Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menjadi titik tolak penyelenggaraan otonomi daerah pada kabupaten/kota. Daerah kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang didasarkan pada azas otonomi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta azas tugas pembantuan yang merupakan penugasan daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan. Ini berarti daerah diberikan keleluasaan menjalankan pemerintahan dan pembangunannya secara bertanggung jawab dengan melihat kondisi dan potensi lokalnya. Salah satu pertimbangan yang mendasari perlunya diselenggarakan otonomi daerah adalah peningkatan kemandirian pemerintahan daerah yang mempunyai implikasi langsung terhadap kemampuan keuangan daerah, sumber daya manusia dan sumber daya alam, dalam menjalankan roda pemerintahan dan kelanjutan pembangunan. Daerah kabupaten/kota adalah ujung tombak pelaksanaan pembangunan karena daerah-daerah tersebut yang lebih mengetahui kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan local accountability pemerintah pusat terhadap rakyatnya. 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan Daerah Kota Sungai Penuh dikelola sesuai dengan ketentuan dalam UU no.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU no. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang pedoman Pengelolaan keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lainnyayang terkait. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ini menjelaskan aspek kebijakan yang berkaitan dengan belanja, pendapatan dan pembiayaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah.oleh karenanya penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 68

harus memperhatikan peran dan fungsi APBD sebagai instrumen otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan fungsi stabilisasi. Kebijakan ini akhirnya akan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan uraian dari RPJMD sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah dalam Pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Secara umum lebijakan ini diarahkan untuk mengidentifikasi pendapatan daerah secara baik dan meningkatkan kemandirian keuangan daerah dengan melakukan intensifikasi (peningkatan) dan ekstensifikasi (pengembangan sumber) Pendapatan Daerah yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan dan peningkatan pelayanan pada sektor publik. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus berbasis kinerja, maka belanja yang dikeluarkan juga harus dapat memenuhi kebutuhan dana kegiatan. Namun demikian, pengeluaran belanja tersebut harus selektif sehingga belanja-belanja yang tidak memiliki nilai tambah dan tidak strategis harus diminimalisir sehingga Belanja Daerah yang dikeluarkan memiliki nilai tepat guna.sektor Pembiayaan sebagai penyeimbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam rangka menutup surplus/defisit antara Pendapatan dan Belanja Daerah harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 tahun 2007. 3.1.1. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah Kota Sungai Penuh dilihat dari sumber pendapatan yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan penerimaan pembiayaan dan penerimaan lain lain yang sah. Total pendapatan atau penerimaan daerah Kota Sungai Penuh tahun 2010 secara keseluruhan berjumlah Rp. 353.366.177.511 yang terdiri dari: PAD sebesar Rp 5.250.000.000 Dana Perimbangan sebesar Rp.313.801.166.850 dan lain lain pendapatan yang sah sebesar Rp 34.315.010.661 69

Secara kumultif selama kurun waktu tahun 2009 sampai tahun 2010, total pendapatan atau penerimaan daerah Kota Sungai Penuh berjumlah Rp. 465.482.677.985 dengan komposisi yang bersumber dari pendapatan asli daerah 1,53. dari dana perimbangan 87,67% dan 10,81% bersumber dari lain-lain pendapatan yang sah. Dengan demikian sumber pendapatan atau penerimaan Kota Sungai Penuh masih bertumpu pada dana perimbangan sebagaimana disajikan pada tabel III.1. Tabel III,1 Pendapatan Daerah Kota Sungai Penuh tahun 2009-2010 TOTAL Tahun PAD DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN TOTAL PENDAPATAN YANG SAH 2009 1.850.671.170 94.272.977.817 15.992.851.487 112.116.500.474 2010 5.250.000.000 313.801.166.850 34.315.010.661 353.366.177.511 Jumlah 7.100.671.170 408.074.144.667 50.307.862.148,00 465.482.677.985 Sumber: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan a. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sungai Penuh yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan hasil perusahaan selama kurun waktu Tahun 2009 2010 mengalami kenaikan yaitu pada Tahun 2009 sebesar Rp 1.850.671.170,22 menjadi Rp 5.250.000.000 pada tahun 2011, seperti disajikan pada tabel berikut. No Tahun Pajak Daerah (Rp) Tabel. T-III.1 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Kota Sungai PenuhTahun 2009 2010 PAD (Rp) Kontribusi Pajak Terhadap PAD (%) 1 2009 208.939.751,83 1.850.671.170,22 11,29 2 2010 1.125.000.000 5.250.000.000 21,43 Sumber: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan 70

