BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN nilai tukar rupiah jatuh sekitar 15 persen (Hussein: 2014). Nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, pasar modal telah menjadi bagian penting pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue tidak memiliki nilai kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasinya. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue dapat disebabkan beberapa kemungkinan antara lain adalah kondisi perdagangan di pasar yang sangat sedikit. Dengan kondisi pasar yang sangat sedikit, maka reaksi investor hanya akan mampu mempengaruhi sedikit saja volume perdagangan saham, sehingga harga atau return saham belum terpengaruh secara signifikan. Alasan lain adalah dengan sempitnya pasar, maka tidak ada informasi baru diketahui sesudah diumumkan, karena para investor sudah melakukan antisipasi sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan dipublikasikan. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan teori sinyal yang mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini adalah right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan 86

87 investor melakukan antisipasi sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan dipublikasikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa pasar tidak dalam keadaan efisien artinya pasar tidak bisa menyerap informsi yang ada dalam hal ini adalah right issue sehingga harga saham tidak berpengaruh dengan peristiwa yang ada. B. Volume Perdagangan Saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Santy (2006) yang menyatakan secara rata-rata nilai volume perdagangan saham terdapat kenaikan pada hari sesudah pengumuman right issue dibanding hari sebelum pengumuman right issue, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hasil analisis ini memperkuat bahwa informasi pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk mempengaruhi preferensi investor dalam pembuatan keputusan investasinya. Hal ini karena pasar secara keseluruhan telah melakukan antisipasi sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan dipublikasikan. Dalam kasus yang ada investor memperoleh informasi secara merata atas pelaksanaan right issue yang menjadi fokus penelitian. Investor melakukan antisipasi sebelum right issue tersebut diumumkan di bursa efek. Sehingga kandungan informasi dari right issue itu sendiri menjadi lemah dan tidak mampu mempengaruhi preferensi investor dalam membuat keputusan investasinya.

88 Volume perdagangan saham menggambarkan kapan investor harus menjual ataupun membeli saham. Hasil yang tidak signifikan memberikan gambaran bahwa investor tidak melakukan pembelian maupun penjualan saham secara besar-besaran sebelum dan sesudah pengumuman right issue tahun 2011-2014. Mereka bersikap biasa dan tidak berpengaruh secara besar-besaran atas informasi yang dipublikasikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar bereaksi tidak efisien karena tidak memiliki kandungan informasi yang kuat, sehingga informasi tersebut menjadi lemah. Dan informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan merupakan informasi dalam bentuk pengumuman dari perusahaan emiten. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan teori sinyal yang mengindikasikan bahwa pengumuman dalam hal ini adalah right issue dianggap sebagai suatu sinyal oleh investor yang dapat mempengaruhi nilai saham mereka. Dengan adanya sinyal dari perusahaan menyebabkan investor melakukan antisipasi sebelumnya terhadap informasi right issue yang akan dipublikasikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa pasar tidak dalam keadaan efisien artinya pasar tidak bisa menyerap informsi yang ada dalam hal ini adalah right issue sehingga harga saham dan volume perdagangan tidak berpengaruh dengan peristiwa yang ada.

89 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham maupun volume perdagangan saham pada ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) pada periode tahun 2011-2014. Tangjitprom menyatakan bahwa variabel yang memengaruhi harga saham dapat diklasifikasikan kedalam 4 kelompok. Kelompok pertama adalah kondisi pertumbuhan ekonomi secara umum, kelompok kedua adalah suku bunga dan kebijakan moneter, kelompok ketiga adalah tingkat harga-harga meliputi tingkat harga umum dan laju inflasi atau harga kunci aset seperti harga minyak dunia, dan kelompok keempat adalah kegiatan internasional seperti nilai tukar, investasi asing langsung, serta kondisi pasar keuangan secara global. Dengan demikian, pergerakan ISSI yang fluktuatif berkaitan dengan kondisi makro ekonomi negaranya seperti tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah serta pengaruh ketidakpastian perekonomian global. Sepanjang pergerakan ISSI sejak tahun 2011 sampai kuartal pertama 2014, isu perekonomian domestik mau pun global seperti krisis utang Yunani, geopolitik, isu rencana The Fed menghentikan kebijakan stimulus Quantitative Easing (QE), serta pandangan beberapa ekonom mengenai kondisi resesi di kawasan Eropa, dan lain-lain menjadi pemicu fluktuasi harga-harga komoditas dan indeks saham di berbagai negara tidak terkecuali pada ISSI. Pemicu fluktuasi ISSI juga bersumber dari terintegrasinya pasar modal di dunia dimana investor tidak ada hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di seluruh pasar modal membuat adanya keterkaitan antar pasar modal dalam bentuk korelasi lemah atau kuat.

