SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Anak OLEH. LOLA MORICA Bp

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BONA F. P. BANJARNAHOR

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Oleh : BEVI LESTINA SARI NIM

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN PERTUMBUHAN BAYI 7-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Gizi Indon 2012, 35(1):73-80 Hubungan antara pendidikan dan pengetahuan Taufiqurrahman, dkk.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG PENTINGNYA BUDAYA PENGGUNAAN ASI BAGI IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKEJATI TAHUN 2007

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

TESIS. Oleh ERLINA HAYATI / IKM

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEBERHASILAN MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF DI PUSKESMAS NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

Transkripsi:

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 7-12 BULAN DI KELURAHAN TENGAH SAWAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAH SAWAH BUKITTINGGI 2012 Penelitian Keperawatan Anak OLEH LOLA MORICA Bp. 04921019 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

PERSETUJUAN SKRIPSI Skripsi Ini Di Setujui Tanggal 18 Juli 2012 Oleh Pembimbing I Pembimbing II Ns. Meri Neherta, S.Kep.M.Biomed Dra. Hj. Elmatris,SY. MS Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Ns. Yonrizal Nurdin, S.Kep. M. Biomed NIP. 196206151984011001

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Pada Tanggal 18 Juli 2012 Panitia Penguji, 1. Ns. Yonrizal Nurdin, S.Kep. M. Biomed ( ) 2. Wedya Wahyu, SKp ( ) 3. Dra. Asterina, MS ( )

ABSTRAK Makanan pendamping ASI (MP-ASI) saat ini kebanyakan diberikan pada saat usia dini. Selain adanya faktor pengetahuan ibu yang rendah, hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan pada masyarakat sehingga pemberian (MP-ASI) dilakukan pada usia dini. Pemberian (MP-ASI) dini dapat berpengaruh terhadap status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi di Kelurahan Tengah Sawah Wilayah Kerja Puskesmas Tengah Sawah Bukitinggi. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tengah sawah pada bulan Oktober 2011 sampai dengan Juli 2012. Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan studi Cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan sebanyak 102 orang dan jumlah sampel 50 orang dengan tehnik pengambilan Accidental Sampling. Instrumen penelitian adalah Kuesioner dan lembar observasi checklist. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat serta di uji dengan statistik Chi square. Hasil penelitian didapatkan 68% ibu memiliki pengetahuan yang tinggi, 56% memiliki sikap yang positif dan 76% memiliki tindakan yang baik. Berdasarkan analisa Chi square dengan derajat kemaknaan p <0,005 didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dan sikap ibu mengenai makanan pendamping ASI dengan status gizi Bayi dengan p<0.005. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi dengan p>0,005. Untuk itu perlu dipertahankan peranan tenaga kesehatan baik di Puskesmas dan Posyandu di dalam memberikan promosi dan penyuluhan mengenai makanan pendamping ASI agar nantinya perilaku ibu menjadi lebih baik sehingga status gizi anak menjadi lebih baik pula.

ABSTRAC Weaning food is more frequently given to infants in early time. There is a certain belief in a society that contributes towards strong hold practice of early weaning food, rather than a low maternal knowledge. The provision of early weaning food can cause infant nutritional status. This study aims to determine the relationship of knowledge, attitudes and actions of mothers in the feeding of breast milk with infant nutritional status in Middle Village Middle Rice Paddy Field Work Area Health Center Bukitinggi. The research was conducted in the fields of Central Village in October 2011 to July 2012. This type of research is the Analytical Survey Cross sectional study. The study population was mothers who had infants aged 7-12 months as many as 102 people and 50 people with a number of sample collection techniques Accidental Sampling. Research instruments were questionnaire and observation checklist sheet. Processing and data analysis carried out univariate and bivariate statistics and the Chi square test. The study found 68% of mothers had high knowledge, 56% have a positive attitude and 76% had good action. Chi square analysis based on the degree of significance p <0.005 was found that there was a significant association between maternal knowledge on complementary feeding and maternal attitudes about complementary feeding with nutritional status Babies with p <0005. There were no significant associations between measures of complementary feeding mothers with infant nutritional status with p> 0.005. For the role of health workers needs to be improved both in health centers and in providing integrated health promotion and education about complementary feeding so that the mother's behavior for the better so that the nutritional status of children to be better anyway. Food of addition ASI represent passed to food is baby wich have 6 months or more bacause ASI shall no longger fullfil requirement of baby nutrision. This research was to investigate the reletionship between food of addition ASI behavior of mother with nitrition satus of the baby in Tengah Sawah area in work region Public health Center of Tengah sawah Bukittinggi. The study was used cross sectional design. The sampling technique was total sampling. There were 50 samples in this research. The research instrument were questionnaire and checklist form observation. Data anlysis used univariable through and bivariable method and statistical test used Chi square. The result showed that were significant relation between knowlegde and attitude of mother about food of addition ASI and nutritional status of the baby (p<0,005). The was no significant relation between action of mother about foot of additional ASI and nutritional status of the baby. (p>0,005). Because of that it is important to increase the role of health officer in public health centre and inwrought service Post in giving promotion and education about nutrition in order behavior of the mother become better and nutrition status is good too.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan nasional yang berorientasi global dan berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan terlaksana tanpa adanya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Indikator kualitas hidup manusia yaitu dengan derajat kesehatan,sedangkan kesehatan ditentukan oleh lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya disamping pelayanan kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa gizi merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas. (Wiryo, 2005) Masalah gizi lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat pedesaan yang mengkonsumsi bahan pangan yang kurang, baik jumlah maupun mutunya. Sebagian besar dari masalah tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor sosial, budaya dan faktor ketidak tahuan juga mempengaruhi secara nyata gambaran menyeluruh mengenai,masalah gizi di daerah masyarakat miskin. Pemberian makanan padat dini pada bayi baru lahir yang sebagaian besar berupa pisang ataupun nasi, disamping karena faktor kemiskinan juga sangat dipengaruhi oleh kekerabatan sosial, dan kultur kebiasaan masyarakat. Kebiasaan pemberian makanan yang telah terjadi karena ketidaktahuan, tahayul dan adanya kepercayaan yang salah. ( Wiryo, 2005) Menurut data WHO tahun 2005, Indonesia tergolong sebagai negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi pada 2004 karena 5.119.935 balita dari 17.983.244 balita Indonesia

