BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun,

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I. Rancangan Terapi ABA. Dilaksanakan selama 4 minggu (1bulan) kurikulum metode Applied Behavior Analysis yang paling dasar.

BAB III METODE PENELITIAN. (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. yakni bagaimanakah metode terapi Applied Behaviour Analysis (ABA) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Anak autis, pengajaran berstruktur, metode TEACCH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN

Kemampuan Persepsi Visualmotorik dalam Mengurus

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah desain Single Subject Research (Rancangan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2011: 38). Dalam penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel bebas dan Variabel terikat ( target behavior )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara)

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus (Heward dan Orlansky, 1992) adalah anak dengan

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistriadini Alamsyah Sidik, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tepatnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS TEKNIK SHAPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL NAMA-NAMA BINATANG BAGI ANAK AUTIS X KELAS DII/C DI SLB PERWARI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksudkan untuk mengetahui atau mencoba meneliti ada tidaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD)

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI

III.METODE PENELITIAN. Sugiyono (2011:74) dikatakan Pre-Experimental Designs, karena desain ini

KATA PENGANTAR. Hormat saya, Penyusun

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005 : 5)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, bisa juga diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (single case experimental design). Menurut Kazdin (dalam Latipun, 2010: 85) desain eksperimen kasus tunggal merupakan sebuah desain penelitian untuk mengevaluasi efek suatu perlakuan dengan kasus tunggal. Kasus tunggal dalam penelitian ini adalah beberapa subjek yang tergabung dalam satu kelompok dengan karakteristik anak penderita autisme. Dengan menggunakan kategori desain A-B-A (Latipun, 2010). Tabel 4. Skema Penelitian O X O FASE A FASE B FASE A Keterangan: Fase A : Merupakan base line (pengukuran) Fase B : Merupakan pemberian perlakuan terapi ABA 56

B. Variabel Penelitian Variabel bebas Variabel terikat : Pemberian terapi ABA : Kemampuan bahasa pada anak autisme C. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah merupakan penegasan arti secara kontras terhadap variabel penelitian, yang dinyatakan dengan cara tertentu untuk mengukur. 1. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif yang secara menyeluruh mengganggu fungsi kognitif dan mempengaruhi kemampuan bahasa, komunikasi dan interaksi sosial. Gejala lainnya yang muncul antara lain berupa kehidupan dalam dunia sendiri tanpa menghiraukan dunia luar. 2. Terapi ABA (Applied Behavior Analysis) adalah suatu bentuk modifikasi perilaku yang menyatakan bahwa setiap perilaku mengandung konsekuensi dan konsekuensi tersebut dapat diajarkan melalui pemberian reinforcement secara berkala. 3. Kemampuan bahasa adalah kemampuan dalam menggunakan komunikasi secara verbal dengan baik dan fungsional, mengucapkan kata dengan jelas dan tepat, dan mampu menyampaikan pemikiran atau konsep kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengerti apa yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian Pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling (sampling sengaja, sampling bertujuan). Menurut Latipun (2010: 30) metode purposive sampling merupakan pemilihan sampel sesuai dengan yang dikehendaki. Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai yang diteliti. Berdasarkan rancangan eksperimen kasus tunggal (single case experimental design) maka subjek dalam penelitian ini adalah anak penyandang autisme. E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Malang yang berada di Jl. R. Tumenggung Suryo No. 39 Malang pada tanggal 20 Februari sampai dengan 17 Maret 2012. F. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah deskripsi atau gambaran yang diperoleh dari proses observasi koding, angka yang merupakan skor dari pengukuran perkembangan bahasa reseptif dan keterangan melalui pihak-pihak yang berkepentingan dengan subjek terutama orang tua. Instrumen penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah harus disesuaikan dengan tujuan dan objek penelitian, karena data yang didapat merupakan data yang akan dianalisis secara menyeluruh dan objektif.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Alat pengukuran kemampuan bahasa dengan menggunakan materi atau kurikulum terapi ABA yang paling dasar dan didukung observasi terhadap subjek penelitian berkaitan dengan kemampuan bahasa yang ditunjukkan oleh subjek. 2. Kuesioner yang ditujukan kepada orang tua. 3. Kamera (dokumentasi) G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dihasilkan dari penelitian ini menggunakan materi atau kurikulum terapi ABA yang paling dasar. Menurut Maurice (Levina : 2006) materi yang paling dasar adalah kemampuan untuk memperhatikan (kemampuan mengikuti pelajaran), kemampuan untuk meniru (kemampuan imitasi), kemampuan mengidentifikasi (kemampuan bahasa reseptif), dan kemampuan melakukan labeling (kemampuan bahasa ekspresif). 1. Adapun rancangan bentuk terapi ABA dalam meningkatkan kemampuan bahasa terdiri dari beberapa komponen, yaitu: a. Kemampuan Memperhatikan (Kemampuan Mengikuti Pelajaran) Terdiri dari empat materi dan enam aktivitas yang berisi tentang materi: Duduk mandiri di kursi dan berdiri mandiri, membuat kontak mata selama 5 detik, membuat kontak mata saat dipanggil, membuat kontak mata dengan instruksi lihat ini!, dan merespon instruksi tangan dilipat. Apabila anak dapat melaksanakan perintah dengan baik maka diberi skor satu dan

