As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif...

dokumen-dokumen yang mirip
Nurul Maidah *) & Titin Kartini **)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBUATAN KERUPUK DAUN KOPI PADA MASYARAKAT DESA HARJOMULYO KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENGOLAHAN BUAH NAGA MERAH MENJADI SELAI SEBAGAI PRODUK PENGEMBANGAN AGROWISATA REMBANGAN KABUPATEN JEMBER

Lab. Penyuluhan dan Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Keyword: The development, creative economy, economic contribution

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program...

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PEMANFAATAN POHON PISANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT

VALUE CHAIN ANALYSIS (ANALISIS RANTAI PASOK) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI PADA INDUSTRI KOPI BIJI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

Pelatihan Pembuatan Bonsai Bokabu dari Oleana Syzygium Khas Borobudur untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Tanaman

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PENGOLAHAN DAUN KOPI MENJADI KOPI KAWA DI DESA HARJOMULYO KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

LAPORAN TUGAS AKHIR (TL- 40Z0) DESAIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

PENGOLAHAN CENGPO KEMOCENG KELOPO UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA PLOSO KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

DAMPAK EKONOMI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PADA PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

Abstrak. Kata kunci: Modal sosial, Enterpreneurship, Masyarakat miskin. Utama et al., Optimalisasi Modal Sosial...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Studi pada Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI

ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA WARGA RT.006 RW.024 LINGKUNGAN KEBON DALEM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI. Lilik Sunarsih *) & Umar HMS **)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT RT 05 RW IX KELURAHAN KROBOKAN KECAMATAN SEMARANG BARAT MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL DAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri kerajinan boneka kain di kecamatan Sukajadi merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak terlepas dari perekenomian yang berbasis dari sektor

Bayu Sasmita Aji 1, Bambang Suyadi 1, Titin Kartini 1 1

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMAHAMAN PESERTA PADA PROGRAM MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) (Kasus pada peserta program MKRPL di Desa Singamerta)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MELALUI KEGIATAN DEMONSTRASI FARM DI DESA BAKALAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Stephanus Piter Von Dasa ( ) Departemen politik dan Pemerintahan, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas diponegoro

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERINTEGRASI DENGAN LIFE SKILLS BERBASIS POTENSI PANGAN LOKAL

Dampak Positif Ekonomi Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat

PERAN PAGUYUBAN MASYARAKAT IKAN (PAMIK) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA DI DUSUN REKESAN KECAMATAN JAMBUWER KABUPATEN MALANG TAHUN 2014

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )


ANALISIS PERKEMBANGAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KUD SIDO MAKMUR KECAMATAN SUMBERSUKO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU

PEMANFAATAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM PEMBUATAN ASAP CAIR DI DESA JEJANGKIT, BARITO KUALA

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

ANALISIS KEMISKINAN DI WILAYAH BENCANA BANJIR ROB DESA TIMBULSLOKO, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK. Nanang Ahmad Fauzi

KONDISI SOSIAL EKONOMI BURUH SEKITAR KEBUN KOPI DI PERKEBUNAN GUNUNG PASANG DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI JEMBER

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI FIBER GLASS PADA PERAHU TRADISIONAL DI DESA KARANGSONG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN SIKAP PATRIOTISME PADA MASYARAKAT DI DESA PENGADEGAN KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

Kata Kunci : Kelompok Belajar Usaha, Keberdayaan Masyarakat

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

Transkripsi:

