LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN LANJUT

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Amplitude Modulation. SISTEM KOMUNIKASI Semester Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

MODULASI AM, DSB, SSB dan DEMODULASI AMPLITUDO

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

DTG2F3. Sistem Komunikasi MODULASI ANALOG. By : Dwi Andi Nurmantris

Modulasi Analog. Alfin hikmaturokhman.,st.,mt S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Teknik Telekomunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

Apa itu Modulasi? Proses modifikasi sinyal carrier berdasarkan sinyal input

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 3 Modulasi Amplitudo

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

PENDAHULUAN. Kardiawarman, Ph.D. Modul 7 Fisika Terapan 1

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

Dasar- dasar Penyiaran

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

Modul #05. Superheterodyne, Demodulator FM, FM Stereo, AGC Kelas TE-29-02

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi dari penelitian ini diskemakan dalam bentuk flowchart seperti tampak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

Transkripsi:

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 1 Disusun Oleh : Wahyu Pamungkas, S.T., M.T. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

LEMBAR PENGESAHAN MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI 1 Materi : Unit 1 : Amplitudo Modulation Telah disetujui dan disahkan untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan praktikum di Laboratorium Ketua Program Studi D3 - Teknik Telekomunikasi Eka Wahyudi, S.T.,M.Eng Disusun Oleh : Wahyu Pamungkas, S.T., M.T. Purwokerto, 28 Januari 2015 Mengesahkan, ii Kepala Urusan Laboratorium Switching dan Transmisi Eko Fajar Cahyadi, S.T.,M.T.

Tata Tertib Laboratorium 1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam yang telah ditentukan pihak kampus dan dilarang menggunakan kaos dan sandal. 2. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dan makan atau minum didalam ruang laboratorium. 3. Laboratorium digunakan untuk aktivitas praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan terkecuali mendapat ijin dari pengelola laboratorium. 4. Pengguna dilarang mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang ada di laboratorium tanpa seijin pengelola laboratorium. 5. Menjaga kebersihan laboratorium dan membuang sampah pada tempatnya. 6. Mematuhi segala prosedur yang ditentukan pengelola laboratorium. Tata Tertib Praktikum di Laboratorium A. Sebelum Praktikum 1. Praktikan wajib mematuhi tata tertib laboratorium yang berlaku. 2. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan. 3. Praktikan harus menguasai dasar teori dari unit modul yang akan dilakukan. 4. Praktikan akan diberi dan briefing pre-test oleh asisten atau dosen pengampu praktikum. 5. Praktikan melakukan pendaftaran mata kuliah praktikum yang diambil di KRS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan laboratorium. 6. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah disediakan. 7. Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan. B. Selama Praktikum 1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten. 2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen pengampu. 3. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten. 4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan, setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau arus tanpa seijin asisten. 5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu setelah terjadinya kerusakan. iii

6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada dosen praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter (terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan praktikum susulan. 7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan terhadap para asisten atau dosen pengampu. 8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu praktikum. C. Setelah Praktikum 1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten, bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah. 2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Praktikan akan diberi pos-test oleh asisten praktikum atau dosen pengampu. iv

I. TUJUAN PRAKTIKUM MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI UNIT AMPLITUDO MODULATION 1. Mahasiswa dapat memahami konsep Modulasi 2. Mahasiswa dapat memahami blok diagram sistem modulasi 3. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur Osciloscope Digital 4. Mahasiswa mampu menganalisa sistem modulasi per blok bagian trainer 5. Mahasiswa mampu merakit Trainer Sistem Komunikasi Analog dari Leybold II. ALAT DAN BAHAN 1. Carrier Frekuensi Transmitter 20 Khz 73620 2. SSB / DSB Receiver 73629 3. Spektrum Analyzer ( Optional ) 72694 4. Function Generator 0 200 Khz 72695 5. Frekuensi Counter 0 10 Mhz 72699 6. Power Supply +/_ 15 V, 3 A 72686 7. Digital Storage Osciloscope 8. Probe 250, Mhz, 1 : 1, 10 : 1, switchable 575321 9. Set Bridging Plug 501511 III. DASAR TEORI Modulasi adalah suatu proses menumpangkan sinyal informasi ke dalam frekuensi carrier. Proses ini terjadi pada bagian kirim dari suatu sistem komunikasi radio. Sedangkan demodulasi adalah proses sebaliknya dari modulasi yaitu mengambil kembali sinyal (informasi) dari frekuensi carrier yang diterima. Teknik modulasi dilakukan dengan cara mengubah parameter dari gelombang pembawa yaitu amplitudo, frekuensi dan fase sesuai dengan sinyal ( informasi ) yang dimodulasikan. Frekuensi carrier yang sudah dimodulasi ini kemudian dipancarkan menjadi gelombang radio. Oleh pesawat penerima frekuensi carrier yang diterima dideteksi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sinyal informasi sebagaimana aslinya. Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 1