diberi skor nol apabila tidak dapat melaksanakan perintah dengan benar. Skor maksimal enam diberikan apabila anak dapat melaksanakan enam aktivitas yang diberikan. Tujuan dari materi ini agar anak mampu mengikuti semua materi yang akan diberikan. b. Kemampuan Meniru (Kemampuan Imitasi) Terdiri dari dua materi dan enam aktivitas, mengenai: imitasi gerakan motorik kasar (tepuk meja, tepuk tangan, mengangkat tangan) dan imitasi gerakan mootorik halus (menunjuk bagian-bagian tubuh, menggoyangkan jari-jari tangan, mengacungkan jempol). Apabila anak dapat melaksanakan perintah dengan baik maka diberi skor satu dan diberi skor nol apabila tidak dapat melaksanakan perintah dengan benar. Skor maksimal enam diberikan apabila anak dapat melaksanakan enam aktivitas yang diberikan. Tujuan dari materi ini adalah mengajarkan kepada anak mengenai respon terhadap objek dan kesadaran bahwa mereka memiliki anggota tubuh. b. Kemampuan Mengidentifikasi (Kemampuan Bahasa Reseptif) Terdiri dari dua materi dan dua belas aktivitas mengenai materi: mengikuti perintah sederhana satu tahap (duduk, berdiri, ke sini, lambaikan tangan, tepuk tangan, tangan ke atas dan tutup pintu) dan identifikasi objek yang ada di lingkungan (meja, kursi, pintu, sepatu, dan tas). Apabila anak dapat melaksanakan perintah dengan baik maka diberi skor satu dan diberi skor nol apabila tidak dapat melaksanakan perintah dengan benar. Skor maksimal dua belas diberikan apabila anak dapat melaksanakan dua belas aktivitas yang diberikan. Tujuan dari materi ini adalah agar anak dapat

mengikuti perintah sederhana satu tahap dan agar anak dapat mengidentifikasi objek-objek yang ada disekitarnya. c. Kemampuan Melakukan Labeling (Kemampuan Bahasa Ekspresif) Terdiri dari dua materi dan enam aktivitas yang berisi materi: imitasi suara dan kata (papa, mama, mobil, aku dan kamu) dan menunjuk sesuatu yang diinginkan (menunjuk objek kesukaan anak). Apabila anak dapat melaksanakan perintah dengan baik maka diberi skor satu dan diberi skor nol apabila tidak dapat melaksanakan perintah dengan benar. Skor maksimal enam diberikan apabila anak dapat melaksanakan enam aktivitas yang diberikan. Tujuan dari materi ini adalah melatih anak untuk berkomunikasi dua arah yang aktif. 2. Kuesioner yang disajikan diberikan kepada orang tua subjek yang anaknya mengalami gangguan perkembangan autisme. H. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap Orientasi Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah secara umum yaitu memperkirakan tentang kemungkinan adanya masalah yang ingin diungkap peneliti yaitu perkembangan bahasa reseptif pada anak autisme sebagai hasil dari pemberian terapi ABA. 2. Tempat Pelaksanaan Tempat penelitian di ruang terapi

