Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS VIII A SMP MUHAMMADIYAH 5 MARISO MAKASSAR

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL SMP NEGERI 2 MEMPAWAH

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Joyful Learning Journal

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Chemical Education Study Program Teachers Training and Education Faculty University of Riau

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V C SD NEGERI 004 TEMBILAHAN KECAMATAN TEMBILAHAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

EFFORTS TO INCREASE THROUGH PHYSICAL MODEL STUDY OF ACTIVE LEARNING TO TYPE GROUP GROUP EXCHANGE (GGE) CLASS ON DOMESTIC JUNIOR VIIIC 33 MAKASSAR

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Zaenab SMK Negeri 1 Pallangga Gowa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU MENGGUNAKAN METODE SQ4R PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI DAN KERJA KELOMPOK

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 29 PAGARALAM TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV/A SDN 10 PARIT BATU KABUPATEN PASAMAN

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CROSSWORD SISWA KELAS V SD 20 KURAO PAGANG PADANG

Transkripsi:

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 86 Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa Irfan Syahrul 1), Muh. Tawil 2), Bunga Dara Amien 3) Jurusan Fisika Universitas muhammadiyah Makassar 1) Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 2),3) ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga yang berjumlah 37 peserta didik terdiri dari 18 laki-laki dan 19 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat kegiatan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data pada penelitian ini diambil dari data hasil belajar fisika setiap akhir tes siklus I dan II, data tentang aktivitas belajar setiap pertemuan pada siklus I dan II dilakukan dengan menggunakan lembar observasi peserta didik dan data respon peserta didik dilakukan dengan menggunakan angket. Data hasil belajar fisika menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada siklus I adalah 23 orang (62%) dan pada siklus II meningkat menjadi 28 orang (76%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Berstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa. Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Lembar Kerja Berstruktur ABSTRACT This research is a classroom action research (classroom action research) that aims to improve student learning outcomes physics class VII1 SMP Negeri 1 Pallangga totaling 37 students consisting of 18 men and 19 women. This study was conducted in two cycles each consisting of four activities: planning, action, observation and reflection. Collecting data in this study were drawn from physics learning outcomes data each end of the test cycle I and II, data on learning activities at each meeting in cycle I and II performed using the observation sheet learners and learner response data is done by using a questionnaire. Physics learning outcomes data indicate that the number of students who have mastery learning in the first cycle were 23 people (62%) and the second cycle increased to 28 people (76%). It shows that using Worksheet Structured learning can improve learning outcomes physics class students of SMP Negeri 1 Pallangga VII1 Gowa. Keywords: Physics Learning Outcomes, Structured Worksheet I. PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan modernisasi sekarang ini, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuntut sistem pembelajaran dan pengajaran yang dapat mengarahkan peserta didik memperoleh kemampuan untuk mengembangkan potensipotensi yang terdapat dalam dirinya secara optimal. Peserta didik membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif untuk dapat memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Cara berfikir seperti ini dapat di kembangkan melalui belajar fisika karena fisika memiliki