No Tahun Retribusi Daerah (Rp) Tabel. T-III.2 Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD Kota Sungai PenuhTahun 2009 2010 PAD (Rp) Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap PAD (%) 1 2009 199.914.864 1.850.671.170,22 1,80 2 2010 1.377.257.000 5.250.000.000 26,23 Sumber: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan b. Dana Perimbangan Proporsi dana perimbangan terhadap APBD Kota Sungai Penuh dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 berkisar diantara angka 88% Tabel. T-III.3 Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Realisasi Penerimaan APBDKota Sungai Penuh Tahun 2009 2010 No Tahun Dana Perimbangan (milyar Rp) APBD (milyar Rp) Proporsi dana Perimbangan Terhadap Realisasi Penerimaan APBD (%) 1 2009 94.272.977.817 110.895.829.304 85 2 2010 313.801.166.850 353.366.177.511 88,80 Sumber: Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan c. Lain-lain Pendapatan yang Sah Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup seperti berikut. a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; b. jasa giro; c. pendapatan bunga; d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah; 71

e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah; f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; h. pendapatan denda pajak; i. pendapatan denda retribusi; j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; k. pendapatan dari pengembalian; l. fasilitas sosial dan fasilitas umum; m. pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Untuk mencapai peningkatan kemandirian pembangunan maka Pemerintah Daerah perlu melakukan optimalisasi dalam pengelolaan Aset Daerah dalam rangka intensifikasi Pendapatan Daerah, dan pembangunan aset baru untuk melakukan ekstensifikasi Pendapatan.Pertumbuhan Pendapatan pada 4 (empat) tahun terakhir dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel. T-III.4 Struktur Pendapatan Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran 2009 2011 No Uraian 2009 (Rp) 2010 (Rp) Rata-rata pertumbuhan (%) 1 PENDAPATAN DAERAH 112.116.500.474,22 353.366.177.511 215,18 1.1 Pendapatan Asli Daerah 1.850.671.170,22 5.250.000.000 183,68 1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 208.939.751,83 1.125.000.000 438,43 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 199.914.864 1.377.257.000 588,92 1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan - - - daerah yang sah 1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 1.441.816.554.39 2.747.743.000 90,58 1.2 Dana Perimbangan 94.272.977.817 313.801.166.850 232,86 1.2.1 Dana bagi hasil pajak/bagi hsil 32.070.738.817 41.882.805.850 30,60 bukan pajak 1.2.2 Dana Alokasi Umum 58.482.239.000 239.040.161.000 308,74 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 3.720.000.000 32.878.200.000 783,82 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah 15.992.851.487 34.315.010.661 114,56 72

yang sah 1.3.1 Hibah 7.500.000.000 6000.000.000-20,00 1.3.2 Dana darurat - - 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi 5.798.471.487 5893.523.661 1,64 dan pemerintahan daerah lainnya 1.3.4 Dana Penyesuaian dan otonomi - 9.251.265.000 100 khusus 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 2.694.380.000 5000.000.000 85,57 1.3.8 Bantuan Keuangan Dari 8.169.925.000 100 Pemerintah Pusat Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan pendapatan dari tahun 2009 sampai tahun 2010. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan pendapatan, rata-rata pertumbuhan per tahun sejak 2009 sampai dengan 2010, yaitu Pendapatan daerah 215,18% yang terbagi menjadi 3 komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) 183,68%, Dana perimbangan sebesar 232,86% dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 114,56%. 3.1.2. Belanja Daerah Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, maka dilakukan reformasi didalam pengelolaan keuangan daerah. Dituntut adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga tercapai pengelolaan yang akuntabilitas, efektif dan efesien, dengan tetap memperhatikan azas kewajaran. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Daerah adalah belanja yang dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. 73

Berdasarkan aturan diatas belanja daerah juga didasarkan kepada prestasi kerja. Disamping itu belanja daerah juga hendaknya dapat menumbuhkan profesionalisme kerja pada setiap organisasi terkait, berdasarkan Analisis Standar Belanja (ASB), Standar Harga, Tolok ukur kinerja, dan Standar Pelayanan Minimum dengan tetap berlandaskan azas efektif, efesien dan ekonomis. Belanja Daerah disediakan untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan program strategis yang dialokasikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang diformulasikan dalam Program dan Kegiatan.Terutama yang termasuk kedalam prioritas Pembangunan Daerah. Menurut strukturnya, belanja dibagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, yang mempunyai karakteristik masing-masing.arah pengelolaan belanja daerah ini difokuskan kepada Belanja Langsung atau Belanja Pembangunan, sedangkan belanja Tidak Langsung sangat dipengaruhi dari jumlah pegawai yang ada. Dengan melanjutkan kebijakan pengelolaan keuangan yang ada dan memperhatikan azas efisien dan efektif maka diharapkan peningkatan Belanja Langsung pada masa yang akan datang. Berdasarkan kelompoknya komponen belanja dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Belanja Tidak Langsung a. Belanja Pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai, penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak b. Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman Pemerintah Derah kepada pihak Lainnya. c. Belanja Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. d. Belanja Hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue. e. Belanja Bantuan Sosial, yaitu bantuan social organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik. 74