1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK HIASAN DARI LIMBAH POHON KOPI (Studi Kasus Pada Masyarakat Miskin Perkebunan Kopi Di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) THE EMPOWERMENT OF CREATIVE ECONOMY BASED COMMUNITY THROUGH COFFEE TREE WASTE AS ORNAMENT PRODUCT DEVELOPMENT TRAINING (A Case Study of The Poor Coffee Plantation Society at Harjomulyo, Silo, Jember) Ahmad Hisyam As'ari, Drs. Pudjo Suharso, M.Si, Drs. Joko Widodo, M.M Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) JL.Kalimantan 37, Jember 68121 Email : harsodit@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan upaya pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi pada masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan alternatif sumber pendapatan pada masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kaji tindak (action research) yang meliputi empat tahap pelaksanaan, yaitu diagnosing, planning action, taking action, dan evaluating action. Tempat penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive area yang dilaksanakan di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dokumen dan FGD (Focus Group Discussion). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta pelatihan telah memperoleh keterampilan baru terkait dengan pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi produk hiasan dan sudah dapat mempraktikkan atau membuatnya sendiri produk hiasan hasil pelatihan. Selanjutnya peserta pelatihan juga telah memperoleh alternatif sumber pendapatan baru dari produk yang dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi pendapatan (potential income). Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan, Limbah Pohon Kopi Abstract : This research was the action research that was carried out with empowerment efforts of the based community creative economics through the training of the production of the ornamental product from the waste of the coffee tree to the poor community around the plantation of Village coffee of Harjomulyo, Silo, Jember. This research aimed at giving skills and the alternative to the source of the income to the poor community around the Harjomulyo plantation of Village coffee. This research used the approach of the action research that covered four implementation stages, that is diagnosing, planning action, taking action, and evaluating action. The place of the research was determined by using the method purposive the area that was carried out in the Village of Harjomulyo, Silo, Jember. The method of the data collection in this research used the interview method, observation, the document and FGD (Focus Group Discussion). Results of the research of showing that participants in the training received skills just were related to the utilisation of the waste of the coffee tree to the ornamental product and could practise or make him himself the ornamental product produced by the training. Further participants in the training also received the alternative to the source of the new income from the product that was produced in the training if being seen from the aspect of the potential for the income (potential income). Keywords: Empowerment of the Community, the Training, the Waste of the Coffee Tree

2 PENDAHULUAN Harjomulyo adalah salah satu desa di Kecamatan Silo Kabupaten Jember yang memiliki luas wilayah sekitar 3.844,05 Ha. Desa Harjomulyo juga dikenal sebagai desa agraris dengan luas lahan perkebunan yang cukup besar yaitu sekitar 1.038,50 Ha (Kecamatan Silo Dalam Angka, 2013/2014:1). Sesuai dengan potensi desa yang ada, perekonomian di Desa Harjomulyo masih mengandalkan pada sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan sebagai basis dan penggerak roda perekonomian wilayah. Sekitar 3.860 jiwa dari jumlah penduduk Desa Harjomulyo yang ada, bermata pencaharian di sektor pertanian khususnya pada sub sektor perkebunan. Salah satu komuditas utama dari sub sektor perkebunan Desa Harjomulyo adalah tanaman kopi. Banyak penduduk Desa Harjomulyo yang mengusahakan tanaman kopi sebagai tumpuan utama mata pencaharian di Desa tersebut. Akan tetapi kondisi semacam ini masih belum juga dapat menjadikan kehidupan masyarakat di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo sejahtera. Pasalnya dari jumlah penduduk sebanyak 9.932 jiwa, 6.144 jiwa diantaranya masih masuk dalam kategori masyarakat miskin. Kemiskinan yang terjadi di Desa Harjomulyo ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni yang pertama belum adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan. Sebab masyarakat di Desa Harjomulyo yang bekerja sebagai buruh tani kopi akan banyak menganggur setelah masa panen kopi berakhir. Faktor berikutnya adalah rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Harjomulyo. Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat Desa Harjomulyo tahun 2012 menunjukkan bahwa 677 orang dari total penduduk setempat merupakan tamatan Sekolah Dasar. Kondisi semacam ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Harjomulyo masih tergolong rendah yang pada akhirnya berimbas pula pada rendahnya sumber daya manusia di Desa Harjomulyo. Rendahnya sumber daya manusia karena tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah ini menyebabkan masyarakat di desa tersebut tidak dapat hidup sejahtera dan berkembang. Sebab, meskipun suatu wilayah dapat memberikan kekayaan alam yang cukup potensial seperti di Desa Harjomulyo yang kaya akan sumber daya alam pertanian khususnya sub sektor perkebunan namun jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang baik tentu belum juga dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya. Melihat kenyataankenyataan yang ada pada masyarakat di Desa Harjomulyo tersebut, perlu adanya upaya pengembangan kapasitas diri melalui pemberian pelatihan dan pendampingan. Upaya semacam ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan bahkan keahlian sebagai bentuk pemberdayaan kepada masyarakat yang kurang mampu (powerless) agar dapat berkembang.