90 Selain itu, kondisi kepemilkan saham di pasar modal Indonesia hampir 60 persen dikuasai investor asing mengakibatkan kerentanan fluktuasi ISSI yang lebih besar pada posisi net sell oleh investor asing. Pada dasarnya pergerakan indeks saham merupakan gambaran supply dan demand atau minat jual dan beli oleh seluruh investor berdasarkan gejala ekonomi secara global yang diamatinya. Pertengahan tahun 2013 nilai Rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS hingga menembus Rp 12.000,00 per dolar pada awal tahun 2014 setelah The Fed menanggalkan penghentian stimulus Quantitative Easing (QE) secara bertahap mulai Januari 2014, sehingga menimbulkan ekspektasi penguatan dolar terhadap mata uang lainnya. Kemudian, sejak Juni 2013 hingga akhir tahun 2013 tercatat Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga sebanyak 4 kali dengan total kenaikan 175 basis poin menjadi 7.50 persen dari 5.75 persen (sekarang BI rate 7.75 persen). Pada saat yang sama pergerakan ISSI mengalami koreksi dari nilai tertinggi 169.81 pada Mei 2013 menjadi 143.70 pada akhir Desember 2014. Hal ini menegaskan fakta bahwa kondisi makroekonomi domestik dan ketidakpastian ekonomi global memiliki pengaruh terhadap pergerakan ISSI. 1 Penelititan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap return dan volume perdagangan saham yang tergabung dalam ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia). Ternyata 1 Irfan Syauqi, Pengaruh Makroekonomi Domestik dan Global Terhadap Saham Syariah, dalam http://www.republika.co.id/berita/koran/iqtishodia/15/01/22/nikjkf10-pengaruh-makroekonomidomestik-dan-global-terhadap-saham-syariah, pada 15 Agustus 2015.

91 pengumuman right issue tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return dan volume perdagangan saham yang tergabung dalam ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia). Adapun contoh kasus perusahaan yang merespon salah satu faktor makro tersebut yaitu perusahaan UNTR yang mengalami tekanan pada pertambangan batubara dunia, seperti yang kita tahu bersama bahwa harga batubara yang masih anjlok terus menerus tentu menekan pendapatan UNTR itu sendiri sebagai kontraktor batubara dan inilah yang menyebabkan saham UNTR turun. Pergerakan harga saham PT. Samindo Resources Tbk (MYOH) tidak sejalan dengan kenaikan pendapatan dan laba bersih selama kuartal I 2013. Harga saham MYOH turun 13,09% sepanjang kuartal I 2013 menjadi Rp 730 per saham, harga saham MYOH terus merosot hingga Rp 690 per saham. Harga saham MYOH sudah jatuh 279,86%. Pada 03 Mei 2012, harga MYOH sebesar Rp 2.694 per saham. Saat itu, saham MYOH terimbas berita pengalihan lini bisnis. Bahkan harga MYOH sempat naik drastis di Rp 5.436 pada 15 Maret 2012. Namun setelah itu harga saham MYOH terus menurun. 2 2 Surtan, Harga MYOH Turun Drastis, dalam http://investasi.kontan.co.id/news/harga-myohturun-drastis, diakses pada 8 Agustus 2015.