Pusat konvensi dan eksebisi di Solo

dokumen-dokumen yang mirip
Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

EXHIBITION HALL DI BANDUNG

TUGAS AKHIR 37 GEDUNG PERTEMUAN DI MARKAS PANGKALAN TNI AL SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

CITY HOTEL DENGAN FASILITAS MICE di SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

Konsep perencanaan dan perancangan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

SEMARANG CONVENTION CENTER

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

CONVENTION HALL DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Karya Arata Isozaki

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. : Penghubung satuan bahasa yang setara. ( KamusBahasa.org )

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

LaporanPerancangan Gedung Convention Centre di Kawasan Wisata Pantai Senggigi Lombok

PUSAT OLAH RAGA UNDIP DI TEMBALANG

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

Hotel Bintang 5 di Kota Batam TA- 138

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

CONVENTION HOTEL DI BANDUNG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Simbiosis Kisho Kurokawa

SEMARANG CONVENTION HALL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

WEDDING CENTRE DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. SDM yang baik atau SDA yang menguntungkan. Banyak sekali sektor pariwisata

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

Pusat konvensi dan eksebisi di Solo Disusun Oleh : Andi Tri Sulistyo I0299016 BAB I PENDAHULUAN 1.8 PENGERTIAN Pusat : Sentral, tengah, mengandung pengertian suatu bentuk kesatuan koordinasi dari aktifitas yang merupakan induk dari suatu rangkaian aktifitas dengan suatu tujuan. Konvensi : Konvensi, rapat, pertemuan, sidang; sedangkan konvensi dapat diartikan sebagai konferensi tokoh masyarakat dengan tujuan tertentu. Eksebisi : Bahasa latin exhibition, suatu pameran/eksebisi, yaitu pertunjukan/kehadiran untuk memperlihatkan suatu pertunjukan/pameran umum seperti karya-karya seni, produkproduk pabrik/perusahaan atau prestasi spektakuler di masyarakat. Solo : merupakan nama kota di provinsi Jawa Tengah. Jadi yang dimaksud dengan Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo adalah : Pusat kegiatan pertemuan atau rapat (konvensi) dan kegiatan pameran (eksebisi) di kota Solo. 1.9 LATAR BELAKANG MASALAH 1.9.1 Umum

Konvensi sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi sangat diperlukan dalam rangka peningkatan hubungan antar manusia atau kelompok manusia baik tingkat lokal maupun regional untuk meningkatkan dan menyebarkan suatu bentuk informasi maupun teknologi, didukung suatu bentuk wadah pameran yang direncanakan sebagai pusat kegiatan masyarakat maupun perusahaan untuk mempromosikan dan memamerkan produk/karyanya. Penyelenggaraan konvensi pada kenyataannya melibatkan usaha jasa perjalanan (travel), akomodasi (hotel dan restauran), pameran promosi (eksebisi) serta berkaitan dengan bisnis dan wisata sebagai aspek pendukungnya menjadi hubungan terkait satu dengan yang lainnya. Hal ini mendorong munculnya pengembangan industri jasa komersial kepariwisataan yang khusus menangani penyelenggaraan bisnis wisata dan konvensi dikemas dalam bentuk paket wisata konvensi. Keberadaan kota Solo sendiri sebagai daerah persinggahan dari Jawa Timur dan Jogjakarta, menjadikannya sebagai daerah yang potensial sebagai tempat pertemuan dan pameran bisnis bagi para trader dari kedua daerah. Menilik peranan di bidang bisnis dan pariwisata kota Solo dalam hal ini wisata konvensi, keberadaan fasilitas akomodasi tidak lepas dalam menunjang kegiatan tersebut, akan tetapi tidak semua fasilitas akomodasi yang ada juga memiliki wadah khusus bagi suatu kegiatan pertemuan atau rapat. Hal ini dapat dilihat dari data yang ada, diantaranya hanya terdapat di beberapa hotel berbintang satu hingga empat yang lebih berorientasi pada bisnis penginapan/hotel. Keadaan ini tentunya merupakan sebuah pangsa pasar bagi keberadaan bangunan pusat konvensi dan eksebisi yang nantinya akan memiliki fasilitas yang tentunya lebih lengkap serta feasibel. Di kota Solo terdapat beberapa klasifikasi bagi fasilitas akomodasi, dalam hal ini hotel sebagai fasilitas penginapan terbagi atas : Hotel Bintang Empat ( Hotel Sahid Raya Solo, Hotel Sahid Kusuma, Hotel Novotel, Hotel Quality ). Hotel Bintang Tiga ( Hotel AGAS Internasional, Hotel Cakra, Hotel Riyadi, Solo Inn ).Hotel Bintang Dua ( Hotel Asia, Hotel Dana, Hotel Kartikasari ). Hotel Hotel Bintang Satu ( Hotel Indah Jaya, Hotel Graha Indah, Hotel Sanashtri, Hotel Wisata Indah ).