Aliran sinyal informasi dalam proses modulasi demodulasi pada sistem komunikasi radio dapat ditunjukan dalam gambar berikut: Keterangan : I OSC MOD Gambar 1. Arus sinyal informasi pada sistem komunikasi radio I = Sinyal Informasi M = Modulasi D = Demodulasi Tx = Pemancar Rx = Penerima Dilihat dari sinyal yang dimodulasikan, dapat dibedakan menjadi 2 jenis modulasi yaitu modulasi analog dan modulasi digital. a. Modulasi Analog 1) Modulasi analog dengan gelombang pembawa berbentuk sinus ( kontinue) terdiri dari: Modulasi Amplitudo Modulasi Frekuensi Modulasi Fase 2) Modulasi analog dengan gelombang pembawa berbentuk pulsa terdiri dari : b. Modulasi Digital Tx Modulasi Amplitudo Pulsa ( Pulse Amplitude Modulation) Modulasi Lebar Pulsa ( Pulse Width Modulation) Modulasi Posisi Pulsa ( Pulse Position Modulation) Modulasi Kode Pulsa ( Pulse Code Modulation ) 1) Amplitudo Shift Keying 2) Frekuensi Shift Keying 3) Phase Shift Keying Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 2 I Rx DEM

Modulasi Amplitudo berarti modulasi dengan cara menumpangkan informasi pada carrier dengan cara mengubah-ubah amplitudo dari carrier ( gel pembawa ) sesuai dengan sinyal informasi. Modulasi Amplitudo (AM) Gambar 2 Sinyal Modulasi Analog Dalam sebuah transmitter AM, amplitudo dari output sinyal carrier (sinyal radio frequency/rf) mempunyai parameter yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan parameter sinyal pemodulasi (informasi). Sinyal pemodulasi adalah sinyal yang terdiri dari banyak frekuensi dan berubah-ubah besarnya amplitudo dan phase, seperti sinyal yang berasal dari suara manusia. Gambar 3 memberikan suatu gambaran blok diagram sederhana pembangkitan sinyal AM yang merupakan blok dari transmitter modulasi amplitudo. Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 3

Radio frequency (RF) oscillator Microphone Amplifier suara Pada gambar di atas, oscillator, buffer amplifier dan power amplifier berfungsi sebagai penggeser frekuensi informasi sebesar frekuensi yang dipergunakan oleh channel komunikasi. Microphone disini berfungsi sebagai pengubah sinyal input yang berupa suara (audio) menjadi suatu energi listrik, sedangkan driver merupakan amplifier dari sinyal audio yang akan digunakan sebagai sinyal pemodulasi pada bagian modulator, sehingga proses modulasinya berjalan penuh. Output dari modulator diberikan ke bagian power amplifier yang fungsinya menjumlahkan sinyal radio frequency (RF/carrier) dan sinyal pemodulasi sehingga menghasilkan output sinyal termodulasi amplitudo untuk dikirimkan (transmisi). Proses transmisi ini menggunakan sebuah antena agar sinyal termodulasi amplitudo ini dapat beradiasi dengan channel komunikasi. Index Modulasi Sinyal radio frequency Buffer Amplifier Driver Modulasi amplitudo merupakan suatu transmitter gelombang kontinyu yang paling sederhana. Transmitter ini hanya membutuhkan sinyal informasi e m (t) yang Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 4 Antena Power Amplifier Modulator Gambar3. Blok diagram transmitter radiotelephone Sinyal Modulasi Amplitudo Frekuensi sinyal audio