f. Belanja Bagi Hasil g. Belanja Bantuan Keuangan h. Belanja Tidak Terduga untuk kegiatan yang sipatnya tak bisa atau diharapkan tak terulang. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan, sebagai berikut: a. Belanja Pegawai yaitu untuk pengeluaran Honorarium PNS dan honorarium non PNS dan uang lembur. b. Belanja Barang dan Jasa yaitu untuk pengeluaran bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan berrmotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dam minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan sebagainya. c. Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat, alat-alat angkutan di darat bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanaian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, computer dan lain-lain. Belanja-belanja sektor publik yang memiliki nilai ekonomis tinggi hendaknya lebih didorong kepada pihak swasta dan masyarakat untuk melakukan investasi sehingga pada masa yang akan datang belanja ini tidak lagi menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebaliknya menjadi sumber pendapatan yang baru. Dengan keterbatasan pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah Kota Sungai Penuh maka hal ini adalah hal yang paling logis untuk dilakukan. Komposisi Belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran 2010 sampai dengan Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut: 75

Tabel. T-III.5 Struktur Belanja Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun 2009 2010 JENIS 2009 2010 % Kenaikan Per Tahun BELANJA LANGSUNG TIDAK 58.113.361.917,20 167.627.056.852,18 188.45 BELANJA LANGSUNG 52.782.467.386,80 189.995.715.999,00 259.96 Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan belanja daerah baik itu Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung. Dengan kenaikan 188,45% pada tahun 2010 untuk Belanja Tidak Langsung sedangkan untuk Belanja Langsung mengalami kenaikan 259,96 persen pada tahun 2010. 3.1.3 Necara Keuangan Pertumbuhan aset lancar dalam neraca keuangan Kota Sunga Penuh pada tahun 2010 meningkat sebesar 353,89 persen, pada periode kedua pelaporan keuangan asset lancar mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari Rp.20.921.044.062,05 pada tahun 2009 meingkat menjadi Rp. 94.959.224.554,93 pada tahun 2010. Peningkatan asset lancar ini salah satu disebabkan oleh bertambahnya kas dari Rp. 14.270.674.540,05 pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp 77.415.683.139,90 atau rata-rata sebesar 442,4 persen pertahun. Sedangkan untuk piutang, piutang lain-lain dan persediaan mengalami peningkatan selama tahun 2009-2010 masing-masing yaitu 155,61 persen, 0 persen dan 249,84 persen. Investasi jangka panjang tumbuh sebesar 39.221,29 persen, investasi ini didorong oleh adanya investasi permanen sebesar Rp 7.500.000.000 dibandingkan dengan tahun 2009 yang belum ada sama sekali, investasi non permanen sebesar 1.721,31 persen. Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kota Sungai Penuh selama tahun 2009-2010 juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 397,48 persen. Total aset tetap Kota Sungai Penuh pada tahun 2009 Rp 24.819.027.959 meningkat menjadi Rp 123.470.290.571,27 pada tahun 2010. Kontribusi terbesar dari asset tetap berasal dari jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp 76

50.959.396.974,94 atau 41,27 persen kotribusinya pada tahun 2010 meningkat jika dibandingkan dengan pada tahun 2009 sebesar Rp 46.372.727 yang hanya memiliki kontribusi sebesar 0,19 persen terhadap jumlah aset tetap. Kontribusi terbesar kedua adalah Gedung dan bangunan yaitu dari 0,59 persen tahun 2009 meningkat menjadi 6,76 persen pada tahun 2010. Tanah dari 4,40 persen tahun 2009 menurun menjadi 1,85 persen pada tahun 2010 meski dari persentase kontribusi menurun namun dari nilai nominalnya meningkat dari Rp 1.092.640.000 pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp 2.286.989.575 pada tahun 2010 demikian juga halnya dengan aset tetap lainnya, Kontruksi dalam pengerjaan dan peralatan dan mesin. 77

