REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 109 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Standar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

2017, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

fp~ r J5'~{5JF~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERNAL

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL INSPEKTORAT KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Transkripsi:

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. bahwa berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Menteri wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; bahwa dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan efektivitas pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, maka perlu ditetapkan Piagam Audit Intern; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan (b), perlu menetapkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Piagam Audit Intern; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, 'fambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a286);

-2 2. Undang-Undang Nomor I Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aaoo); 4. 5. 6. 7. 8. 9. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a916); Undang-Undang Nomor 30 Tahun 20l4 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor I27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor abe0); Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 96); Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: l7iperim.kominfo I IO I 2O7O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; MEMUTUSI(AN: MENETAPKAN KESATU KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Menetapkan Piagam Audit lntern Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

-3- KEDUA KETIGA Piagam Audit lntern sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU memuat Pendahuluan, Kedudukan dan Peran Inspektorat Jenderal, Visi dan Misi Inspektorat Jenderal, Tugas Dan Fungsi Inspektorat Jenderal, Kewenangan Inspektorat Jenderal, Tanggung Jawab Inspektorat Jenderal, Tujuan, Sasaran, dan Lingkup Pengawasan Inspektorat Jenderal, Kode Etik, Standar Audit dan Pedoman Kendali Mutu Audit, Persyaratan Auditor yang duduk dalam Unit Inspektorat Jenderal, Larangan Perangkapan Tugas dan Jabatan Auditor, Hubungan Kerja dan Koordinasi, Penilaian Berkala dan Penutup. Keputusan Menteri ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 September 2015 MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, rl v RUDIANTARA

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 2 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1. PENDAHULUAN PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1) Piagam Audit Intern (Intemal Audit Chartef merupakan dokumen formal yang menyatakan tujuan, wewenang, dan tanggung jawab kegiatan pengawasan intern oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2) Piagam Audit Intern merupakan penegasan komitmen dari para pemangku kepentingan (stakehotders) terhadap arti pentingnya fungsi pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2. KEDUDUKAN DAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan unit kerja yang daiam pelaksanaan tugas dan fungsinya berada dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. 1) Struktur dan kedudukan Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut: a. Struktur organisasi Inspektorat Jenderal harus dibentuk sesuai beban kerja. b. Unit Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. c. Inspektur Jenderal diangkat dan diberhentikan oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perr.rd..,gundangan tentang pengangkatan dan pemberhentian Pegawai wegeii Sipil. d' Inspektur Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. e. Auditor yang duduk dalam Unit Inspektorat Jenderal bertanggung jawab kepada pimpinan Inspektorat Jenderal secara berjenjang. 3. VISI DAN MISI INSPEKTORAT JENDERAL 1) Visi Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah mewujudkan fungsi pengawasan intern yang independen, profesional dan berintegritas dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good gouefflance)-di lingiungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

-2-2) Misi Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah: a' diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. b. terselenggaranya kegiatan setiap satuan Kerja di ringkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika secara ekonomis, efisien dan efektif. c. terselenggaranya efektivitas pengawasan melalui penguatan sdm pengawasan yang profesional. 4, TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT JENDERAL Tugas Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, diantaranva meliputi: a. menjrusun dan melaksanakan rencana pengawasan internal tahunan; b' menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan pemerintah; c' melakukan pengawasan (audit, evaluasi, reviu, pemantauan, asistensi/pendampingan) dan penilaian atas efisiensi, efektivitas dan kepatuhan di bidang keuangan, akuntansi, operasional, penerimaan negara' sumber daya manusia, teknologi informasi dan kegiatan lainnya di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika; d. melakukan audit kinerja keuangan dan operasional unit/satuan ker.1a (termasuk Badan Layanan Umum) atau suatu kegiatan sesuai tingkat risiko yang material dan prioritas manajemen; e. memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen; f. membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikan laporan tersebut kepada pimpinan terkait dan auditan; g' memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak laniut perbaikan yang teiah direkomendasikan; h. melakukan penelusuran rekam jejak calon pegawai atau pegawai dalam rangka promosi atau pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika; i. bekerjasama atau koordinasi dengan pihak-pihak eksternal diantaranya BPKP, BPK RI, PPATK dan pihak lainnya yang terkait dalam rangka pelaksanaan pengawasan di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika; j. menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan pengawasan internal yang dilakukannya; dan k. melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan khusus atau pengawasan lainnya apabila diperlukan.

