ABSTRACT. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status.

dokumen-dokumen yang mirip
Ratna Kartika Dewi, Rohmi Handayani dan Ika Pantiawati Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Telp: ,

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Wilayah Kerja Puskesmas Pakis pada tanggal 30 Juni Juli. pengetahuan responden tidak signifikan.

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP GRAFIK PERTUMBUHAN PADA KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA 6-48 BULAN TERHADAP STATUS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS SEI TATAS KABUPATEN KAPUAS

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK


BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA USIA 6-24 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU TENTANG KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN KEBUMEN SKRIPSI

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6 36 BULAN

Sugi Purwanti 1, Haryati 2, dan Asrin 3. ABSTRAKS

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU KELURAHAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA 1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

Transkripsi:

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP- ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-12 BULAN DI DESA KALIORI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Ratna Kartika Dewi, Ika Pantiawati dan Ossie Happinasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Jl K.H.Wahid Hasyim 274 A Purwokerto telp: 85647926777, email: icha.pewe@yahoo.com ABSTRACT Malnutrition condition on infant and under five years children is caused by the habit of improper feeding pattern of food supplementing mother s milk. The presence of this health disadvantaging habit, directly and indirectly will be a main cause of malnutrition problem occurrence. This research aimed to find out relationship between feeding pattern of food supplementing mother s milk and nutritional status of under five years children 6-12 months age in Kaliori Village Kalibagor Subdistrict Banyumas Regency in 21. This research used a time approach descriptive correlative method. It was a cross sectional research. The research population was 49 under five years children 6-12 months age in Kaliori Village Kalibagor Subdistrict Banyumas Regency in 21. It used a purposive sampling and data were analyzed by using Kendall s tau. 1) Under five years children 6-12 months age in Kaliori Village majority (25 children, 51%) had sufficiently good feeding pattern of food supplementing mother s milk; 2) Under five years children 6-12 months age in Kaliori Village majority (43 children, 88%) had good nutritional status; 3) Calculation result of relationship between feeding pattern of food supplementing mother s milk and nutritional status of under five years children 6-12 months age was obtained value of z calculation,596 > z table,281, thus Ha was accepted, meaning there was a sufficiently strong relationship. There is a sufficiently strong relationship between feeding pattern of food supplementing mother s milk and nutritional status of under five years children 6-12 months age. For mothers, it should improve the knowledge about feeding pattern of food supplementing mother s milk because it is highly benefit both for mothers themselves and under five years children. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status. PENDAHULUAN Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkann karena kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Ketidaktahuan Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 48

tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinnya masalah kurang gizi pada anak, khususnnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI, 2). Beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi, balita, dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang MP-ASI (Supriyati, 29). Penelitian ini dilakukan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 21. Desa Kaliori masih termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kalibagor. Berdasarkan latar belakang, ada hubungan yang cukup kuat antara pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 21. Diharapkan dengan adanya penelitian ini ibu yang mempunyai balita umur 6-12 bulan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena sangat bermanfaat baik untuk ibu sendiri maupun anak balita dan bagi petugas kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan penyuluhan mengenai pentingnya pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). TINJAUAN PUSTAKA 1. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa (Sulistijani, 24). Tujuan pemberian MP-ASI untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 49

secara terus menerus. Sebagai komplemen dengan ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lainnya (vitamin dan mineral) (Krisnatuti, 2). Manfaat pemberian MP-ASI adalah sebagai pelengkap ASI, membantu bayi dalam proses belajar makan, memberikan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik, mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang diberikan dari ASI (Krisnatuti, 2). Makanan tambahan bayi sebaiknya memiliki beberapa kriteria antara lain; memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi, memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok, dapat diterima oleh pencernaan yang baik, harganya relatif murah, bersifat padat gizi, kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi (Krisnatuti, 2). MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar seperti tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur, buah-buahan (Roesli, 25). Faktor yang mempengaruhi pola pemberian MP-ASI diantaranya adalah pendapatan, besar keluarga, pembagian dalam keluarga, pengetahuan. (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, 2). 2. Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat energi lain yang belum diperoleh. Dari pangan dan makanan yang dampak fisiknnya dapat diukur secara antropometri (Suhardjo, 23). Sedangkan menurut Supariasa (22), status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat gizi dalam seluler tubuh. Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dan nutritur dalam bentuk variabel tertentu. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 5