mempunyai amplitudo bervariasi dan berfungsi untuk merubah amplitudo sinyal carrier E c. Hasil dari proses perubahan ini menghasilkan sinyal termodulasi amplitudo e AM (t) sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplitudo dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut: e AM (t)={e c +e m (t)}sin(2 f c t+ )... (pers. 1) dimana e m (t)= persamaan sinyal informasi e AM (t)= persamaan sinyal termodulasi amplitudo E c = amplitudo sinyal carrier Pada persamaan (1) terlihat bahwa amplitudo sinyal AM merupakan kombinasi dari amplitudo sinyal carrier dengan amplitudo sinyal informasi. Banyaknya perubahan amplitudo sinyal carrier tergantung pada banyaknya amplitudo dari sinyal informasi. Perubahan ini diekspresikan sebgai ratio amplitudo sinyal informasi maksimum terhadap amplitudo sinyal carrier, dengan persamaan matematis sebagai berikut: m m= index modulasi. Em Ec max Bila sinyal informasi dalam bentuk persamaan gelombang kontinyu, maka harga index modulasi m Em Ec Sebagai contoh gambaran index modulasi m adalah prosentase dari perbandingan amplitudo sinyal informasi dengan amplitudo sinyal carrier bila dikalikan dengan 100%. Bila m=0,5 berarti amplitudo carrier perubahannya naik dan turun sebesar 50%, dan bila m=1 berarti perubahannya 100%. Gambar 4. menampilkan perubahan amplitudo sinyal carrier dengan m < 1, m=0, m=1 dan m>1, sedangkan syarat besarnya index modulasi yang memenuhi adalah 0< m 1. Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 5

m < 1 m = 0 Gambar 4. Macam-macam perubahan amplitudo sinyal carrier Spektrum AM Spektrum menggambarkan kondisi dari suatu sinyal dalam domain frekuensi. Disini dapat dilihat besaran-besaran yang dimiliki oleh sinyal yang berupa daya sinyal, bandwidth sinyal, serta sinyal-sinyal yang berdekatan. Sebagai contoh sinyal sinus dan cosinus mempunyai single spectrum seperti terlihat pada gambar di bawah, sedangkan sinyal-sinyal non-sinusoidal akan mempunyai banyak spectrum frekuensi yang berupa sinyal-sinyal harmonisa. Amplitudo (dalam Volt) 0 Domain Frekuensi (frequency domain) Time (dalam dt) Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 6 + - T Amplitudo (dalam db atau dbm) 0 db/dbm f = 65Hz m =1 m > 1 Domain Waktu (time domain) Frekuensi (dalam Hz) Gambar 5. Sinyal sinus dalam domain waktu dan domain frekuensi T=1/65 dt

Sebagai contoh, pada gambar diatas merupakan sebuah sinyal carrier dalam time domain dan dalam frequency domain dengan T=1/65 dt sehingga mempunyai frekuensi sebesar f=65hz. Disini mempunyai spektrum yang terdiri dari single komponen dengan frekuensi 65Hz. Bila sinyal carrier tersebut digunakan untuk membawa sinyal informasi dengan frekuensi 5Hz menggunakan teknik modulasi amplitudo dengan index modulasi 50%, maka akan mempunyai bentuk gelombang dan spektrum sinyal termodulasi amplitudo seperti terlihat pada gambar 6. Amplitudo (dalam Volt) 0 Time (dalam dt) Bentuk Spektrum AM Amplitudo (dalam db atau dbm) Gambar 6. Bentuk gelombang dan spektrum sinyal termodulasi amplitudo Pada sinyal termodulasi amplitudo mempunyai spektrum yang sederhana dimana pada contoh diatas terdiri dari sinyal carrier dengan frekuensi 65Hz dan sinyal pemodulasi (informasi) dengan frekuensi 5Hz, maka akan menghasilkan spectrum sinyal AM yang terdiri dari sinyal carrier, lower sideband (LSB) dan upper sideband (USB) dimana kedua sinyal sideband tersebut mempunyai frekuensi 60Hz(LSB) dan 70Hz(USB). Dari bentuk spektrum ini dapat diketahui besarnya bandwidth yang digunakan oleh sinyal termodulasi amplitudo, yaitu sebesar 70Hz 60Hz sama dengan 10Hz atau dapat juga menggunakan rumus bandwidth (BW)=2f m dimana f m merupakan frekuensi dari sinyal informasi Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 7 0 db/dbm Bentuk gelombang sinyal AM f = (65-5)Hz (LSB) f = 65Hz (carrier) f = (65+5)Hz (USB) Frekuensi (dalam Hz)

