, Lies Setijaningsih dan Yanti Suryanti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl.SempurNo. 1 BogorTelp. (0251)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) DALAM KERAMBA JARING APUNG YANG DIBERI PAKAN BUATAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA

II. BAHAN DAN METODE

KINERJA PERTUMBUHAN JUVENIL IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) YANG DIBERI PAKAN DENGAN KANDUNGAN KROMIUM BERBEDA

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

PENGARUH BERBAGAI RASIO ENERGI PROTEIN PADA PAKAN ISO PROTEIN 30% TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus)

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus)

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

PENINGKATAN KUALITAS BAHAN NABATI (DEDAK PADI DAN DEDAK POLAR) MELALUI PROSES FERMENTASI

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

PENENTUAN KEBUTUHAN KADAR PROTEIN PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN LALAWAK

PENGGUNAAN LEMAK PATIN DALAM PAKAN IKAN NILA Oreochromis niloticus. Utilization of Catfish Body Fat in the Diet of Tilapia Oreochromis niloticus

Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Ikan Asin Bawah Standar dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

I. Mokoginta, N.P. Utomo, A.D. Akbar & M. Setiawati

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2) : (2014) ISSN :

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Evi Tahapari H " dan Ningrum Suhenda Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Jin Sempur No. 1, Bogor *

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PENGARUH CARA PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP KONVERSI PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KARAMBA JARING APUNG WADUK JATILUHUR

PENGARUH BERBAGAI IMBANGAN ENERGI-PROTEIN RANSUM SILASE IKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN PADA IKAN JAMBAL SIAM

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

Effect of Different Protein Levels for Growth and Survival Rate of Baung ( Mystus nemurus

PENGARUH PERBEDAAN KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN FINGERLINGS IKAN MAS (Cyprinus carpio)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO

BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA. Oleh : Muarif dan Rosmawati

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2011, hlm ISSN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

OPTIMALISASI SUBSTITUSI TEPUNG Azolla TERFERMENTASI PADA PAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS IKAN NILA GIFT

RETENSI ENERGI PADA IKAN

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

Effect of L-Ascorbyl-2-Phosphate Magnesium as a Vitamin C Source in Different Doses on Growth of Patin Pangasius Hypophthalmus Fingerlings

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMUNIKASIPENDEK. Berita Biologi 10(4) - April Key words: Ikan baung, Hemibagrus nemurus, grow out, feed type, earthen pound.

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

IV. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN RETENSI PROTEIN MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI KARBOHIDRAT PAKAN YANG DIBERI CHROMIUM PADA IKAN MAS Cyprinus carpio LINN.

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

II. TINJAUAN PUSTAKA

ESTIMASI NISBAH PROTEIN-ENERGI PAKAN IKAN SENGGARINGAN (Mystus nigriceps) DASAR NUTRISI UNTUK KEBERHASILAN DOMESTIKASI

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

SUBSTITUSI TEPUNG ONGGOK SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN PADA BUDIDAYA NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Combination of Black Soldier Fly (Hermetia illucens L.) Larva and Pellet as Food for Pangasius djambal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

Utilization of earthworm meal (Lumbricus sp) as fish meal subtitution in diets for freswater catfish (Mystus nemurus C.V) juveniles ABSTRACT

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBUTUHAN MINERAL SENG (Zn) UNTUKBENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy, Lac.)

PERBEDAAN SALINITAS MEDIA TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

Pemeliharaan Ikan Botia (Botia macracantha) dengan Pemberian Pakan Komersial dan Pakan Hidup (Pheretima sp.)

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

Tingkat Kelangsungan Hidup

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

PEMELIHARAAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN PELET DAN IKAN RUCAH DI KERAMBA JARING APUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PARTIAL SUBSTITUTION OF FISH MEAL WITH PETEK (Leiougnathus equulus) FLOUR IN COMMERCIAL FEED OF PATIN SIAM (Pangasius hypopthalamus) FRY

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG KEPALA IKAN TERI TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.)

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KONSENTRASI RAGI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia sp.

