Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

dokumen-dokumen yang mirip
Jasmir Prodi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

PENGGUNAAN METODE FUZZY MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PROGRAM STUDI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

Multi atributte decision making (madm)

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Rita Hamdani. STMIK Pelita Nusantara Medan Jalan Iskandar Muda No.1, Merdeka, Medan Baru, Sumatera Utara

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution sebagai Metode Multi Attribute Decision Making

MEDIASISFO Vol. 11, No. 2, Oktober

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

ANALISIS METODE TOPSIS DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN BEASISWA PENDIDIKAN KARYAWAN PADA PT PANGLIMA SIAGA BANGSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

48 Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No. 2, September 2016 ISSN

Desi Reskika Sari ( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN CUTI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P.

Analisis Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Program Studi Menggunakan Metode Logika Fuzzy

Oleh: Fandy Setyo Utomo STMIK AMIKOM Purwokerto ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA PERGURUAN TINNGI NEGERI SINAR MAS DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS: SMK NEGERI 1 GALANG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS SMA NEGERI 1 LOCERET) SKRIPSI

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Stand Pameran Dengan Menggunakan Metode TOPSIS

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

PENGGUNAAN METODE TOPSIS DALAM RANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI USAHA BARU (Studi Kasus : ARENA DISC Yogyakarta)

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

Jl. RE. Martadinata No. 272A, Indihiang, Kota Tasikmalaya 1), 2),

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS : PT.

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

Abstrak Kata kunci 1. Pendahuluan

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENGAN METODE TOPSIS

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAI KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS) SMA NEGERI 9 SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN NILAI RELIABILITAS DARI HASIL METODE SAW DAN METODE TOPSIS

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PREDIKAT SISWA TELADAN DENGAN METODE TOPSIS BERBASIS WEB (Studi Kasus : SMPK SANTA MARIA KOTA KEDIRI)

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Metode TOPSIS & Contoh Implementasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRESTASI SISWA MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MANDOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN MOTOR BEBEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan Minat Peserta Didik di SMA Menggunakan Metode TOPSIS. Afrian Suryandini dan Indriyati

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Rudi Hartoyo ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS TEKNIK SISTEM INFORMASI

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PELAMAR CALON DOSEN MENJADI DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MADM (STUDI KASUS : STIKOM DINAMIKA BANGSA) Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi. Abstrak Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan, khususnya dalam menentukan calon dosen yang akan menjadi dosen, disamping syarat mutlak yang sudah ditetapkan oleh Dirjen Dikti, yaitu berpendidikan minimal S2, maka khusus untuk STIKOM Dinamika Bangsa Jambi, ada beberapa syarat dan ketentuan yang haru dimiliki oleh pelamar calon dosen sehingga mereka berhak untuk diterima sebagai dosen. Dalam hal ini penulis mengambil 10 orang pelamar calon dosen untuk menjadi dosen yang hasil akhirnya adalah peringkat atau urutan dari yang paling layak. Penulis menggunakan metode yang terdapat dalam Fuzzy Multi-Atribute Decision Making yaitu Metode Topsis, sedangkan kriteria untuk calon dosen adalah taraf kecerdasan, struktur kecerdasan, stabilitas emosi, usaha, cara kerja dan penyesuaian sosial. Dalam struktur kecerdasan berisi item seperti daya tangkap, daya pikir konkret praktis, daya pikir analogi, daya abstrak verbal, daya pikir praktis bilangan, daya pikir abstraksi bilangan, daya sintesa analisa, daya bayang ruang dan daya ingat. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut kita lebih kreatif dan mandiri, berbagai cara dilakukan agar ilmu dan teknologi tidak musnah begitu saja, tuntutan tersebut mengharuskan kita untuk tetap mengabadikan dan mengabdikan ilmu salah satunya dengan menjadi guru atau dosen. STIKOM Dinamika Bangsa Jambi saat ini sedang giatnya membuka lowongan kerja untuk ditempatkan di posisi dosen, dengan kualifikasi minimal jenjang pendidikan strata 2 sesuai dengan Undang-undang pemerintah tentang standar nasional pendidikan, syarat tersebut tidak lah sulit dipenuhi bagi sebagian calon dosen, karena untuk mencapai kualifikasi S2 sekarang sudah tidaklah sulit, perguruan tinggi yang membuka program studi jenjang strata 2 juga sudah banyak, bahkan sampai ke daerah. Namun bagi STIKOM Dinamika Bangsa Jambi, tentu ada beberapa syarat dan kriteria tambahan yang harus dipenuhi oleh calon pelamar sebagai dosen, calon dosen juga harus memalui tes psikologi, disana terdapat beberapa bererapa aspek yang harus diikuti oleh calon dosen seperti taraf kecerdasan, struktur kecerdasan, stabilitas emosi, usaha, cara kerja dan penyesuaian sosial. Dalam struktur kecerdasan berisi item seperti daya tangkap, daya pikir konkret praktis, daya pikir analogi, daya abstrak verbal, daya pikir praktis bilangan, daya pikir abstraksi bilangan, daya sintesa analisa, daya bayang ruang dan daya ingat. Oleh karena banyaknya pelamar calon dosen dan banyaknya kriteria yang harus dipenuhi, maka disini penulis tertarik untuk membantu pihak akademik untuk memberikan Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