Tabel 3.7 Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sungai Penuh Per 1Januari 2009-31 Desember 2010 Kode Rek URAIAN 2009 2010 GR (%) 1 2 3 4 5 1 ASET 1.1 ASET LANCAR 1.1.1 Kas 14.270.674.540,05 77.415.683.139,90 442,48 1. 1.1.1 Kas di Kas Daerah 13.563.599.261,18 75.415.683.139,90 1.1.1.2 Kas di bendahara Pengeluaran 692.996.079,00 240.648.923,00 1.1.1.3 Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran 0,00 1.565.072.549,00 1.1.1.4 Kas di Bendahara Penerimaan 14,079.199,87 0,00 1.1.2 Investasi Jangka Pendek - - 1.1.3 Piutang 6.072.667.485,00 15.522.520.773,00 155,61 1.1.4 Piutang Lain-lain - - 1.1.5 Persediaan 577.702.037,00 2.021.020.642,03 249,84 JUMLAH ASET LANCAR 20.921.044.062,05 94.959.224.554,90 PERT.ASET LANCAR (%) 353,89 1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG 1.2.1 Investasi Non Permanen 20.000.000,00 364.250.000,00 1.721,25 1.2.2 Investasi Permanen 0 7.500.000.000,00 100 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 20.000.000,00 7.864.250.000,00 PERT. INVESTASI J PANJANG (%) 39.221,25 1.3 ASET TETAP 1.3.1 Tanah 1.092.640.000,00 2.286.989.575,00 109,31 1.3.2 Peralatan dan Mesin 15.219.999.182,00 38.636.379.575,00 153,85 1.3.3 Gedung dan Bangunan 146.300.000,00 8.350.538.250 5.607,82 1.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 46.372.727,00 50.959.396.974,94 109.790,88 1.3.5 Aset Tetap Lainnya 4.524.832.150,00 17.026.007.614,59 276,28 1.3.6 Konstruksi dalam Pengerjaan 3.788.883.900,00 6.210.978.581,74 63,93 1.3.7 Akumulasi Penyusutan JUMLAH ASET TETAP 24.819.027.959,00 123.470.290.571,27 PERT. ASET TETAP (%) 397,48 78

Lanjutan Neraca Aset Kode Rek URAIAN 2009 2010 GR (%) 1 2 4 7 1. 4 DANA CADANGAN - - 1. 4.1 Dana Cadangan - - JUMLAH DANA CADANGAN - - 1.5 ASET LAINNYA 1.5.1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran - - 1.5.2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah - - 1.5.3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - 1.5.4 Aset Tidak Berwujud - - 1.5.5 Aset Lain-lain - 8.330.000,00 JUMLAH ASET LAINNYA 0 8.330.000,00 PERT. ASET LAINNYA JUMLAH ASET DAERAH 45.760.072.021,05 226.302.095.126,20 PERT. ASET (%) 394,54 Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh 79

Hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah Kota Sungai Penuh mengalami peningkatan dari Rp 1.434.663.700 tahun 2009 meningkat menjadi Rp 1.576.633.573 pada tahun 2010 atau tumbuh rata-rata sebesar 5,51 persen. Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah Kota Sungai Penuh mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu dari Rp 1.434.663.700 tahun 2009 meningkat menjadi Rp 1.576.633.573 tahun 2010 atau meningkat rata-rata sebesar 9,90 persen. Perbedaan antara hutang jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2009 disebabkan Pemerintah Kota Sungai Penuh masih mempunyai Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp 62.921.073 pada tahun 2010 dan utang jangka pendek lainnnya sebesar Rp. 1.513.712.500 sehingga secara total kewajiban jangka pendek Pemerintah Kota Sungai Penuh pada tahun 2010 menjadi Rp 1.576.633.573. Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah Kota Sungai Penuh tidak ada, sehinga kewajiban jangka panjang sampai tahun 2010 tidak ada. 80

Tabel 3.8 Neraca Keuangan Kewajiban Pemerintah Kota Sungai Penuh Per 1Januari 2006-31 Desember 2009 Kode Rek URAIAN 2009 2010 GR (%) 1 2 3 4 5 2 KEWAJIBAN 2. 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2. 1. 1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0 62.921.073,00 2. 1. 2 Utang Bunga 0 0 2. 1. 3 Utang Pajak 0 0 2. 1. 4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0 0 2. 1. 5 Pendapatan Diterima Dimuka 0 0 2. 1. 6 Utang Jangka Pendek Lainnya 1.434.663.700,00 1.513.712.500,00 5,50 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.434.663.700,00 1.576.633.573,00 PERT. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (%) 9 2. 2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 2. 2. 1 Utang Dalam Negeri 0 2. 2. 2 Utang Luar Negeri 0 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0 JUMLAH KEWAJIBAN 1.434.663.700,00 1.576.633.573,00 PERT. KEWAJIBAN (%) 9 Sumber:DPPKADKotaSungaPenuh 81