Kata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG

Transkripsi:

Berila Biologi. Volume 7. Nomor 4. April 005 PERTUMBUHAN BENIHIKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambaf) YANG DIBERIPAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA [The Growth of Pangasius djambal Fingerlings Fed with Different Dietary Protein Levels] Ningrum Suhenda, Lies Setijaningsih dan Yanti Suryanti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl.SempurNo. 1 BogorTelp. (051) 31300 e-mail: brpbat@,telkom.net ABSTRACT The experiment was conducted to evaluate the growth of Pangasius djambal which were fed with different dietary protein levels. Fifteen fingerlings averaging 6.13 g individual body weight were stocked in each of 9 fibreglass tanks filled with 30 liters of water. They were fed daily for 4 days with diets containing 30%, 35% and 40 % protein. The feed was given in crumbled form at 7% of total biomass, 4 times a day and contains 600 k.cal.de/kg feed.the result showed that feeds with different protein content gave qudratic respon curve. Maximum values for protein retention (36.65%) were obtained with feed containing 34.14 % protein. The feed with 35% protein content gave the lowest (78.1%) lipid retention. Feed conversion ratio (1.31-1.36), daily growth rate (3.64-3.8%) and protein efficiency ratio (.05 -.9) were not different among treatments. The survival rates 100% were the same for all treatments. It is suggested that feed with protein content 35% and 600 K. cal DE/ kg feed can be used in intensive culture of Pangasius djambal fingerlings to attain the best growth and suvival rate. Kata Kunci: Nutrisi ikan, patin jambal/ Pangasius djambal, pakan ikan, kadar protein. PENDAHULUAN Diantara 1 spesies pangasiid yang ada di Indonesia, ikan patin jambal {Pangasius djambal) bobotnya cukup besar (>0 kg). Ikan ini merupakan komoditas potensial dan bernilai ekonomis penting untuk dikembangkan sebagai jenis ikan budidaya. Untuk mendukung pengembangan budidayanya diperlukan pasok benih yang berkesinambungan dan tidak dapat mengandalkan dari pasok benih hasil tangkapan dari alam. Pengembangan budidaya ikan dapat dilaksanakan apabila aspek makanan untuk jenis ikan tersebut diketahui atau dikuasai. Aspek makanan terutama sekali mengenai kebutuhan nutriea perlu diketahui maka formulasi pakan yang tepat dapat dibuat dengan berpedoman pada kebutuhan nutriea dan mutu bahan makanan yang digunakan. Kebutuhan nutriea yang perlu diketahui seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein merupakan zat makanan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak, serta penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan (Cowey dan Sargent, 197, Khans et al., 1973). Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Mengingat harga protein relatif lebih mahal dibandingkan dengan karbohidrat dan lemak, maka protein diusahakan sebagian besar dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan yang rusak (Lovell, 1988). Selanjutnya Halver et al. (1973) menyatakan bahwa protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Oleh karena itu, dalam menentukan kebutuhan nutriea, kebutuhan protein perlu dipenuhi terlebih dahulu. Pemanfaatan protein bagi pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran ikan, umur ikan, kualitas protein, kandungan energi pakan, suhu air dan tingkat pemberian pakan (NRC, 1983). Pada budi daya ikan harus diusahakan pemberian sejumlah protrein yang cukup secara terus menerus sehingga makanan tersebut dapat diubah menjadi protein tubuh secara efisien (NRC, 1977). Salah satu tujuan budi daya ikan adalah untuk menghasilkan produk ikan sebesar mungkin dalam waktu singkat, dan hal ini dapat dicapai dengan mempercepat pertumbuhan ikan (Stickney, 1979). 191