gambaran siapa saja yang layak untuk diangkat sebagai dosen melaui penelitian yang berjudul Sistem Penunjang keputusan untuk menentukan pelamar calon dosen menjadi dosen dengan menggunakan Fuzzy MADM (Studi Kasus : STIKOM Dinamika Bangsa Jambi ) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya adalah Bagaimana menganalisa Sistem Penunjang keputusan untuk menentukan pelamar calon dosen menjadi dosen dengan menggunakan metode Fuzzy MADM? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya untuk menentukan pelamar calon dosen menjadi dosen, tidak untuk calon karyawan atau staf. 2. Penelitian ini mengunakan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dalam Fuzzy Multi Atribute Decision Making (FMADM) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Penunjang Keputusan Menurut Kusrini (2007 : 15), Sistem penunjang keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Menurut Jogiyanto (2005 : 327), Sistem Penunjang Keputusan didefinisikan sebagai Sistem Informasi untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah terstruktur supaya lebih efektif dengan menggunakan model analitis dan data yang tersedia. Menurut Daihani (2001 : 54), Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi struktur. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem penunjang keputusan merupakan sistem informasi yang mendukung manajemen level menengah dalam mengambil keputusan setengah terstruktur atau semi structured dengan menggunakan pemodelan analitis dan data yang ada. Dalam pengambilan keputusan tersebut, perlu diperhatikan beberapa hal mengenai apa itu keputusan dan bagaimana kriteria keputusan, tipologi keputusan, dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Selain beberapa hal dalam pengambilan keputusan tersebut, perlu juga kita memahami apa tujuan sistem penunjang keputusan, karakteristik dan nilai guna sistem penunjang keputusan, komponen, dan langkah-langkah pemodelan dalam sistem penunjang keputusan. 3. METODE PENELITIAN 3.1 FUZZY MADM Multiple Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan tujuannya, MCDM dapat dibagi menjadi 2 model (Zimmermann, 1991): Multi Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 2

Attribute Decision Making (MADM); dan Multi Objective Decision Making(MODM). Seringkali MCDM dan MADM digunakan untuk menerangkan kelas atau kategori yang sama. MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah- masalah dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalamjun-dah yang terbatas. Sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada ruang kontinyu (seperti permasalahan pada pemrograman matematis). Secara umum dapat dikatakan bahwa, MADM i, nenyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif; sedangkan MODM merancang alternatif terbaik. Perbedaan mendasar terlihat pada Tabel 3.1 (Yoon, 1981). Tabel 3.1 Perbedaan antara MADM dan MODM. MADM Kriteria (didefinisikan oleh) Atribut Tujuan Tujuan Implisit Eksplisit MODM Atribut Eksplisit Implisit Altematif Diskret, dalam Kontinu, dalam jumlah terbatas jumlah tak terbatas Kegunaan Seleksi Desain Ada beberapa fitur umum yang akan digunakan dalam MCDM (Janko, 2005), yaitu: a. Alternatif, alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. b. Atribut, atribut Bering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifiat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan. c. Konflik, antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya. d. Bobot keputusan, bobot keputusan menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W (w 1, w 2,..., w n. ). Pada MCDM akan dicari bobot kepentingan dari setiap kriteria. e. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen x j, yang merepresentasikan rating dari alternatif A, (i1,2,...,m) terhadap kriteria Ci (j1,2,...,n). 1.2 TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memilikin jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Hwang, 1981) (Zeleny, 1982). Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis (Hwang, 1993)(Liang, 1999)(Yeh, 2000). Hal dini disebabkan: konsepnya sederhana dan mudah dipahami; komputasinya efisien; dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatifalternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi; 2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot; 3. Menentukan matriks solusi ideal positif &- matriks solusi ideal negatif; 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif & Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 3