Hotel Melati terbagi 3 kelas beserta Hotel belum terklasifikasi (diantaranya Hotel Central, Hotel Arini, Hotel Baron Indah, Hotel Kota ). Tabel.1. Jumlah Fasilitas Akomodasi (Hotel) Di Solo Sumber : DIPARTA Surakarta KLASIFIKASI JUMLAH FASILITAS KONVENSI 1. Hotel Bintang Empat 4 Ada 2. Hotel Bintang Tiga 4 Ada 3. Hotel Bintang Dua 3 Ada 4. Hotel Bintang Satu 4 Ada 5. Hotel Melati Tiga 16 Tidak 6. Hotel Melati Dua 34 Tidak 7. Hotel Melati Satu 54 Tidak 8. Hotel Blm. Terklasifikasi 11 Tidak TOTAL 130 1.9.2 Khusus Sebagai sebuah kota yang berkembang menjadi kota dengan mobilitas yang tinggi, fasilitas gedung yang khusus dibangun untuk mewadahi suatu kegiatan pertemuan terdapat pula di kota Solo, fasilitas yang diberikan terbatas pada acara pertemuan atau perhelatan yang sifatnya resmi seperti pernikahan atau seminar, kebanyakan memang bertujuan untuk menampung sebuah acara pesta pernikahan. Untuk acara-acara yang sifatnya personal atau perusahaan biasanya lebih memilih di hotel yang memiliki fasilitas ruang pertemuan atau rapat. Menilik dari kondisi fasilitas komersial yang lebih berorientasi pada pertemuan/konvensi secara khusus di kota Solo, pada kenyataannya belum ada yang memfasilitasi kegiatan konvensi dan eksebisi dalam satu waktu bersamaan, meskipun ada

beberapa bangunan komersial untuk acara pertemuan mis. Hailai atau Wisma Boga yang mengelola suatu acara pertemuan dan restauran sebagai orientasi usaha. Frekuensi penyelenggaraan acara konvensi maupun pameran yang memanfaatkan hotel maupun ruang gedung pertemuan di kota Solo sebetulnya cukup tinggi, dari wawancara yang dilakukan di hotel Novotel dan Kusuma Sahid Raya Hotel dalam sebulan lebih dari sepuluh kali pertemuan (umum) yang memanfaatkan ruang pertemuan atau juga ballroom dari hotel tersebut, bahkan misal di Quality Hotel atau hotel yang tersebut diatas juga mengadakan acara rutin setiap hari tertentu di hall musro (music room). Untuk gedung pertemuan yang ada sekarang ini acara pesta menjadi pangsa yang profitable, sebagai contoh frekuensi pemakaian di Sasana Krida untuk hari Sabtu dan Minggu hampir selalu penuh bahkan seringkali dalam sehari mampu mengadakan 2 kali acara pernikahan untuk waktu siang dan malam, dan tentunya dengan biaya sewa lebih mahal dari hari-hari biasa. Hal tersebut menjadi lebih menarik karena belum adanya tempat atau fasilitas di kota Solo untuk menampung pertemuan/konvensi dan eksebisi dalam skala yang besar serta mampu mewadahi kegiatan tersebut baik lokal, regional maupun internasional dalam waktu yang bersamaan. Berikut data gedung pertemuan yang ada di kota Solo tahun 2003-2004 : Tabel.2. Data Gedung Pertemuan di Kota Solo Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Surakarta NO NAMA BADAN DAYA HUKUM TAMPUNG KLAS FASILITAS 1 Wisma Nugroho Perorangan 700 C Dekorasi, sound system 2 Wisma Batari Koperasi 800 A Dekorasi, ruang rias, parkir 3 Sasana Krida Kusuma Yayasan 1000 A Dekorasi, ruang rias, parkir, AC, fan, sound system 4 Graha Mulya Perorangan 650 - Dekorasi, ruang rias, parkir, AC 5 Wisma PPBS Yayasan 400 - Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 6 Gedung Mawar Perorangan 700 - Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 7 Monosuko Perorangan 800 - Dekorasi, ruang rias 8 Gubug Poncosari Perorangan 500 - Dekorasi, ruang rias 9 Gedung Srikandhi Perorangan 600 - Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 10 Wisudatama Perorangan 500 - Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 11 PMS Yayasan 250 C Dekorasi, ruang rias

