BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV-VI DI SDN 03 JATIPURWO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1. memberikan bimbingan dan selalau mendorong semangat belajar anak didik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Menurut Undang-Undang RI No.23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal (1): 2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam mengakses perubahan, baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar mengajar. Jika ditinjau berdasarkan Undang-undang Sisdiknas 2003 sebagaimana tersebut di atas, tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan siswa 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cetakan Ketiga, September. 2005. h. 22 2 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Mini Jaya Abadi, 2003, h.5 1

2 menjadi sumber daya manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta liberalisasi yang terjadi di masa mendatang. 3 Berkaitan dengan proses belajar mengajar, hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu: (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan. 4 Mewujudkan hal tersebut perlu diciptakan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar yaitu: memanggil setiap siswa dengan namanya, selalu bersikap sopan kepada siswa, memastikan bahwa guru tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap siswa tertentu, merencanakan dengan jelas apa guru lakukan dalam setiap pelajaran, mengungkapkan kepada siswasiswa tentang apa yang guru capai dalam pelajaran ini, dengan cara tertentu melibatkan setiap siswa selama pelajaran, berikan kesempatan bagi siswa 3 Atiek W dan Yudha I, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran KIMia di SMU dalam menghadapi Abad 21, Jurnal P&K, Juli 2001. No.30, Tahun ke-7, h.353 4 Madri M dan Rosmawati, Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar, Jumal Pembelajaran, Desember, 2004, vol. 27 No. 03, h.274

3 untuk berdiskusi, mengutarakan maksud guru dalam melaksanakan hal yang telah disampaikan kepada siswa sebelumnya, bersikaplah konsisten dalam menghadapi siswa-siswa. 5 Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 6 Hasil Observasi pada tanggal 25 Juni 2013 di MIS Muslimat NU Palangka Raya diperoleh informasi bahwa tujuan pembelajaran IPA belum sepenuhnya tercapai, hal ini tercermin dari hasil belajar siswa yang umumnya belum mencapai nilai standar ketuntasan. Ketercapaian KKM Klasikal siswa kelas V MIS Muslimat NU Palangka Raya khususnya materi topik Pesawat Sederhana pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu 50%, sedangkan nilai KKM klasikal yang dipakai sebagai acuan keberhasilan adalah 65%. Rendahnya hasil belajar IPA materi topik Pesawat Sederhana disebabkan siswa belum berhasil memahami materi pelajaran tersebut. Selain itu, materi pokok yang diajarkan hanya beracuan pada satu buah sumber saja dan guru jarang menggunakan alat peraga sebagai alat bantu untuk mempermudah pemahaman siswa. 5 Marry Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif Suatu Pendekatan Praktis, Arcan, 2000, h.39 6 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Op Cit, h. 5-6

4 Kebiasaan guru yang jarang menggunakan alat peraga dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas menyebabkan proses pembelajaran mengalami masalah. Adapun masalah yang muncul yaitu para siswa kurang memiliki antusias dan semangat mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), siswa sering mengobrol dan bercanda, mencoret coret buku tulis, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke belakang, terkadang kelas menjadi sunyi karena siswa hanya menulis atau mendengarkan ceramah guru saja. Selain banyaknya bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa, guru juga kurang kreatif dalam mencari atau membuat alat peraga yang akan digunakan untuk menambah gairah dan minat belajar siswa. Menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran IPA untuk SD secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar serta stimulant untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. 7 Tugas guru adalah mendiagnosa kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Keberhasilan pendidikan anak di sekolah merupakan harapan bagi setiap orang tua, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Keberhasilan 7 Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Forum Pendidikan: Universitas Negeri Padang, XXVI No.04, Desember, 2001, h.428

5 anak sangat diharapkan mengingat mereka merupakan generasi yang akan meneruskan pembangunan bangsa di masa depan. Proses pendidikan di Indonesia pada intinya merupakan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Jadi dalam KBM seorang guru seharusnya menyiapkan segala sesuatunya agar Kegiatan Belajar Mengajar menjadi lebih bermakna di mata siswa. Langkah yang dapat dilakukan agar tercapai tujuan pembelajaran adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subyek/obyek materi sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA, hal penting dilakukan seorang guru dalam mengajar adalah bahan pelajaran dapat disajikan guru dan dipelajari siswa secara efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik maka diperlukan kemampuan memilih dan menggunakan alat peraga yang tepat sebagai media pembelajaran. Penggunaan alat peraga yang tepat merupakan salah satu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan Negara. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja

6 tetapi juga merupakan proses penemuan. Hasil belajar IPA siswa dapat ditingkatkan dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pads siswa, artinya guru harus memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, selain menggunakan alat peraga juga menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan harapan dapat menciptakan kolaborasi yang aktif antar siswa dalam pembelajaran, khususnya pada materi topik Pesawat Sederhana. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini karena model pembelajaran tersebut mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil, menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, memberkan motivasi siswa yang sangat baik melalui penghargaan yang diberikan kepada siswa terbaik dan menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa terhadap keberagaman kelompok sejawat. Penelitian sebelumnya dengan menggunakan alat peraga untuk memperkuat pijakan atau landasan saya untuk meneliti kembali tentang ini yaitu Herlina, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

7 Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, penulis menuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA MIS Muslimat NU PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2014/2015. B. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar IPA merupakan penelitian yang dilakukan banyak orang, dan banyak dilakukan oleh mahasiswa/i bahkan oleh para pendidik atau guru. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian pengaruh pengelolaan pembelajaran melalui penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar IPA yang telah dilakukan oleh para peneliti di seluruh Indonesia, penelitian tersebut di antaranya dilakukan oleh: Herlina seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan penelitian pada tahun 2007 dengan judul: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta

8 Barat. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas. 8 Umi Lativah seorang mahasiswa Jurusan Sastra Arab FS Universitas Negeri Malang, melakukan penelitian di tahun 2006 dengan judul hubungan antara Pengelolaan Kelas dan Pemanfaatan Media Pengajaran dengan Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa MTs Al Maarif 02 Singosari Malang. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada hubungan positif yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar bahasa Arab siswa (2) tidak ada hubungan positif antara pemanfaatan media pengajaran dengan motivasi belajar bahasa Arab siswa. (3) ada hubungan positif yang signifikan antara pengelolaan kelas dan pemanfaatan media pengajaran dengan motivasi belajar bahasa Arab siswa. 9 C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada pembelajaran IPA konsep Pesawat Sederhana di kelas V MIS Muslimat NU Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Penggunaan alat peraga dibatasi pada alat peraga media asli dan media 8 Herlina, Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat. Skripsi : Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 57 9 Umi Lativah, hubungan antara Pengelolaan Kelas dan Pemanfaatan Media Pengajaran dengan Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa MTs Al Maarif 02 Singosari Malang, Skripsi : Jurusan Sastra Arab FS Universitas Negeri Malang, 2006. h. 132

9 charta/gambar. 3. Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe STAD. 4. Hasil belajar IPA siswa dibatasi pada hasil belajar siswa ranah kognitif pada materi topik Pesawat Sederhana. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga, alat ukur atau teknik penilaian yang digunakan salah satunya adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian tertulis. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan demonstrasi yang dilakukan siswa sendiri. Teknik penilaian unjuk kerja dapat menggunakan alat atau instrumen seperti daftar cek (check-list) atau skala penilaian (rating scale). Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar IPA Konsep Pesawat Sederhana pada siswa kelas V MIS Muslimat NU Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar IPA Konsep

10 Pesawat Sederhana pada siswa kelas V MIS Muslimat NU Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015." F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan alat peraga media asli terhadap hasil belajar IPA konsep pesawat sederhana yang dicapai siswa kelas V Muslimat NU Palangka Raya. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan alat peraga media asli terhadap hasil belajar IPA konsep pesawat sederhana yang dicapai siswa kelas V Muslimat NU Palangka Raya. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Guru IPA, sebagai umpan balik terhadap pengelolaan kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut untuk proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa. 2. Kepala Sekolah, sebagai masukan terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimiliki seorang guru IPA sehingga akan lebih ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru tersebut. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pengelolaan kelas dalam meningkatkan hasil belajar serta dapat

11 menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar. H. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini beserta fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan Pembelajaran IPA IPA adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan alam. IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk IPA adalah fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, serta teori-teori. Sedangkan proses IPA mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi, pengukuran, hipotesa, eksperimen terkontrol untuk menarik kesimpulan dan memprediksi. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman yang sesungguhnya. 2. Penggunaan Alat Peraga Alat peraga adalah alat Bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan lebih mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga dalam mengajar mempunyai peranan penting sebagai alat bantu menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain: tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil dari suatu interaksi

12 antara interaksi tindak belajar dengan tindak mengajar. 4. Pesawat Sederhana Pesawat adalah setiap alat yang berguna bagi manusia. Pesawat sederhana adalah setiap alat yang berguna untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pesawat sederhana terdiri dari tuas (pengungkit), bidang miring, katrol, roda.