(28,47%) termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan pada 2004 masalah gizi masih terjadi di 77,3% kabupaten dan 56% kota di Indonesia. Data tersebut juga menyebutkan bahwa pada 2003 sebanyak lima juta anak balita (27,5 persen) kurang gizi dimana 3,5 juta (19,2 persen) diantaranya berada pada tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3 persen) sisanya mengalami gizi buruk (Depkes RI, 2005). Salah satu faktor penting dan mendasar sebagai penyebab timbulnya masalah gizi adalah perilaku konsumsi makanan (Food Consuption Behaviour) individu, keluarga atau masyarakat yang salah satu atau tidak sepenuhnya mengikuti kaidah-kaidah ilmu gizi dan kesehatan.orang tua atau keluarga juga merupakan role model yang utama bagi anak. Terutama tentang masalah asupan makanan dan kebiasaan makan. Mereka mengajarkan kepada anak seperti macam makanan, frekuensi makan dan komposisi makanan yang mereka makan. (Suhardjo,2007) Pemberian makanan pada bayi bertujuan untuk memenuhi zat makanan yang adekuat untuk keperluan hidup, memelihara kesehatan dan untuk aktifitas sehari-hari, menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal, mendidik bayi supaya terbina selera dan kebiasaan makan yang sehat dan memilih serta menyukai makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Saat mulai diberikan MP ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas saluran cerna bayi. Sebaiknya MP ASI mulai diberikan pada umur 6 bulan, karena pada umur 6 bulan bayi sudah mampu melakukan koordinasi menghisap dan menelan dengan baik. Koordinasi menghisap dan menelan yang baik merupakan salah satu syarat agar makanan/ zat dapat diserap dengan optimal sehingga bayi tidak mengalami kekurangan gizi. (Moersintowarti, 2002) Jumlah kebutuhan energi dan zat-zat gizi yang diperlukan dari makanan tambahan bayi ditinjau berdasarkan pada usia bayi, suhu lingkungan, aktivitas bayi sendiri, faktor kelamin, status gizi ibu, makanan tambahan pada ibu waktu hamil dan menyusui dan stress mental. Pemberian makanan tambahan pada bayi sebaiknya diberikan setelah usia bayi lebih dari enam bulan atau

setelah pemberian ASI ekslusif karena pada usia tersebut kebutuhan nutrisi masih terpenuhi melalui ASI, selain itu pemberian ASI akan mengurangi faktor resiko jangka pendek seperti diare.(pudjiadi,2002) Fenomena yang terjadi dimasyarakat adalah ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif lebih memilih memberikan susu formula atau makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Sebagian ibu menganggap bahwa dengan memberikan makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan bayi tidak akan merasa kelaparan lagi. (Boediharjo,2004) Resiko pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan akan mengakibatkan gangguan kesehatan antara lain obesitas, alergi terhadap zat gizi yang terdapat dalam makanan, zatzat aditif, zat pewarna dan pengawet yang tidak diinginkan dan pencemaran dalam penyimpanan. Salah satu efek pemberian makanan pendamping ASI adalah terjadinya diare. Dalam makanan pendamping ASI terkandung konsentrasi tinggi karbohidrat dan gula yang sukar untuk dicerna oleh organ pencernaan bayi apabila dicerna terlalu dini. (Asne, 2008) Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu awal pada bayi dapat menyebabkan anak tidak menghisap semua ASI yang dihasilkan oleh ibunya, sehingga mengakibatkan bayi kekurangan zat gizi yang berkualitas tinggi. Penundaan pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berumur 6 bulan juga mengakibatkan anak kekurangan gizi. Makin lama penundaan makin sukar diberikan makanan tambahan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bayi menderita defisiensi gizi dalam berbagai bentuk. (Suhardjo,2007) Munculnya berbagai gangguan gizi ini sangat memprihatinkan, selain disebabkan oleh kurangnya konsumsi pangan dan mutu gizi yang dimakan oleh keluarga, terdapat bermacam macam faktor yang mempengaruhi status gizi balita, dimana faktor ini saling berkaitan satu sama lain. Faktor tersebut antara lain tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu,umur ibu dan pekerjaan ibu.