12 Gedung Yayasan 500 - Dekorasi, ruang rias, parkir, Fan Persaudaraan Haji 13 Puspo Nugroho Perorangan 750 B Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 14 Graha Wisata Niaga PT 2000 A Dekorasi, ruang rias, parkir, AC 15 Mekar Nugroho Perorangan 500 B Dekorasi, ruang rias, parkir, fan 16 Sriwijaya Perorangan 700 B Dekorasi, ruang rias, fan 17 Warastratama ABRI 750 - Parkir, sound system, dapur 18 Siswotani Perorangan 350 - Dekorasi, ruang rias, parkir 19 Kusumasari Perorangan 300 - Dekorasi, ruang rias, fan 20 Wisma Kawuryan Perorangan - - - Data diatas merupakan klasifikasi gedung pertemuan di kota Solo dengan fasilitas yang ada didalamnya, beberapa diantaranya dapat digunakan pula untuk mewadahi aktifitas eksebisi atau pameran, seperti di Graha Wisata Niaga. Akan tetapi untuk menggelar acara secara bersamaan seperti konvensi dengan menggelar pula kegiatan pameran pada satu bangunan seperti dalam penyelenggaraan bisnis wisata MICE, belum diakomodasikan secara maksimal pada fasilitas yang ada di kota Solo. Di sisi lain potensi penyelenggaraan pameran dan pertemuan di kota Solo yang pada saat sekarang ini banyak mengambil tempat di hotel berbintang (ballroom) ataupun restaurant dengan fasilitas yang tentunya berorientasi pada bidangnya usahanya, perlu diwadahi lebih khusus dalam bentuk pusat kegiatan konvensi dan eksebisi sekaligus dengan tujuan lebih memaksimalkan kapasitas serta kualitas penyelenggaraan suatu acara publik maupun privat. Hal tersebut menjadi lebih menarik karena belum adanya tempat atau fasilitas di kota Solo untuk menampung pertemuan/konvensi dan eksebisi dalam skala yang besar serta mampu mewadahi kegiatan tersebut baik lokal, regional maupun internasional serta tentunya dimungkinkan pula dalam waktu yang bersamaan. Dari latar belakang diatas, kota Solo dengan segala potensi bisnis dan pariwisatanya sangat menarik untuk dikelola dalam suatu bentuk bisnis umum maupun paket wisata untuk mendukung kegiatan dalam skala yang besar dalam hal ini konvensi dan eksebisi. Dalam hal ini perlu keberadaan fasilitas pertemuan dan pameran dengan fasilitas yang lengkap berpotensi mengangkat kualitas kota Solo secara umum, serta merupakan bentuk investasi pengembangan kepariwisataan di kota Solo, salah satunya melalui paket wisata yang dikemas dalam suatu kegiatan konvensi atau pameran dalam

