagai berikut: 1. Bagikan secarik kertas kosong kepada siswa. 2. Setiap siswa diminta menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran atau tentang situasi kelas yang sedang berlangsung (nama siswa tidak ditulis) 3. Edarkan kertas itu searah jarum jam (untuk setiap kelompok) ketika kertas itu beredar kepada siswa berikutnya, dia harus membaca dan memberikan tanda check list (V) pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga menajdi permasalahan baginya. 4. Ketika masing-masing kertas sudah kembali kepada penulisnya, setiap orang telah membaca semua pertanyaan yang muncul dalam kelas. Sampai disini identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak check list. Respon pertanyaan ini dengan, segera berikan jawaban. Menunda pertanyaan pada waktu yang tepat dalam pembelajaran, memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya.

11 5. Mintalah beberapa siswa secara sukarela berbagi penjelasan tentang pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda check list terbanyak. 6. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada pertanyaan yang akan diresoin pada pelajaran yang akan datang. Dari pengertian yang diutarakan oleh 3 ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Question Student Have adalah suatu model pembelajaran yang mampu menumbuhkan keaktifan siswa bertanya melalui penulisan bukan pertanyaan lisan. Dan model ini juga dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa paham terhadap materi yang diajarkan. Dan ini mampu memenuhi kebutuhan dan harapan siswa. Langkah-langkah pembelajaran dalam model Question Student Have menurut kesimpulan dari 3 pakar diatas adalah sebagai berikut: 1. Bentuk siswa dalam kelompok. Satu kelas dibuat menjadi 4 kelompok, jumlah siswa dalam kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa dalam suatu kelas. 2. Bagikan potongan-potongan kertas kepada siswa.minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang belum dipahami atau dirasa sangat sulit. 3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman disamping kirinya dalam kelompoknya. 4. Pada saat menerima kertas dari temannya siswa diminta untuk membaca pertanyaan yang ada, jika siswa juga tidak paham dengan materi yang dituliskan temannya kemudian memberikan tanda centang ( ) pada kertasnya. 5. Ketika kertas yang dimaksud kembali pada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya.

12 6. Beri respon pada pertanyaan-pertanyaan yang dibuat siswa pada kertas tersebut dengan: a. Jawaban langsung secara singkat, b. Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut. c. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban. 2.1.3 Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya dari yang tidak bisa mengerjakan soal menjadi bisa, tidak dapat membaca menjadi bisa membaca. Tujuan seseorang belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan, pembentukan sikap/mental dan nilai-nilai. Pencapaian tujuan hasil belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran maka siswa memperoleh hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam. Menurut Purwanto (2010:23) dalam bukunya Evaluasi Hasil Belajar bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Pendapat lain dari dari Winkel dalam Purwanto (2010:45) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Ahli lain yang berpendapat tentang hasil belajar adalah Benjamin S Bloom dalam Agus Suprijono (2011:6) bahwa hasil belajar terdiri dari 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Aspek kognitif yaitu : (a) Pengetahuan

13 (knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),. (d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Ranah afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b) Menjawab (responding), (c) Menilai (valuing), (d) Organisasi (organitation). Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik fisik, sosial, menejerial dan intelektual. Pengertian mengenai hasil belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan yang berwujud pada perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahannya juga termasuk ke dalam 3 aspek utama yaitu perubahan secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif yaitu : (a) Pengetahuan (knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),. (d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (synthesis), (f) Evaluasi (evaluation). Ranah afektif yaitu : (a) menerima (receiving), (b) Menjawab (responding), (c) Menilai (valuing), (d) Organisasi (organitation). Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik fisik, sosial, menejerial dan intelektual. Hasil belajar siswa ini diambil dari hasil tes ulangan harian yang memuat materi dalam satu kompetensi dasar sesuai dengan standar isi yang ada. Muatan dari Standar Isi adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Satu Standar Kompetensi terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar dan setiap Kompetensi Dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan sendiri oleh guru dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. Indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang digunakan untuk menilai pencapaian KD yang bersangkutan. Pencapaian hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran usai, guru akan mengadakan tes evaluasi hasil belajar untuk memahami sejauh mana siswa paham tentang materi yang sedang dipelajarinya. Skor yang diperoleh siswa akan menunjukkan sejau mana tingkat ketercapaian hasil belajar siswa. Oleh sebab itu pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah penilaian.

14 Penilaian atau asesmen adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah hal yang harus dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dilakukan. Penilaian ini kemudian akan dilaporkan secara kuantitatif berupa nilai. Jenis penilain hasil belajar harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan penilaian. Ada bermacam-macam jenis penilaian, secara garis besar setidaknya dapat dibagi menjadi lima jenis, diantaranya yaitu, Penilaian Evaluasi Formatif, Penilaian Evaluasi Sumatif, Penilaian Evaluasi Diagnostik, Penilaian Evaluasi Penempatan, Penilaian Evaluasi Seleksi. Menurut Mawardi (2010:12), objek yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk menilai maka diperlukan suatu alat penilaian yakni alat yang digunakan untuk mempermudah proses penilaian. Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu, teknik tes dan teknik non tes. Penilaian dengan teknik tes merupakan seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Teknik penilaian tes ini dibedakan menjadi 3, yaitu a) Tes Essay b) Tes Obyektif. c) Penilaian unjuk kerja. Teknik penilain non tes menurut Mawardi (2010:25), mencakup pengamatan atau observasi, wawancara atau interview, angket, checklist dan rating scales, dan portofolio. Penilaian hasil belajar tersebut sangat penting dan harus selalu dilakukan, selain sebagai catatan keberhasilan siswa dalam belajar juga sebagai dokumen yang menggambarkan kemampuan siswa. Penilaian ini juga digunkan sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah besarnya angka atau skor yang diperoleh dari ulangan tengah semester, ujian akhir sekolah, tugas, partisipasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa.

15 2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan sebelumnya misalnya: Misbahul (2009), dengan judul Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Bidang Studi IPA di SD Islam KH. Romly Tamim kelurahan kenjeren kecamatan Bulak. Hasil penelitian dengan menggunakan IPA strategi Question Student Have dalam pelaksanaannya berjalan dengan efektif dan efisien, karena hasil perhitungan prosentase menunjukkan antara 76% - 100%. Dan peningkatan hasil siswa mengalami pencapaian hasil hasil belajar siswa pada bidang IPA dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan prosentae pada peritem pertanyaan nilai yang diperoleh antara 56% - 75$% dengan kriteria cukup. Sedangkan dalam pengaruh strategi Question Student Have mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi IPA dalam kategori tinggi. Hal ini berdasarkan product moment, hasil yang diperoleh antara variable x dan y terdapat pengaruh yang kuat dan tinggi. Kelemahan pada penelitian ini tidak dipaparkan secara jelas mengenai hasil penelitian yang dilakukan. Dari hipostesis awal dan hipotesis akhir. Kelebihannya adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang kuat dan tinggi antara model yang digunakan hasil belajar siswa. Tindak lanjutnya adalah akan memaparkan dengan jelas hasil penilaian awal sampai penilaian akhir dengan memberikan penjelasan sesuai perubahan yang nilai yang ada. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Haning Vianata, dengan judul Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Question Student Have pada Siswa kelas V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar pada tahun 2011/2012. Hasil penelitian ini, terhadap SDN Garum 03 Kabupaten Kelas V yang berjumlah 21 siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Hasil belajar siswa untuk ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 10,47%. Persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II sebesar 90,47%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa penggunaan

