BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya,

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

Iman Kristen dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang telah mendarah daging berurat dan berakar. Kebiasaan ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. sejarah umat manusia, agama dan kebudayaan memiliki peran sentral yang tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KONSEP KEBUDAYAAN. Kuliah 2 - Geografi Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dan masyarakat akan selalu berkembang dan akan mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya, upacara tradisional menjadi salah satu unsur kebudayaan serta salah satu pranata sosial masyarakat, yang lambatlaun akan mengalami perubahan baik dari sisi fungsi, makna, maupun bentuk pelaksanaan yang semua itu tidak dapat dihindari. 1 Meskipun perubahan tersebut mempengaruhi pelaksanaan upacara tradisional, struktur, tujuan, dan nilai kesakralan dari suatu upacara tradisional tetap dapat dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Hal ini dilatar belakangi keberadaan adat dan kebiasaan orang secara individu maupun kelompok yang tidak mudah mengalami perubahan. Bahkan Soejono Soekanto (1990:188) menyatakan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat-istiadat, kemampuan lain, serta kebiasan yang didapatkan. 2 2011), hal, 1.t.d 2 Ibid. 1 Siska Fitriani, Peran dukun tari, Skripsi Sarjana Pendiikan, (Jakarta: Perpustakaan UPI, 1

2 Tradisi dan kebudayaan merupakan suatu kenyataan yang lahir dari kondisi tertentu, sementara Islam telah tumbuh dan berkembang selama berabad-abad untuk mengakrabkan berbagai tradisi dan budaya lokal yang masih terhitung langka. 3 Sebab, setiap agama memiliki ajaran dan faham yang menjadi pedoman dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Sebagai refleksi kebudayaan yang dianut, manusia dituntut secara terus-menerus untuk menjalankan praktik keagamaan. Sebab, kebudayaan merupakan penciptaan manusia yang mengandung tatanan nilai yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. 4 Dengan demikian,setiap kebudayaan merupakan jalan atau arah masyarakat untuk bertindak dan berfikir, berdasarkan pengalaman mereka yang mendasar. mengingat kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari individu dan masyarakat. 5 Hal itu sejalan dengan keberadaan manusia yang ditengarai sebagai makhluk sosial dan budaya yang mengharuskan mereka untuk hidup secara komunal atau bersama dalam pranata bermasyarakat sehingga merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam dinamikanya, manusia sebagai makhluk sosial menghasilkan karya cipta yang dinamakan kebudayaan meski sebenarnya mereka hanya bertindak untuk mengubah kenyataan saja. 3 Amin Abdullah, dkk. Agama dan Pluralitas Budaya Lokal, Studi Budaya dan perubahan Sosial, (Surakarta: 2003), hal. 151. 4 Iman Asy ari, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal 99. 5 Jokpo Tri Prasetya, dkk., ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal 37.

3 Jelasnya, kebudayaan adalah hasil karya manusia dengan kekuatan jiwa dan raganya, yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan, ruhaniah maupun lahiriyah, sebagai jawaban atas segala tantangan, tuntutan dan dorongan dari dalam dan luar diri manusia, untuk menuju terwujudnya kebahagiaan spiritual dan material, baik dalam tataran individu maupun masyarakat. 6 Berbicara lebih jauh tentang kebudayaan, Koentjanigrat menjelaskan, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dengan cara belajar, yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. 7 Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmani serta sumbersumber alam yang ada di sekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Geertz melihat agama dalam perspekttif kebudayaan sebagai pola untuk melakukan tindakan (pattern for behavior), dan menjadi sesuatu yang hidup dalam diri manusia terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, agama merupakan pedoman yang dijadikan kerangka interpretasi tindakan 6 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT Raja grafindo persada, 1993), hal. 97 7 Yan Mujianto, dkk, Pengantar ilmu budaya, (Yogyakarta: Pelangi publishing, 2010), hal. 2

4 manusia. 8 Praktik keagamaan di Jawa digambarkan Geertz sebagai suatu kebudayaan yang kompleks. Ia menunjuk banyaknya variasi dalam upacara, pertentangan dalam kepercayaan, serta konflik-konflik nilai yang muncul sebagai akibat perbedaan tipologi kebudayaan atau tatanan sosial. dengan membagi masyarakar secara kategoris Jawa menjadi tiga varian: abangan, santri, dan priyayi. 9 Ringkasnya, kebudayaan merupakan pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh manusia bersangkutan yang menyelimuti perasaan dan emosi mereka serta menjadi sumber penilaian atas sesuatu yang baik dan buruk, sesuatu yang berharga atau tidak berguna dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan bernilai moral yang bersumber dari etos atau sistem etika yang dimiliki setiap manusia. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan, petunjuk, rencana dan strategi yang terdiri atas serangkaian model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memiliki kesesuaian dengan lingkungan yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk melakukan studi tentang keanekaragaman budaya Islam dalam masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Gunung Sekar Sampang, Madura. Terutama budaya dan tradisi yang berkaitan dengan upacara Tingkeban. 125. 8 Clifford Geertz. 1973, The Interpretation Of Culture, New York: Basic Books, inc., pp. 87-9 Clifford Geertz. 1969, The Religion of Java. 2 nd pr. New York: The Free Press, p., 5