Suhenda et al - Pertumbuhan Benih Ikan Patin Jambal Pangasius djambal yang Diberi Pakan Dengan Kadar Protein Berbeda Pertambahan biomasa ikan sangat bergantung pada energi yang tersedia dan cara pemanfaatannya di dalam tubuh ikan. Pakan harus mempunyai rasio energi protein tertentu dan dapat menyediakan energi non protein dalam jumlah yang cukup sehingga protein sebagian besar dipergunakan untuk pertumbuhan. Setiap spesies ikan berbeda kebutuhannya akan protein dan energi. Hal ini dipengaruhi oleh umur/ ukuran ikan dan jenis ikan. Hasil penelitian Subamia et al. (003) menunjukkan bahwa pakan dengan kadar protein 35% dengan imbangan antara energi dan protein sebesar 8,43 kkal/g protein cukup untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan benih jambal siam. Selanjutnya Saridewi (1998) melaporkan bahwa ikan nila dengan bobot,43 g membutuhkan protein 31,% dengan imbangan antara energi dan protein sebesar 8 kkal/g protein. Ikan sidat membutuhkan protein 50% dengan rasio energi dan protein sebesar 8kkal/g protein (Mahi, 000) dan untuk ikan bawal tawar membutuhkan protein 40% dengan rasio energi protein 8,5 kkal/g protein (Adelina, 1999). Makanan yang dikonsumsi ikan akan menyediakan energi yang sebagian besar akan dipergunakan untuk metabolisme yang meliputi energi untuk hidup pokok, energi untuk aktivitas, energi untuk proses pencernaan dan untuk pertumbuhan, sedangkan sebagian lainnya dikeluarkan dalam bentuk feses dan bahan eksresi lainnya (Brett dan Grover, 1979). Untuk tujuan di atas maka dilakukan penelitian mengenai pakan dengan tujuan untuk menentukan besarnya kadar protein dengan rasio energi protein yang tepat yang dapat mendukung pertumbuhan benih ikan patin jambal. BAHAN DAN METODA Wadah Penelitian dan Ikan Uji Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu (4 hari) di laboratorium nutrisi, Sukamandi. Wadah penelitian yang digunakan adalah tangki serat gelas sebanyak 18 buah dengan ukuran (50 x 30 x 30) cm dan volume masingmasing wadah 30 liter. Wadah-wadah ini ditempatkan secara acak dan dilengkapi dengan sistem resirkulasi, dan aerasi untuk meningkatkan oksigen terlarut serta bagian atasnya ditutup dengan jaring untuk mencegah ikan melompat ke luar. Air yang dipergunakan berasal dari sumur dalam ("deep well") dan air dalam tangki berganti dengan debit air 1 liter/menit. Air dalam masingmasing tangki disifon setiap sore untuk membuang semua kotoran yang ada. Kadar oksigen terlarut dan ph, berturut-turut berkisar antara 3,65-6,8 ppm dan 7,5-8,5. Selanjutnya kadar ammonia berkisar antara 0,016-0,031 ppm dan nitrit antara 0,115-0,41 ppm serta suhu air berkisar antara 6-8 C. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan patin jambal dengan bobot awal rata-rata 6,13 gram per ekor. Benih ini diperoleh dari hasil pemijahan induk patin jambal yang ada di Sukamandi. Ikan dimasukkan dalam wadah percobaan untuk diadaptasikan selama 14 hari. Padat tebar ikan yang digunakan adalah 15 ekor per tangki serat gelas. Pakan Penelitian dan Cara Pemberiannya Formulasi pakan penelitian tertera padatabel 1. Ikan diberi pakan dengan ransum harian 7% dari bobot total ikan dengan frekuensi pemberiannya 4 kali per hari yaitu pada pukul 8.00; 10.30; 13.00 dan pukul 15.30. Kadar protein pakan yaitu 30%, 35% dan 40% sedangkan kandungan energi untuk semua pakan sama yaitu 600 k.kal D.E./ kg pakan. Pakan diformulasikan agar mengandung semua nutriea esensial, vitamin dan mineral premix serta campuran minyak ikan dan minyak kedelai sebagai sumber asam lemak esensial. Air ditambahkan pada bahan baku dan setelah tercampur dengan baik dicetak dalam bentuk pelet dengan diameter 3 mm dan selanjutnya dibuat menjadi bentuk remah ("crumble"). Analisa Kimia Analisa proksimat bahan baku pakan dan pakan uji dilakukan pada awal penelitian sedangkan analisa ikan uji dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Analisa kadar air dengan pemanasan pada suhu 105 C selama 4-5 jam, abu dengan pembakaran contoh pada suhu 550 C selama 4-5 jam, protein dengan metoda Kjeldhal dan lemak dengan metoda ekstrasi. Analisa Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling total setiap minggu yaitu dengan 19