Faktor ini akan sangat menentukan keberhasilan pemberian makanan pada bayi dan balita, karena ibulah yang sangat berperan dalam mengatur konsumsi anak. (Suhardjo, 2007) Salah satu usaha untuk menanggulangi kekurangan gizi pada bayi dan balita dibutuhkan suatu pengetahuan dari keluarga. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari informasi-informasi yang ada di media masa, selebaran maupun dari petugas kesehatan. Dalam teori perilaku Notoatmodjo yang menyatakan, dari pengetahuan dan sikap yang baik akan terwujud tindakan yang baik pula (Notoatmodjo,2003). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan dalam pemberian MP ASI di antaranya meliputi kapan saat anak diberi MP ASI dan kemampuan dalam menyediakan MP ASI yang bergizi. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimul atau objek. Pola pemberian MP ASI pada bayi sangat dipengaruhi oleh sikap yang dianut dan digunakan oleh keluarga serta pengaruh sosial budaya yang kuat mempengaruhi pola pemberian MP ASI. Menurut penelitan Carnoto (2002) di Wonogiri tentang pemberian MP-ASI, yang menyatakan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik akan diikuti oleh tindakan yang baik pula. Bukittinggi merupakan daerah yang memiliki lima Puskesmas yaitu Puskesmas Tengah Sawah, Puskesmas Mandiangin, Puskesmas Tigo Baleh, Puskesmas Aur Kuning dan Puskesmas Gulai Bancah. Dari kelima Puskesmas tersebut didapatkan data puskesmas Tengah Sawah memiliki jumlah Balita terbanyak 40,2%. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja yaitu Tengah Sawah, Kayu Kubu, Bukit Apit dan Benteng Pasar Atas. Puskesmas Tengah Sawah terletak di pusat kota Bukittinggi,tepatnya diantara dua buah pusat perbelanjaan masyarakat Bukittinggi, sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan. Peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat tengah sawah didominasi dari sektor perdagangan.

Berdasarkan pemantauan status gizi dari Dinas Kesehatan Tingkat I Sumatera Barat tahun 2009, penderita kurang gizi sekitar 15% dan gizi buruk 5% dari 71.325 jumlah balita di Sumatera Barat (Profil Kesehatan Dinkes Tk.I,2010). Data yang didapatkan dari Puskesmas Tengah Sawah Bukittinggi tiga bulan terakhir tahun 2011 terhitung dari bulan Mei sampai Juli dari 30 Balita yang ditimbang, yang mengalami gizi buruk 1 orang balita, gizi kurang 19 orang balita dan gizi baik 10 orang balita. Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan, rata rata balita yang mengalami kurang gizi pada anak disebabkan adalah minimnya pengetahuan orang tua tentang asupan gizi pada anak dan pola pemberian makanan pendamping ASI pada balita. Selama ini banyak orang tua menganggap jika anaknya diberi makanan pendamping ASI sebelum umur 6 bulan maka akan meningkatkan berat badan bayi tanpa melihat akibat dari pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini seperti diare dan konstipasi yang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan. Usaha yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan adalah melakukan penyuluhan gizi agar terjadi perubahan perilaku keluarga dalam meningkatkan status gizi balita. Penyuluhan ini dilakukan di posyandu posyandu balita yang ada dikelurahan Tengah Sawah Bukittinggi,kunjungan tiap bulannya antara 15 sampai 20 orang balita dan tidak selalu dihadiri oleh tokoh mayarakat setempat. Obervasi tanggal 4 Oktober 2011 yang peneliti lakukan terhadap 10 orang ibu ibu yang membawa anaknya ke Puskesmas Tengah Sawah dengan keluhan anak menderita diare, demam, batuk dan pilek, ibu ibu tersebut memberikan MP ASI pada saat anak usia kurang dari 6 bulan dan anak tersebut memiliki status gizi yang kurang, ada juga ibu ibu yang memberikan MP ASI pada saat anak usia kurang dari 6 bulan tetapi memiliki status gizi yang baik. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping

ASI dengan status gizi bayi umur 7-12 bulan di Kelurahan Tengah Sawah Wilayah Kerja Puskesmas Tengah Sawah Bukittinggi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berkeinginan untuk mengangkat permasalahan apakah ada hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi umur 7-12 bulan dikelurahan Tengah Sawah Wilayah Kerja Puskesmas Tengah Sawah Bukittinggi? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi umur 7-12 bulan di kelurahan Tengah Sawah Wilayah Kerja Puskesmas tengah Sawah Bukittinggi. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI. b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI. c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI. d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi status gizi balita.

e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita. f. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita. g. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita. D. Manfaat Peneltian 1. Menjadi bahan masukan bagi Puskesmas Tengah Sawah dalam rangka menurunkan angka kekurangan gizi balita 7-12 bulan dan penyuluhan kesehatan tentang makanan pendamping ASI. 2. Memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.