BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan blok yang dirancang..

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN HASIL KINERJA ALAT

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan blok yang dirancang.. Adapun blok diagram pembuatan alat yang akan dibuat secara umum dapat dilihat pada gambar 3.1. Antar Muka PC Radiasi Detektor GM Pengkondisi Sinyal Mikrokontroller LCD 16x2 Catu Daya Tegangan Tinggi Keypad 4x4 Gambar 3.1. Diagram blok alat pencacah radiasi Secara umum, cara kerja diagram blok alat pencacah radiasi adalah ketika Geiger-Muller yang terhubung dengan catu daya tegangan tinggi dan sebuah pertikel radiasi mengenai detektor, maka partikel tersebut akan mengionisasi gasgas di dalam detektor yang mengakibatkan detektor tersebut menjadi konduktif. Setelah detektor konduktif, detektor akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa keluaran detektor tersebut belum dapat dicacah, oleh karena itu pulsa keluaran harus diolah terlebih dahulu oleh sistem pengkondisi sinyal menjadi pulsa standar. Pulsa keluaran pengkondisi sinyal tersebut kemudian akan diolah oleh sistem Mikrokontroler. Sistem mikrokontroler tersebut terdiri dari sistem pewaktu (timer), penghitung (counter), EEPROM, Analog to Digital Converter (ADC) yang semuanya dikendalikan oleh keypad 4x4. Semua kegiatan dan data hasil 26

27 cacahan yang dilakukan di sistem mikrokontroler ditampilkan di LCD 2x16. Ketika pengguna perlu untuk mengolah data tersebut, maka data hasi cacahan tersebut dapat di upload ke PC dengan bantuan sistem antar muka yang kemudian ditampilkan melalui aplikasi GUI di PC yang kemudian data tersebut dapat disimpan dalam aplikasi Ms. Excell. A. Rancangan Rangkaian Tabung Geiger-Muller Detektor bekerja seperti rangkaian RC dimana tabung Geiger-Muller berperan sebagai saklar. Pada saat detektor tidak konduktif, maka tegangan melewari hambatan R dan mengisi kapasitor C. Saat detektor konduktif, maka tegangan yang melewari hambatan R dan mengisi kapasitor C akan langsung akan di-ground kan. Pada saat itu akan terjadi jatuh tegangan di dalam rangkaian tersebut. Gambar 3.2. Rancangan rangkaian tabung Geiger-Muller Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana sebuah detektor Geiger-Muller diterapkan di sebuah rangkaian pendeteksi radiasi. Detektor tersebut bekerja pada wilayah tegangan Plato detektor. Untuk detektor yang saat ini digunakan, wilayah plato detektor berada pada rentang 500 600 V DC.

28 B. Rancangan Catu Daya Tegangan Tinggi Tegangan tinggi diperoleh dengan menggunakan transformator step-up sebagai komponen utama. Adapun diagram blok catu daya tegangan tinggi yang dirancang dapat dilihat pada gambar 3.3. Pengatur Tegangan Referensi Trafo Ferrit Pelipat ganda Tegangan Tinggi HV Osilator Saklar elektronik Gambar 3.3. diagram blok catu daya tegangan tinggi Blok catu daya tegangan tinggi terdiri dari pengatur tegangan referensi, osilator, saklar elektronik, trafo ferrit, dan pelipat ganda tegangan. Untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi, diperlukan osilator untuk merangsang tegangan searah (DC) menjadi seperti tegangan bolak-balik (AC). Karena arus keluaran osilator sangatlah kecil, maka digunakan transistor yang difungsikan seperti saklar untuk men-trigger trafo dengan arus yang cukup. Setelah Saklar Elektronik men-trigger trafo, kemudian Trafo Ferrit men-transform / merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi dengan besar tegangan keluaran dapat diatur oleh tegangan referensi. Penjelasan lebih rinci mengenai bagian-bagian diagram blok gambar 3.3 dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. 1. Pengatur Tegangan Referensi Pengatur tegangan referensi berfungsi untuk memberikan tegangan 0 V sampai 12 V pada trafo step up. Tegangan referensi tersebut haruslah memiliki tegangan keluaran yang memiliki nilai linearitas yang baik, oleh karena itu perlu

