MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

dokumen-dokumen yang mirip
Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN VISUAL SPASIAL. Oleh : Isna Purti Astuti SMP N 2 JIKEN

ABSTRAK. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write. ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Asmaul Husna. Pendidikan Matematika, Universitas Riau Kepulauan, Batam, Indonesia Abstrak

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

Abstract. Setyo Mulyaningsih Guru Bahasa Inggris SMA N 7 Purworejo Kabupaten Purworejo. CLLT 2017 Conference on Language and Language Teaching

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

Volume 6 Nomor 2 Desember 2016 ISSN :

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK, TALK, WRITE

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dipaparkan beberapa teori dari para ahli mengenai pengertian belajar dan hasil belajar

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DAN NHT

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SD NEGERI 02 PULOSARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )


Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Rosyidatul Nur Laily Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK TALK WRITE DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Keywords: TTW, Two-dimensional shape, learning, Mathematics

Transkripsi:

Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) Isna Purti Astuti SMP N 2 Jiken Blora email: isnapaisnapa@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan komunikasi matematik sedang tujuan khususnya adalah Meningkatkan Hasil Belajar dan Komunikasi Matematik dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write pada materi relasi fungsi bagi peserta didik kelas VIII A di SMP N 2 Jiken tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di lakukan di SMP N 2 Jiken kelas VIII A dengan jumlah peserta didik 36 dilakukan 2 siklus dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refeksi atau analisis yaitu membandingkan hasil tes komunikasi matematik kondisi awal dengan hasil tes komunikasi matematik pada siklus Berdasarkan analisis data ternyata terjadi peningkatan ketuntasan belajar peserta didik kondisi awal (36,11 %) ke siklus 1 (52,78 %) terjadi kenaikan 16,67 %, sedangkan ketuntasan belajar dari kondisi awal (36,11 %) ke siklus 2 (83,33 %) terjadi kenaikan sebesar 47,22 %. Rata-rata nilai peserta didik juga meningkat dari kondisi awal (56,67) sampai siklus 1 (67,64) atau naik 10,97 sedangkan rata-rata dari siklus1 (67,64) sampai siklus 2 (73,19) naik 5,55 sedangkan rata-rata dari kondisi awal ( 56,67) sampai siklus 2( 73,19) terjadi peningkatan sebesar 16,52. Untuk komunikasi matematik indikator memperhatikan penjelasan pendidik dari kondisi awal (50%) siklus 1 ( 55,6%) siklus 2 ( 66,7%) terjadi kenaikan 16,7%, menulis hal yang relevan dalam pembelajaran dari kondisi awal (8,3%) siklus 1 (22,2%) siklus 2 ( 22,2%) terjadi kenaikan 47,3%, menjawab pertanyaan pendidik dari kondisi awal (11%) siklus 1 (27,85) siklus 2 (22,2%) terjadi kenaikan 11,2%, senang atau antusias dalam pembelajaran dari kondisi awal (19%) siklus 1 (41,7%) siklus 2 (66,7%) terjadi kenaikan 47,7%, berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya dari kondisi awal (17%) siklus 1 (33,3%) siklus 2 (33,3%) terjadi peningkatan 16,3%, segera mengerjakan soal yang diberikan pendidik dari kondisi awal (33%) siklus 1 (41,7%) siklus 2 (66,7%) terjadi kenaikan 33,7%, mempresentasikan hasil diskusi dari kondisi awal ( 8,3%) siklus 1 (22,2%) sikus 2 (27,8%) terjadi kenaikan 19,5%, membuat rangkuman dari kondisi awal ( 8%) siklus 1 ( 27,8%) siklus 2 ( 61,1%) terjadi kenaikan 53,1%. Dengan hasil di atas maka penggunaan model pembelajaran kooperatif Think Talk Write pada materi Relasi dan fungsi dapat meningkatkan hasil belajar dan komunikasi matematik. Kata kunci: hasil belajar, komunikasi matematik, think talk write 19