lingkup lokal, regional bahkan nasional, dan sangat memungkinkan berkategori internasional. 1.10 PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1.10.1 Permasalahan Bagaimana perencanaan suatu wadah arsitektur yang berfungsi sebagai pusat konvensi dan eksebisi, dengan kemampuan menampung kegiatan pertemuan/rapat maupun pameran di kota Solo dalam satu wadah, serta mampu terselenggara dalam satu waktu yang bersamaan dengan open space khusus untuk pameran, ditunjang pola kegiatan dan pola hubungan ruang yang berorientasi pada usaha jasa bisnis komersial dan wisata. 2.2.2 Persoalan Mewujudkan konsep site dan penzoningan dalam site yang menerapkan prinsip kelayakan, kenyamanan serta prinsip arsitektural pada Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo. Menentukan konsep pola hubungan ruang yang sesuai dengan pola kegiatan bangunan komersial berorientasi pada pertemuan bisnis dan pameran sehingga mampu memberikan kemudahan dan kenyaman bagi penggunanya. Mewujudkan konsep gubahan massa bangunan pusat konvensi dan eksebisi, sehingga akan menghasilkan bentuk massa dan fasade yang mendukung fungsi serta memiliki daya tarik. 1.11 TUJUAN DAN SASARAN 1.11.1 Tujuan Merancang suatu wadah arsitektur yang berfungsi sebagai pusat konvensi dan eksebisi, dengan kemampuan menampung kegiatan pertemuan/rapat maupun pameran di kota Solo dalam satu wadah, serta aktifitas kegiatan lain yang berorientasi pada bisnis dan jasa komersial yang menunjang bidang bisnis dan wisata. 1.11.2 Sasaran

Konsep pemilihan tapak bangunan yang meliputi pengolahan tapak untuk mendapatkan konsep pencapaian, sirkulasi, orientasi serta zonifikasi untuk mewadahi kegiatan penggunanya. Konsep struktur yang mendukung konsep gubahan massa sesuai dengan karakteristik bangunan yang direncanakan. Konsep penampilan bangunan dengan pengolahan massa bangunan dan ornamen sesuai citra bangunan yang direncanakan dilengkapi dengan utilitas bangunan. 1.12 BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1.12.1 Batasan pembahasan Disesuaikan dengan lingkup disiplin ilmu arsitektural, sedangkan pembahasan di luar itu dilakukan dalam batas-batas minimal yang sesuai dengan disiplin arsitektur. 1.12.2 Lingkup pembahasan Ditekankan pada permasalahan dan persoalan perancangan, serta diarahkan sesuai tujuan dan sasaran yang dikehendaki, sehingga dapat dipakai sebagai input pada pendekatan konsep perencanaan dan perancangan. 1.13 METODA PEMBAHASAN 1.13.1 Pencarian Data Data primer meliputi data dari instansi terkait, literatur serta data mengenai kegiatan konvensi dan eksebisi dalam skala lokal, regional maupun nasional. Data sekunder wawancara dari sumber yang diperlukan serta konsultasi pada dosen pembimbing sebagai masukan dan arahan. 1.13.2 Studi Analisis Data tentang puat konvensi dan eksebisi yang diperoleh kemudian disusun dan dianalisa untuk memunculkan alternatif, yang nantinya diperoleh solusi penyelesaian terhadap masalah perencanaan dan perancangan Pusat Konvensi Dan Eksebisi di Solo dengan metode deskriptif.

1.13.3 Studi Pendekatan Konsep Setelah memperoleh penyelesaian masalah maka diadakan studi pendekatan konsep untuk menentukan konsep perancangan sebagai dasar menuju tahap desain fisik. 1.14 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Tahap I Menyajikan pengertian judul, latar belakang permasalahan, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, serta sistematika pembahasan. Tahap II Tinjauan pustaka menyajikan teori dan dan tinjauan literatur mengenai pengertian konvensi dan eksebisi. Tahap III Tinjauan mengenai kota Solo sebagai lokasi Pusat Konvensi dan Eksebisi, yang akan menjadi lokasi bangunan tersebut beserta kondisi sarana dan prasarana kota. Tahap IV Tinjauan khusus mengenai pembentukan Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo sistematika organisasi pengelolaan serta karakter bangunan yang direncanakan. Tahap V Menyajikan analisa yang meliputi bahasan dari tinjauan tahap sebelumnya untuk kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan perencanaan. Selain itu menganalisa lokasi sesuai pertimbangan kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya. Tahap VI Menentukan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo.