PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

MATERIAL TEKNIK LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN hal

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENINGKATAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM BEKAS YANG DIDAUR ULANG MELALUI INOKULASI UNSUR TEMBAGA

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

I. PENDAHULUAN. boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan Aluminium murni di

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

11 BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengecoran sangat berpengaruh terhadap. kemajuan Industri manufacture. Oleh karena itu pengembangan teknologi

PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI UKURAN CETAKAN LOGAM TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PRODUK COR ALUMINIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMALISASI SIFAT MEKANIK PENAMBAHAN ALUMINIUM PADA LOGAM KUNINGAN PADA PROTOTYPE BALING-BALING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

Transkripsi:

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN Mukhtar Ali 1*, Nurdin 2, Mohd. Arskadius Abdullah 3, dan Indra Mawardi 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata Lhokseumawe * Email: taraly58@gmail.com Abstrak Tujuan dari peneltian adalah untuk mengetahui kekuatan impak aluminium skrap hasil proses pengecoran terhadap laju pendinginan pada media air, oli, dan udara. Material yang digunakan sebagai bahan baku pengecoran adalah aluminium bekas dari hasil pemesinan. Metode pengujian dimulai dari pengecoran, pembentuk spesimen dan pengujian impak. Spesimen uji impak dibentuk mengikuti ASTM E.23 and ISO 148, dengan takik-v. Hasil penelitian menunjukan aluminium skrap yang dicor dengan menggunakan media pendingin oli memiliki laju pendinginan yang lebih cepat dibandingkan menggunakan media pendingin air dan udara. Ketangguhan aluminium skrap tinggi dengan media pendinginan air (0,064 joule/mm 2 ), oli (0,063 joule/mm 2 ) dan udara (0,043 joule/mm 2 ). Kata kunci: Aluminium skrap, media pendingin, impak Pendahuluan Penggunaan limbah atau skrap aluminium semakin banyak seiiring dengan meningkatnya harga aluminium murni. Umumnya aluminium skrap tersebut digunakan oleh industri kecil yang memproduksi seperti propeller atau baling-baling perahu nelayan. Produk-produk yang dihasilkan dari aluminium skrap biasanya akan berbeda sifat mekanisnya dari aluminium murni, hal ini dapat disebabkan oleh proses pendinginan. Aluminium dan paduannya merupakan salah satu jenis logam non ferro yang paling banyak digunakan untuk komponen berbagai keperluanbaik untuk komponen teknik maupun non teknik. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki aluminium yaitu ringan (berat jenis 2,6 gr/cm 2 ), strength to weight ratio lebih tinggi dari baja, tahan korosi, penghantar listrik dan panas yang tinggi serta mudah difabrikasi dengan cara apapun (casting maupun metal forming). Dalam proses pengecoran aluminium, untuk mendapatkan kualitas komponen yang bermutu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti; komposisi kimia atau jenis paduan aluminium, material cetakan, konstruksi cetakan, laju pendinginan, temperatur penuangan, dan lain-lain. Tujuan dari peneltian adalah untuk mengetahui kekuatan impak aluminium skrap hasil proses pengecoran terhadap laju pendinginan pada media air, oli, dan udara. Waktu pembekuan/pendinginan produk dalam cetakan harus ditentukan secara tepat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut temperatur produk cukup rendah untuk menghasilkan kekuatan mekanis produk yang memadai. Produk tidak menyusut secara berlebih akibat rendahnya temperatur produk sehingga sulit untuk 9