Berita Biologi, Volume 7, Nomor 4, April 005 menghitung dan menimbang ikan yang ada pada masing-masing wadah. Ikan yang mati selama penelitian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Pada waktu perhitungan akhir data dimasukkan dalam perhitungan parameter-parameter yang diuji. Parameter yang diuji yaitu laju pertumbuhan bobot harian, retensi protein, retensi lemak, protein efisiensi rasio, dan konversi pakan. Respon masingmasing parameter terhadap perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji F. HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar protein pakan memberikan laju pertumbuhan bobot harian yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Nilai laju pertumbuhan bobot harian berkisar antara 3,64-3,8 % (Tabel ). Bobot tubuh ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 30% paling rendah. Bobot akhir ikan yang dipelihara dalam wadah tangki serat gelas dan diberi pakan dengan kadar protein 35% yaitu 9,6 g atau 4,83 kali lipat bobot awal. Berdasarkan analisis ragam diperoleh bahwa pakan dengan kadar protein berbeda memberikan nilai konversi pakan yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Nilai konversi pakan berkisar antara 1,31-1,36 (Tabel ). Nilai retensi lemak yang diperoleh selama penelitian ternyata berbeda (P<0,05). Retensi lemak terendah (78,1%) diperoleh dari ikan patin jambal yang diberi pakan dengan kadar protein 35%. Hasil ini tidak berbeda dengan yang diperoleh (83,41%) pada pakan dengan kadar protein 30% (Tabel ). Hasil analisis statistik mengenai data protein efisiensi rasio ternyata tidak berbeda nyata (Tabel ). Tabel 1. Komposisi pakan uji benih patin jambal. Bahan makanan % dalam Ransum Tepung ikan 8 33 38 Bungkil kedelai 6 30 34 Dedak 10 10 10 Tapioka 1 1 4 Vitamin premix Mineral premix 1 1 1 Minyak* 3,5 Sellulosa 9 9,5 9 Komposisi Nutriea Air (%) 6,80 6,80 6,0 Protein (%) 30,0 35,14 40,11 Lemak (%) 6,45 6,35 6,5 Abu (%) 1,37 13,66 15,85 Serat kasar (%),0,50,80 Bahan ekstrak tanpa nitrogen (%) 41,98 35,55 8,79 Energi (K.kal/ kg pakan) 69 633 69 Energi protein rasio (K.kal/ g protein) 8,70 7,50 6,55 Keterangan: "campuran minyak ikan dan minyak kedelai dengan perbandingan 1:1. 193

Suhenda et al. - Pertumbuhan Benih Ikan Patin Jambal Pangasius djambal yang Diberi Pakan Dengan Kadar Protein Berbeda Tabel. Laju pertumbuhan bobot harian (%), konversi pakan, retensi lemak (%), dan protein efisiensi rasio benih ikan patin jambal selama 6 minggu pemeliharaan. Parameter Laju pertumbuhan bobot harian Konversi pakan Retensi lemak Protein efisiensi rasio Perlakuan / kadar protein (%) pakan 30 35 3,64±0,03 a 3,8±0,15 a l,36±0,0 a l,35±0,10 a 83,41±4.00 ab 78,1 ±4.07 a,7 ±0,09",9 ± 0,15 a 40 3,79±01 a l,31±0,08 a 88,76 ±7.6 b,05±0,14 a Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa nilai retensi