Aplikasi Modulasi Amplitudo Radio AM merupakan salah satu contoh penerapan dari modulasi amplitudo, dimana pada radio AM menggunakan band frekuensi (range frekuensi AM) yaitu sekitar 550KHz sampai 1720KHz. Maksud dari range frekuensi tersebut adalah frekuensi carrier yang digunakan pada transmistter radio AM untuk mengirimkan sinyal informasi dengan range frekuensi audio yaitu diatas 20KHz. Tetapi pada modulasi amplitudo frekuensi informasi dibatasi hingga 5KHz sehingga mempunyai bandwidth untuk setiap transmitter sebesar 10KHz. Sehingga pada range frekuensi untuk radio AM jumlah maksimum transmitter AM sebesar 107 transmitter dimana setiap transmitter memiliki bandwidth sebesar 10KHz. Single Side Band (SSB) Prinsip dasar dari sistem single side band adalah sangat sederhana yaitu diambil dari sistem modulasi amplitudo, hanya dengan menambahkan komponen band pass filter sehingga sinyal output yang diperoleh berupa salah satu side band seperti gambar 7. Informasi Amplitude Modulator Band pass filter disini berfungsi sebagai penyeleksi sinyal yang akan dipancarkan, dalam hal ini diambil sinyal LSB atau USB sehingga hanya satu sinyal saja yang dipancarkan, oleh karena itu dinamakan transmitter single side band (SSB). Penerima Superheterodyne Sinyal AM Maksud dari superheterodyne adalah percampuran dua frekuensi yang berbeda sehingga menghasilkan sebuah frekuensi baru. Pada sistem modulasi amplitudo merupakan suatu proses heterodyne, karena pada modulasi amplitudo ini sinyal informasi dicampur dengan sinyal carrier sehingga menghasilkan suatu sinyal sideband. Penerima superheterodyne disini fungsinya untuk memisahkan sinyal yang Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 8 Band pass filter (BPF LSB/USB) Gambar 7. Blok diagram transmitter SSB Output SSB

diterima berupa sinyal hasil percampuran tadi, sehingga dapat diperoleh hanya sinyal informasi yang diinginkan. Blok diagram dari penerima superheterodyne seperti gambar 8. Pada receiver konvensional diperlukan sebuah mixer (pencampur frekuensi) dan rangkaian local osilator. Rangkaian lokal osilator ini fungsinya sebagai tuning (pemilih) frekuensi, oleh karena itu rangkaian ini harus dapat menghasilkan semua frekuensi yang digunakan pada pemancar AM. Sebagai contoh, bila ingin menerima siaran televisi, berarti rangkaian osilator harus dapat menghasilkan frekuensi 235MHz. Kemudian untuk mendapatkan sinyal informasi diperlukan rangkaian bandpass filter yang bekerja pada frekuensi tengah 235MHz dimana rangkaian band-pass filter ini sudah tergabung pada bagian demodulator. Selanjutnya bagian amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal output dari band-pass filter yang berupa sinyal informasi. Pengaturan output dari rangkaian osilator ini yang dinamakan proses tuning. Tuner Mixer (bandpass) Pre-Amplifier X Berikut ini tabel frekuensi receiver AM dan FM yang mana terdiri dari range carrier radio frekuensi (RF), frekuensi intermediate IF (f IF = f LO - f RF ) dan bandwidth IF. Tabel 1 Frekuensi-frekuensi pada receiver AM dan FM Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 9 Lokal osilator Common tuning Intermediate frequency (IF) Radio AM Demodulator Gambar 8. Blok diagram penerima superheterodyne Radio FM Range carrier RF 0.535 1.605 MHz 88 108 MHz Frekuensi intermediate IF 0.455 MHz 10.7 MHz Bandwidth IF 10 KHz 200 KHz Amplifier