Abstract This research is a class act who has a goal to improve learning outcomes and communication skills math being the specific goal is Improving Learning Outcomes and Communication Mathematics by using model Think Talk Write on the material relations function for the students of class VIII A in SMP N 2 Jiken years 2013/2014 lesson. The research was done in SMP N 2 Jiken class VIII A with the number of learners 36 performed two cycles starts with planning, action, observation and refeksi or analyzes that compare the test results communication mathematical initial condition with mathematical communication test result in cycle. Based on data analysis, it turns out there was an increase of learners completeness initial conditions (36.11%) to Cycle 1 (52.78%) an increase of 16.67%, while learning completeness of the initial conditions (36.11%) to Cycle 2 ( 83.33%) an increase of 47.22%. The average value of students also increased from the initial conditions (56.67) to Cycle 1 (67.64), up 10.97 while the average of siklus1 (67.64) until the second cycle (73.19) rose 5, 55 while the average of the initial conditions (56.67) until the second cycle (73.19) an increase of 16.52. For communication mathematics educator observing explanations indicators of initial conditions (50%) Cycle 1 (55.6%) 2 cycles (66.7%) an increase of 16.7%, to write things that are relevant in the learning of the initial conditions (8.3 %) cycle 1 (22.2%) 2 cycles (22.2%) an increase of 47.3%, answered questions educators from the initial conditions (11%) cycle 1 (27.85) 2 cycles (22.2%) an increase of 11.2%, excited or enthusiastic in learning from the initial conditions (19%) cycle 1 (41.7%) 2 cycles (66.7%) an increase of 47.7%, a discussion with a friend in the group of initial conditions (17%) cycle 1 (33.3%) 2 cycles (33.3%) increased 16.3%, immediately do the problems given educators from the initial conditions (33%) cycle 1 (41.7%) cycle 2 (66.7%) an increase of 33.7%, presented the results of the discussion of the initial conditions (8.3%) cycle 1 (22.2%) sikus 2 (27.8%) an increase of 19.5%, a summary from the initial conditions (8%) cycle 1 (27.8%) 2 cycles (61.1%) an increase of 53.1%. With the above results, the use of cooperative learning model Think Talk Write on the material relations and functions can improve learning outcomes and mathematical communication. Keywords: learning outcomes, mathematic comunication, think talk write PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:4) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika di antaranya dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol tabel dan diagram atau media lain. Hal yang sangat penting dalam komunikasi adalah kemampuan untuk mendengarkan, merepresentasikan. Masalah yang timbul dalam relasi antar manusia sebenarnya berakar pada salah pengertian atau miskomunikasi. Di lingkungan sekolah interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam mengkomunikasikan pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik khususnya pelajaran matematika. Sebagai observasi pendahuluan gambaran peserta didik kelas VIIIA SMP N 2 Jiken Blora dalam pembelajaran Matematika dijumpai permasalahan yang menghambat kelancaran proses pembelajaran Matematika yaitu kurangnya perhatian peserta didik terhadap pembelajaran Matematika, hal itu tampak saat pembelajaran berlangsung, 20

Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 peserta didik terkesan tidak tertarik pada mata pelajaran atau sikap peserta didik cenderung melakukan aktivitas lain yang lebih menarik perhatian peserta didik, tidak mendengarkan pendidik dalam mengkomunikasikan pelajaran matematika sehingga banyak ditemukan peserta didik tidak mengetahui apa yang akan dan sedang dipelajari. Setiap diberi pertanyaan oleh pendidik hanya diam tanpa ada jawaban sedikit pun yang keluar dari mulut mereka. Hal inilah yang menyebabkan komunikasi dalam pembelajaran matematika rendah. Indikator komunikasi dari peserta didik yang lain saat pembelajaran matematika berlangsung juga belum tampak, selain tidak ada keberanian untuk menjawab soal yang diberikan oleh pendidik, mengerjakan jawaban itu di whiteboard pun tidak ada yang berani karena jawaban takut salah, apalagi menyatakan ide dengan mengikutsertakan alasan yang mendukung dari jawaban. Peserta didik cenderung pasif, bahkan sebagian peserta didik jarang yang menulis hal yang relevan dengan materi ataupun merangkum dari isi materi tersebut. Hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar bagi peserta didik, terbukti di setiap ulangan baik pada ulangan harian, mid semester ataupun tes semester banyak dijumpai peserta didik yang tidak menjawab soal uraian sehingga menyebabkan nilai tersebut rendah karena skor tertinggi ada di jawaban soal bentuk uraian. Pada materi relasi dan fungsi, masih banyak di antara mereka yang kesulitan membedakan apa itu relasi dan apa itu fungsi, kemudian mendiskripsikan keduanya dengan kata-kata sendiri sehingga rata-rata hasil ulangan untuk materi relasi dan fungsi dengan bentuk soal uraian dapat dikatagorikan rendah yaitu 56,67. Selain peserta didik permasalahan lain dalam pembelajaran matematika adalah faktor pendidik. Pada proses pembelajaran dominasi pendidik sangat tinggi. Metode mengajar yang digunakan masih konvensional, sehingga komunikasi yang terjadi masih satu arah. Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan, maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada peserta didik khususnya pada materi relasi dan fungsi. Pendidik terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode yang bervariasi agar peserta didik tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Namun demikian hasil yang dicapai masih kurang, sehingga perlu diterapkan metode yang lebih efektif dan variatif agar peserta didik lebih bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif think talk write. Model pembelajaran think talk write adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Ketika pembelajaran berlangsung, peserta didik berusaha menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya untuk mengikuti pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik tentunya tidak terlepas dari adanya kerja sama antara peserta didik dan pendidik. Interaksi yang terjadi akan menciptakan pembelajaran yang aktif, dimana peserta didik dengan menggunakan kemampuan berkomunikasi berusaha untuk memperoleh pengetahuannya sendiri dengan bantuan pendidik, selain itu pendidik juga dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya dalam menjalankan proses belajar mengajar. Berdasarkan hal itu peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang diperkirakan mampu mendukung upaya peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika peserta didik. Peneliti memperkirakan bahwa model pembelajaran think talk write (TTW) menjadi sebuah alternatif model pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang didalamnya tersirat kemampuan komunikasi matematik. 21

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik (Dimyati dan Mudjiono, 2009:5). Dengan definisi di atas maka pembelajaran matematika merupakan proses belajar-mengajar yang merupakan perpaduan antara dua aspek yang saling mempengaruhi, yaitu aspek belajar yang dilakukan oleh peserta didik sebagai peserta didik dan aspek mengajar yang dilakukan oleh pendidik sebagai pendidik. Belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan dalam belajar mempunyai ciri-ciri antara lain, terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bertujuan atau berarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Menurut Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Gagne dalam Suprijono (2009: 5-6) mengatakan hasil belajar berupa: a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b) Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. d) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Adapun tipe hasil belajar yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah tipe informasi verbal (dapat dikategorikan dalam ranah kognitif) yaitu peserta didik dapat menjawab pertanyaan maupun soal yang dibuat pendidik tentang materi yang telah disampaikan. Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar Menurut Kamus Bahasa Indonesia on line disebutkan bahwa definisi dari komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi adalah cara untuk berbagi (sharing) ide, gagasan dan mengklarifikasi pemahaman kepada sesama, sedangkan kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didk dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari peserta didik, misalnya 22

Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah pendidk dan peserta didik. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin. Pada dasarnya pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah (Martinis Yamin dan Bansu I Ansari, 2008: 84). Alur kemajuan model pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 peserta didik. Dalam kelompok ini peserta didik diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas berpikir (Think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika, kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan peserta didik membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menterjemahkan kedalam bahasanya sendiri. Selain itu belajar rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca, mempertinggi pengetahuan peserta didik, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Tahap berikutnya talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Mengapa talk penting dalam matematika? Talk penting karena: (1) apakah itu tulisan, gambaran, isyarat, atau percakapan merupakan perantara ungkapan matematika sebagai bahasa manusia. Matematika adalah bahasa yang special dibentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari, (2) pemahaman matematik dibangun melalui interaksi dan percakapan antara secara individual yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna, (3) cara utama partisipasi komunikasi dalam matematika adalah melalui talk. Peserta didik menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi, dan membuat definisi, (4) pembentukan ide (forming ideas) melalui proses talking. Dalam proses ini, pikiran seringkali dirumuskan, diklarifikasi atau direvisi, (5) internalisasi ide (internalizing ideas). Dalam proses percakapan metematik internalisasi dibentuk melalui berpikir dan memecahkan masalah, (6) meningkatkan dan menilai kualitas berpikir. membantu pendidik mengetahui tingkat pemahan peserta didik dalam belajar matematika, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.sesuai paragraf di atas, tahap (talk) pada strategi ini memungkinkan peserta didik untuk terampil berbicara. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Selanjutnya tahap write yaitu menuliskan hasil diskusi/dialog pada lembar kegiatan peserta didik yang disediakan. Aktivitas menulis berarti merepresentasi- kan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Pada tahap ini peserta didik akan belajar untuk melakukan komunikasi matematika secara tertulis. Berdasarkan hasil diskusi, peserta didik dimita untuk menuliskan penyelesaian dan kesimpulan dari masalah yang telah diberikan. Apa yang peserta didik tuliskan pada tahap ini mungkin berbeda dengan apa yang peserta didik tuliskan pada catatan individual (tahap think). Hal ini terjadi karena setelah peserta didik 23