29 digunakan sebuah Variable Regulator untuk menstabilkan tegangan. Gambar 3.4 adalah gambar rangkaian Adjustable Regulator menggunakan IC LM317 untuk mengatur tegangan 0-12V yang digunakan sebagai tegangan referensi untuk trafo tegangan tinggi. Gambar 3.4. Rangkaian pengatur tegangan referensi IC LM317 (Sumber : www.datasheetcatalog.com) Rangkaian 3.4 menggunakan IC LM317 yang dirangkai dengan beberapa komponen penunjang. V in digunakan sebagai tegangan masukan untuk kemudian diregulasi oleh LM317. C 1 diperlukan bila regulator terletak pada jarak yang cukup jauh dari catu daya. C 2 tidak digunakan sebagai stabilisator, namun meningkatkan respon transien. Tegangan output dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut: 2. Osilator =1.25 1+ + (3.1) Osilator adalah suatu penggetar dengan frekuensi tertentu yang beraturan. Osilator digunakan untuk menggetarkan tegangan pada Trafo step-up, karena trafo step-up hanya dapat bekerja jika tegangan yang masuk berosilasi dengan

30 frekuensi tinggi. Osilator ini dirancang menggunakan IC NE555 dengan modus Astable Operation. IC NE555 digunakan karena mudah digunakan dan murah. Adapun gambar rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5. Rangkaian Osilator IC NE555 mode Astable (Sumber : www.datasheetcatalog.com) Adapun prinsip kerja rangkaian pada gambar 3.5 adalah sebagai berikut: Bila rangkaian pin 2 dan 6 dihubungkan, koneksi tersebut mentrigger dirinya sendiri hingga akhirnya menjadi sebuah multivibrator. Kapasitor eksternal mengisi melalui R 1 dan R 2 dan mengkosongkan melalui R 2. Dengan demikian duty cycle dapat secara tepat ditentukan oleh rasio kedua resistor. Dalam modus Astable Operation, pengisian C 1 dan pengosongan antara 1 / 3 Vcc dan 2 / 3 Vcc. Bila menggunakan R 1 = 6K8, R 2 = 4K7, dan C 1 = 10nF deperoleh: frekuensi ofoscillation : = =. (3.5) = 1 = 1.44 6 8+ 4 7 10 = 8888,89

31 Duty Cycle: = (3.6) = = 70.99 3. Saklar Elektronik Saklar elektronik dibentuk oleh sebuah transistor yang bekerja ON/OFF secara terus menerus. Dalam rangkaian ini, saklar elektronik digunakan untuk memperkuat arus dari osilator yang akan mentrigger trafo step-up. Gambar dan pemasangan saklar elektronik terlihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Rangkaian Saklar elektronik dan Transformator Cara kerja rangkaian tersebut adalah bila sebuah transistor NPN pada basisnya diberi tegangan positif hingga mengalami kejenuhan, maka transistor akan menghantarkan arus dari kolektor menuju emitor seperti layaknya sebuah saklar pada posoisi terhubung (on). Sebaliknya bila kemudi basisnya diberi tegangan nol, maka transistor akan memutus arus antara kolektor dan emittor yang berfungsi seperti sebuah saklar pada posisi tak terhubung (off). Besarnya pulsa pemicu adalah:

32 =. + (3.7) Dengan : V b I b V be = Tegangan basis = Arus basis = Tegangan antara basis dan emitor R b = Tahanan basis ( resistor R 5 ) 4. Transformator Transformator digunakan untuk mengubah tegangan rendah 12 V menjadi tegangan tinggi. Transformator terdiri dari lilitan primer, sekunder dan memiliki into ferit sebagai inti. Inti ferit digunakan karena memiliki keunggulan dibanding inti jenis besi antara lain: Konsumsi daya rendah, praktis dan mudah digunakan pada PCB. Trafo yang digunakan menggunakan perbandingan lilitan primer dan sekunder sebanyak 100:400 dengan diameter kawat tembaga 0.2mm. Penggunaan kawat dengan diameter 0.2 dimaksudkan agar kawat tidak mudah putus ketika proses penggulungan. 5. Pelipat Ganda Tegangan Pelipat ganda tegangan berfungsi untuk melipat gandakan tegangan hasil keluaran trafo step up menjadi tegangan yang lebih besar. Pelipat ganda tegangan terdiri dari beberapa komponen dioda dan kapasitor yang dirangkai sedemikian rupa seperti pada gambar 3.7.

33 Gambar 3.7. Rangkaian Pelipat Ganda Tegangan Tinggi Rangkaian pelipat ganda tegangan tinggi pada gambar 3.7 dibuat untuk melipatkan tegangan menjadi tiga kali. Maka, diperlukan tiga buah diode dan tiga buah kapasitor. Tampak pada gambar 3.7, diode D 2 bekerja sebagai penyearah bertapis kapasitor C 7, D 3 bekerja sebagai pengapit terpanjar dan diode D 4 bekerja sebagai saklar untuk mengisi kapasitor C 9. C. Rancangan Pengkondisi Sinyal Keluaran dari tabung Geiger-Muller belum dapat langsung dicacah oleh mikrokontroler. Maka perlu dibuat pengkondisi sinyal untuk membentuk pulsa keluaran tabung Geiger-Muller menjadi pulsa standar TTL yang dapat dicacah oleh mikrokontroler. Pembentukan pulsa menggunakan IC NE555 dengan modus Monostable operation. IC NE555 berfungsi untuk menghasilkan sebuah pulsa dengan periode tertentu yang dapat diatur ketika IC dipicu dengan sebuah pulsa masukan. Penggunaan IC NE555 terlihat pada gambar 3.8.

34 Gambar 3.8. Rangkaian pengkondisi sinyal IC NE555 mode monostable (Sumber : www.datasheetcatalog.com) Rangkaian 3.8 adalah rangkian pengkondisi sinyal IC NE555 mode monostable. Ketika pulsa keluaran tabung Geiger-Muller yang memiliki karakter pulsa negative men-trigger rangkaian IC, maka pulsa akan diubah menjadi pulsa positif dengan periode tertentu. Pada penelitian ini, perioda pulsa dibuat sebesar 0.3ms, maka diperlukan R 1 =33K dan C 1 =10nF. Perumusan periode pulsa tersebut adalah sebagai berikut: =. (3.8) =33.10 =0.33 D. Rancangan Sistem Dan Pemrograman Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan bagian penting yang menjadi pusat kendali dari keseluruhan peralatan yang ada, mulai dari menentukan jumlah cacahan dari keypad, mencacah sinyal tabung Geiger-Muller, membaca tegangan tinggi dengan menggunakan ADC internal mikrokontroller, mengubah tampilan ke LCD, hingga mngirim data ke PC. Rancangan sistem mikrokontroler terlihat pada gambar 3.9.

35 Gambar 3.9. Minimum sistem ATmega16 dengan Antar Muka Keypad 4x4 dan LCD 2x16. Keterangan gambar 3.9 adalah Pin Vcc yang dihubungkan dengan tegangan DC 5V yang berfungsi untuk menjalankan program yang ada di memori internal dari ATmega16. Rangkaian reset dibuat untuk me-reset sistem sehingga proses bias dijalankan mulai dari awal program. Kapasitor yang digunakan sebesar 10 µf. Minimum sistem diatas tidak memerlukan osilator eksternal karena telah menggunakan osilator internal sebesar 8 MHz. 1. Pemograman Timer/Counter pada Mikrokontroler Penelitian ini menggunakan TIMER/COUNTER1 pada port B1 yang memiliki TIMER/COUNTER1 sebesar 16 bit yang memungkinkan mendapatkan hasil pencacahan lebih banyak. Dengan bahasa pemrograman BASCOM AVR kita dapat menggunakan TIMER/COUNTER1 dengan mudah. Config Timer1 = Counter, Edge = Rising, Noise Cancel = 1 Clock = 0 Counter1 = 0 Start Timer0

