'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 167 TAHUN 2010 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 166 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 164 TAHUN 2010 TENTANG

IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 311 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAYANAN PEREDARAN HASIL HUTAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA." NOMOR 159 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERJITURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 307 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 288 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 356 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 314 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 161 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERMURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 067 TAHUN 2017

c2y!jdota ~bda PERATURAhl GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 50 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 221 TAHUN 2014

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2016

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

$3. '.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA KELlSTRIKAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 149 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pasal 46 Peraturan Gubemur Nomor 69 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Kelistrikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana lelah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerinlahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

2 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaralDaerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diuball dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 17. Keputusan Menleri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1454 k/30/mem/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Minyak dan Gas Bumi; 18. Keputusan Menleri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1455 k/40/mem/2000 tenlang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerinlahan di Bidang Usaha Penyediaan Tenaga Lislrik unluk Kepenlingan Umum dan Usaha Penunjang; 19. Peraluran Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tenlang Organisasi Perangkal Daerah; 20. Peraluran Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 69 Tahun 2009 lenlang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi; MEMUTUSKAN : Menelapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANI$ASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA KELlSTRIKAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

. 3 3. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Inspektorat adalah Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Badan Pengelola Keuangan Daerah adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Biro Organisasi dan Tatalaksana adalah Biro Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Unit Pengelola Kelistrikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang selanjutnya disebut Unit Pengelola adalah Unit Pengelola Kelistrikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Kepala Unit adalah Kepala Unit Pengelola Kelistrikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2 Dengan Peraturan ini dibentuk Unit Pengelola Kelistrikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pasal 3 (1) Unit Pengelola merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang pengelolaan kelistrikan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. (2) Unit Pengelola dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 4 (1) Unit Pengelola mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kelistrikan eli Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unit Pengelola mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola;

4 c. penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat di bidang ketenagalistrikan meliputi usaha pembangkit, transmisi, distribusi dan penjualan tenag8 listrik; d. pengelolaan, pengadaan, dan pemeliharaan pembangkit tenaga Iistrik; e. penyediaan bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik;. f. pengelolaan dan pemeliharaan transmisi dan distribusi tenaga Iistrik sert8 penerangan jalan dan sarana umum; g. pelaksanaan penyambungan, pencatatan KWh (Kilo Watt hour) meter, perhitungan, pencetakan rekening dan penagillan pemakaian tenaga Iistrik serta pemutusan sambungan tenaga Iistrik terhadap pelanggan listrik sesuai ketentuan yang berlaku; h. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), dan/atau instansi pemerintah/swasta, dalam rangka pengelolaan, pengadaan, dah pemeliharaan pembangkit tenaga listrik; i. pengelolaan dukungan teknis dan administratif; j. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang; k. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan; I. pelaksanaan publikasi kegiatan Unit Pengelola; m. pelaksanaan upacara Unit Pengelola; n. penyiapan bahan laporan. Dinas Perindustrian dan Energi yang terkail dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola; dan o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola. BAB III ORGANISASI Pasal 5 (1) Susunan organisasi Unit Pengelola terdiri dari : a. Kepala Unit; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pengusahaan dan Pelayanan; d. Seksi Perawatan; dan e. Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Kepala Unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Jabatan Struktural eselon Ill.b. (3) Bagan susunan organisasi Unit Pengelola sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Unit mempunyai tugas : Pasal 6 a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanakan tugas dan fungsi Unit Pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional; c. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola; dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola.