matriks solusi ideal negatif; 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif. TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif A, pada setiap kriteria. C, yang ternormalisasi, yaitu: Solusi ideal positif A + dan solusi ideal negatif A- dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi (y ij ) sebagai: Y ij w i r ij ; dengan i1,2,.,m; dan j1,2,,n. (3.21) A + (y + 1,y + 2,,y + n); (3.22) A - (y - 1,y - 2,,y - n); (3.23) Dengan y + j max i y ij ; min i jika j adalah atribut keuntungan y ij ; jika j adalah atribut biaya y - j max i y ij ; min i jika j adalah atribut keuntungan y ij ; jika j adalah atribut biaya j1,2,,n. jarak antara alternative A i dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai : jarak antara alternative A i dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai : Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai: Nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif Ai lebih dipilih 4. ANALISA KEBUTUHAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Lama STIKOM DINAMIKA BANGSA dalam beberapa hal sudah menggunakan bantuan IT untuk menjalankan manajemen, namun ada beberapa yang belum tersentuh konsep IT nya, seperti penentuan calon dosen menjadi dosen. Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 4

Pada STIKOM DINAMIKA BANGSA, penentuan dosen yang diterima dari pelamar calon dosen masih menggunakan pola lama misalnya seperti calon dosen itu diterima sebagai dosen karena hubungan baik dengan calon dosen tersebut, atau hubungan kekerabatan karena belum adanya tolak ukur baku yang dapat digunakan dalam mentukan calon dosen yang akan diterima. 4.2 Analisis Kebutuhan Informasi Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan kebutuhan-kebutuhan informasi seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat menjadi solusi bagi permasalahanpermasalahan yang ada. Maka dibutuhkan suatu sistem baku dalam sistem pangambilan keputusan penerimaan calon dosen menjadi dosen, sehingga dalam pemilihan dosen dapat dipilih dosen yang betul-betul punya kompetens dibidangnya. 4.3 Matriks Keputusan Matriks keputusan atau yang dikenal dengan rating kinerja merupakan kondisi yang merepresentasikan kecocokan antara setiap alternatif terhadap setiap kriteria dan merupakan unsur terpenting dalam menyelesaikan permasalahan sistem penunjang keputusan dengan menggunakan logika Fuzzy TOPSIS. Dalam penelitian ini, bobot keputusan didapat dari hasil tes psikologi (melalui psikolog) terhadap 10 orang pelamar calon dosen menjadi dosen tabel 4.1 di bawah ini, penulis sajikan mengenai data calon dosen. Tabel 4.1 Data Responden No. Nama Jabatan/Bagian Saat ini 1 Abdul Haris Calon dosen 2 Abdul Rahim Calon dosen 3 Beni Irawan Calon dosen 4 Herti Yani Calon dosen 5 Irawan Calon dosen 6 Irwan Bustami Calon dosen 7 Maria Rosario Calon dosen 8 Martono Calon dosen 9 Pareza Alam Calon dosen 10 Xaverius Sika Calon dosen Pada tabel 4.2 di bawah ini, disajikan rating kecocokan antara setiap alternatif terhadap setiap kriteria yang telah ditentukan oleh bagian personalia pada STIKOM DINAMIKA BANGSA Tabel 4.2 Rating Kecocokan Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 5

Alternatif Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dosen1 3,6 3,6 3,3 3,3 3,6 2,6 3,6 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 2,9 2,9 3,6 4,3 Dosen2 3,6 3,9 3,6 4,6 3,6 3,6 2,6 3,6 3,3 1,6 3,6 3,6 3,6 3,9 3,6 3,9 Dosen3 3,6 3,6 2,6 3,3 3,6 3,3 3,6 2,6 3,6 3,9 3,6 3,9 3,3 3,9 3,6 3,9 Dosen4 3,6 3,6 3,9 3,6 3,6 3,6 3,6 3,9 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 Dosen5 3,6 3,6 3,3 3,9 3,6 4,6 3,3 3,6 4,6 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 Dosen6 3,6 2,6 3,3 3,9 3,9 3,3 1,3 3,6 3,9 1,6 3,6 3,6 2,9 2,9 3,3 3,3 Dosen7 3,6 4,6 3,3 3,9 3,3 3,3 3,9 2,6 3,9 3,9 3,6 4,6 4,3 3,6 3,6 3,9 Dosen8 3,6 4,6 3,3 3,9 3,6 5,6 3,6 3,6 3,9 2,6 3,3 3,6 2,9 3,6 3,6 3,6 Dosen9 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 4,6 3,6 3,3 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 Dosen10 3,6 4,6 3,6 3,6 3,6 2,6 2,6 3,6 3,6 3,3 3,3 3,6 3,3 2,9 3,6 3,9 Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 6