36 Start Counter1 If Clock = 4000 Then Clock = 0 Stop Counter1 Stop Timer0 Lcd Counter1 'timer 1 detik Ungkapan program di atas merupakan konfigurasi timer1 sebagai counter yang nantinya akan ditampilkan di LCD. Timer/counter digunakan untuk menghitung jumlah cacahan radiasi sesuai set waktu. Pada timer/counter yang digunakan, pewaktuan menggunakan pulsa osilator dari Kristal yang digunakan. 2. Pemograman ADC pada Mikrokontroler Penggunaan ADC pada penelitian ini bertujuan untuk membaca tegangan detektor. Hal ini penting karena sebuah detektor Geiger-Muller bekerja pada rentang tegangan tertentu, yaitu pada wilayah Plato detektor Geiger-Muller. Pada detektor yang digunakan, tegangan Plato detektor antara 500 600 V DC. Jika tegangan telalu besar maka akan merusak detektor. Mikrokontroler tidak dapat membaca tegangan tinggi secara langsung, karena ADC sebuah mikrokontroler memiliki input tegangan maksimal sebesar 5V DC. Maka sebelum masuk ke port mikrokontroler, tegangan tinggi diturunkan dengan cara membagi tegangan sampai input tegangan maksimal pada mikrokontroller 5V DC. Penelitian ini menggunakan Port (0) Mikrokontroler yang berada di pin 40 ATmega16 yang memiliki resolusi sebesar 10 byte. 'config adc Config Adc = Single, Prescaler = Auto Dim Masukanadc As Integer, Koreksi As Single, Tegangan As Single Do Start Adc Masukanadc = Getadc(0) Koreksi = 820 / 982 Tegangan = Masukanadc * Koreksi

37 Loop Lcd Tegangan Wait 1 Program di atas adalah contoh bagaimana memprogram sebuah ADC dengan menggunakan BASCOM AVR. Dalam memprogram ADC dengan menggunakan BASCOM AVR, pertama-tama ketik perintah Start Adc kemudian masukan alamat ADC yang digunakan, misal menggunakan ADC0 maka ketik Getadc(0) dan kemudian perintah Lcd untuk menampilkan di LCD. Namun, sebelum ditampilkan di LCD, data ADC dapat dikonversi dan dikoreksi hingga dapat menampilkan data yang akurat. 3. Pemograman EEPROM pada Mikrokontroler EEPROM adalah memori yang terdapat di sebuah mikrokontroler yang dapat menyimpan data walau mikrokontroler dimatikan, secara umum EEPROM bekerja seperti hard disk di sebuah PC. ATmega16 memiliki EEPROM internal sebesar 512 byte, cukup untuk menyimpan data yang tidak terlalu besar. Writeeeprom Hslcacahan, S Readeeprom s, Hslcacahan Program di atas adalah contoh bagaimana menulis dan membaca eeprom dengan menggunakan BASCOM AVR. Untuk menuliskan data ke eeprom dengan menggunakan BASCOM AVR. Instruksi WRITEEEPROM diikuti dengan parameter DATA dan ALAMAT eeprom. Sedangkan untuk membaca data di eeprom maka instruksi READEEPROM diikuti dengan parameter ALAMAT dan DATA eeprom.

38 4. Rancangan Antar Muka dan Pemograman LCD ke Mikrokontroler LCD (Liquid Kristal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah sering digunakan di berbagai bidang, misalnya dalam alat-alat elektronik, seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Untuk menampilkan karakter pada LCD, pertama harus melakukan inisialisasi perangkat keras di program BASCOM AVR yang terdiri dari konfigurasi jenis LCD dan konfigurasi port yang digunakan sebagai antar muka antara mikrokontroler dengan LCD, potongan program penampil LCD dengan BASCOM AVR sebagai berikut: Config Lcd = 16 * 2 Config Lcdpin = Pin, Db4 = Porta.4, Db5 = Porta.5, Db6 = Porta.6, Db7 = Porta.7, E = Porta.3, Rs = Porta.2 Potongan program di atas aldalah menggunakan LCD 16x2 dan menggunakan port A mikrokontroler. Kemudian untuk menampilkan hasil ke LCD, cukup menuliskan kata lcd diikuti objek yang ditampilkan ditulis dalam tanda ( ), seperti pada potongan program berikut : Lcd " " 5. Rancangan Antar Muka dan Pemograman Keypad ke Mikrokontroler Dengan pemrograman Bascom AVR kita dapat mengakses keypad 4 4 dengan mudah. Keypad sesungguhnya terdiri dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom. Sistem Antar Muka keypad dengan mikrokontroler ialah sebagai berikut:

39 Gambar 3.10. Antar Muka keypad dengan pin mikrokontroler ATmega16 Pada BASCOM-AVR program akses keypad dapat dibuat dengan mudah pada dengan suatu fungsi yaitu Config Kbd (). Ada 8 sambungan yang diperlukan untuk dihubungakan ke mikrokontroler. Jadi kita membutuhkan delapan port mikrokontroler untuk dapat mengakses keypad 4 4. Config Kbd = Portd Dim kbd_data As Byte Keypad = Get Getkbd() Ulang = Lookup(keypad, Tabel) Tabel: Data &H01, &H02, &H03, &H0D, &H04, &H05, &H06, &H0E, &H07, &H08, &H09, &H0F, &H0B, &H00, &H0C, &H10 Program sebelumnya adalah contoh deklarasi fungsi dari akses keyboard yang dihubungkan pada port D dari suatu mikrokontroler. Agar mikrokontroler dapat melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika low 0 dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroler akan melihat sebagai logika high 1 pada setiap pin yang terhubung ke baris. Empat port mulai dari port D0 D3 berfungsi sebagai keluaran sinyal mikrokontroler dan kemudian ketika salah satu tombol keypad ditekan maka akan

40 dibaca oleh mikrokontroler melalui port D4 D7. Untuk menampilkan angka ketika keypad ditekan, maka diperlukan libraries untuk menyimpan data tersebut, maka pada program disisipkan perintah Tabel:. E. Rancangan Antar Muka Mikrokontroler ke PC dengan Converter USB mikrokontroler ATmega8. Sistem antar muka dibuat untuk memudahkan pengguna untuk memasukkan data hasil cacahan langsung ke PC komputer dengan menggunakan USB PC. Untuk mengirim data ke PC, cukup memberi perintah Print pada interupsi di BASCOM AVR. 1. Rancangan Perangkat Keras Sistem perangkat keras antar muka dirancang dengan komponen utama mikrokontroler ATmega8 berbasiskan AVR 309 USB sebagai Converter USB to Serial yang terdiri dari bagian perangkat keres dan perangkat lunak. Program AVR 309 USB dapat diperoleh dengan men download secara gratis. Program yang terdapat tersedia sudah berupa dalam format.hex yang dapat langsung di download ke dalam alat tersebut. Adapun rancangan perangkat keras adalah sebagai berikut:

41 Gambar 3.11. Rangkaian Converter USB to Serial Gambar 3.11 menggunakan IC ATmega8 sebagai komponen utama serial converter. IC ATmega8 bekerja dengan menggunakan Kristal 8M sebagai detak pulsa yang dihubungkan dengan kapasitor 22p. Fungsi kapasitor untuk menghilangkan noise pada mikrokontroler. Kemudian sebelum masuk ke USB PC, pulsa keluaran ATmega8 dihubungkan menggunakan diode Zener 3V5 sebagai pengatur tinggi pulsa yang masuk ke mikrokontroler, karena USB PC dapat menerima tegangan 3.5 V. 2. Rancangan Perangkat Lunak di PC Untuk membuat GUI pada penelitian ini digunakan program antar muka di komputer. Pada tahap awal pembuatan Delphi sebagai perangkat lunak sistem, diperlukan rancangan diagram alir sebagai panduan dalam hal penyusunan instruksi serta untuk mengefektifkan program agar tidak tumpang tindih sehingga hal tersebut mempengaruhi pemakaian memori program. Diagram alir program Delphi pada gambar 3.12.

42 Start Ambil data Serial (XR2211) Tampilkan di Real Time Simpan di Database Simpan di Ms. Excel End Gambar 3.12. Diagram Alir GUI Sistem Pencacahan Radiasi