5 Keanekaragamana budaya seperti itu mencerminkan adanya golongangolongan sosial, yang diperkuat kecenderungan untuk memegang identitas kultural masing-masing. Jika dihubungkan dengan konsep Geertz berarti sistem budaya yang dibangun oleh suatu golongan sosial adalah agama. Karena agama merupakan etos yang membawa mutu kepercayaan yang kuat para penganutnya, perbedaan atau konflik sosial dapat saja terjadi. Sebab agama dianggap sebagai sistem budaya, maka pertentangan sosial itu sama dengan benturan nilai-nilai budaya. 10 Ketergantungan masyarakat dan individu kepada kekuatan ghaib yang ditemukan dari zaman purba ke zaman modern ini. Kepercayaan itu diyakini kebenarannya sehingga ia menjadi kepercayaan keagamaan dan kepercayaan religius. Mempercayai sesuatu itu sebagai yang suci atau sakral juga merupakan ciri khas kehidupan beragama. Adanya aturan terhadap individu dalam kehidupan bermasyarakat, berhubungan dengan alam dan lingkungan atau dalam berhubungan dangan tuhan juga ditemukan disetiap masyarakat dimana-mana dan kapanpun. Apabila di suatu tempat telah ada kebudayaan atau suatu adat istiadat yang berlaku sebelum ajaran islam masuk ketempat tersebut, peran dari ajaran agama dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi sedikit demi sedikit perilaku keagamaan yang sudah ada. Sedangkan manusia sendiri sebagai penganut suatu adat-iatiadat, tidak begitu mudah menerima nilai dari luar, apalagi tata nilai itu bukan warisan dari leluhurnya. Tentunya kecurigaan selalu 10 Yan Mujianto, Op. Cit., hal. 17

6 ada, mengingat penilaian terhadap sesuatu yang baru selalu dilakukan dengan pemikiran yang kurang kritis. Kenyataan yang demikian itu dapat menimbulkan sinkretisme antara tradisi yang dilandasi adat dengan ajaran agama islam. 11 Diketahui, mayarakat Gunung Sekar masih mempertahankan budaya secara turun-temurun yang biasa disebut Upacara Tradisi Rasol Pemberian bu sobu pellet betheng. Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat setempat bertujuan untuk merayakan kehamilan seseorang yang usia kehamilannya mencapai tujuh bulan. Tradisi yang sering disebut dengan istilah pelet kandhung itu dimaksudkan agar proses kelahiran anak atau jabang bayi kelak berjalan lancar dan aman. Menariknya, pelaku tingkeban merasakan adanya ketentraman karena dianggap tidak bertentangan dengan nilai keagamaan dan budaya masyarakat..kehadiran ajaran agama justru dinilai dapat memperkuat dan memperkaya tradisi serta kebiasaan masyarakat.tersebut. Karena itu, tradisi Rasol pemberian bu sobu pelet betheng sudah menjadi rutinitas yang tidak dapat dipisahkan dari mayarakat Gunung Sekar. B. FOKUS MASALAH Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, ada bebera variabel yang akan dijadikan sebagai fokus masalah, yaitu:: 1. Bagaimana sejarah atau asal-usul upacara tradisi Rasol Bu sobu Pelet betheng? 11 Imam munawir, Salah Faham terhadap Al-Qur an, (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hal, 61.

7 2. Bagaimana pelaksanaan prosesi upacara tradisi Rassol Bu sobu pelet betheng? 3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap upacara tradisi Rassol Bu sobu pelet betheng? C. TUJUAN PENELITIAN Dari fokus masalah tersebut, ada tujuan utama yang akan di capai. 1. Untuk mengetahui sejarah dan asal-usul upacara tradisi Rassol Bu sobu Pelet Betheng. 2. Untuk mengetahui prosesi pelaksanaan upacara tradisi Rassol Bu sobu Pelet Betheng. 3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap upacara tradisi Rassol Bu sobu Pelet Betheng. D. MANFAAT PENELITIAN Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dikedepankan sebagai berikut: 1. Akademis. Memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan wawasan keilmuan dalam studi agama-agama.

8 2. Praktis, Memberikan konstribusi kepada masyarakat secara faktual tentang adat istiadat, pandangan hidup, kebiasaan, titik pandang, pola fikir, kepercayaan dan perilaku, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Gunung Sekar Sampang, Madura. E. PENEGASAN ISTILAH Untuk memahami, judul skripsi ini yaitu Upacara tradisi Rasol pemberian Bu sobu Pelet Betheng, penulis perlu menjelaskan istilah-istilah dari judul tersebut sehingga menjadi jelas apa yang dimaksud dalam judul tersebut. Upacara/ Ritual : Upacara adalah sebuah prosesi yang dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama pada hari-hari tertentu. Pelet Betheng: Serangkaian tindakan atau perubahan yang terkait dengan aturan-aturan tertentu menurut Agama dan adat yang dilakukan ketika ada wanita yang sedang hamil, dan biasanya usia kehamilannya sudah mencapai 7 (tujuh) bulan dan hanya untuk kehamilan yang pertama. Tradisi : Segala sesuatu yang dianggap kebiasaan, adat istiadat secara turun-temurun. Tradisi adalah hasil karya manusia dalam usahanya yang mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan

9 meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan serta sumber-sumber yang ada disekitarnya. Bu sobu : Salah satu ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Gunung Sekar terhadap seseorang yang ingin melakukannya akan diberi sebuah sesajian yang telah diletakkan di tempat-tempat tertentu. Gunung Sekar: Salah satu Kecamatan di Kabupaten Sampang yang memiliki luas wilayah sebesar 9 km Rasol : Selamatan besar-besaran yang dilaksanakan oleh masyarakat Madura Dari seluruh penegasan istilah diatas bahwa Upacara tradisi Rasol pemberian Bu sobu Pelet Betheng ini menjelaskan supaya masyarakat Gunung Sekar mengetahui, dan memahami tata cara pelaksanaan-nya dan membedakan dimana tradisi yang harus dilaksanakan dan tidak perlu dilakukan, karena menurut masyarakat sendiri upacara selamatan ini dikenal sebagai adat-istiadat dan sudah ada sejak zaman kuno.