3. Menentukan Rancangan Pemberian Terapi ABA Rancangan pemberian terapi ABA pada anak autisme dapat dilihat pada lampiran 1. 4. Tahap Penelitian a. Tahap Awal (Pretes) Hari/tanggal: Rabu-Sabtu, 22 Februari-25 Februari 2012 1) Program : Pengukuran awal pada kemampuan bahasa subjek sebelum diberi perlakuan. 2) Kegiatan : Pretes 3) Sasaran : Untuk melakukan pengukuran tahap awal pada kemampuan bahasa subjek sebelum diberi perlakuan. 4) Waktu : 07.30-09.00 5) Tempat : Ruang Terapi 6) Uraian Kegiatan dan Tujuan Melakukan pengukuran sebelum diberi perlakuan, pengukuran menggunakan panduan kurikulum terapi ABA. Pengukuran yang diberikan mulai dari materi mengikuti pelajaran, kemampuan menirukan, kemampuan bahasa reseptif dan kemampuan bahasa ekspresif. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui hasil pengukuran sebelum diberi perlakuan. b. Tahap Perlakuan Hari/tanggal: Senin-Sabtu, 27 Februari 10 Maret 2012 1) Program : Pemberian perlakuan

2) Kegiatan : Pemberian terapi ABA 3) Sasaran : sejauhmana pegaruh terapi ABA pada anak autisme 4) Waktu : Kelas pagi 07.30-10.30 & kelas siang 10.30-11.30 5) Tempat : Ruang Terapi 6) Uraian Kegiatan dan Tujuan Pemberian perlakuan dengan menggunakan kurikulum terapi ABA pada keempat subjek penelitian mulai dari materi mengikuti pelajaran, kemampuan menirukan, kemampuan bahasa reseptif dan kemampuan bahasa ekspresif. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui sejauhmana pengaruh terapi ABA pada anak autisme. c. Tahap Akhir (Postes) Hari/tanggal: Senin-Jum at, 12 Maret 14 Maret 2012 1) Program : Evaluasi setelah diberi perlakuan 2) Kegiatan : Postes 3) Sasaran : Untuk melakukan pengukuran / evaluasi dari pemberian terapi ABA 4) Waktu : 08.00-09.00 5) Tempat : Ruang Terapi 6) Uraian Kegiatan dan Tujuan Melakukan evaluasi setelah diberi perlakuan pada keempat subjek penelitian mulai dari materi mengikuti pelajaran, kemampuan menirukan, kemampuan bahasa reseptif dan kemampuan bahasa

ekspresif. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui hasil pengukuran setelah diberi perlakuan. 5. Tahap Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan dengan cara melakukan evaluasi alat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Data yang diperoleh merupakan perkembangan hasil dari pemberian treatment yang dilakukan baik dari pretes maupun postes. 6. Tahap Pengecekan Keabsahan Data Teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2008: 241) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil wawancara kepada orang tua subjek dengan data hasil pengukuran. 7. Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini adalah deskripsi gambaran yang diperoleh dari analisa grafik berdasarkan pengukuran kemampuan bahasa. Menurut Suryabrata (2000: 126) analisa deskripsi bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Untuk lebih jelas, juga digunakan uji-t satu sampel (one sample t-test) untuk membandingkan rata-rata yang ada di sampel dan rata-rata yang ada di populasi di mana sampel tersebut diambil (Yuswianto, 2009: 18).