5 Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf Unit Pengelola dalam pelaksanaan administrasi Unit Pengelola. (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melpksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola; d. melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola; e. melaksanakan pengelolaan kepegawaian; f. melaksanakan pengelolaan keuangan dan barang; g. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Unit Pengelola; h. menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan kantor; i. melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan; j. melaksanakan kegiatan ketatausahaan seperti surat menyurat dan kearsipan; k. melaksanakan publikasi kegiatan Unit Pengelola; I. melaksanakan upacara dan pengaturan acara Unit Pengelola; m.mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Unit Pengelola; n. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas Subbagian Tata Usaha; dan o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha. Pasal 8 (1) Seksi Pengusahaan dan Pelayanan merupakan Satuan Kerja lini Unit Pengelola dalam pelaksanaan pengusahaan dan pelayanan listrik. (2) Seksi Pengusahaan dan Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Seksi Pengusahaan dan Pelayanan mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun dan mengembangkan pelayanan Iistrik; d. melaksanakan hubungan kerja sama dengan fihak lain dalam melaksanakan pelayanan Iistrik; e. menghimpun, memilih dan menyusun serta mengembangkan program rencana kegiatan operasional;

6 f. memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa bidang listrik; g. memberikan pembinaan, pelayanan, dan fasilitasi industri keeil dan menengah; h. pengawasan, dan pengendalian industri keeil dan menengah; i. melaksanakan penyambungan, pencatatan KWh (Kilo Watt hour) meter, perhitungan, pencatatan rekening dan penagihan pemakaian tenaga listrik; j. melaksanakan pemutusan sambungan tenaga listrik terhadap pelanggan Iistrik sesuai ketentuan; k. menghimpun, mengolah, memelihara, menyajikan, mengembangkan dan memanfaatkan data dan informasi mengenai pelayanan dan pengguna jasa bidang listrik; I. melaksanakan pelayanan terhadap keluhan/klaim pengguna jasa bidang kelistrikan; m. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas Seksi Pengusahaan dan Pelayanan; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengusahaan'dan Pelayanan. Pasal 9 (1) Seksi Perawatan merupakan Satuan Kerja lini Unit Pengelola dalam pelaksanaan perawatan pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan jaringan distribusi. (2) Seksi Perawatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Seksi Perawatan mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Unit Pengelola sesuai dengan lingkup tugasnya; c. memelihara, merawat, memperbaiki dan memperbaharui pembangkit listrik, jaringan transmisi, jaringan distribusi dari sumber listrik hingga pembatas arus.iistrik pelanggan serta memelihara penerangan jalan sarana umum; d. melaksanakan pengadaan bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik; e. mendistribusikan dan memonitor pemanfaatan bahan bakar untuk pembangkit listrik; f. mengoperasikan pembangkit listrik; g. melaksanakan dan mengadakan bahan pendukung operasional pembangkit listrik; h. melaksanakan pemasangan alat pencatatan pemanfaatan Iistrik; i. melaksanakan operasi penertiban pemanfaatan listrik yang belum mempunyai izin dan melanggar ketentuan; j. melaksanakan bimbingan dan penyuluhan penggunaan energi listrik; k. menyiapkan bahan laporan Unit Pengelola yang berkaitan dengan tugas Seksi Perawatan; dan I. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Perawatan.

7 Pasal 10 (1) Unit Pengelola dapat mempunyai Subkelompok Jabatan Fungsional. (2) Pejabat Fungsional melaksanakan tugas dalam susunan organisasi struktural Unit Pengelola. Pasal 11 (1) Dalam rangka mengembangkan profesi/keahlian/kompetensi pejabat fungsional dibentuk Subkelompok Jabatan Fungsional Unit Pengelola sebagai bagian dari Kelompok Jabatan Fungsional Dinas. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit Pengelola. (3) Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat dan.diberhentikan oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Unit Pengelola dari pejabat fungsional yang dihormati di kalangan pejabat fungsional sesuai keunggulan kompetensi (pengetahuan, keahlian, dan integritas) yang dimiliki. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional Unit Pengelola diatur dengan Peraturan Gubernur sebagai bagian dari pengaturan Jabatan Fungsional Dinas Perindustrian dan Energi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV TATA KERJA Pasal 12 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Unit Pengelola wajib taat dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Kepala unit mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi pemerintah/swasta terkait, dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola. Pasal13 Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional pada Unit Pengelola wajib melaksanakan tugas masingmasing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip koordinasi, kerja sama, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.