Perkembangan ekuitas dana Kota Sungai Penuh selama tahun 2009-2010 tumbuh sebesar 406,99, Pertumbuhan ini didorong ekuitas dana investasi pada tahun 2009 sebesar 24.839.027.959 meningkat menjadi Rp 131.342.870.571,27 pada tahun 2010. Sedangkan untuk ekuitas dana lancar pada tahun 2009 sebesar Rp 44.325.408.362,05 meningkat menjadi Rp 224.725.461.553,20 pada tahun 2010. Peningkatan ini didorong Silpa dari Rp 14.256.595.340,18 tahun 2009 meningkat menjadi Rp 75.829.889.519 tahun 2010 atau naik sebesar 431,89 persen. Ekuitas dana lancar diperoleh dari jumlah Silpa ditambah cadangan untuk piutang dan cadangan untuk persediaan dikurangi utang jangka pendek ditambah pendapatan yang ditangguhkan, Sedangkan pertumbuhan ekuitas dana investasi didorong oleh investasi dalam jangka panjang, investasi dalam asset tetap masing-masing tumbuh sebesar 406,99 persen dan 39.221,25 persen Disisi lain ekuitas dana cadangan dari tahun 2009 sampai tahun 2010 tidak ada, karena tidak ada investasi dalam bentuk dana cadangan. Dengan demikian secara total jumlah kewajiban dan ekuitas dana pada tahun 2009 sebesar Rp 70.599.100.021,05 dan tahun 2010 sebesar Rp 357.644.965.697,47. 82

Tabel 3.9 Neraca Keuangan Ekuitas Dana Daerah Kota Sungai Penuh Per 1 Januari 2009-31 Desember 2010 Kode Rek URAIAN 2009 2010 GR (%) 1 2 3 4 5 3 EKUITAS DANA 3. 1 EKUITAS DANA LANCAR 3. 1. 1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 14.256.595.340,18 75.829.889.519 431,89 3. 1. 2 Cadangan untuk Piutang 6.072.667.485,00 15.522.520.773,00 155,61 3. 1. 3 Cadangan untuk Persediaan 577.702.037,00 2.021.020.642,03 249,84 3. 1. 4 Dana yang harus disediakan untuk (1.434.663.700,00) 0-100 pembayaran Utang Jangka Pendek 3. 1. 5 Pendapatan yang Ditangguhkan 14.079.199,87 9.160.047,00-34,94 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 19.486.380.362,05 93.382.590.981,93 PERT. EKUITAS DANA LANCAR (%) 379,22 3. 2 EKUITAS DANA INVESTASI 3. 2. 1 Diinvestasikan dlm Investasi Jk.Panjang 20.000.000,00 7.864.250.000,00 39.221,25 3. 2. 2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 24.819.027.959,00 123.470.290.571,27 397,48 3. 2. 3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak - 8.330.000,00 termasuk Dana Cadangan) 3. 2. 4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang Jangka Panjang - - JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 24.839.027.959,00 131.342.870.571,27 PERT. EKUITAS DANA INVESTASI (%) 428,78 3. 3 EKUITAS DANA CADANGAN 3. 3. 1 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN - - JUMLAH EKUITAS DANA - - PERT. EKUITAS DANA (%) JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS DANA 44.325.408.321,05 224.725.461.553,20 PERT. KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (%) 409,99 Sumber: DPPKAD Kota Sungai Penuh 83

Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah asset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Rasio Llikuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun 2009-2010 Uraian 2009 2010 1 2 3 Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar 14,58 60,23 2. Quick Ratio 14,18 58,95 Sumber: Hasil Pengolahan (2010) a. Rasio Lancar (Current ratio) Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh Pemerintah Kota Sungai Penuh dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Jika yang digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dari 1,5 hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Sungai Penuh akan mengalami kesulitas dalam membayar tagihan jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas 4,0, maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh tagihan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh tahun 2009 sebesar 14,58, dan 60,23 pada tahun 2010. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Sungai Penuh dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. b. Quick Ratio Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa asset lancar (setelah 84

dikurangi persediaan) dapat menutup kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemrintah Kota Sungai Penuh tahun 2009 sebesar 14,18, dan pada tahun 2010 sebesar 58,95. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset Lancar Pemerintah Kota Sungai Penuh setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap asset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset, sedang rasio kewajiban terhadap equitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio solvablitas neraca keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh tahun 2096-2010 tertera pada tabel berikut ini. Tabel 3.11 Rasio Solvabilitas Neraca Keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun 2009-2010 Uraian 2009 2010 1 2 3 Rasio Solvablitas 1. Rasio Kewajiban Terhadap Asset 0,0314 0,0070 2. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 0,0207 0,0044 Sumber: Hasil Pengolahan (2011). a. Rasio Kewajiban Terhadap Asset Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang ditambah dengan kewajiban jangka pendek dibagi dengan asset dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2009 sebesar 0,0314 dan pada tahun 2010 sebesar 0,0070. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap asset, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan 85

memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh selama tahun 2009-2010 cukup kuat jika untuk membayar jika Pemerintah Kota Sungai Penuh melakukan pinjaman ke kreditor. b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2009 sebesar 0,0207 dan pada tahun 2010 sebesar 0,0044. Nilai rasio ini persis sama dengan Rasio Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah Kota Sungai Penuh selama tahun 2009-2010 tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Sehingga total asset dikurangi dengan kewajiban nilainya sama dengan ekuitas dana lancar (lihat table sebelummnya). Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh selama tahun 2009-2010 cukup kuat jika untuk membayar jika Pemerintah Kota Sungai Penuh melakukan pinjaman ke kreditor.. 86