-3- Supaya Inspektorat Jenderal melaksanakan tugasnya dengan efektif, harus menjalankan fungsi: a. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja; b' memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan; dan c' memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan. 5. KEWENANGAN INSPEKTORAT JENDERAL Untuk dapat memenuhi tujuan dan lingkup pengawasan intern secara memadai, Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki kewenangan untuk: a. mengakses seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan intern; b. melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja yang menjadi obyek pengawasan dan pegawai lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pengawasan; c' memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan hasil pengawasan dan melakukan konsultasi dengan Menteri, berkoordinasi dengan pimpinan lainnya dan pihak-pihak terkait. d' melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal; e. mengalokasikan sumber daya Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika serta menetapkan frekuensi, objek, dan lingkup pengawasan intern; f. menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tuiuan pengawasan intern; g. meminta dan memperoleh dukungan sumber daya dan/atau asistensi yang diperlukan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan intern. 6. TANGGUNG JAWAB INSPEKTORAT JENDERAL Dalam penyelenggaraan fungsi pengawasan intern, Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika bertanggung jawab untuk: a. secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme auditor, kualitas proses pengawasan, dan kualitas hasil pengawasan dengan mengacu kepada standar audit yang berlaku; b. menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan program Ker.la Pengawasan Tahunan (PKPT) yang peduli risiko, khususnya dalam hal penentuan skala prioritas dan sasaran pengawasan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya pengawasan;

-4- c. menjamin kecukupan dan ketersediaan sumber daya pengawasan sehingga dapat menyelenggarakan fungsi pengawasan intern secara optimal; d. melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan. e. menyampaikan laporan hasil pengawasan dan laporan berkala aktivitas pelaksanaan fungsi pengawasan intern kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. 7. TUJUAN, SASARAN, DAN LINGKUP PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL Tujuan penyelenggaraan pengawasan intern oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah untuk memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan dan sasaran, yaitu: a. meningkatnya ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika; b. meningkatnya efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika; c. meningkatnya tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bersih dan bebas dari praktik-praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Untuk dapat mencapai tujuan penyeleggaraan pengawasan intern tersebut di atas, maka lingkup pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika paling kurang meliputi: a. audit kinerja atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika; b. audit kinerja terhadap pelayanan publik, proses perizinan dan penerimaan negara di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika; c. reviu atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika, seperti reviu atas laporan keuangan dan reviu atas laporan kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika; d. evaluasi atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika, seperti evaluasi atas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); e. pemantauan dan aktivitas pengawasan lainnya yang berupa asistensi, sosialisasi, dan konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika: f. audit dengan tujuan tertentu atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

-5-8. KODE ETIK, STANDAR AUDIT, DAN PEDOMAN KENDALI MUTU AUDIT Piagam Audit Intern mensyaratkan bahwa auditor dalam melaksanakan pekedaannya harus senantiasa mengacu pada Kode Etik, Standar Audit, dan Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04lMPANl03l2OO8 Tentang Kode Etik Aptp, Nomor: PER/05/M.PAN/03l2OOB Tentang Standar Audit Aplp, dan Nomor: 19 Tahun 2OO9 Tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. PERSYARATAN AUDITOR YANG DUDUK DALAM UNIT INSPEKTORAT JENDERAL Persyaratan auditor intern yang duduk dalam Unit Inspektorat Jenderal paling kurang meliputi: a. memenuhi sertifikasi Auditor dan persyaratan teknis lainnya sesuai peraturan perundang undangan tentang Jabatan Fungsional Auditor; b. memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya; c' memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya; d. wajib mematuhi kode etik dan standar audit Aplp; e. wajib menjaga kerahasiaan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan intern kecuali diwaiibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan ; f. memahami prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan manajemen risiko; dan g. bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesionalismenya secara terus-menerus. 10. LARANGAN PERANGKAPAN TUGAS DAN JABATAN AUDITOR Auditor tidak boleh terlibat langsung melaksanakan operasional kegiatan yang diaudit atau terlibat dalam kegiatan lain yang dapat mengganggu independensi auditor. 1 1. HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pengawasan intern, Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika perlu menjalin kerjasama dan koordinasi dengan satuan kerja (selaku objek pengawasan), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

