bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

b. Hasil tangkapan berdasarkan komposisi Lokasi

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

II. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

II. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Spesifikasi alat dan bahan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Kandang - CHQ. Mengeringkan daun pare. Klin Pak.

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013 di

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian Materi penelitian berupa benih ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) berumur 1, 2, 3, dan 4 bulan hasil kejut panas pada menit ke 25, 27 atau 29 setelah pencampuran milt dan oosit. Pakan Ikan berupa pelet komersial (dengan kandungan nutrisi Protein 41% dan Lemak 6%). Bahan yang akan digunakan meliputi GnRH analog + domperidon, parafin dengan titik leleh 56-58 o C, larutan bouin, balok es, pewarna Carrazi s Haematoxylin, eosin, gelatin 1%, xylol, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 100%, giemza, metanol, dan akuades. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu water bath, saringan, spuit 1 ml, kertas tissue, pipet tetes, gelas ukur 100 ml, sendok plastik, botol fiksatif, cetakan parafin terbuat dari kertas karton, steples, specimen holder, mikrotom putar beserta asesorinya, lampu spiritus, kertas label, pinset, skapel, object glass, cover glass, milimeter block, hot plate, eye piece graticle, cawan petri, oven inkubator, mikroskop binokuler, camera digital, gunting bedah, aerator, countainer/wadah pemeliharaan, dan wadah plastik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari Mei 2014 Februari 2015. C. Metode Penelitian 1. Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan dasar berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely randomized design dengan 4 (empat) perlakuan dan 6 (enam) ulangan. Perlakuan yang dicobakan meliputi: 1) Kejut panas 40 o C selama 90 detik pada menit ke 25. 2) Kejut panas 40 o C selama 90 detik pada menit ke 27. 3) Kejut panas 40 o C selama 90 detik pada menit ke 29. 4) Kontrol (tanpa pemberian kejut panas). 9

2. Variabel yang diamati Variabel bebas yang diamati yaitu waktu pemberian kejut panas, sedangkan variabel tergantung adalah diferensiasi gonad. Parameter utama yang diamati berupa struktur gonad, jumlah dan ukuran sel germinalis primordia, dan volume gonad. Parameter pendukung meliputi panjang dan berat ikan, pengukuran eritrosit, dan jumlah larva hidup pada akhir penelitian. 3. Bagan Alir Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian 10

4. Cara Kerja 4.1. Pemijahan dan Stripping Induk Ikan Nilem Induk ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) jantan dan betina matang gonad disiapkan, ovaprim disuntikkan kepada masing-masing induk ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) jantan dan betina, dengan dosis 0,5ml/kg BB. Selanjutnya ditempatkan dalam satu akuarium dan ditunggu selama 8-10 jam. Pada saat induk telah menunjukkan tanda-tanda akan memijah, masing-masing induk ikan jantan dan betina distripping untuk mendapatkan milt dan oosit. 4.2. Perlakuan Poliploidisasi Empat wadah plastik disiapkan sebagai kontrol, perlakuan 25 menit, 27 menit, dan 29 menit, milt dan oosit disatukan dibeberapa wadah plastik, ditambahkan akuadest atau air untuk mengaktivasi sperma, kemudian wadah plastik diagitasi secara perlahan, setelah itu sel telur disaring untuk menghilangkan milt dan dimasukkan ke dalam wadah pertama sebagai kontrol. Sel telur lainnya dimasukan ke kontainer yang telah diberi aerasi, untuk selanjutnya akan diberi kejut panas pada menit ke 25, 27, dan 29 menit setelah pencampuran milt dan oosit. Pada waktu yang telah ditentukan, sel telur ditelakkan ke dalam saringan dan diberi kejut panas dengan mencelupkan sel telur tersebut ke dalam water bath yang telah disiapkan pada suhu 40 o C. Pemberian kejut panas dilakukan selama 90 detik. Sel telur yang telah diberi kejut panas dimasukkan ke dalam wadah penetasan yang telah dipersiapkan agar embrio berkembang dan menetas 4.3. Pemeliharaan Benih Hasil Poliploidisasi Larva hasil penetasan dari masing-masing perlakuan kejut panas dipelihara selama 4 bulan dalam kontainer bervolume 25 l yang masingmasing berisi 25 ekor. Pemberian pakan ikan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. 4.4. Pengukuran Panjang dan Berat Ikan Pada hari ke 30, 60, 90, dan 120 setelah penetasan, secara acak diambil 6 ekor sampel, diamati morfologinya kemudian diukur panjang dan berat 11

masing-masing. Pengukuran panjang total ikan dilakukan menggunakan kertas milimeter block dengan ketelitian 1mm. Pengukuran berat ikan dilakukan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 mg, kemudian hasil yang didapatkan dicatat, selanjutnya ikan difoto. 4.5. Pembuatan Sediaan Histologi 1) Ikan yang telah diukur panjang dan beratnya dimatikan. 2) Proses embedding menggunakan metode paraffin. 3) Setelah paraffin membeku direkatkan pada holder dari kayu dan diberi kode nomor spesimen. 4) Pengirisan blok paraffin dilakukan dengan menggunakan rotary microtome dengan ketebalan 5 µm. 5) Pita yang didapatkan dari hasil pemotongan dicelupkan kedalam air hangat dan kemudian dilekatkan ke objek glas yang telah dilapisi gelatin 1 %. 6) Proses Pewarnaan jaringan menggunakan Carrazi s Haematoxylin dan eosin (Prosedur lengkap pembuatan sediaan histologi gonad ikan nilem disajikan pada Lampiran. 3). 4.6. Evaluasi Sediaan Histologi Gonad diidentifikasi sebagai struktur berpasangan terletak di sebelah ventral gelembung renang. Di dalam gonad terdapat primordial germ cell berbentuk bulat dengan rasio inti terhadap sel relatif besar dengan inti bersifat metakromatik dan jaringan somatis. Gonad dibungkus oleh lapisan tunica dan dihubungkan dengan dinding dorsal tubuh melalui mesenterium dorsal (Nakamura, 2013). Seluruh irisan pada masing-masing sampel dievaluasi di mikroskop, jumlah irisan yang memperlihatkan keberadaan gonad dihitung (I). Jumlah irisan yang memiliki gonad dibagi sepuluh, hasil bagi tersebut (x) digunakan sebagai interval dalam evaluasi struktur gonad. Pada setiap sampel dievaluasi 10 irisan dengan jarak (x). Pada setiap irisan yang diamati diukur luasnya (A) menggunakan eye piece graticle yang telah dikalibrasi Volume gonad dihitung menggunakan Cavaliery principles dengan rumus sebagai berikut: V= A. x. 10. t Keterangan t = ketebalan irisan gonad yaitu 5µ 12

Gambar 3.2. Skema Pengukuran Volume Gonad menggunakan eye piece graticle Jumlah seluruh PGC pada setiap irisan yang digunakan untuk pengukuran volume gonad dihitung dan dicatat. Diameter PGC diperoleh dengan mengukur 10 sel pada setiap irisan yang digunakan untuk pengukuran volume gonad. 4.7. Pengukuran Eritrosit Sebagai data pendukung pada penelitian ini dilakukan pengukuran dimensi eritrosit dan inti eritrosit serta dihitung volume eritrosit dan inti eritrosit, luas eritrosit, rasio diameter panjang dan lebar inti dan eritrosit serta rasio inti dan eritrosit. Sediaan eritrosit disiapkan dengan membuat preparat apus darah yang diperoleh dari vena caudal masing-masing sampel (Prosedur pembuatan sediaan apus darah disajikan pada Lampiran 2). Sebanyak 100 sel dari masing-masing sampel digunakan untuk evaluasi ukuran eritrosit. Pengukuran dilakukan menggunakan eye piece micrometer yang telah dikalibrasi (Felip, 2009). Gambar 3.3. Skema Pengukuran Diameter Eritrosit Luas Eritrosit dan luas inti eritrosit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S = (a/2) x (b/2) Keterangan : a = diameter panjang b = diameter lebar 13

Volume eritrosit dan volume inti eritrosit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : D. Metode Analisis Veritrosit = 4/3 x x (A/2) x (B/2) 2 Vinti eritrosit = 4/3 x x (a/2) x (b/2) 2 Keterangan : A = Panjang eritrosit B = Lebar eritrosit a = Panjang inti eritrosit b = Lebar inti eritrosit Data hasil pengukuran volume gonad, jumlah dan ukuran PGC selanjutnya dianalisis menggunakan ANOVA satu arah. Apabila nilai p<0,05 maka analisis dilanjutkan dengan BNT. Struktur gonad dianalisis secara deskriptif. Keterkaitan antara ukuran eritrosit ( panjang dan volume inti eritrosit) dan panjang tubuh serta jumlah PGC dan volume gonad dianalisis menggunakan uji korelasi. 14