berdiskusi ia akan memperoleh ide baru untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan. Peranan pendidik dalam metode pembelajaran think-talk-write (TTW) menurut Silver dan Mith (1996) dalam Martinis Yamin dan Bansu I. Antasari (2008: 87) adalah pembelajaran menjadi efektif, yaitu: (1) mengajukan pertanyaan dan tugas yang mengarah keterlibatan peserta didik, dan yang menantang peserta didik untuk berpikir; (2) memahami ide peserta didik secara hati-hati; (3) menyuruh peserta didik untuk mengungkapkan ide baik secara terulis ataupun secara lisan; (4) memutuskan apa yang digali dan dibawa peserta didik dalam diskusi; (5) memutuskan kapan harus memberi informasi, mengklarifikasi persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan peserta didik berjuang dengan kesulitan; memonitor dan menilai partisipasi peserta didik dalam diskusi, dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap peserta didik untuk berpartisipasi. Suyatno (2009: 23) menyatakan bahwa alur strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir melalui bahan bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan membuat laporan hasil diskusi presentasi. Dari masalah yang diajukan di atas, hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut: (1) melalui model pembelajaran kooperatif think talk write dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi peserta didik kelas VIII A SMP N 2 Jiken.(2) melalui model pembelajaran kooperatif think talk write dapat meningkatkan komunikasi matematik bagi peserta didik kelas VIII A SMP N 2 Jiken. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan selama 4 bulan dimulai pada bulan Juli sampai dengan September 2013 dengan subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII A SMP N 2 Jiken Blora tahun pelajaran 2013 / 2014 dengan jumlah 36 peserta didik beserta rekan guru matematika yang lain sebagai kolaborator dan pengamat dalam proses pembelajaran. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) tes (berupa tes tertulis) berbentuk soal uraian dan (b) non tes berbentuk pengamatan atau observasi dengan lembar observasi beserta pedoman dari lembar pengamatan Dalam penelitian ini menggunakan 2 teknik analisis data yaitu (a) teknik Analisis Diskritif Komparatif digunakan untuk menganalisis data atau nilai tes kemampuan memahami konsep relasi dan fungsi. Hasil atau data tes pada kondisi awal dibandingkan dengan data tes pada siklus 1, data tes pada siklus 1 dibandingkan dengan data tes pada siklus 2. Data-data tersebut dibandingkan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif think talk write (b) Teknik Analisis Deskripif Kualitatif, digunakan untuk menganalisis data dari observasi atau pengamatan. Data-data tersebut dianalisis selanjutnya disimpulkan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Banyaknya tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus dan setiap pelaksanaan siklus akan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang diperoleh dan kelemahan sehingga bisa ditentukan pada siklus berikutnya. Siklus 1 a) Planning atau perencanaan yang terdiri dari (1) Identifikasi dan memformulasikan permasalahan yang dihadapi yang menyangkut bahan ajar, RPP, alat evaluasi, media pembelajaran, instrument yang digunakan seperti lembar observasi beserta pedoman dan ceklist.(2) Pendidik menyampaikan materi dan melaksanakan penerapan model 24

Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 pembelajaran kooperatif Think Talk Write dengan membentuk kelompok besar dengan anggota masing-masing kelompok 4 orang dengan pembagian berdasarkan kriteria perbedaan kemampuan matematis berdasarkan nilai ulangan murni kenaikan kelas (3) Setiap kompetensi dasar diakhiri dengan tugas individu dan kelompok (4) Direncanakan diakhir pembelajaran dilakukan tes tertulis yang mengacu pada komunikasi matematik. Tes dibuat dalam bentuk uraian. b) Pelaksanaan tindakan yakni melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat dengan skenario pada RPP. c) Pengamatan /observing Pengamatan dapat berupa hasil belajar dan proses belajar. d) Refleksi adalah membandingkan untuk disimpulkan. Hasil yang diperoleh dari tahapan observasi atau pengamatan dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang terjadi. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan tahap mana yang diperbaiki dan disempurnakan dan tahap mana yang sesuai target. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sesuai target bahkan melebihinya. selain itu juga merefleksi dengan membandingkan hasil ulangan kondisi awal dengan kondisi setelah siklus 1. Siklus 2 a) Planning atau perencanaan Dilakukan tahapan seperti siklus 1 tetapi didahului, perencanaan ulang berdasarkan hasil kelemahan dari siklus 1 sehingga tidak terjadi di siklus 2 adapun ukuran hasil tindakan siklus 2 ini dikaitkan dengan hasil tindakan pada siklus 1 yaitu dengan dilakukan peninjauan ulang dan merevisi komponen pembelajaran tersebut melaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif Think Talk Write dengan membentuk kelompok kecil dengan anggota masing-masing kelompok 2 orang, diakhir pembelajaran dilaksanakan refleksi tindakan yang dilakukan, dan diakhir pembelajaran dilakukan tes kemampuan komunikasi matematik. b) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan kegiatan seperti perencanaan di atas. c) Pengamatan /observing Pengamatan dapat berupa hasil belajar dan proses belajar. Peneliti melakukan pengamatan hasil pembelajaran dari masing-masing kelompok kecil. d) Refleksi adalah membandingkan untuk disimpulkan. Hasil yang diperoleh dari tahapan observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti selain itu juga merefleksi dengan membandingkan hasil ulangan kondisi Siklus 1 dengan kondisi siklus 2 dan hasil ulangan kondisi awal dengan siklus 2. Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian di atas indikator keberhasilan adalah (1) ada peningkatan prosentase di setiap indikator kemampuan komunikasi matematik dan (b) 80% peserta didik mencapai ketuntasan belajar materi relasi fungsi (minimal mendapat nilai 70) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap komunikasi matematik peserta didik selama pembelajaran dari siklus 1sampai siklus 2 dirangkum dalam Tabel 1. Berdasarkan pengamatan pendidik pada kondisi awal, siklus 1, siklus 2 peserta didik sangat antusias saat pembelajaran berlangsung, ini terbukti pada kondisi awal ke siklus 1 dan dari siklus 25

I ke siklus 2 kegiatan yang berkaitan dengan komunikasi matematik mengalami peningkatan prosentase. Seperti terlihat pada Tabel 2 Tabel 1 Rangkuman Aktivitas komunikasi matematik Peserta didik Tiap Siklus No komunikasi matematik KA S1 S2 Jml % jml % jml % 1. Memperhatikan penjelasan pendidik 18 50 20 55.6 24 66.7 2. Menulis hal yang relevan dalam pembelajaran 3 8,3 8 22.2 20 55.6 3. Menjawab pertanyaan pendidik 4 11 10 27.8 8 22.2 4. Senang/antusias saat pembelajaran berlangsung 7 19 15 41.7 24 66.7 5. Berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya 6 17 12 33.3. 12 33.3 6. Segera mengerjakan soal yang diberikan pendidik 12 33 15 41.7 24 66.7 7. Mempresentasikan hasil belajar 3 8,3 8 22.2 10 27.8 8. Membuat rangkuman 3 8 10 27.8 22 61.1 Tabel 2 Rangkuman kegiatan komunikasi matematik Peserta Didik Tiap Siklus No. Aktivitas % KA % S1 %S2 KET 1. Memperhatikan penjelasan pendidik 50 55,6 66,7 Meningkat 16,7 % 5,6% 11,1% dari KA ke S2 2. Menulis hal yang relevan dalam Meningkat 47,3% 8,30 22,2 55,6 pembelajaran dari KA ke S2 3. 13,9% 33,4% Menjawab pertanyaan pendidik 11 27,8 22,2 4. Senang/antusias saat pembelajaranberlangsung 5. Berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya 6. Segera mengerjakan soal yang diberikan pendidik 16,8% -5,7% Meningkat 11,2%dari KA ke S2 19 41,7 66,7 Meningkat 47,7% dari KA ke S2 22,7% 25% 17 33,3 33,3 16,3% 0% 33 41,7 66,7 Meningkat 16.3% dari KA ke S2 Meningkat 33,7% dari KA ke S2 8,7% 25% 7. Mempresentasikan hasil belajar 8,30 22,2 27,8 Meningkat 19.5% 13,9% 5,6% dari KA ke S2 8. Membuat rangkuman 8 27,8 61,1 Meningkat 53,1% dari KA ke SII 19,8% 33,3% Saat presentasi sudah ada peningkatan keberanian, meskipun masih banyak kelompok yang hanya membaca tulisan hasil kegiatan saat presentasi dan takut menghadap ke peserta didik lainnya. Pada aspek menanggapi presentasi kelompok belum nampak ada keberanian pada peserta didik. Kebanyakan peserta didik takut untuk 26