3 Upaya tersebut berupa pemberian pelatihan pembuatan produk hiasan atau kerajinan tangan dari limbah pohon kopi yang ada di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Upaya semacam ini juga disesuaikan dengan potensi Desa Harjomulyo dan perkembangan gelombang ekonomi terbaru yakni ekonomi kreatif. Selain itu pemberian upaya pelatihan ini juga didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember terdapat sumber bahan mentah (limbah pohon kopi) yang tersedia sangat melimpah. Kedua, sumber daya manusia di desa ini juga banyak dan masih memerlukan upaya pelatihan melalui pengembangan kapasitas diri. Ketiga, potensi pendapatan dari produk hiasan ini cukup besar bila dipasarkan sehingga produk ini sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan dampak dari kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi pada masyarakat miskin perkebunan kopi di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember jika dilihat dari keterampilan masyarakat setelah pelatihan dan potensi pendapatan (potential income) dari produk yang dihasilkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kaji tindak (action research) yang meliputi empat tahap pelaksanaan, yaitu diagnosing, planning action, taking action, dan evaluating action (Hasan, 2009:180). Tempat penelitian ditentukan menggunakan metode purposive area, yaitu di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Data dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode wawancara, observasi, dokumen dan FGD (Focus Group Discussion). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu cara melaporkan data dengan memaparkan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan data yang terkumpul untuk kemudian disimpulkan. Dalam konteks penelitian tindakan ini, analisis data yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis pada data yang terkumpul kemudian disesuaikan dengan kriteria keberhasilan penelitian yang hendak dicapai. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan di Desa Harjomulyo terjadi. Pertama belum terdapatnya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkisinambungan. Sebab masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo yang

4 bekerja sebagai buruh tani kopi ini akan banyak menganggur setelah masa panen kopi berakhir. Sekitar 830 jiwa penduduk Desa Harjomulyo dari jumlah angkatan kerja (usia produktif 18-56 tahun) sebanyak 2.490 jiwa dikategorikan sebagai pekerja penuh, sedangkan sisanya yaitu 1.660 jiwa bekerja tidak tentu. Kondisi semacam ini menggambarkan bahwa memang belum terdapatnya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkisinambungan di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Faktor berikutnya yakni rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat Desa Harjomulyo tahun 2012 menunjukkan bahwa 677 orang dari total penduduk setempat merupakan tamatan Sekolah Dasar (Profil Desa dan Kelurahan Harjomulyo, 2012:31). Kondisi semacam ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Harjomulyo masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo ini menunjukkan bahwa mereka memang masih memerlukan upaya-upaya pengembangan kapasitas diri, seperti halnya upaya pemberian pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi. Pemberian upaya semacam ini tidak lain adalah ditujukan untuk memberikan sumbangan keterampilan kepada masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo yang nantinya bisa dijadikan sebagai bekal atau solusi alternatif untuk memperoleh suatu pendapatan. Proses pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi. Proses pemberdayaan ini meliputi tahap identifikasi permasalahan (diagnosing), rencana tindakan melalui kegiatan pelatihan (planning action), pelaksanaan kegiatan pelatihan (taking action) dan evaluasi kegiatan pelatihan (evaluating action). 1. Identifikasi Permasalahan (diagnosing) Pada tahap ini, peneliti mencoba mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Permasalahan yang dapat peneliti peroleh diantaranya terkait dengan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat miskin yang disebabkan oleh keterbatasan akses lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan, serta rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dari hasil identifikasi ini, selanjutnya peneliti menganalisis dan mengkaji ulang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada untuk kemudian dicari alternatif solusi pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap rencana tindakan (planning action). 2. Rencana Tindakan Melalui Kegiatan Pelatihan (planning action)