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 87 struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan peserta didik terampil berfikir rasional. Kenyataan yang terjadi dibeberapa sekolah, untuk mata pelajaran fisika keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang. Guru mata pelajaran fisika lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi kepada peserta didik sehingga pengajaran berpusat pada guru dan hasilnya peserta didik cenderung pasif. Data yang diperoleh peneliti dari guru bidang studi fisika kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga menyatakan bahwa peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada tahun ajaran 2011-2012 hanya 60%, masih belum mencapai standar yang diharapkan sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran fisika masih sangat kurang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga terungkap bahwa kurangnya daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran fisika disebabkan metode mengajar yang digunakan guru monoton. Selain itu, buku pelajaran yang disediakan oleh sekolah masih sangat minim. Sekalipun ada beberapa peserta didik yang memiliki buku pelajaran ternyata ia tidak begitu tertarik mencari informasi dari buku pelajaran. Hal ini dimungkinkan karena pada buku pelajaran materi dibahas begitu luas, tidak langsung menuliskan esensi dari materi tersebut. Akibatnya, hasil belajar fisika peserta didik tidak mencapai standar KKM yang ditentukan sekolah. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik, guru perlu merancang dan mengembangkan pembelajaran yang memfokuskan pada interaksi peserta didik. Peserta didik perlu diberi kesempatan lebih luas untuk menggali kemampuannya dalam belajar fisika. Salah satu usaha untuk membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik adalah dengan memberikan alternatif metode belajar, media belajar dan strategi belajar. Dari sekian alternatif belajar, maka dipilih media pembelajaran Lembar Kerja Berstruktur (LKB) dalam upaya peningkatan hasil belajar fisika peserta didik. Dengan menggunakan LKB penerimaan peserta didik terhadap pelajaran fisika diharapkan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pemahaman dengan baik. Juga peserta didik dapat memahami setiap materi yang dibahas saat pelajaran sedang berlangsung. Dengan menggunakan LKB menunjang interaksi belajar mengajar di kelas karena pada LKB memuat materi pelajaran, contoh soal, dan latihan soal sekaligus. Sehingga memberi keuntungan bahwa dengan menggunakan LKB hasil belajar fisika peserta didik akan lebih meningkat. Dalam proses pembelajaran fisika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 88 secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Pendapat Pujawan (2010) menyebutkan mengenai pembagian LKS menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1) LKS tak berstruktur adalah lembaran sarana untuk menunjang materi pembelajaran sebagai sumber kegiatan belajar siswa yang dipakai guru untuk menyampaikan pembelajaran. Lembar kerja ini dapat dipakai untuk mempercepat proses pengajaran, memberi dorongan belajar tiap individu atau melengkapi materi pelajaran buku paket dan dapat berisi peunjuk tertulis atau digunakan dengan pengarahan. 2) LKS berstruktur adalah lembar kerja yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu program kerja pelajaran dengan sedikit bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pembelajaran tersebut. LKS terstruktur dilengkapi dengan petunjuk dan pengarahan tetapi tidak dapat menggantikan peranan guru. Artinya, secara keseluruhan guru masih memegang peranan dalam pelaksanaan dan perencaan mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya yaitu menyangkut kegiatan utama seperti memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan serta dorongan. Sedangkan kegunaan lembar kerja berstruktur dalam pengajaran fisika antara lain: 1) merupakan alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau pengenalan. Suatu keinginan tertentu (konsep, prinsip, dan skill) sebagai variasi kegiatan belajar mengajar, 2) mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu pengajaran suatu pokok bahasan, sebab telah dipersiapkan sebelumnya, 3) dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal karena peserta didik dalam menyelesaikan tugas itu dengan kecepatannya, dan 4) dapat membangkitkan minat peserta didik, jika lembar kerja terstruktur dituntun secara menarik, sistematik, dan bergambar. Berdasarkan uraian tersebut di atas sebagai bahan pemikiran yang melatarbelakangi sehingga peneliti mengangkat permasalahan ini dengan judul Upaya Meningkatan Hasil Belajar Fisika melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Pallanggga. Dengan rumusan masalah, yaitu Apakah dengan penggunaan lembar kerja berstruktur dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik?

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 89 II. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong penelitian tindakan yang berbasis kelas (Classroom Action Research) yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk meningkatan hasil belajar fisika melalui pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Berstruktur (LKB) pada siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa Pada penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu: 1) Variabel tindakan adalah pembelajaran menggunakan lembar kerja berstruktur. Pembelajaran Menggunakan Lembar kerja berstruktur adalah suatu pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja yang memuat materi pelajaran, contoh soal, dan latihan soal dan dirancang untuk membimbing peserta didik untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pembelajaran. 2) Variabel masalah adalah hasil belajar fisika. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti tes hasil belajar dalam ranah kognitif pada akhir setiap siklus penelitian yang mencakup pengetahuan (C 1 ), pemahaman (C 2 ), aplikasi (C 3 ), analisis (C 4 ), sintesis (C 5 ) dan evaluasi (C 6 ). Subyek penelitian ini adalah Peserta didik kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa dengan jumlah peserta didik 37 orang. Yang terdiri dari 18 laki-laki dan 19 perempuan. a. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus, yaitu siklus yang satu dengan yang lainnya yang merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Untuk memecahkan permasalahan maka dilakukan dilakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dan observasi pelaksanaan, direfleksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan tindakan. 1) Siklus I Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali pertemuan proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus. Siklus ini dibagi atas 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. a) Tahap perencanaan 1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA fisika di kelas VII 1 pada tanggal 18 September 2012 untuk membahas masalah yang akan diselesaikan dengan pembelajaran menggunakan lembar kerja berstrutur. Adapun hasil yang diperoleh yaitu, sebagian besar peserta didik tidak memiliki buku paket, dan minat peserta didik untuk belajar fisika masih sangat rendah sehingga hasil belajar fisika sebagian besar peserta didik tidak mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. 2) Menelaah kurikulum fisika kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga.