IV. LANGKAH PRAKTIKUM AM SSB SC ( AMPLITUDO MODULATION SINGLE SIDE BAND SURPRESSED CARRIER ) a. Setting Trainer 1. Buat Setting rangkaian seperti gambar Plug in Plan 3 namun tidak menggunakan Spektrum Analyzers 2. Pada Audio Function Generator aturlah supaya keluaranya adalah gelombang sinus dan keluaran Vss dihubungkan dengan CF Transmitter bagian Low Pass Filter. b. Setting Audio Function Generator 1. Aturlah keluaran AFG pada frekuensi 2 Khz dengan amplitudo 4 V. Ukur keluaran AFG menggunakan osciloscope dan gambarkan hasilnya pada lembar pengamatan. 2. Posisi titik yang akan diukur adalah pada titik Vss yang terhubung dengan Low Pass Filter di CF Transmitter 3. Saat mensetting frekuensi menjadn 2 Khz dapat menggunakan bantuan Frekuensi counter dengan cara menghubungkan bagian Analog A Freq Counter dengan output dari AFG. c. Setting CF Transmitter a. Posisikan pengatur fungsi CF pada posisi AM yang berarti memfungsikan CF Transmitter pada posisi AM SSB SC b. Hubungkan output dari LPF ke bagian berikutnya dan output LPF kedua menuju input dari Adder ( Penjumlah ) c. Hubungkan pembangkit gelombang kotak pada CF Transmitter ke bagian input Adder. Pembangkit gelombang kotak akan membangkitkan frekuensi 160 khz dan akan diturunkan frekuensinya oleh blok F / fn kemudian akan dikonversikan dalam gelombang sinus oleh blok berikutnya. Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 10

d. Mengetahui Karakteristik LPF a. Ubahlah keluaran AFG sehingga amplitudo bernilai 4 volt dan frekuensi menjadi 1 Khz. Ukurlah output keluaran LPF dan catat posisi amplitudo dan frekuensinya. b. Naikan frekuensi dari AFG dengan step sebesar 500 Hz dengan amplitudo tetap dan ukur output keluaran LPF untuk masing-masing nilai frekuensi tersebut sampai dengan frekuensi 5 Khz. c. Gambarkan respon frekuensinya pada Lembar pengamatan. d. Kembalikan setting AFG seperti semula pada posisi amplitudo 4 Volt dan frekuensi 2 khz e. Mengetahui Fungsi masing-masing blok pada CF Transmitter a. Ukurlah output dari pembangkit gelombang kotak pada CF Transmitter dan gambarkan keluaranya pada lembar pengamatan. Catatlah frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang diukur b. Pada output dari down konverter ( penurun frekuensi) ukur dan gambarkan bentuk gelombang yang terjadi pada lembar pengamatan. Catatlah frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang terukur c. Pada bagian pengubah gel kotak menjadi sinus ukurlah outputnya dan gambarkan bentuk gelombangnya pada lembar pengamatan. Catat frekuensi dan amplitudo dari gelombang yang terukur. f. Mengetahui Output dari Sinyal Termodulasi AM SSB SC a. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope output dari sinyal termodulasi AM pada bagian keluaran CF Transmitter. Gambarkan hasilnya pada lembar pengamatan. Berapakah indeks modulasi yang didapatkan dari gambar tersebut? b. Cobalah untuk membuat sebuah keluaran gelombang AM SSB SC yang dapat menghasilkan indeks modulasi sebesar 0,6, 0,8, 1, dan over modulated dengan mengubah amplitudo dari AFG. c. Catat posisi amplitudo dan frekuensi untuk masing-masing seting indeks modulasi pada point b tersebut d. Setelah selesai ubahlah kembali setting AFG pada posisi amplitudo 4 volt dan frekuensi 2 Khz Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 11