Volume 6 Nomor 1 Juli 2016 berpendapat. Laporan kegiatan peserta didik sudah cukup bagus dan rapi, tetapi pada siklus I masih ada konsep yang keliru menuliskannya di lembar kegiatan kelompok. Untuk Hasil belajar Relasi Fungsi tiap siklus ditunjukkan Tabel 3 berikut: Tabel 3 Rangkuman Hasil Belajar Peserta didik Tiap Siklus Kondisi awal Siklus I Siklus II Kriteria JML % JML % JML % Tuntas 13 36,11 19 52,78 30 83,33 Belum Tuntas 23 63,89 17 47, 22 6 16,67 Rata-rata 56,67 64,17 73,19 Tabel rangkuman hasil belajar peserta didik tiap siklus di atas dapat diperjelas dengan menggunakan diagram batang berikut. 100 80 60 40 20 kondisi awal siklus 1 siklus 2 0 tuntas % tdk tuntas % Gambar 1 Hasil belajar peserta didik tiap siklus Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas, ketuntasan belajar yang dicapai peserta didik, dari kondisi awal (36,11 %) ke siklus I (52,78 %) terjadi kenaikan 16,67 %, sedangkan ketuntasan belajar dari kondisiawal (36,11 %) ke siklus II (83,33 %) terjadi kenaikan sebesar 47,22 %. Rata-rata nilai peserta didik juga meningkat dari sebelum tindakan (56,67) sampai siklus I (67,64) atau naik 10,97 sedangkan rata-rata dari siklus I (67,64) sampai siklus II (73,19) naik 5,55 sedangkan rata-rata dari kondisi awal ( 56,67) sampai siklus II ( 73,19) juga terjadi peningkatan sebesar 16,52. Hasil analisis diskripsi lembar pengamatan maupun hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran think talk write mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dari segi kognitif (hasil tes), aktivitas peserta didik serta komunikasi matematis. PENUTUP Simpulan Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran think talk write mampu meningkatkan hasil belajar dan komunikasi matematik peserta didik pada materi Relasi fungsi. Hal ini ditunjukkan pada siklus 2 lebih dari 80 % mengalami tuntas belajar dan terjadi peningkatan di setiap indikator aktivitas komunikasi matematik. Selain dari aspek kognitif, secara afektif penerapan model pembelajaran think talk write mampu meningkatkan dan menumbuhkan kesan-kesan positif tentang matematika dan nilai-nilai sosial berupa kerjasama dan tenggang rasa sesama teman. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: 27

1. Model pembelajaran think talk write hendaknya digunakan dalam pembelajaran matematika ataupun mata pelajaran yang lain karena dapat meningkatkan aspek afektif maupun nilai-nilai sosial dari peserta didik 2. Selain diskusi, menulis hal yang relevan dalam pembelajaran dan merangkum materi pembelajaran adalah hal yang penting dalam model pembelajaran think talk write DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Kamus Bahasa Indonesia Online. ny. Kamus Bahasa Indonesia Online- Definisi komunikasi. Tersedia : http://kamusbahasaindonesia.org/komunikasi. (diakses pada tanggal 04 desember 2011) Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supriyono, Agus.( 2009). Cooperatif learning. Bandung.: PT Remaja Rosda karya Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka Yamin, Martinis & Bansu I. Ansari.( 2012). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Peserta didik. Jakarta: Referensi..( 2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta 28