dikeluarkan dari dalam cetakan. Waktu pembekuan dapat mengatur tenggang waktu antara satu penuangan ke penuangan berikutnya sehingga temperatur cetakan tidak mengalami peningkatan atau penurunan yang melebihi toleransi yang ditentukan. Dalam pengertian kimia Aluminium merupakan logam yang reaktif. Apabila di udara terbuka ia akan bereaksi dengan oksigen, jika reaksi berlangsung terus maka Aluminium akan rusak dan sangat rapuh. Permukaan Aluminium sebenarnya bereaksi bahkan lebih cepat daripada besi. Namun lapisan luar Aluminium oksida yang terbentuk pada permukaan logam itu merekat kuat sekali pada logam dibawahnya. Dan membentuk lapisan yang kedap. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk keperluan kontruksi tanpa takut pada sifat kimia yang sangat reaktif. Tapi jika logam bertemu dengan alkali lapisan oksidanya akan mudah larut. Lapisan oksidanya akan bereaksi secara aktif dan akhirnya akan mudah larut pada cairan sekali. Sebaliknya berbagai asam termasuk asam nitrat pekat pekat tidak berpengaruh terhadap Aluminium karena lapisan Aluminium kedap terhadap asam [1]. Iwan S [2] meneliti tentang penambahan grain refiner terhadap kualitas produk cor aluminium. Hasil penelitiannnya menunjukan bahwaadanya peningkatan angka kekerasan dengan adanya penambahan grain refiner dibandingkan tanpa penambahan grain refiner. Kecepatan pendinginan pada pengecoran aluminium sangat berpengaruh terhadap hasil benda coran yang dihasilkan. Kecepatan pendinginan yang tidak seragam di setiap sisi benda cor dapat berdampak timbul adanya cacat berupa shrinkage dalam benda cor. Salah satu usaha untuk mengurangi dampak tersebut maka dilakukan suatu komparasi dua cara mempercepat kecepatan pendinginan dari proses pengecoran, dengan menggunakan cil luar (external chill) dan fin pada proses pengecoran aluminium. Eko S [3] melakukan penelitian eksperimental pengaruh penggunaan cil luar (external chill) atau fin pada pengecoran aluminium terhadap presentase cacat shrinkage. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa didapatkan pengaruh penggunaan cil luar lebih besar mengurangi cacat shrinkage, volume shrinkage yang dihasilkan dengan penggunaan cil luar yaitu sebesar (0,0674-0,070%) dibandingkan dengan fin (0,0870-0,131%) dan tanpa fin atau cil luar(0,141%-0,1980%). Sebagai pendukung penelitian didapatkan distribusi temperatur dari pengecoran. cil luar memiliki penurunan distribusi temperatur yang lebih cepat jika dibandingkan dengan penggunaan fin maupun tanpa fin atau cil luar. Peningkatan sifat mekanis sekrap aluminium dengan degassing menunjukan bahwa nilai kekerasan tertinggi yaitu sebesar 67,87 BHN terjadi pada kelompok spesimen yang diberi perlakuan pengadukan rotary degasser selama 2,5 menit [4]. Subarmono [5] melakukan pemanfaatan limbah abu terbang sebagai penguat aluminium matrix composite. Hasil penelitian tersebut menunjukan abu terbang dapat digunakan sebagai penguat aluminium matrix composite (AMC). Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya sifat mekanis (kekuatan bending, kekerasan dan ketahanan aus) AMC seiring dengan peningkatan kadar (fraksi berat) abu terbang sampai 5%. Metode Penelitian Material yang digunakan sebagai bahan baku pengecoran adalah aluminium bekas (skrap), baik itu dari limbah produk aluminium atau dari sisa hasil pemesinan aluminium pada bengkel pemesinan. 10

Peralatan yang digunakan yang akan digunakan terdiri dari: a) Dapur krusibel beserta peralatannya. b) Mesin perkakas (frais), berguna sebagai mesin pembuat cetakan spesimen dan pembentuk spesimen. c) Mesin uji impak Matesst, untuk mengukur kekuatan impak Rancangan percobaan a. Pembuatan cetakan Rancangan penelitian dimulai dari pembuatan cetakan raw spesimen. Jenis cetakan yang digunakan untuk raw spesimen adalah permanent mold casting yang terbuat dari mild steel. b. Proses Peleburan Dengan menggunakan material aluminium skrap, proses peleburan dilakukan menggunakan dapur krusibel. Proses peleburan hingga mencapai temperatur tuang 650 0 C. Waktu yang digunakan untuk peleburan hingga aluminium mencair lebih kurang selama 1 jam. Proses penuangan aluminium cair ke ke dalam cetakan menggunakan ladel. c. Proses Pendinginan Pada penelitian ini variasi laju pendinginan dilakukan dengan memvariasikan media pendingin. Media pendingin yang digunakan adalah air, oli dan udara. Coran hasil penuangan aluminium cair beserta cetakan dicelupkan ke dalam media pendingin yang telah disediakan dan dicatat lamanya waktu pendinginan. Jumlah media pendingin air dan oli masing-masing 2000 ml, kecuali pendinginan udara yang menggunakan suhu ruang. Oli yang digunakan adalah oli bekas. d. Proses Pembentukan Spesimen Spesimen uji impak dibentuk mengikuti ASTM E.23 [6], spesimen uji impak dengan takik-v (Gambar 1). Spesimen uji impak dibentuk masing-masing lima buah dari setiap variasi media pendingin. Untuk pengujian kekerasan digunakan spesimen uji impak. Gambar 1. Spesimen uji impak Hasil Dan Pembahasan Laju Pendinginan. Dari hasil pengukuran terhadap laju pendinginan dari masingmasing media pendingin (oli, air dan udara) terhadap aluminium skrap hasil pengecoran diperlihakan pada Gambar 2. 11