Penilaian Status Gizi Untuk menentukan status gizi seseorang menurut Farida (24), dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : cara konsumsi pangan, cara biokimia, cara antropometri dan berat badan menurut umur (BB/U). 3. Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Balita Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum disetiap negara di dunia. Penduduk dimanapun akan beruntung dengan bertambahnnya pengetahuan mengenai gizi dan cara menerapkan informasi tersebut untuk orang yang berbeda tingkat usia dan keadaan fisiologis (Krisno, 24). Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI, 2). Konsumsi pangan yang tidak cukup energi biasanya juga kurang dalam satu atau lebih zat gizi esensial lainnya. Konsumsi energi dan protein yang kurang selama jangka waktu tertentu akan menyebabkan gizi kurang, sehingga untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan balita maka perlu asupan gizi yang cukup (Krisno, 24). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (DepKes RI 22). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 21. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 51

Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi secara objektif tentang pola pemberian MP- ASI dengan status gizi. Adapun korelasi merupakan penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmojo, 25). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 25). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Metode observasi adalah studi yang disengaja sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat (Notoatmodjo, 25). Metode observasi ini dilakukan untuk mengetahui langsung pola pemberian makanan pendamping ASI serta status gizi balita. Sedangkan metode wawancara adalah dimana peneliti mendapatkan keterangan dari seseorang sasaran penelitian (responden) melalui pertemuan atau percakapan (Notoatmodjo, 25). Dalam penelitian ini wawancara menggunakan formulir recall food 2x24 jam. Metode wawancara ini dilakukan secara langsung dengan ibu yang mempunyai balita umur 6-12 bulan yang memenuhi kriteria sampel, untuk mengetahui pola pemberian makanan pendamping ASI. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui keterangan secara langsung dari responden (Notoatmodjo, 25). Data primer dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data mengenai pola pemberian MP-ASI dan status gizi pada balita usia 6-12 bulan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara mempelajari dokumen atau catatan yang ada untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian (Arikunto, 26). Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data mengenai jumlah balita yang ada di desa Kaliori pada bulan November 29. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 6-12 bulan sebesar 49 responden. Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 29). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampel atau sampel bertujuan yang dilakukan Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 52

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu dan pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi (Arikunto, 26). Besar sampel dalam penelitian ini sesuai dengan jumlah populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 25). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan formulir recall 2x24 jam, timbangan (dacin), dan tabel BB/U WHO-NCHS. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir recall 2x24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN Di bawah ini adalah diagram distribusi frekuensi karakteristik Responden berdasarkan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada balita usia 6-12 bulan. Kurang 4 8% Defisit 2 4% Baik 18 37% Sedang 25 51% Diagram 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa (Sulistijani, 24). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 53

Pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus (sebagai komplemen dengan ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lainnya). Makanan pendamping berbentuk padat tidak dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi mengingat usus bayi belum dapat mencerna dengan baik sehingga dapat mengganggu fungsi usus. Konsumsi energi dan protein yang kurang selama jangka waktu tertentu akan menyebabkan gizi kurang, sehingga untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan balita maka perlu asupan gizi yang cukup. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pola pemberian MP-ASI pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori memiliki pola pemberian MP-ASI cukup baik yaitu sebanyak 25 orang responden dengan persentase sebesar 51% dan ini menandakan bahwa pola pemberian MP-ASI di Desa Kaliori sudah cukup baik dan sebagian besar responden dalam penelitian ini sudah banyak tahu mengenai cara pemberian MP-ASI. Karakteristik responden berdasarkan status gizi pada balita Usia 6-12 bulan di desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut; Kurang 5 1% Buruk 1 2% Baik 43 88% Diagram 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompokkelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat energi lain yang belum diperoleh. Dari pangan dan makanan yang dampak Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 54

fisiknya dapat diukur secara antropometri (Suhardjo, 23). Sedangkan menurut Supariasa (22), status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi dalam seluler tubuh. Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dan nutritur dalam bentuk variabel tertentu. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar status gizi pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori mempunyai status gizi baik yaitu sebanyak 43 balita dengan persentase 88%. Ini menunjukkan bahwa status gizi pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibogor Kabupaten Banyumas tahun 21 sudah baik. Kemungkinan disebabkan oleh pola makan balita berupa pemberian MP-ASI sudah cukup baik. Selain pola makan yang baik pelayanan kesehatan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor sudah cukup baik yaitu dengan diadakanya penimbangan setiap bulan di posyandu yang bertujuan untuk memantau status gizi balita dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang mengalami masalah gizi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat balita yang mempunyai status gizi buruk mungkin disebabkan karena tingkat pengetahuan ibu yang rendah dan pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak mencukupi yang dapat menyebabkan menurunya status gizi dari balita tersebut. Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum disetiap negara di dunia. Penduduk dimanapun akan beruntung dengan bertambahnnya pengetahuan mengenai gizi dan cara menerapkan informasi tersebut untuk orang yang berbeda tingkat usia dan keadaan fisiologis (Krisno, 24). Pola konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya sosial, ekonomi, lingkungan budaya serta kebiasaan, kepercayaan, takhayul, adat yang akan menentukan keadaan gizi yang berkualitas tergantung pada usia, jenis kelamin, dan jenis kegiatan sehari-hari (Irianto, 27). Hubungan antara pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada balita usia 6-12 Bulan di lakukan pengujian statistik dengan hasil sesuai tabel di bawah ini: Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 55