Tabel 4.3. Tabel Kriteria C Keterangan BP 1 Taraf Kecerdasan 4 Struktur Kecerdasan 2 Daya tangkap 4 3 Daya Pikir konkrit praktis 3 4 Daya Pikir analogi 4 5 Daya abstraksi verbal 3 6 Daya pikir praktis bilangan 3 7 daya pikir abstarksi bilangan 3 8 Daya sintesa analisa 4 9 Daya bayang ruang 3 10 Daya ingat 4 11 Stabilitas emosi 4 12 Usaha 4 Cara Kerja 13 Kecepatan 3 14 Ketelitian 4 15 Ketekunan 4 16 Penyesuaian Sosial 3 Tabel 4.4 Skala Penilaian Rating Kecocokan Baik Sekali 5 Baik 4-4,9 Cukup 3-3,9 Kurang 2-2,9 Kurang sekali 1-1,9 Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 7

Dengan mengacu pada tabel 2, maka dapat dibentuk matriks keputusan X sebagai berikut : Tabel 4.5. Matriks Ternormalisasi X 3,6 3,6 3,3 3,3 3,6 2,6 3,6 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 2,9 2,9 3,6 4,3 3,6 3,9 3,6 4,6 3,6 3,6 2,6 3,6 3,3 1,6 3,6 3,6 3,6 3,9 3,6 3,9 3,6 3,6 2,6 3,3 3,6 3,3 3,6 2,6 3,6 3,9 3,6 3,9 3,3 3,9 3,6 3,9 3,6 3,6 3,9 3,6 3,6 3,6 3,6 3,9 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 x 3,6 3,6 3,3 3,9 3,6 4,6 3,3 3,6 4,6 2,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 2,6 3,3 3,9 3,9 3,3 1,3 3,6 3,9 1,6 3,6 3,6 2,9 2,9 3,3 3,3 3,6 4,6 3,3 3,9 3,3 3,3 3,9 2,6 3,9 3,9 3,6 4,6 4,3 3,6 3,6 3,9 3,6 4,6 3,3 3,9 3,6 5,6 3,6 3,6 3,9 2,6 3,3 3,6 2,9 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 4,6 3,6 3,3 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 4,6 3,6 3,6 3,6 2,6 2,6 3,6 3,6 3,3 3,3 3,6 3,3 2,9 3,6 3,9 4.4 Bobot Keputusan Bobot keputusan merupakan kepentingan relatif dari setiap kriteria. Selain matriks keputusan, bobot keputusan juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam menyelesaikan permasalahan sistem penunjang keputusan dengan menggunakan logika fuzzy MADM dengan metode TOPSIS. Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alternatif di setiap kriteria merupakan nilai kecocokan (nilai terbesar adalah terbaik), maka semua kriteria diasumsikan sebagai kriteria keuntungan. Berdasarkan kompetensi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pengambil keuputusan dapat mengambil bobot preferensi sebagai berikut : Tabel 4.6. Bobot Keputusan w 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4.5 Analisis dengan Metode TOPSIS Analisis dengan menggunakan metode penyelesaian TOPSIS ini mengikuti beberapa tahapan, yaitu normalisasi matriks keputusan, matriks keputusan ternormalisasi terbobot, matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif, menentukan jarak antara nilai alternatif dengan matriks solusi ideal, dan menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (perankingan). 4.6 Normalisasi Matriks Keputusan Proses normalisasi matriks keputusan diproses dengan menggunakan persamaan 2.1. x 1 3,62 + 3,6 2 + 3,6 2 + 3,6 2 + 3,6 2 + 3,6 2 + 3,6 + 3,6 2 + 3,6 2 11,384 r 11 x 11 3,6 r 21 x 21 3,6 Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 8