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 90 3) Mempelajari materi pembelajaran yang akan diajarkan pada siklus I. materi pelajaran yang akan diajarkan adalah pengukuran, besaran pokok dan besaran turunan, serta konversi satuan. 4) Membuat perangkat pembelajaran dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dosen pembimbing, dosen validator, dan guru mata pelajaran fisika yang meliputi: a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selengkapnya terdapat pada lampiran A b) Lembar Kerja Berstruktur (LKB). Selengkapnya terdapat pada lampiran B c) Kisi-kisi instrumen soal. Selengkapnya terdapat pada lampiran C d) Alat evaluasi hasil belajar berupa tes siklus. Selengkapnya terdapat pada lampiran D e) Lembar observasi aktivitas guru. Selengkapnya terdapat pada lampiran H f) Lembar observasi aktivitas peserta didik. Selengkapnya terdapat pada lampiran I g) Angket respon peserta didik. Selengkapnya terdapat pada lampiran J b) Tahap tindakan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung 3 kali pertemuan, dengan lama waktu setiap pertemuan (tatap muka) adalah 2 x 40 menit. Peneliti bertindak sebagai orang yang memberikan tindakan yang diamati oleh guru mata pelajaran fisika sedangkan mahasiswa lain bertindak sebagai observer yang mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti membentuk 8 kelompok kecil beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa agar memudahkan peneliti dan observer dalam mengamati dan membimbing siswa. Secara umum tahap-tahap pelaksanaan tindakan meliputi: c) Tahap observasi dan evaluasi Pada tahap ini diadakan proses observasi dan pencatatan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan aktivitas peneliti dalam proses pembelajaran, menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang diisi oleh observer (guru mata pelajaran fisika). Sedangkan pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer (rekan mahasiswa). Pada akhir siklus I dilakukanlah evaluasi dengan memberikan ulangan harian (tes siklus I) yang terdiri dari 25 nomor soal pilihan ganda untuk mengukur sejauh mana penguasaan peserta didik tentang materi yang telah diajarkan. d) Tahap refleksi Pada akhir siklus I diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh, baik dari hasil belajar maupun catatan observer dari lembar observasi yang diambil selama proses belajar mengajar berlangsung. Kekurangan-

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 91 kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus berikutnya. 2) Siklus II Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yang terdiri dari 3 kali pertemuan proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk tes siklus. Siklus ini dibagi atas 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II relatif sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Siklus II dilakukan sebagai kelanjutan dari penyempurnaan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada tahap analisis dan refleksi, data yang telah diperoleh sebagai hasil observasi dan evaluasi pada siklus II, selanjutnya dianalisis dan dikaji sebagaimana pada siklus II, untuk menentukan tingkat keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian dan diperoleh hasil bahwa telah mencapai indikator yang telah ditentukan. b. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa. Data yang diperoleh dari suatu sumber data berupa data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh melalui: 1) Tes hasil belajar fisika tiap akhir siklus 2) Lembar observasi, dan 3) Lembar respon/tanggapan siswa. Adapun cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Data tentang hasil belajar siswa sambil dengan menggunakan tes hasil belajar fisika pada setiap siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah multiple choise (pilihan ganda) sejumlah 25 nomor pada siklus I dan 25 nomor pada siklus II yang disesuaikan dengan indikator yang ada dan disertai 4 pilihan jawaban dengan penskoran 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. 2) Data tentang kondisi pembelajaran selama tindakan penelitian menggunakan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. 3) Data tentang tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan memberikan angket pada akhir siklus II. c. Teknik Analis Data 1) Pengolahan data penelitian dilakukan setelah terkumpul data. Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara kualitatif, sedangkan hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga dianalisis secara kuantitaif dengan menggunakan statistik deskriptif. Yaitu: nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar. Selain itu akan ditentukan pula standar deviasi tabel frekuensi dan nilai minimum dan maksimum yang peserta didik peroleh pada setiap akhir siklus.

Si kl us JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 92 Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G. 2) Pedoman pengkategorian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengkategorian menurut Arikunto (2005) sebagai berikut: a) Nilai 80 100 dikategorikan sangat tinggi b) Nilai 66 79 dikategorikan tinggi c) Nilai 56 65 dikategorikan sedang d) Nilai 40 55 dikategorikan rendah e) Nilai 39 dikategorikan sangat rendah Sedangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dengan melihat Tabel 1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah. Tabel 1. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) Daya Serap Kategori Ketuntasan Siswa Minimal 0 63 Tidak Tuntas 64 100 Tuntas Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar fisika dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Perlakuan dianggap berhasil bila 70% peserta didik mencapai nilai minimal 64 dari hasil tes belajar yang dicapai. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Siklus I 1) Hasil analisis kuantitatif Tabel 2. Statistik nilai hasil belajar fisika peserta didik pada siklus I Statistik Nilai Statistik Subjek penelitian 37 Nilai maksimum ideal 100 Nilai rata-rata 62,16 Standar deviasi 18,37 Nilai tertinggi 96 Nilai terendah 20 Rentang nilai 76 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar fisika peserta didik pada siklus I Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 39 Sangat rendah 5 13,51 40 55 Rendah 5 13,51 56 65 Sedang 10 27,03 66 79 Tinggi 10 27,03 80-100 Sangat tinggi 7 18,92 Jumlah 37 100,00 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan belajar fisika peserta didik pada siklus I Daya Serap Kategori Frekuensi Persentase (%) 0 63 Tidak tuntas 14 38 64 100 Tuntas 23 62 Jumlah 37 100 2) Hasil analisis kualitatif Tabel 5. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I No 1 Aspek yang diamati Peserta didik yang hadir pada saat proses pembelajaran Pertemuan I II III IV 37 36 37 Ratarata Persentase (%) 36,67 99,10

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 93 2 3 4 5 6 7 8 Peserta didik yang mengumpulkan tugas PR yang diberikan Peserta didik yang memperhatikan penjelasan guru Peserta didik yang tekun membaca materi pada LKB Peserta didik yang aktif melakukan kerjasama mengerjakan latihan soal pada LKB Peserta didik yang mengacungkan tangan untuk menanggapi jawaban latihan soal yang dikemukakan peserta didik sebelumnya secara lisan atau di papan tulis Peserta didik yang mengajukan pertanyaan terkait materi pelajaran Peserta didik yang tidak tertib (melakukan hal-hal yang menyimpang, misalnya: mainmain,, ribut, mengganggu teman) selama kegiatan pembelajaran. 35 21 32 29,33 79,28 26 30 33 29,67 80,18 25 32 30 29,00 78,39 25 32 30 29,00 78,39 12 10 14 12,00 32,43 5 6 4 5,00 13,51 11 7 4 7,33 19,82 Berdasarkan Tabel 5 Hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran siklus I diperoleh bahwa pada siklus I dari 37 peserta didik, persentase peserta didik yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 99,10%, peserta didik yang mengumpulkan tugas PR sebanyak 79,28%, peserta didik yang memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 80,18%, peserta didik yang tekun membaca materi pada LKB sebanyak 78,39%, peserta didik yang aktif melakukan kerjasama mengerjakan latihan soal pada LKB sebanyak 78,39%, peserta didik yang mengacungkan tangan untuk menanggapi jawaban latihan soal yang dikemukakan peserta didik sebelumnya secara lisan atau di papan tulis sebanyak 32,43%, peserta didik yang mengajukan pertanyaan terkait materi pelajaran sebanyak 13,51%, dan peserta didik yang tidak tertib selama kegiatan pembelajaran sebanyak 19,82%. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa keaktifan peserta didik pada siklus I cukup baik, akan tetapi keaktifan peserta didik masih harus ditingkatkan guna menghasilkan proses pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik sehingga materi yang diajarkan dapat diserap lebih baik. 3) Refleksi siklus I Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes siklus berupa tes hasil belajar yang terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda. Keberhasilan peserta didik dilihat pada perolehan nilai yang mencapai KKM mata pelajaran fisika. KKM mata pelajaran fisika adalah 64. Setelah dianalisis ternyata hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan, peserta