protein yang diperoleh pada benih ikan patin jambal yang diberi pakan dengan perbedaan kadar protein ternyata berbeda nyata (P<0,05). Pakan dengan kadar protein 30 dan 35% memberikan nilai retensi protein yang tidak berbeda tetapi berbeda nyata dengan nilai retensi yang diperoleh pada pakan dengan kadar protein 40% (Tabel 3). Tabel 3. Retensi protein (%)benih ikan patin jambal selama 6 minggu pemeliharaan. Perlakuan / Kadar protein (%) pakan 30 35 40 Retensi protein 33,79 ± 0,67 36,53 ±,38 a 30,91 ±l,99 b Hasil analisis polinom ortogonal diperoleh bahwa pada kisaran protein antara 30-40%, kadar protein pakan yang berbeda memberikan kurva respon yang kuadratik terhadap retensi protein mengikuti persamaan:y =-157,7 + 11,388 X-0,1668X,yang artinya retensi protein meningkat dengan meningkatnya kadar protein pakan dan nilai retensi tertinggi (36,65%) diperoleh pada pakan dengan kadar protein 34,14% setelah itu nilainya menurun walaupun kadar protein pakan ditingkatkan. Sebagai data penunjang, hasil pengukuran beberapa parameter sifat fisika dan kimia air selama penelitian menunjukkan bahwa nilainya masih ada dalam batas yang cukup baik untuk mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan uji. PEMBAHASAN Pengembangan budi daya ikan, baik ikan karnivora, omnivora maupun herbivora dapat dilaksanakan apabila aspek makanan diketahui terutama kebutuhan nutrieanya. Halver et al. (1973) menyatakan bahwa protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Dari hasil pengamatan, pengukuran, dan perhitungan data yang diperoleh ternyata bahwa pakan, dalam hal ini kadar proteinnya berperan dalam menentukan hasil yang diperoleh. Protein pakan mempengaruhi retensi protein dan retensi lemak yang diperoleh. Pakan dengan kadar protein 30% memberikan pertumbuhan yang paling rendah (1,40g) dan berbeda dengan pakan lainnya. Rendahnya pertumbuhan pada perlakuan ini diduga akibat rendahnya kadar protein dalam pakan sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan ikan untuk mendukung pertumbuhannya secara maksimal. Kandungan energi semua pakan perlakuan sama tetapi kadar sumber energi yang berasal dari protein dan karbohidrat tidak sama sedangkan kadar lemak semua pakan sama. Peranan protein terhadap pertumbuhan tidak dapat lepas dari faktor energi karena kedua faktor ini bekerja sama pada proses metabolisme. Untuk memenuhi kebutuhan energinya, ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 30% merombak lemak dan karbohidrat yang dikandungnya. Menurut Fleischer et al. (196) apabila terjadi perombakan lemak maka kandungan essential fatty acids (EFA) akan berkurang. Kekurangan EFA akan menyebabkan perubahan permeabilitas membran sel dan perubahan ini sangat dipengaruhi oleh fosfolipid. Perubahan permeabilitas yang tidak sesuai akan mengganggu aktivitas enzim- 194