r 31 r 41 r 51 r 61 r 81 r 91 x 31 3,6 x 41 3,6 x 51 3,6 x 61 3,6 x 71 3,6 x 81 3,6 r101 X 91 3,6 Demikian seterusnya sehingga diperoleh matriks keputusan ternormalisasi R Matrik R 0,3162 0,294 0,307 0,276 0,316 0,222 0,349 0,244 0,3 0,362 0,324 0,304 0,268 0,264 0,319 0,361 0,3162 0,318 0,335 0,385 0,316 0,307 0,252 0,338 0,275 0,161 0,324 0,304 0,332 0,355 0,319 0,327 0,3162 0,294 0,242 0,276 0,316 0,281 0,349 0,244 0,3 0,392 0,324 0,33 0,305 0,355 0,319 0,327 0,3162 0,294 0,363 0,301 0,316 0,307 0,349 0,366 0,216 0,362 0,324 0,304 0,332 0,328 0,319 0,302 0,3162 0,294 0,307 0,327 0,316 0,392 0,32 0,338 0,383 0,262 0,324 0,304 0,332 0,328 0,319 0,302 0,3162 0,212 0,307 0,327 0,342 0,281 0,126 0,338 0,324 0,161 0,324 0,304 0,268 0,264 0,292 0,277 0,3162 0,375 0,307 0,327 0,29 0,281 0,379 0,244 0,324 0,392 0,324 0,389 0,397 0,328 0,319 0,327 0,3162 0,375 0,307 0,327 0,316 0,477 0,349 0,338 0,324 0,262 0,297 0,304 0,268 0,328 0,319 0,302 0,3162 0,294 0,335 0,301 0,316 0,307 0,349 0,338 0,383 0,362 0,297 0,304 0,332 0,328 0,319 0,302 0,3162 0,375 0,335 0,301 0,316 0,222 0,252 0,338 0,3 0,332 0,297 0,304 0,305 0,264 0,319 0,327 4.7 Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot Proses menentukan matriks keputusan ternormalisasi terbobot adalah proses perkalian antara matriks keputusan ternormalisasi dengan bobot keputusan. Berikut adalah proses menentukan matriks keputusan ternormalisasi terbobot terhadap bobot keputusan responden pertama (W 1 ) dengan menggunakan persamaan 2.2. y 11 w 1 r 11 4 x 0,3162 1,2649 y 21 w 1 r 21 4 x 0,3162 1,2649 Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 9