g. Mengetahui spektrum frekuensi dari gelombang termodulasi AM SSB SC a. Pada output CF Transmitter gunakan spektrum analyzer untuk mengukur spektrum frekuensi dari gelombang AM SSB SC. b. Catatlah berapa magnitude dari masing2 komponen dayanya c. Gambarkan spektrum masing-masing seting indeks modulasi pada point b tersebut h. Mengetahui Keluaran SSB DSB Receiver a. Ukur dan catat keluaran SSB DSB Receiver menggunakan osciloscope untuk poisisi AFG amplitudo 4 Volt dan Frekuensi 2 Khz. Bandingkan output gelombang dan input gelombang dari AFG b. Pada setting indeks modulasi seperti point f ukur keluaran SSB DSB Receiver dan bandingkan dengan output dari AFG nya. Parameter yang dibandingkan adalah amplitudo dan frekuensinya. V. PERTANYAAN (Dijawab di Laporan) 1) Jika pada AFG diberikan frekuensi 2 Khz dan Amplitudo sebesar 4 volt dan pada pembangkit gelombang kotak CF Transmitter menghasilkan frekuensi 160 Khz dan amplitudo 5 volt, hitunglah: - Persamaan sinyal informasi AM - Persamaan sinyal Carrier AM - Persamaan sinyal termodulasi AM 2) Mengapa bentuk carrier dalam modulasi AM harus berbentuk gelombang sinus, jelaskan! Bila perlu menggunakan rumus dan gambar! 3) Apakah terdapat redaman pada output sinyal termodulasi AM jika melihat karakteristik dari output SSB-DSB Receiver? Jelaskan jawaban anda! 4) Jelaskan keuntungan dan kerugian model modulasi AM! Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 12

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK SISTEM KOMUNIKASI I AMPLITUDO MODULATION - Setting Audio Function Generator Amplitudo Frekuensi =...Volt =...Khz - Mengetahui Karakteristik LPF Output AFG dengan amplutudo 4 Volt dan frekuensi 1 Khz Output LPF dengan amplitudo 4 Volt dan frekuensi 1 Khz Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 13

No Tabel Perbandingan amplitudo dan frekuensi untuk output AFG dan LPF A (AFG) Volt F (AFG ) Khz 1 4 1,5 2 4 2 3 4 3 4 4 3,5 5 4 4 Respon LPF terhadap masukan AFG Gain (db) A (LPF ) Volt Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 14 F (LPF) Khz - Mengetahui Fungsi masing-masing blok pada CF Transmitter Output Pembangkit Gelombang Kotak GAIN Frekuensi (Khz) Amplitudo =...Volt Frekuensi =... Khz Output Down Konverter Amplitudo =...Volt Frekuensi =... Khz

- Mengetahui Output dari Sinyal Termodulasi AM SSB SC Output Sinyal Termodulasi AM Amplitudo =...Volt, Frekuensi =... Khz, Indeks Modulasi =...% Indeks Modulasi 0,6 Amplitudo =...Volt, Frekuensi =... Khz, =...Volt Indeks Modulasi 0,8 Amplitudo =...Volt, Frekuensi =... Khz, =...Volt Indeks Modulasi 1 Amplitudo =...Volt, Frekuensi =... Khz, =...Volt Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 15 Amplitudo AFG Amplitudo AFG Amplitudo AFG

Indeks Modulasi > 1 (over modulated) Amplitudo =...Volt, Frekuensi =... Khz, =...Volt Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 16 Amplitudo AFG - Mengetahui spektrum frekuensi dari gelombang termodulasi AM SSB SC Spektrum AM SSB SC untuk A = 4 Volt dan F = 2Khz Magnitude USB =...db Magnitude LSB =...db Mangitude Carrier =.db Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,6 Magnitude USB =...db Magnitude LSB =...db Mangitude Carrier =.db

Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,8 Magnitude USB =...db Magnitude LSB =...db Mangitude Carrier =.db Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi 0,8 Magnitude USB =...db Magnitude LSB =...db Mangitude Carrier =.db Spektrum AM SSB SC untuk Indeks modulasi > 1 Magnitude USB =...db Magnitude LSB =...db Mangitude Carrier =.db Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 17

- Mengetahui Keluaran SSB DSB Receiver Hasil Keluaran SSB DSB Receiver untuk amplitudo 4 Volt dan Frekuensi 2 Khz Amplitudo =.Volt Modul Siskom I by Wahyu Pamungkas ST 18 Frekuensi =..Khz Perbandingan Output AFG dengan Keluaran SSB- DSB Receiver No Indeks A (AFG) Modulasi Volt 1 0 2 0,4 3 0,6 4 0,8 5 1 F (AFG ) A (Rec) Khz Volt F (Rec) Khz GAIN