Tabel 3.13 Neraca Keuangan Kota Sungai Penuh Tahun 2009-2010 No Rek Uraian Tahun Anggaran GR (%) 2009 2010 1 2 3 4 1 ASET 1.1 ASET LANCAR 1.1.1 Kas 14.270.674.540,05 77.415.683.139,90 442,48 1.1.1.2 Kas di Kas Daerah 13.563.599.261,18 75.415.683.139,90 1.1.1.3 Kas di bendahara Pengeluaran 692.996.079,00 240.648.923,00 1.1.1.4 Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran 0,00 1.565.072.549,00 1.1.1.5 Kas di Bendahara Penerimaan 14,079.199,87 0,00 1.1.2 Investasi Jangka Pendek - - 1.1.3 Piutang 6.072.667.485,00 15.522.520.773,00 155,61 1.1.4 Piutang Lain-lain - - 1.1.5 Persediaan 577.702.037,00 2.021.020.642,03 249,84 JUMLAH ASET LANCAR 20.921.044.062,05 94.959.224.554,90 353,89 1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG 1.2.1 Investasi Non Permanen 20.000.000 364.250.000 1.721,25 1.2.2 Investasi Permanen 0 7.500.000.000 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 20.000.000,00 7.864.250.000,00 39.221,25 1.3 ASET TETAP 1.3.1 Tanah 1.092.640.000,00 2.286.989.575,00 109,31 1.3.2 Peralatan dan Mesin 15.219.999.182,00 38.636.379.575,00 153,85 1.3.3 Gedung dan Bangunan 146.300.000,00 8.350.538.250,00 5.607,82 1.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 46.372.727,00 50.959.396.974,94 109.790,88 1.3.5 Aset Tetap Lainnya 4.524.832.150,00 17.026.007.614,59 276,28 1.3.6 Konstruksi dalam Pengerjaan 3.788.883.900,00 6.210.978.581,74 63,93 1.3.7 Akumulasi Penyusutan 0 0 JUMLAH ASET TETAP 24.819.027.959,00 123.470.290.571,27 397,48 1.4 DANA CADANGAN 1.4.1 Dana Cadangan 0 0 JUMLAH DANA CADANGAN 0 0 1.5 ASET LAINNYA 0 0 1.5.1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0 1.5.2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0 0 1.5.3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 1.5.4 Aset Tidak Berwujud 0 1.5.5 Aset Lain-lain 8.330.000,00 JUMLAH ASET LAINNYA 8.330.000,00 JUMLAH AKTIVA 45.760.072.021,05 226.302.095.126,20 394,54 86

No. Rrek Uraian Gambaran umum keuangan daerah Tahun anggaran 2009 2010 2 KEWAJIBAN 2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2.1.1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0 62.921.073,00 2.1.2 Utang Bunga 0 0 2.1.3 Utang Pajak 0 0 2.1.4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0 0 2.1.5 Pendapatan Diterima Dimuka 0 0 2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya 1.434.663.700,00 1.513.712.500,00 5,51 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1.434.663.700,00 1.576.633.573,00 9,90 2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 2.2.1 Utang Dalam Negeri 0 0 2.2.2 Utang Luar Negeri 0 0 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0 0 JUMLAH KEWAJIBAN 1.434.663.700,00 1.576.633.573,00 9,90 GR (%) No Rek Uraian Tahun Anggaran GR (%) 3 EKUITAS DANA 3.1 EKUITAS DANA LANCAR 2009 2010 3.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 14.256.595.340,18 75.829.889.519 431,89 3.1.2 Cadangan untuk Piutang 6.072.667.485,00 15.522.520.773,00 155,61 3.1.3 Cadangan untuk Persediaan 577.702.037,00 2.021.020.642,03 249,84 3.1.4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran (1.434.663.700,00) 0-100 Utang Jangka Pendek 3.1.5 Pendapatan yang Ditangguhkan 14.079.199,87 9.160.047,00-34,94 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 44.325.408.362,05 224.725.461.553,20 406,99 3.2 EKUITAS DANA INVESTASI 3..2.1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 20.000.000,00 7.864.250.000,00 406,99 3.2.2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 24.819.027.959,00 123.470.290.571,27 39.221,25 3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) 0 8.330.000,00 397,48 3.2.4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran 0 0 87

hutang Jangka Panjang JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 24.839.027.959,00 131.342.870.571,27 428,78 3.3 EKUITAS DANA CADANGAN 3.3.1 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0 0 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0 0 JUMLAH EKUITAS DANA 69.164.436.321,05 356.068.332.124,47 414,81 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 70.599.100.021,05 357.644.965.697,47 406,57 Sumber: DPPKAD Kota Sungai Penuh, 2010 Ket: GR = Pertumbuhan rata-rata (%) 88