-R_ dan Reformasi Birokrasi (selaku lembaga yang berwenang untuk merumuskan kebijakan nasional di bidang pengawasan), aparat pengawasan ekstern dan Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan. I 1) INSPEKTORAT JENDERAL DAN SATUAN KERJA a, Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan intern, maka hubungan antara Inspektorat Jenderal dengan satuan kerja adalah hubungan kemitraan antara auditor dan auditan atau antara konsultan dengan penerima jasa. b' Daiam setiap penugasan (baik penugasan audit maupun konsultasi), satuan kerja harus memberikan dan menyajikan informasi yang relevan dengan ruang lingkup penugasan. c' Satuan kerja harus menindaklanjuti setiap rekomendasi audit yang diberikan oleh Inspektorat Jenderal dan melaporkan tindak lanjut beserta status atas setiap rekomendasi audit kepada Inspektorat Jenderal sesuai dengan prosedur yang berlaku. 2) INSPEKTORAT JENDERAL DAN KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI a' Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika harus menggunakan kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang pengawasan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara pan & RB dalam menentukan arah kebijakan dan program pengawasannya. b' Berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara pan & RB guna penyamaan persepsi mengenai kebijakan pengawasan nasional, sinergi pengawasan nasional, dan mengurangi tumpang tindih pelaksanaan pengawasan. c. Koordinasi pelaporan, baik yang bersifat laporan periodik maupun laporan hasil pengawasan. 3) INSPEKTORAT JENDERAL DAN APARAT PENGAWASAN EKSTERN a. Inspektorat Jenderal menjadi mitra pendamping bagi aparat pengawasan ekstern selama pelaksanaan penugasan, baik sebagai penyedia data/informasi maupun sebagai mitra satuan kerja pada saat pembahasan temuan audit. b' Inspektorat Jenderal dapat berkoordinasi dengan aparat pengawasan ekstern untuk mengurangi duplikasi dengan lingkup penugasan Inspektorat Jenderal. c. Tindak lanjut dan status atas setiap rekomendasi audit yang disampaikan aparat pengawasan ekstern merupakan bahan pengawasan bagi Inspektorat Jenderal terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi. d. Inspektorat Jenderar menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada BPK-RI sebagaimana diwajibkan Undang-undang No. 15 Tahun 2OO4 dan peraturan yang berlaku.

-7-4) INSPEKTORAT JBNDERAL DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) a. Inspektorat Jenderal menjadi mitra kerja BPKP Selaku pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Splp) dalam rangka membangun dan meningkatkan pengendalian intern instansi pemerintah yang meliputi: i) penerapan pedoman teknis penyelenggaraan Splp; ii) sosialisasi SPIP; iii) pendidikan dan pelatihan Sptp; it) pembimbingan dan konsultansi Splp; v) peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah; dan vi) kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan instansi atau arahan Menteri Komunikasi dan Informatika. b. Inspektorat Jenderal harus menggunakan peraturan-peraturan di bidang Jabatan Fungsional Auditor yang dikeluarkan oleh BpKp selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor. 12. PENILAIAN BERKALA a. b. Inspektur Jenderal secara berkala harus menilai apakah tujuan, wewenang, dan tanggung jawab yang didefinisikan dalam piagam ini tetap memadai dalam kegiatan pengawasan intern sehingga dapat mencapai tujuannya. Hasil penilaian secara berkala dilaporkan kepada Menteri. 13. PENUTUP Piagam Audit Intern mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila diperlukan maka akan dilakukan perubahan dan/atau penyempurnaan guna menjamin keselarasan dengan praktik-praktik terbaik di bidang pengawasan, perubahan lingkungan organisasi, dan perkembangan praktik-praktik penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA