BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

MODEL PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN BAJOE-KOLAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. a. Meningkatkan pelayanan transportasi laut nasional. c. Meningkatkan pembinaan pengusahaan transportasi laut

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

PENELITIAN OPTIMALISASI KINERJA KEPERINTISAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI SULAWESI DALAM RANGKA MENDUKUNG MP3EI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,


2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PONTIANAK

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SU Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

Pesawat Polonia

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 107 TAHUN 2017 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN JARAK JAUH

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Persaingan pasar menuntut perusahaan untuk lebih mampu bertahan dan

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

1 PENDAHULUAN Latar belakang

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1.2 Latar Belakang Penelitian Audit internal modern menyediakan jasa jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, dan tata

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN 2018 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT KAPAL RO-RO PT ASDP INDONESIA FERRY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATRIK DAFTAR INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

2012, No.12 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Ung-Ung Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ung-Ung Nomor 19 Tahun 2003 tentang Ba Usaha Mili

G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 1,823,958, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 38,785,053, BELANJA LANGSUNG 256,663,285,000.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN) 2. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang. Fungsi utama perseroan adalah menyediakan akses transportasi publik antar pulau yang bersebelahan serta menyatukan pulau pulau besar sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang belum memiliki penyeberangan guna mempercepat pembangunan (penyeberangan perintis). Pada tahun 1973 penyelenggaraan angkutan sungai danau dan Penyeberangan dilaksanakan oleh Proyek Angkutan Sungai Danau dan Ferry (PASDF). Pada tahun 1980 PASDF berubah menjadi Proyek Angkutan Sungai danau dan Penyeberangan (PASDP), dan pada tahun 1986 PASDP berubah statusnya menjadi Perusahaan Umum Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Perum ASDP). Perum ASDP berubah menjadi PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Persero) di tahun 1992, dan tahun 2004 corporate identity berubah dari PT. ASDP (Persero) menjadi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Pada tanggal 5 Agustus 2008, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) melakukan penandatanganan Pakta Integritas yang menandai diberlakukannya 7

8 perubahan struktural perseroan dimulai dari perubahan nama dan logo dari PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) menjadi PT. Indonesia Ferry (Persero), redefinisi visi dan misi, penegasan usaha pokok, penciptaan usaha penunjang, revitalisasi dan investasi alat produksi, restrukturisasi total serta rencana strategi bisnis. Semua hal tersebut adalah bagian dari pelaksanaan program transformasi bisnis yang diharapkan dapat merubah posisi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) menjadi BUMN yang dapat memberikan kontribusi bagi negara. PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus berkembang menjadi perusahaan penyeberangan dan kini memiliki portfolio bisnis sebagai berikut : 1. Jasa Penyeberangan a. Jasa Penyeberangan Komersil b. Jasa Penyeberangan Perintis 2. Jasa Kepelabuhanan a. Pelabuhan Komersil b. Pelabuhan Perintis 3. Usaha Aneka Jasa dan Kerjasama 2. 2 Lingkup Bidang Usaha Ruang lingkup perusahaan adalah menyelenggarakan jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang. Fungsi utamanya adalah menyediakan akses transportasi sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang belum memiliki penyeberangan guna mempercepat pembangunan (penyeberangan perintis).

9 Per 31 Desember 2011 perusahaan memiliki 30 cabang operasional dan 34 pelabuhan. Bisnis utama perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah: 1). Jasa penyeberangan berupa layanan perjalanan untuk penumpang 2). Kendaraan dan barang 3). Jasa pelabuhan berupa jasa sandar, pas pelabuhan, pemeliharaan dermaga, barang dan jasa non terpadu 4). Usaha Aneka Jasa dan Kerjasama berupa produksi atas property dan non property.

10 Direksi Kepala Satuan Pengawas Vice Presiden t ERM, Corpora Tata te ERM & Manage r Manage Vice Presiden t P2KP r Cutomer Care P2KP Centre Vice President Pengembangan Usaha Pengembangan Usaha Aneka Evaluasi & Tingkat Cabang Unit Bisnis Khusus Tata Usaha Nakhoda Nakhoda Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) tahun2014 Gambar II.1 Struktur Organisasi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

11 2. 3 Sumber Daya PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, tentunya perlu didukung oleh sumber daya perusahaan yang memadai. Sumber daya yang dimiliki perusahaan terdiri dari sumber daya keuangan, manusia, alat produksi, teknologi informasi dan sumber daya lain yang mendukung dari proses operasional perusahaan untuk mencapai keuntungan. Dengan didukung oleh 4.027 karyawan terdiri dari 1.846 karyawan yang bekerja di darat dan 2.181 karyawan yang bekerja di laut. Sumber daya manusia yang mumpuni dan profesional dibidang kerjanya masing masing tentunya dapat membantu untuk tercapainya tujuan perusahaan yakni memaksimalkan laba. Berikut disajikan gambar yang menggambarkan komposisi sumber daya manusia. 3% 2% 0% 2% 15% 4% 74% DOKTOR MASTER SARJANA DIPLOMA SMU SLTP SD Gambar II.2 Komposisi Sumber Daya Manusia PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)Periode Tahun 2014

12 Sumber daya keuangan pada perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sampai dengan tahun 2013 tercatat memiliki modal perusahaan yang dibukukan dalam neraca sebesar Rp. 3,28 triliun dengan komposisi terdiri dari utang sebesar Rp. 476.1 milyar dan modal sendiri sebesar Rp. 2, 80 triliun. Alat produksi yang dimiliki perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) terdiri dari Kapal Ferry type Ro Ro sebanyak 125 kapal yang beroperasi di lintasan lintasan komersil dan keperintisan di seluruh Indonesia. Disamping alat produksi kapal juga perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengoperasikan pelabuhan penyeberangan sebanyak 34 pelabuhan di 17 cabang perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Seiring dengan berjalannya waktu perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus mengembangkan teknologi informasi. Pengembangan teknologi informasi antara lain dibidang alat keselamatan, komunikasi, produksi dan divisi divisi pendukung bisnis perusahaan. 2.3.1 Visi dan Misi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) 1. Visi Menjadi perusahaan jasa pelabuhan dan penyeberangan yang terbaik Formatted: Indent: Left: 0.31" dan terbesar di tingkat regional, serta mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholders. 2. Misi 1). Menyediakan prasarana pelabuhan dan sarana kapal penyeberangan yang tangguh sebagai pendukung dalam sistem logistik nasional

13 2). Memiliki standar pelayanan internasional yang didukung oleh tenaga profesional dan manajemen bisnis modern serta tata kelola perusahaan yang baik 3). Menguasai pangsa pasar nasional dan memperluas jaringan operasional sampai ketingkat regional untuk memaksimalkan pertumbuhan dan keuntungan 4). Memaksimalkan peran korporasi dan infrastruktur negara serta agen pembangunan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) didirikan dengan maksud untuk melakukan usaha di bidang penyelenggaraan jasa pelabuhan, jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan dan jasa angkutan laut serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip prinsip perseroan terbatas. 2. 4 Tantangan Bisnis Perusahaan Tantangan penataan sistem transportasi di Indonesia tidak hanya pada masalah teknologi, tetapi juga pada aspek aspek perencanaan, manajemen, dan pengoperasian. Hampir dipastikan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang transportasi laut pada beberapa tahun kedepan akan berkembang sangat pesat. Faktor utama untuk menjawab tantangan ini adalah kesiapan Sumber Daya Manusia dari masing masing stakeholder, baik dari sisi regulator (Pemerintah),

14 operator (pelaku bisnis transportasi laut), maupun perencana. Meningkatnya tantangan tantangan sektor transportasi laut, harus diimbangi dengan peningkatan jumlah tenaga ahli yang berbobot untuk menangani masalah tersebut dilingkungan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) baik internal maupun eksternal. Seiring dengan hal tersebut PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) kini sedang melakukan program peremajaan armada kapal, peningkatan jumlah armada kapal untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia baik di sektor komersil maupun sektor keperintisan, peningkatan sektor teknologi informasi dengan salah satunya mengaplikasikan sistem e-ticketing di semua pelabuhan penyeberangan yang dikelola oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), pembangunan dermaga baru di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheuni, peningkatan keamanan dan kenyamanan baik di atas kapal dan di pelabuhan, penerapan jalur premium di Pelabuhan Merak. Untuk menjawab tantangan di masa mendatang PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dituntut tidak hanya dapat diandalkan dalam masalah penerapan regulasi dan teknis persoalan transportasi penyeberangan laut, namun juga harus mampu melahirkan berbagai inovasi atau terobosan untuk pengembangan penyeberangan laut di Indonesia ke depan.