y 31 w 1 r 31 4 x 0,3162 1,2649 y 41 w 1 r 41 4 x 0,3162 1,2649 y 51 w 1 r 51 4 x 0,3162 1,2649 y 61 w 1 r 61 4 x 0,3162 1,2649 y 71 w 1 r 71 4 x 0,3162 1,2649 y 81 w 1 r 81 4 x 0,3162 1,2649 y 91 w 1 r 91 4 x 0,3162 1,2649 y 101 w 1 r 101 4 x 0,3162 1,2649 Demikian seterusnya sehingga didapat sebuah matriks Y 1 Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan terhadap semua data responden sehingga didapat matriks Y sebagai berikut : Matriks Y 1,2649 1,175 0,922 1,105 0,948 0,665 1,048 0,977 0,899 1,448 1,296 1,217 0,803 1,057 1,275 1,082 1,2649 1,273 1,006 1,541 0,948 0,921 0,757 1,353 0,824 0,644 1,296 1,217 0,997 1,421 1,275 0,982 1,2649 1,175 0,726 1,105 0,948 0,844 1,048 0,977 0,899 1,569 1,296 1,318 0,914 1,421 1,275 0,982 1,2649 1,175 1,09 1,206 0,948 0,921 1,048 1,466 0,649 1,448 1,296 1,217 0,997 1,312 1,275 0,906 1,2649 1,175 0,922 1,306 0,948 1,176 0,961 1,353 1,148 1,046 1,296 1,217 0,997 1,312 1,275 0,906 1,2649 0,848 0,922 1,306 1,027 0,844 0,379 1,353 0,973 0,644 1,296 1,217 0,803 1,057 1,169 0,831 1,2649 1,501 0,922 1,306 0,869 0,844 1,136 0,977 0,973 1,569 1,296 1,555 1,191 1,312 1,275 0,982 1,2649 1,501 0,922 1,306 0,948 1,432 1,048 1,353 0,973 1,046 1,188 1,217 0,803 1,312 1,275 0,906 1,2649 1,175 1,006 1,206 0,948 0,921 1,048 1,353 1,148 1,448 1,188 1,217 0,997 1,312 1,275 0,906 1,2649 1,501 1,006 1,206 0,948 0,665 0,757 1,353 0,899 1,328 1,188 1,217 0,914 1,057 1,275 0,982 4.8 Matriks Solusi Ideal Positif Dan Matriks Solusi Ideal Negatif Setelah membuat matriks keputusan ternormalisasi terbobot, langkah berikutnya adalah menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Matriks solusi positif (A + ) dihitung berdasarkan persamaan 2.3 dengan menggunakan rating keputusan ternormalisasi terbobot (y ij ) Berikut adalah perhitungan matriks solusi positif (A + ) untuk data responden calon dosen. Y1+ Y2+ Y3+ Y4+ Y5+ Y6+ Y7+ Y8+ Y9+ Y10+ Y11+ Y12+ Y13+ Y14+ Y15+ Y16+ A+ 1,2649 1,501 1,09 1,541 1,027 1,432 1,136 1,466 1,148 1,569 1,296 1,555 1,191 1,421 1,275 1,082 Matriks solusi negatif (A - ) dihitung dengan menggunakan rating keputusan ternormalisasi terbobot (y ij ). Proses berikut ini adalah perhitungan matriks solusi negatif (A - ) untuk data responden calon dosen. Y1- Y2- Y3- Y4- Y5- Y6- Y7- Y8- Y9- Y10- Y11- Y12- Y13- Y14- Y15- Y16- A- 1,2649 0,848 0,726 1,105 0,869 0,665 0,379 0,977 0,649 0,644 1,188 1,217 0,803 1,057 1,169 0,831 Dengan cara yang sama, proses perhitungan matriks solusi ideal positif (A + ) dan matriks solusi ideal negatif (A - ) juga dilakukan terhadap semua data responden calon dosen. 4.9 Menentukan Jarak Antara Nilai Alternatif Dengan Matriks Solusi Ideal Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif, sedangkan jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif. Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 10

Berikut adalah proses perhitungan jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif dari data responden yang pertama (W 1 ). D1+ 1,2805 D2+ 1,2676 D3+ 1,1098 D4+ 0,9761 D5+ 0,8791 D6+ 1,6734 D7+ 0,8634 D8+ 0,8562 D9+ 0,8573 D10+ 1,156 Berikut adalah proses perhitungan jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif dari data responden yang pertama (W 1 ). D1-1,1815 D2-1,025 D3-1,3089 D4-1,3366 D5-1,2149 D6-0,6276 D7-1,5643 D8-1,4278 D9-1,3685 D10-1,1754 4.10 Menentukan Nilai Preferensi Untuk Setiap Alternatif (Perankingan) Proses pada tahap menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (V 1 ) ini menggunakan persamaan 2.5 dalam penyelesaiannya. Proses perhitungan di bawah ini adalah proses perhitungan nilai preferensi untuk setiap alternatif dari data responden yang pertama (W 1 ). V1 0,4799 V2 0,4471 V3 0,5412 V4 0,5779 V5 0,5802 V6 0,2728 V7 0,6444 V8 0,6251 V9 0,6148 V10 0,5042 Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 11

Nilai terbesar dari perhitungan nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) untuk data responden pertama (W 1 ) di atas adalah pada V 7 sehingga alternatif A 7 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. 5. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan- kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisa dengan 10 orang calon dosen nilai yang didapat diantara 10 orang calon dosen tersebut tidak jauh berbeda, namun semuanya dinyatakan layak untuk menjadi dosen 2. Dengan menggunakan metode TOPSIS ini, pihak manajeman tidak kesulitan lagi untuk menentukan calon dosen yang layak untuk dijadikan. DAFTAR PUSTAKA Daihani, Dadan Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Febrian, Jack., 2007, Kamus Komputer Dan Teknologi Informasi, Bandung : Informatika Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi. Kusumadewi, Sri, dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FMADM). Yogyakarta : Graha Ilmu. Hermawan, Julius. 2005. Membangun Decision Support System. Yogyakarta : Andi. Turban, Efraim, dkk. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Edisi 7. Yogyakarta : Andi Offset. Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 12