Gambar 2. Laju pendinginan alumnium skrap Laju pendinginan mulai diukur pada menit ke 15 sampai menit ke 120. Dari Gambar 2. terlihat laju pendinginan menggunakan oli bekas sedikit lebih cepat dibandingkan menggunakan media air dan udara. Jika dibandingkan dengan laju pendinginan logam ferro pada umumnya, laju pendinginan aluminium terdapat perbedaan. Dengan menggunakan media yang sama (oil, air dan udara), laju pendinginan logam ferro pada umumnya, mulai dari yang paling cepat berturut-turut adalah air, oli, dan udara. Perbedaan ini laju pendinginan antara logam aluminium dengan logam ferro lebih disebabkan tidak terdapatnya unsur ferro yang terkandung di dalam aluminium skrap jika dibandingkan yang dikandung pada logam ferro. Hal ini diperkuat dengan hasil uji kadar kandungan yang dimiliki aluminium skrap hasil coran tersebut, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1. Pada tabel 1 terlihat aluminium skrap tidak memiliki unsur ferro. Tabel 1 Persentase kandungan unsur yang terdapat dalam aluminium skrap Unsur yang terkandung C O Al Cu Massa % 20,96 3,00 74,24 1,80 Hasil pengujian impak. Dari pengujian impak dapat digambarkan grafik hubungan energi impak dan nilai impak terhadap media pendingin,oli, air dan udara (Gambar 3 dan 4). Pada pengujian impak banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan suatu material. Gambar 3 memperlihatkan hubungan energi impak terhadap variasi media pendingin yang digunakan. Aluminium skrap dengan pendinginan menggunakan oli membutuhkan energi impak yang lebih besar dibandingkan spesimen dengan media pendingin air dan udara, yaitu berturut-turut 5.33, 4.96, dan 3.63 joule. Energi impak akan mempengaruhi nilai impak. Faktor yang mempengaruhi nilai impak terhadap 12

energi impak adalah luas penampang. Semakin luas penampang maka, akan semakin besar energi yang akan terserap. Ket. 1 = udara, 2 = air, dan 3 = oli Gambar 3. Grafik hubungan energi impak terhadap media pendingin Ket. 1 = udara, 2 = air, dan 3 = oli Gambar 4. Grafik hubungan nilai impak terhadap media pendingin Gambar 4 memperlihatkan nilai impak atau ketangguhan aluminium skrap terhadap variasi media pendingin udara, air dan oli. Nilai ketangguhan aluminium skrap dengan media pendingin air sebesar 0.064 joule/mm 2 adalah nilai ketangguhan maksimum, kemudian diikuti oleh media pendingin oli sebesar 0.063 joule/mm 2 dan media pendingin udara yaitu 0.043 joule/mm 2. Bahan yang bersifat ulet akan menunjukkan harga impak yang besar, demikian juga sebaliknya. Meskipun tidak signifikan, nilai impak yang dihasilkan pada penelitian ini menunjukan aluminium skrap dengan media pendingin air memiliki sifat yang lebih ulet dibandingkan dengan 13

yang menggunakan oli dan udara. Sifat keuletan yang dimiliki oleh aluminium skrap dengan pendinginan air tidak mempunyai perbedaan yang nyata dibandingkan dengan aluminium pendinginan oli. Tetapi berbeda nyata dengan pendinginan yang menggunakan udara. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan; aluminium skrap yang dicor dengan menggunakan media pendingin oli memiliki laju pendinginan yang lebih cepat dibandingkan menggunakan media pendingin air dan udara. Aluminium skrap yang dicor dengan menggunakan media pendingin air memiliki ketangguhan yang tinggi (0,064 joule/mm 2 ) dibandingkan dibandingkan menggunakan media pendingin oli (0,063 joule/mm 2 ) dan udara (0,043 joule/mm 2 ). Laju pendinginan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai ketangguhan dan kekerasan aluminium skrap coran. Referensi [1] George E Dieter. Metallurgi Mekanik. Jilid 2, Erlangga, Jakarta. 2002. [2] Iwan Setyadi. Analisis Penambahan Grain Refiner Terhadap Kualitas Produk Cor Aluminium. Jurnal M.P.I, Vol.2. No. 3, 2008. [3] Eko Sugiyarto. Studi Eksperimental Pengaruh Penggunaan Cil Luar (External Chill) Atau Fin Pada Pengecoran Aluminium Terhadap Presentase Cacat Shrinkage, Skripsi Teknik Mesin FTI-ITS. 2010. [4] Aris B, Widi Widayat dan Rusiyanto. Peningkatan Sifat Mekanis Sekrap Aluminium dengan Degassing. Jurnal Profesional,Vol. 8, No. 1, Mei 2010. [5] Subarmono, Jamasri, M.W. Wildan dan Kusnanto. Pemanfaatan Limbah Abu Terbang Sebagai Penguat Aluminium Matrix Composite. Jurnal Teknik Mesin Vol. 10, No. 2, Oktober 2008 [6] ASM HandBook. Mechanical Testing and Evaluation. ASM International, Amerika. 2007 14