5 Pada tahap ini, peneliti mencoba membuat rencana tindakan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang ditemukan pada tahap identifikasi masalah (diagnosing). Pembuatan rancangan tindakan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat miskin Desa Harjomulyo akan suatu pelatihan dan minat masyarakat terhadap kegiatan pelatihan yang akan diberikan melalui pembentukan diskusi kelompok terfokus (FGD). Melalui penyesuaian ini kemudian diperoleh rancangan kegiatan pelatihan dengan memberdayakan masyarakat miskin setempat agar mereka memiliki keterampilan dan dapat mengembangkan potensi diri yang mereka miliki. Proses pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo untuk membuat produk hiasan dari limbah pohon kopi. 3. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan (taking action) Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini dilaksanaan pada tanggal 30 Maret 4 April 2015 yang bertempat di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jumlah peserta kegiatan pelatihan ini sebanyak 6 orang yang merupakan masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo yang sebelumnya telah mengikuti serangkaian kegiatan FGD. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan teknik pendampingan oleh seorang pemateri, yakni Pak Agung yang merupakan salah seorang pengrajin pohon hias. Proses pelaksanaan kegiatan pelatihan ini diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan kegiatan pelatihan. Kemudian berlanjut pada tahap pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi yang dilakukan dengan teknik demonstrasi yang kemudian juga diikuti oleh para peserta pelatihan untuk dapat membuatnya senidir produk hiasan yang dilatihkan. 4. Evaluasi Kegiatan Pelatihan (evaluating action) Tahap evaluasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan dapat berjalan secara optimal. Kegiatan evaluasi ini dilakukan dalam dua tahap, yang pertama adalah evaluasi proses kegiatan pelatihan dan yang berikutnya adalah evaluasi dampak dari kegiatan pelatihan. Evaluasi proses sendiri dilakukan untuk mengetahui hambatanhambatan yang ditemukan pada saat kegiatan pelatihan berlangsung. Sedangkan evaluasi dampak untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pelatihan apakah sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan ataukah belum. Kriteria keberhasilan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a) Peserta pelatihan memperoleh keterampilan baru terkait dengan pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi produk hiasan dan dapat

6 mempraktikkan atau membuat sendiri produk hiasan hasil pelatihan. b) Peserta pelatihan memperoleh alternatif sumber pendapatan baru dari produk yang dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi pendapatan (potential income). Melalui kriteria keberhasilan tersebut, peneliti dapat mengevaluasi sebarapa jauh tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi. Selain itu dengan tahap evaluasi ini peneliti juga dapat mengetahui dampak dari kegiatan pemberdayaan yang telah dilaksanakan tersebut. Dampak kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda, pertama dari sisi keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan, dan yang kedua dilihat dari potensi pendapatan dari produk yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan. Jika dilihat dari segi keterampilan peserta pelatihan dapat dikatakan bahwa telah terdapat peningkatan keterampilan dari peserta pelatihan yang dapat dibuktikan dengan produk hiasan yang telah dapat dibuat sendiri oleh para peserta pelatihan. Kemudian jika dilihat dari aspek potensi pendapatan (potenstial income) dari produk hiasan yang dapat dihasilkan maka juga dapat terungkap adanya suatu potensi pendapatan yang cukup besar dari produk hiasan yang telah dihasilkan dalam kegiatan pelatihan yang nantinya dengan terungkapnya potensi pendapatan ini dapat dijadikan sebagai alternatif solusi untuk memperoleh suatu pendapatan bagi masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi yang kemudian juga diperoleh dampak positif dari kegiatan pemberdayaan tersebut. Dampak yang diperoleh tersebut yakni terkait dengan peningkatan keterampilan masyarakat sebagai peserta pelatihan dan terungkapnya suatu potensi pendapatan dari limbah pohon kopi jika dijadikan sebagai produk hiasan. Proses pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi yang terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan tersebut meliputi tahap identifikasi permasalahan masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo, tahap perencanaan tindakan melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi, tahap pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi dan tahap evaluasi kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi.