Tabel Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibogor Kabupaten Banyumas tahun 21. Pola Pemberian MP ASI Baik Sedang Kurang Defisit Status Gizi Baik Kurang Buruk 18 1, % 24 96,% 1 25,% % % 1 4, % 3 75,% 1 5,% % % 1 5,% Total r hitung z hitung 18 1,% 25 1,% 4 1,% 2 1,%,537,596 Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan uji kendall tau variabel dikatakan berhubungan jika harga z hitung z tabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 49 orang responden dalam penelitian ini terdapat 18 responden yang memiliki pola pemberian MP-ASI baik dengan proporsi 1,% balita dalam status gizi baik, sebanyak 25 responden memiliki pola pemberian MP-ASI sedang dengan proporsi 96, % balita dalam status gizi baik dan 4,% dalam status gizi kurang, sebanyak 4 responden memiliki pola pemberian MP-ASI kurang baik dengan proporsi 25,% balita dalam status gizi baik dan 75,% dalam status gizi kurang, sisanya sebanyak 2 responden memiliki pola pemberian MP ASI-defisit dengan proporsi 5,% balita dalam status gizi kurang dan 5,% lainnya dalam status gizi buruk. Dari hasil analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau didapatkan hasil z hitung sebesar,596 dan z tabel sebesar,281 jika dibandingkan antara z hitung dengan z tabel maka z hitung z tabel dengan tingkat signifikansi 95% hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pola pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan status gizi pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. Konsumsi pangan yang tidak cukup energi biasanya juga kurang dalam satu Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 56

atau lebih zat gizi esensial lainnya. Konsumsi energi dan protein yang kurang selama jangka waktu tertentu akan menyebabkan gizi kurang, sehingga untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan balita maka perlu asupan gizi yang cukup (Krisno, 24). Apabila MP-ASI tidak diberikan pada waktu dan jumlah yang tepat, penurunan status gizi akan berlangsung terus bahkan dapat mengakibatkan kondisi yang lebih berat yakni gizi buruk (Atmawikarta, 2). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat yang akan digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (DepKes RI, 2) Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang sebelumnya (Sulistyowati, 27), bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dan pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita usia 4-24 bulan di Desa Sendangharjo Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun 27, dengan tingkat keeratan hubungan yang didapatkan berbeda. Berdasarkan tabel 6 dari hasil analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau didapatkan hasil z hitung,596 > z tabel,281 dengan tingkat signifikasi 95% ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pola pemberian MP-ASI dengan status gizi pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. KESIMPULAN Pola pemberian MP-ASI pada balita usia 6-12 bulan Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21 sebagian besar mempunyai pola pemberian MP-ASI cukup baik yaitu sebanyak 25 balita atau 51% dengan status gizi baik yaitu sebanyak 43 orang responden atau 88%. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara pola pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan status gizi pada balita usia 6-12 bulan di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas tahun 21. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. (26). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 57

Atmawikarta. (2). Kumpulan makalah ASI, MP-ASI, Antropometri dan BBLR. Cipanas: PERSAGI Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. (2). Makanan pendamping Air Susu Ibu. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. (22). Pemantauan pertumbuhan balita. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial R Hidayat Alimul. (29). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba medika Irianto. (27). Gizi & pola hidup sehat. Bandung: Yrama Widya Krisno Agus. (24). Dasar-dasar ilmu gizi. Malang: UMMPRES Notoatmodjo, S. (25). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suhardjo. (23). Perencanaan pangan dan gizi. Jakarta : Bumi Aksara Sulistidjani. (24). Menjaga kesehatan bayi dan balita. Jakarta : Puspa Swara. Sulistyowati Heny. (27). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan pola pemberian MP-ASI dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Kabupaten Blora (On-line). Terdapat pada : http://digilib.unnes.ac.id/gsdi /collect/skripsi/archives/ HASHd44c/f6799571. dir/doc.pdf Supariasa. (22). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Supriyanti Eka. (29). Studi pola pemberian MP-ASI pada baduta (6-24 bulan) diwilayah kerja puskesmas Semeru kecamatan Benowo kota Surabaya (online). Terdapat pada: http//www Top/skripsi/fakultas kesehatan masyarakat/26/gllhub-gdl-s1-26-supriyatie-2685 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 21 58