Berita Biologi, Volume 7, Nomor 4, April 005 enzim yang terdapat pada membran mitokondria. Selanjutnya akan terjadi gangguan metabolisme energi sehingga proses sintesis protein terganggu dan akhirnya pertumbuhan yang diperoleh lebih rendah. Sumber energi lain yang dapat berperan sebagai "sparing effect" dari protein adalah karbohidrat, namun penggunaannya terbatas. Penggunaan dekstrin yang tinggi (15-0%) pada kerabat ikan lele akan menurunkan pertambahan bobot dibandingkan dengan hanya,5-10% (Wilson, 1977). Selain itu, kecernaannya akan menurun dengan meningkatnya kadar karbohidrat tersebut di dalam pakan (NRC, 1977). Pertumbuhan hanya dapat terjadi jika kebutuhan energi untuk pemeliharaan proses-proses hidup dan fungsi-fungsi lain sudah terpenuhi (Watanabe, 1988) Sebaliknya, ikan kurang mampu memanfaatkan pakan dengan kadar protein terlalu tinggi secara efisien. Hal ini disebabkan energi tubuh yang dikeluarkan untuk proses deaminasi ("spesific dynamic action") meningkat sehingga mengurangi energi untuk pertumbuhan dan akibatnya pertumbuhan ikan menjadi rendah (Jobling, 1985). Pada penelitian ini, pakan dengan kadar protein 35% yang diberikan pada benih ikan patin jambal dengan bobot awal 6,13 g / ekor dan padat penebaran 15 ekor / 3 0 liter menghasilkan laju pertumbuhan bobotharian (3,8%); konversi pakan 1,35; retensi protein 36,53% dan bobot akhirnya mencapai 9,6 g atau 483% dari bobot awal. Pengaruh kadar protein pakan pada retensi protein memberikan respon yang kuadratik. Dengan naiknya kadar protein pakan, retensi protein cenderung naik dan sampai tercapai titik maksimum (36,65 %) pada kadar protein pakan sebesar 34,14% dan setelah itu menurun dan terendah dicapai pada pakan dengan kadar protein 40% yaitu 30,91 %. Hal ini menunjukkan bahwa energi non protein dalam pakan pada kadar protein tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan dalam rasio yang seimbang sehingga protein pakan sebagian besar digunakan untuk pembentukan protein tubuh. Berdasarkan Hernandez et al. (001), keseimbangan protein energi rasio akan mendorong ikan untuk menggunakan lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi non protein. Adanya kecenderungan naiknya retensi protein dengan naiknya kadar protein pakan karena protein memegang peranan penting dalam pembentukan struktur atau jaringan tubuh. Retensi protein menurun dengan semakin naiknya kadar protein pakan disebabkan secara proporsi protein yang digunakan untuk membentuk protein baru akan lebih rendah (NRC, 1983). Retensi protein digunakan sebagai indikator efektivitas pakan (Viola dan Rappaport, 1979). Selanjutnya, pada kadar protein 40%, respon pertumbuhan menurun karena kadar protein tersebut telah melebihi batas kebutuhan ikan akan protein.. Selain itu, hal ini menyebabkan tingginya kebutuhan energi untuk proses pembakaran protein pakan dan tidak digunakan untuk sintesis tubuh (Mokoginta et al., 1995). Pengaruh perbedaan kadar protein pakan terhadap retensi lemak yang diperoleh ternyata berbeda nyata (P<0,05). Retensi lemak terendah (78,1%) diperoleh pada pakan dengan kadar protein 35%, dan nilai tertinggi (88,76%) diperoleh pada kadar protein 40%. Apabila dibandingkan dengan nilai retensi lemak pada ikan jelawat ternyata nilainya relatif lebih rendah, nilai retensi lemak maksimum (66,01 %) pada ikan jelawat diperoleh pada pakan dengan kadar protein 40,95% (Suhenda dan Tahapari, 1997). Tingginya nilai retensi lemak ini bukan merupakan retensi murni dari lemak pakan yang diberikan melainkan ada penambahan yang berasal dari karbohidrat dan protein karena kadar lemak setiap pakan uji sama besarnya. Jadi dalam hal ini retensi lemak juga diperoleh dari biokonversi karbohidrat dan protein. Selanjutnya pertumbuhan ikan tidak dapat dipelajari tanpa melibatkan konsumsi makanan (Brett, 1979). Indikator yang digunakan NRC (1977) untuk menentukan efektivitas pakan adalah besar kecilnya nilai konversi atau efisiensi pakan. Apabila dilihat dari nilai efisiensi pakan maka pakan dengan kadar protein 35% efisiensinya mencapai 74,07% atau nilai konversi 1,3 5 (Tabel ). Hasil ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian Suryanti et al. (003) untuk benih ikan baung dengan bobot awal 0,8 g yang diberi pakan dengan kadar protein 35% nilai efisiensi pakannya sebesar 50,4%. Berdasarkan data yang diperoleh maka pakan dengan kadar protein 3 5% dengan kandungan energi 600 k.kal/kg pakan serta rasio energi protein sebesar 7,50 k.kal/ 195