7 Tahap pelaksanaan proses pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif tersebut sesuai dengan alur penelitian tindakan (action research) oleh Hasan (dikutip dari Hasan. 2009. Action Research: Desain Penelitian Integratif untuk Mengatasi Permasalahan Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, hlm: 180) yang menyatakan bahwa tahap pelaksanaan proses pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan penelitian tindakan (action research) meliputi tahap identifikasi permasalahan (diagnosing), rencana tindakan (planning action), pelaksanaan tindakan (taking action) dan evaluasi tindakan (evaluating action). Sesuai dengan alur penelitian tindakan tersebut proses pemberdayaan ini dapat berjalan secara terstruktur. Mulai dari tahap identifikasi masalah (diagnosing), peneliti dapat menemukan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Permasalahan yang ditemukan tersebut kemudian dianalisis pada tahap rencana tindakan (planning action) untuk memperoleh perencanaan tindakan dalam menanggulangi permasalahan yang ditemukan pada tahap diagnosing. Perencanaan tindakan tersebut dilakukan dengan upaya pemberian kegiatan pelatihan dalam hal pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diaplikasikan pada tahap pelaksanaan tindakan (taking action) yang kemudian berakhir dengan mengevaluasi pelaksanaan tindakan pada tahap evaluasi tindakan (evaluating action). Melalui proses pemberdayaan ini, masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi di Desa Harjomulyo diberikan suatu pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi pada tahap taking action. Pemberian pelatihan tersebut ditujukan agar masyarakat miskin di desa setempat lebih dapat mengembangkan kapasitas diri mereka dan dapat meningkatkan potensi diri yang mereka miliki. Dengan adanya peningkatan potensi dan kapasitas diri yang mereka miliki tersebut dengan sendirinya akan dapat melepaskan diri mereka dari perangkap kemiskinan. Sebab, melalui upaya pemberdayaan masyarakat miskin tersebut mereka diberikan suatu keterampilan baru yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam memperoleh alternatif sumber pendapatan untuk peningkatan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini sesuai dengan konsep pemberdayaan yang dikemukakan oleh Anthony Bebbington (dalam Soebiato, et al 2013:30), yang menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata lain pemberdayaan adalah suatu upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat yang lemah (powerless). Sehingga dengan

8 upaya pemberdayaan yang sudah dilakukan di Desa Harjomulyo ini secara tidak langsung juga akan dapat memampukan dan memandirikan masyarakat miskin di Desa Harjomulyo tersebut yang notabene mereka masih berada dalam perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Secara keseluruhan proses pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif ini lebih memfokuskan pada pengembangan kapasitas diri masyarakat melalui kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi untuk memberikan keterampilan dan alternatif sumber pendapatan baru pada masyarakat miskin di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot (dalam Soebiato, et al 2013:162) yang menyatakan bahwa pendekatan partisipatif dalam kegiatan pemberdayaan lebih menempatkan masyarakat sebagai titik pusat pelaksanaan pemberdayaan. Pendekatan ini juga sering disebut sabagi empowerment approach. Pendekatan ini dilakukan melalui program-program pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan kapasitas diri dari ketidakberdayaan mereka. Jika dilihat dari kriteria keberhasilan penelitian, dapat dikatakan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini sudah dapat dikatakan berhasil. Sebab, masyarakat miskin sebagai peserta pelatihan sudah memperoleh keterampilan baru terkait dengan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi. Mereka sudah dapat membuatnya sendiri produk hiasan yang dilatihkan dalam kegiatan pelatihan. Selain itu jika dilihat dari potensi pendapatan produk hiasan yang dihasilkan tersebut juga memiliki potensi yang cukup besar jika dikembangkan. Sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Dampak dari kegiatan pemberdayaan masyarakat barbasis ekonomi kreatif melalui pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan peserta setelah diberikannya pelatihan. Meskipun rata-rata peserta dalam pelatihan ini merupakan para buruh tani kopi, namun hal ini tidak menjadikan mereka kesulitan dalam mempelajari keterampilan yang diberikan. Sebelum mengikuti pelatihan ini, para peserta memang belum mengetahui terkait dengan pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi sebuah produk hiasan. Pengetahuan mereka akan keterampilan dan kreativitas memang masih kurang. Mengingat, mayoritas latar belakang pendidikan dari para peserta ini hanya sebatas tamatan sekolah dasar. Sehingga untuk mengembangkan potensi dan daya kreativitas dalam diri mereka masih cukup terbatas jika tidak ada pihak yang mendorongnya.