8 Pasal14 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional pada Unit Pengelola wajib memimpin, mengoordinasikan, memberikan bimbingan, memberikan petunjuk pelaksanaan tugas, membina, dan menilai kinerja bawahan masing-masing. (2) Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional dan pegawai pada Unit Pengelola wajib mengikuti dan mematuhi perintah dinas atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 15 Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional pada Unit Pengelola wajib mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan masing-masing serta mengambil langkah-iangkall yang diperlukan apabila menemukan adanya penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan. Pasal 16 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional dan pegawai pada Unit Pengelola wajib menyampaikan laporan dan kendala pelaksanaan tugas kepada atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Atasan yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menindaklanjuli dan menjadikan laporan yang diterima sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal17 (1) Sekretariat Daerah melalui Biro Organisasi dan Tatalaksana melaksanakan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan terhadap Unit Pengelola sebagai bagian dari pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan Dinas Perindustrian dan Energi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengail Peraturan Gubernur. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 18 (1) Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pengelola merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

9 (2) Pengelolaan dilaksanakan kepegawaian. kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (3) Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, Unit Pengelola mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah dan Biro Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah sebagai bagian dari pembinaan kepegawaian Dinas. BAB VI KEUANGAN Pasal 19 (1) Belanja pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola dibebankan pada An9garan Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Pengelolaan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan keuangan negara/daerah. Pasal20 (1) Pendapatan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola merupakan pendapatan daerah. (2) Pengelolaan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan keuangan negara/daerah.. BAB VII ASET Pasal 21 (1) Aset yang dipergunakan oleh Unit Pengelola sebagai prasarana dan sarana kerja merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tjdak dipisahkan. (2) Pengelolaan aset atau prasarana dan sarana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan keuangan negara/daerah dan ketentuan peraturan perundangundangan pengelolaan barang milik negara/daerah. Pasal 22 (1) Prasarana dan sarana kerja yang diterima dalam bentuk pemberian, hibah atau bantuan dari pihak ketiga kepada Unit Pengelola dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya merupakan penerimaan barang daerah.

I 10 (2) Penerimaan barang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) segera dilaporkan kepada Kepala Dinas untuk selanjutnya dilaporkan kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.sekaligus sebagai Bendahara Umum Daerah untuk dicatat dan dibukukan sebagai aset daerah. BAB VIII PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS Pasal 23 (1) Unit Pengelola menyusun dan menyampaikan laporan berkala tahunan, semester, triwulan, bulanan dan/atau sewaktu-waktu kepada Kepala Dinas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi laporan: a. kebutuhan, kekurangan dan kelebihan pegawai; b. keuangan; c. kinerja; d. kebutuhan, kekurangan dan kelebihan barang atau prasarana dan sarana kerja; e. akuntabilitas; dan f. pelaksanaan kegiatan. Pasal 24 Dalam rangka akuntabilitas, Unit Pengelola mengembangkan sistem pengendalian internal sebagai bagian dari sistem pengendalian internal Dinas. BABIX PENGAWASAN Pasal 25 Pengawasan terhadap Unit Pengelola dilaksanakan oleh : a. Lembaga negara yang mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; b. Aparat pemeriksa internal pemerintah; dan c. Inspektorat. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 (1) Unit Pengelola dapat menerima pelimpahan pelaksanaan fungsi teknis Dinas di bidang perindustrian, energi, mineral dan pencahayaan kota.

11 (2) Pelimpahan pelaksanaan fungsi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Kepala Dinas. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 5 Juni 2009 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUK A JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12 J uni 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ~~MUHAYAT NIP 050012362 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2009 NOMOR 93

Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Daerah KhusliS Ibukota Jakarta Nomor 94 TAHUN 2009 Tanggal 5 Juni 2009 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PENGELOLA KELlSTRIKAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU KEPALA UNIT I SUBBAGIAN TATA USAHA I SEKSI PENGUSAHAAN DAN PELAYANAN I SEKSI PERAWATAN SUBKELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL GUBERNUR PR IBU N'INSI DAERAH KHUSUS TA JAKARTA, o