16 model Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Garum 03 Kabupaten Blitar. Kelebihan daripenelitian yang telah dilakukan adalah penggunaan pembelajaranquestion Student Have dapat, mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru, menambah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Beberapa kelemahan dari penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari terasa sulit untuk dipecahkan, maka siswa akan merasa enggan untuk mencobanya. 2.3 Kerangka Pikir Belajar mata pelajaran IPA terkadang dianggap sulit karena materi yang diajarkan terlalu banyak dan luas cakupannya. Karena terlalu banyaknya materi yang harus dipahami oleh siswa, terkadang siswa menjadi bingung. Siswa menjadi tidak tahu mana materi yang belum dikuasainya dan materi yang sudah dipahami. Kesulitan pemahaman materi biasanya bergabung dengan kesulitan bertanya. Siswa terkadang enggan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya. Siswa enggan bertanya ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya siswa malas untuk bertanya, siswa takut untuk bertanya, dan siswa yang tidak bisa mengungkapkan pikirannya secara lisan.kesulitan bertanya yang dialami siswa ini dapat diatasi dengan membiasakan diri siswa untuk bertanya. Jika sudah terbiasa maka siswa akan aktif mencari tahu tentang hal-hal yang belum diketahuinya. Dengan pembelajaran Question Student Have diharapkan mampu melatih ketrampilan berpikir dan ketrampilan bertanya siswa menjadi lebih baik dan mampu memunculkan aktivitas-aktivitas yang selama ini tidak terlihat dalam kegiatan belajar mengajar. Dan diharapkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar akan mendapatkan kemudahan sehingga mudah dalam menerima materi pelajaran yang sedang diajarkan.

17 Dengan diterapkannya model Question Student Have ini diduga membawa siswa pada suasana yang baru membuat perasaan menjadi senang terhadap pelajaran IPA maka akan menimbulkan, sikap positif terhadap proses pembelajaran dan tumbuhnya sikap percaya diri dalam bertanya, melatih siswa dalam menyatukan pendapat dengan temannya, melatih siswa bekerja sama, memecahkan masalah serta mengungkapkan pendapat. Jika hal atau sikap tersebut sudah ada dalam diri siswa maka dapat dipastikan siswa mampu belajar dengan baik dan mampu mencapai hasil belajar yang maksimal. Peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 ini dapat terjadi dengan melalui beberapa tahapan atau proses. Siswa pada awalnya belajar dengan metode pembelajaran yang konvensional misalnya ceramah dan tanya jawab sederhana seperti yang biasanya dilakukan oleh guru. Dengan metode semacam ini hasil belajar siswa tidak akan meningkat dengan maksimal karena siswa cenderung merasa bosan dan mengantuk selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini kemudian mengakibatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari pun juga menjadi tidak maksimal. Kendala yang biasanya sering dihadapi siswa saat belajar adalah siswa takut atau malas untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dikuasainya atau dipahaminya selama belajar. Agar permasalahan kesulitan belajar siswa ini dapat diatasi maka disarankan guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have. Langkah-langkah pembelajaran sesuai kerangka berpikir dengan materi sebagai berikut:

18 Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5 rendah Pembelajaran Konvensional Pendekatan Pembelajaran Question Student Have Pengukuran Menjelaskan materi Adanya pengamatan. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Siswa masuk kedalam kelompok yang sudah ditentukan Siswa bertanya dalam bentuk tulisan pada selembar kertas. Siswa untuk mengedarkan kertas kepada temantemannya. Siswa yang belum paham memberi tanda centang pada pertanyaaan temannya. Siswa mengedarkan pertanyaan dalam kelompoknya dan kemudian memberi tanda centang pada pertanyaan lain. Menghitung jumlah centang terbanyak. Melaporkan hasil kertas dengan centang terbanyak. Guru dan siswa membahas ulang materi secara bersama-sama. Hasil belajaripa tentang Struktur Bumi meningkat. Nilai siswa KKM 75 Bagan 2.1 Kerangka Pikir

19 2.4 Hipotesis Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan kajian teoritis yang dikemukaan di atas, maka hipotesis penilaian ini dapat dirumuskan sebgai berikut: ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have dapat meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kemirirejo 03 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Materi Struktur Bumi.