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 94 didik yang memperoleh nilai KKM berjumlah 23 orang peserta didik dengan persentase 62%. Persentase tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang harus dicapai yakni 70% peserta didik yang memperoleh nilai KKM. Hal tersebut terjadi karena dalam pelaksanaan tindakan terdapat beberapa kekurangan. Adapun kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Masih ada peserta didik yang melakukan aktivitas lain pada saat guru menjelaskan materi pelajaran sehingga peserta didik tidak mampu menyerap materi yang disampaikan dengan baik. 2. Masih banyak peserta didik yang kemampuannya dalam berhitung rendah. 3. Yang menjawab latihan soal masih didominasi oleh siswa yang pintar sehingga kesempatan bagi peserta didik yang lain masih sangat kurang. 4. Masih banyak peserta didik yang kurang perhatian untuk menyetor tugas pekerjaan rumah dengan berbagai alasan yang mereka berikan. Dengan demikian, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan berbagai perbaikan sebagai berikut: 1. Membagikan LKB sebanyak dua buah ke masing-masing kelompok. 2. Memperhatikan peserta didik yang masih melakukan aktivitas lain saat materi pembelajaran dijelaskan dan memberikan teguran keras bagi peserta didik yang kurang disiplin. 2. Memperbanyak contoh soal, agar peserta didik terlatih dalam berhitung 3. Untuk peserta didik yang hasil belajarnya rendah dan mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal, diberikan bimbingan khusus di kelas dan diberi kesempatan untuk mengerjakan soal latihan di papan tulis. 4. Memberikan sanksi bagi peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas. b. Siklus II 1) Hasil analisis kuantitatif Data hasil belajar fisika peserta didik siklus II diperoleh dari pemberian tes hasil belajar fisika setelah menyelesaikan materi alat ukur. Adapun deskriptif nilai hasil belajar fisika peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6. Statistik nilai hasil belajar fisika peserta didik pada siklus II Statistik Nilai Statistik Subjek penelitian 37 Nilai maksimum ideal 100 Nilai rata-rata 69,94 Standar deviasi 14,70 Nilai tertinggi 96 Nilai terendah 32 Rentang nilai 64 Berdasarkan Tabel 6, diperoleh bahwa rata-rata nilai hasil belajar fisika setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah 69,94 dari nilai ideal yang dapat dicapai oleh peserta didik yaitu 100. Nilai tertinggi yang dicapai oleh peserta didik adalah 96 dan nilai terendah 32 dengan standar deviasi 14,70. Apabila nilai hasil belajar fisika peserta didik tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori sesuai dengan pengkategorian

Siklus II JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 95 menurut Arikunto, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar fisika peserta didik pada siklus II sebagaimana yang terlihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase nilai hasil belajar fisika pada siklus II Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 39 Sangat rendah 1 2,70 40 55 Rendah 6 16,22 56 65 Sedang 3 8,11 66 79 Tinggi 17 45,94 80-100 Sangat tinggi 10 27,03 Jumlah 37 100,00 Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase peserta didik yang berada pada kategori yang sangat rendah sebesar 2,70%, pada kategori rendah sebesar 16,22%, pada kategori sedang sebesar 8,11%, pada kategori tinggi sebesar 45,94% dan pada kategori sangat tinggi sebesar 27,03%. Sedangkan ketuntasan belajar peserta didik dapat dilihat berdasarkan pengkategorian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) daya serap peserta didik yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa yaitu 64. Maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan belajar Fisika pada siklus II sebagai berikut: Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan belajar fisika pada siklus II Daya Serap Kategori Frekuensi Persentase (%) 0 63 Tidak tuntas 9 24 64 100 Tuntas 28 76 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 8 diperoleh bahwa dari 37 orang peserta didik kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa, setelah pemberian tindakan pada siklus II ternyata sebanyak 9 orang (24,32%) peserta didik masuk pada kategori tidak tuntas dan 28 orang (75,68%) peserta didik yang masuk kategori tuntas. 2) Hasil analisis kualitatif Untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus II, dapat dilihat pada Tabel 9 hasil observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan. Tabel 9. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan Ratarata (%) Persentase I II III IV 1 Peserta didik yang hadir pada saat proses pembelajaran 37 37 37 37,00 100,00 2 Peserta didik yang mengumpulkan tugas PR yang 37 37 37 37,00 100,00 diberikan