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangaan Masa Lalu Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan disusun secara otonomi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keungan sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan Keuangan Kota Sungai Penuh. Sedangkan Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kaungan. Pengelolaan keuangan Daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam Pengelolan Belanja Daerah secara umum telah sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) walaupun masih terdapat beberapa kebijakan yang belum sepenuhnya mengikuti Standar Akuntansi Pemerintan. Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Kota Sungai Penuh dapat dilihat dari hasil opini audit BPK Kota Sungai Penuh sebagai berikut: TAHUN Sumber: DPPKAD Kota Sungai Penuh Tabel. T-III.6 Opini BPK terhadap LKD Kota Sungai Penuh Tahun 2008-2010 OPINI BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH 2008-2009 WTP 2010 WDP Target kedepan pada periode tahun 2011-2016, Kota Sungai Penuh mengharapkan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah Kota Sungai Penuh akan menjadi Wajar Tanpa Pengecualian dengan fokus untuk membenahi pengelolaan aset daerah yang selama ini menjadi titik lemah dalam Laporan keuangan Daerah saat ini. 3.2.1. Analisis Pembiayaan Pencapaian prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah tercermin dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pertahunnya. SILPA per tahun diharapkan menurun baik secara nominal maupun persentasenya. Nilai SILPA memberi menggambarkan belanja pemerintah yang kurang diberdayakan dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga belanja pemerintah tidak 89

dapat secara optimal menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan SILPA pertahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. T-III.7 SILPA Kota Sungai Penuh, 2006-2010 Tahun SILPA (Rp) 2008-2009 14.256.595.340,18 2010 75.829.889.519,00 Sumber: DPPKAD Kota Sungai Penuh 3.3. Kerangka Pendanaan Pendanaan program dan kegiatan yang akan direncanakan dalam periode 2012-2016 ini sangatlah penting untuk dikaji. Dari gambaran umum pengelolaan keuangan daerah pada periode sebelumnya, maka dapat disusun suatu analisis dalam kerangka pendanaan program dan kegiatan pada periode tahun anggaran 2012-2016.Berdasarkan potensi pendanaan, pendapatan yang paling banyak masih berasal dari Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum serta Dana Alokasi Khusus. Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih rendah yaitu dibawah 10% dari total pendapatan, selebihnya 90% merupakan dana perimbangan yang berasal dari pemerintah provinsi dan pusat. Kedepan diharapkan untuk mencapai kemandirian fiskal Rasio Pendapatan Asli daerah meningkat menjadi 10%. 3.3.1. Penghitungan Kerangka Pendanaan Penghitungan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mengetahui dana yang tersedia untuk membiayai pembangunan selama lima tahun kedepan. a. Kerangka Pendanaan Sesuai dengan analisis-analisis diatas, estimasi kerangka pendanaan Kota Sungai Penuh pada tahun 2012-2016 dapat direncanakan.pendanaan tersebut terbagi kedalam jenis-jenis pendapatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tabel. T-III.8 Pendapatan Daerah Kota Sungai Penuh 2012-2016 No Uraian 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 1 PENDAPATAN DAERAH 423.425.927.483 471.313.990.760 522.983.902.078 577.565.579.035 635.757.118.414 1.1 Pendapatan Asli Daerah 11.511.000.000 18.759.841.380 21.741.025.518 23.571.527.000 25.125.079.000 1.1.1 Pendapatan 90

Pajak Daerah 3.649.000.000 4.013.900.000 5.115.290.000 4.856.819.000 5.342.500.000 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 1.866.000.000 2.053.101.380 2.258.411.518 2.484.252.000 2.732.677.000 1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan 750.000.000 5.000.000.000 6.200.000.000 7.750.000.000 8.200.000.000 daerah yang sah 1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 5.246.000.000 7.692.840.000 8.167.324.000 8.480.456.000 8.849.902.000 1.2 Dana Perimbangan 376.378.861.911 414.332.156.300 453.152.883.480 496.290.058.955 543.072.046.334 1.2.1 Dana bagi hasil pajak/bagi hsil 55.849.638.911 63.000.000.000 68.000.000.000 74.000.000.000 80.000.000.000 bukan pajak 1.2.2 Dana Alokasi Umum 295.529.443.000 325.082.387.300 357.590.626.030 393.349.688.633 432.684.657.496 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 24.999.780.000 26.249.769.000 27.562.257.450 28.940.370.322 30.387.388.838 1.3 Lain-lain Pendapatan 35.536.065.572 38.221.993.080 48.089.993.080 57.703.993.080 67.559.993.080 Daerah yang sah 1.3.1 Hibah - - - 1.3.2 Dana darurat 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari 7.411.897.492 8.893.000.000 10.761.000.000 12.375.000.000 14.231.000.000 provinsi dan pemerintahan daerah lainnya 1.3.4 Dana Penyesuaian 28.124.168.080 29.328.993.080 37.328.993.080 45.328.993.080 53.328.993.080 dan otonomi khusus 1.3.5 Bantuan - - - - - keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 1.3.8 Bantuan Keuangan Dari Pemerintah Pusat - - - - - Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh b. Kerangka Belanja Untuk Menentukan kerangka belanja ini, yang perlu dicermati terlebih dahulu adalah realisasi belanja pegawai yaitu dari PNS/CPNS Kota Sungai Penuh.Perkembangan belanja gaji Kota Sungai Penuh dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 (perkiraan realisasi) ditunjukkan pada Tabel T-III.9 91