Suhenda et al. - Pertumbuhan Benih Ikan Patin Jambal Pangasius djambal yang Diberi Pakan Dengan Radar Protein Berbeda g protein dapat digunakan dalam budidaya intensif benih ikan patin jambal. Pakan ini memberikan pertumbuhan terbaik yaitu bobot akhir benih tersebut dapat mencapai 9,6 g atau 483% dari bobot awal, konversi pakan 1,35, kelangsungan hidup 100%, retensi protein 36,53% dan retensi lemak terbaik 78,1%. Selanjutnya, untuk memperoleh pertumbuhan dengan retensi protein yang maksimal (36,65%) maka pakan yang diberikan mengandung protein 34,14%, kandungan energi 600 k.kal/ kg pakan dn rasio energi protein 7,70 k.kal/g protein. ;cn.'t,. ' : v* i;-' KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kadar protein untuk mendukung pertumbuhan benih ikan patin jambal yaitu 35% dengan rasio energi protein sebesar 7,5 kkal/g protein.. DAFTARPUSTAKA Adelina. 1999. Pengaruh Pakan dengan Kadar Protein dan Rasio Energi Protein yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Bawal {Colossoma ' ' macropomum). Tesis Program Studi Ilmu Perairan, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, 75. Brett JR 1979. Environmental Factors and Growth. In: Fish PhysiologyVoLVIIl. WS Hoar, DJ Randall and JR Brett (Eds.). Academic, London, 599-675. Brett JR and TDD Grover. 1979. Physiological Energetics. In: Fish Physiology, Vol. VIII.. WS Hoar, DJ "''' Randall and JR Brett (Eds.). Academic, London., 80-344. Castell JD and K Tiews. 1980. Report of the EIFAC, IUNS, and ICES Working Group on the Standardization " ' of Methodology in Fish Nutrition Research. Hamburg, Germany, EIFAC Technical Paper. Him 4. Cowey CB and JR Sargent. 197. Fish Nutrition. Advances in Marine Biology 10, 303-477. Fleischer S, G Brierly, H Klouwen and DB Slautterback. 196. Studies of the Electron "T; -; Transfer System. Journal Biology Chemistry 37 (10), 364-37. Halver JE, JA Coats, CW De Yoe, HK Dupree, G Post and RO Sinnhuber. 1973. Nutrient Requirements of Trout, Salmon, and Catfish. Nat. Acad. Sc, Washington DC, Nat. Res. Counc. Comm. Anim. Nutr. Sen No 11, 57. Hernandez MD, MA Egea, FM Rueda, F Aguado, FJ Martinez and B Garcia. 001. Effects of. Commercial Diets With Different P/E Ratios on L Sharpsnout seabream (Diplodus puntazzo) Growth and Nutrient Utilization. Aquaculture 195,31-39. Huisman EA 1976. Food Convertion Efficiencies at Maintenance and Production Levels for Carp Cyprinus carpio, and Rainbow Trout Salmo gairdneri Richardson. Aquaculture 9, 59-73. Jobling M. 1985. Growth. In: Fish Energetics New Perspectives. P Tytler (Ed.). Croom Helm, London. Khans MS, KJ Ang, MA Ambak and CR Sat. 1973. Optimum Protein Requirement of a Malaysian Freshwater Catfish (Mystus nemurus). Aquaculture 11,7-35. Lovell T. 1988. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New York, 60. Mahi II. 000. Pengaruh Kadar Protein dan Imbangan Energi Protein Pakan Berbeda Terhadap Retensi Protein dan Pertumbuhan Benih Ikan Sidat (Anguilla _.: bicolor bicolor). Tesis Program Studi Ilmu Perairan, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, 55. Mokoginta I, MA Suprayudi dan M Setiawati. 1995. i Kebutuhan Optimum Protein dan Energi Pakan Benih Ikan Gurame {Osphronemus gouramy Lac) Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 1 (3), 8-95. National Research Council (NRC). \9~ll.Nutrient Requirement of Warmwater Fishes. National Academy of Sciences. Washington DC, 78. National Research Council (NRC). 1983. Nutrient Requirement of Warmwater Fishes and Shellfishes. National Academy of Sciences. Washington DC, 10. Saridewi TR. 1998. Pengaruh Kadar Protein yang Berbeda dengan Rasio Energi Protein 8 kkal/g Protein Terhadap Kecernaan, Koefisien Resfirasi dan Ekskresi Ammonia Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Skripsi Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, 4. Stickney RR. 1979. Principles of Warmwater Aquaculture. John Willey and Sons. New York, 199. Subamia IW, N Suhenda dan E Tahapari. 003. Pengaruh Pemberian Pakan Buatan dengan Kadar Lemak yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Jambal Siam {Pangasius hypophthalmus). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1), 37-4. Suhenda N dan E Tahapari. 1997. Penentuan Kebutuhan Kadar Protein Pakan Untuk Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 3 (), 1-9. Suryanti Y, APriyadi dan H Mundriyanto. 003. Pengaruh Rasio Energi dan Protein yang Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Protein Pada Benih Baung (Mystus nemurus C.W.). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1), 31-36. 196

Berita Biologi. Volume 7, Nomor 4. April 005 ViolaSandURappaportl979.The"ExtraCalorieEfrect"of Wilson RP. 1977. Carbohydrate In Channel Catfish Oil in Nutrition of Carp. Bamidgeh 31 (3), 51-69. Nutrition. In: Nutrition and Feeding on Channel Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Catfish. RR Stickney and RT Lovell (Eds.) Department of Aquatic Biosciences. Tokyo Shouthern Cooperative Series Bull., 0-9. University of Fisheries. JICA, 3. 197