9 Melalui kegiatan pelatihan ini para peserta diberikan suatu keterampilan membuat suatu produk hiasan dari limbah pohon kopi. Hasilnya pun cukup memuaskan, dalam kurun waktu yang tidak begitu lama mereka sudah dapat membuat sendiri produk hiasan yang diajarkan pada saat pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat yang kurang berdaya (powerless) merupakan langkah yang tepat agar mereka dapat mengembangkan kapasitas dan potensi diri yang mereka miliki. Hal ini juga sesuai dengan konsep pelatihan yang dikemukakan oleh Soebiato yang menyatakan bahwa pelatihan merupakan suatu metode pemberdayaan dimana masyarakat diajarkan untuk mempelajari sesuatu guna meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan tingkah laku dalam menopang kehidupan ekonominya (Soebiato, et al 2013:204). Selain itu, dengan kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini secara tidak langsung dapat menambah nilai guna dari limbah pohon kopi sebagai bahan baku utama. Dengan modal kreativitas, limbah pohon kopi yang semula hanya dijadikan sebagai kayu bakar kini dapat dibuat menjadi produk hiasan yang bernilai jual tinggi. Hal ini juga sesuai dengan konsep ekonomi kreatif yang dipaparkan oleh oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang mengatakan bahwa ekonomi kreatif adalah suatu konsep berbasis aset kreativitas yang secara potensial menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi (dikutip dari: Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Jakarta: Salemba Empat). Dengan mengacu pada konsep ekonomi kreativitas tersebut maka dapat dihasilkanlah suatu produk hiasan dari limbah pohon kopi yang dibuat dengan modal kreativitas. Melalui kreativitas ini pula kemudian dapat diungkap suatu potensi pendapatan dari limbah pohon kopi jika dijadikan sebagai produk hiasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga per unit dari produk hiasan yang dihasilkan dalam kegiatan pealatihan ini cukup tinggi. Harga tersebut bisa mencapai harga Rp.75.000 per unit produk hiasan dengan ukuran sedang antara 50 70 cm. Harga tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan baku pembuatan yang hanya bersumber dari limbah pohon kopi. Selain itu jika produk hiasan ini kemudian dapat dikembangkan dan diproduksi secara massal maka potensi pendapatan dari limbah pohon kopi tersebut juga akan semakin besar. Hal inilah yang kemudian dapat dikatakan sebagai potensi pendapatan (potential income) yang suatu saat dapat dijadikan sebagai acuan dalam memperoleh alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat miskin di Desa Harjomulyo agar dapat mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. PENUTUP Kesimpulan

10 Pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi dilakukan pada masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi ini dilakukan untuk memberikan keterampilan dan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Proses pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif ini meliputi tahap identifikasi permasalahan (diagnosing), rencana tindakan melalui kegiatan pelatihan (planning action), pelaksanaan kegiatan pelatihan (taking action) dan evaluasi kegiatan pelatihan (evaluating action). Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi pada masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember telah berhasil dilakukan. Keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan tersebut dapat dilihat dari dua sisi sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian. Pertama, peserta pelatihan telah memperoleh keterampilan baru terkait dengan pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi produk hiasan dan sudah dapat mempraktikkan atau membuatnya sendiri produk hiasan hasil pelatihan. Kedua, peserta pelatihan memperoleh alternatif sumber pendapatan baru dari produk yang dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi pendapatan (potential income). Saran Dengan diperolehnya keterampilan baru terkait dengan pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi dan adanya potensi pendapatan (potential income) dari limbah pohon kopi yang dijadikan sebagai produk hiasan, hendaknya hal ini dapat dikembangkan dengan baik hingga pada akhirnya dapat benarbenar menjadi alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. DAFTAR RUJUKAN [1] BPS Kabupaten Jember. 2013. Kecamatan Silo Dalam Angka Tahun 2013/2014. Jember: BPS Kabupaten Jember. [2] Hasan. 2009. Action Research: Desain Penelitian Integratif Untuk Mengatasi Permasalahan Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 4(8): 177-187. [3] Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2012. Profil Desa dan Kelurahan (Harjomulyo) Tahun 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. [4] Soebiato, P, dkk. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Surakarta: ALFABETA.

11 [5] Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif (Ekonomi Baru Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang). Jakarta: Salemba Empat.