Tabel. T-III.9 Belanja Pegawai Kota Sungai Penuh 2008-2010 2008 2009 2010 Rata-rata pertumbuhan (%) Belanja Pegawai BTL (Gaji dan tunjangan PNS/CPNS) - 48.795.818.187,00 137.409.834.432,20 181.60 Sumber : DPPKAD dan BKD Kota Sungai Penuh Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 masih belum ada dikarenakan Kota Sungai Penuh baru dimekarkan dari Kabupaten Kerinci pada akhir tahun 2008, pada tahun 2009 jumlah realisasi belanja gaji pegawai mencapai Rp 48.795.818.187 dengan jumlah pegawai kurang lebih sekitar 2.181 PNS/CPNS, sedangkan pada tahun 2010 telah mencapai Rp 37.409.834.432,20 atau hampir naik menjadi 181,60 persen dibandingkan pada tahun 2009, dengan jumlah PNS/CPNS sebesar 2.233 pegawai. Perkiraan pertumbuhan belanja gaji dan tunjangan PNS/CPNS dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Dari perkiraan belanja gaji dan tunjangan PNS/CPNS tersebut dapat diketahui kapasitas riil keuangan daerah Kota Sungai Penuh, kapasitas riil merupakan dana yang tersedia setelah dikurangi belanja gaji dan tunjangan PNS/CPNS serta belanja wajib dan mengikat (belanja rutin) tersebut itulah yang dapat digunakan untuk melaksanakan belanja pembangunan (belanja langsung) Kota Sungai Penuh. Adapun tabel berikut menunjukkan kapasitas riil ataupun dana yang tersedia setiap tahunnya pada Kota Sungai Penuh untuk pendanaannya. Tabel. T-III.10 Perkiraan Kapasitas Riil Kota Sungai Penuh 2012-2016 URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016 A Total Penerimaan (Dana Tersedia) 423.425.927.483 471.313.990.760 522.983.902.078 577.565.579.035 635.757.118.414 B Jumlah Belanja Gaji dan 190.366.371.418 218.921.327.131 247.476.282.843 276.031.238.556 304.586.194.269 Tunjangan PNS/CPNS C Belanja wajib dan mengikat (belanja rutin) 88.632.768.786 77.778.117.375 81.481.837.250 85.185.557.125 88.889.277.000 Kapasitas Riil (A (B+C)) 144.426.787.279 174.614.546.254 194.025.781.985 216.348.783.354 242.281.647.145 Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh 92

Dari dana (kapasitas riil) yang tersedia tersebut, dapat diambil pendekatan penggunaan dana yang tersedia dengan pendekatan prioritas penggunaan dana, dimana ada 3 (tiga) prioritas penggunaan dana yaitu: 1. Prioritas I digunakan untuk alokasi program pembangunan yang terkait secara langsung dengan Visi dan Misi walikota. 2. Prioritas II digunakan untuk alokasi program pembangunan untuk urusan lainnya (tidak terkait secara langsung dengan visi dan misi walikota). 3. Prioritas III digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung Lainnya seperti Bantuan Sosial, Hibah, Tambahan Penghasilan PNS dan lain sebagainya. Tabel. T-III.11 Pendanaan Prioritas Kota Sungai Penuh Tahun 2012-2016 Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Prioritas I 153.017.362.843 169.252.156.261 181.895.430.511 198.187.459.987 219.473.293.992 Prioritas II 83.897.547.801 88.092.425.191 92.287.302.581 96.482.179.971 100.677.057.361 Prioritas III 31.542.532.000 32.042.532.000 32.542.532.000 33.042.532.000 33.542.532.000 JUMLAH 268.457.442.644 289.387.113.452 306.725.265.092 327.712.171.958 353.692.883.353 Sumber : DPPKAD Kota Sungai Penuh 93