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 96 3 Peserta didik yang memperhatikan penjelasan guru 30 32 35 32,33 87,39 4 Peserta didik yang tekun membaca materi pada LKB 37 35 37 36,33 98,19 5 Peserta didik yang aktif melakukan kerjasama mengerjakan latihan soal pada LKB 37 37 37 37,00 100,00 6 Peserta didik yang mengacungkan tangan untuk menanggapi jawaban latihan soal yang dikemukakan peserta didik sebelumnya secara lisan atau di papan tulis 9 23 15 19,00 51,35 7 Peserta didik yang mengajukan pertanyaan terkait materi pelajaran 4 2 3 3,00 8,11 8 Peserta didik yang tidak tertib (melakukan hal-hal yang menyimpang, misalnya: mainmain, ribut, mengganggu teman) selama kegiatan pembelajaran. 7 5 2 4,67 12,61 Berdasarkan Tabel 9 Hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran siklus II diperoleh bahwa pada siklus II dari 37 peserta didik, persentase peserta didik yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebesar 100%, peserta didik yang mengumpulkan tugas PR sebanyak 100%, peserta didik yang memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 87,39%, peserta didik yang tekun membaca materi pada LKB sebanyak 98,19%, peserta didik yang aktif melakukan kerjasama mengerjakan latihan soal pada LKB sebanyak 100%, peserta didik yang mengacungkan tangan untuk menanggapi jawaban latihan soal yang dikemukakan peserta didik sebelumnya secara lisan atau di papan tulis sebanyak 51,35%, peserta didik yang mengajukan pertanyaan terkait materi pelajaran sebanyak 8,11%, dan peserta didik yang tidak tertib selama kegiatan pembelajaran sebanyak 12,61%. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa keaktifan peserta didik pada siklus II sudah jauh lebih baik dibandingkan aktivitas peserta didik pada siklus I. 3) Refleksi siklus II Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai, maka diakhir pertemuan dilakukan tes siklus II dengan memberikan tes hasil belajar untuk melihat hasil belajar fisika peserta didik. Hasil yang dipeoleh ternyata peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 28 orang (76%) dari 37 orang peserta didik. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan sehingga pelaksanaan tindakan hanya sampai pada siklus II. c. Hasil Tanggapan Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Menggunakan LKB Dari hasil angket yang dibagikan, secara umum peserta didik merasa senang belajar fisika dengan menggunakan Lembar

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 97 Kerja Berstruktur (LKB). Mereka berpendapat bahwa belajar dengan menngunakan LKB, memudahkan mereka untuk paham dan mengerti terhadap pelajaran yang diterima. Belajar dengan menggunakan LKB membuat materi yang disampaikan bermakna, sehingga tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. Ada juga yang berpendapat bahwa belajar dengan menggunakan LKB sangat menarik, karena disertai dengan gambargambar menarik yang menjelaskan materi yang dipelajari. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan latihan soal juga cukup karena LKB sengaja dirancang untuk membantu guru mengefesienkan waktu pembelajaran. Pada akhirnya, pembelajaran dengan menggunakan LKB membuat peserta didik tertarik untuk belajar fisika dan membuat hasil belajar fisika peserta didik mencapi standar KKM yang ditetapkan. B. Pembahasan Dari hasil analisis data kuantitatif, diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik dari siklus I ke siklus II. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada jumlah peserta didik yang telah mencapai standar KKM dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik dapat terjadi karena pada siklus I, peserta didik hanya diberi satu buah LKB ke masing-masing kelompok. Sehingga memungkinkan tidak semua peserta dalam kelompok terlibat aktif dalam diskusi. Hal ini membuka peluang pada peserta didik untuk tidak disiplin dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, pada siklus II, guru membagikan LKB sebanyak dua buah ke masing-masing kelompok sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam berdiskusi untuk menjawab latihan soal yang tersedia pada LKB. Hasil analisis kualitatif dan tanggapan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Berstruktur (LKB) dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang peserta didik dan masing-masing kelompok diberikan dua buah LKB, dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran menggunakan LKB, peserta didik dituntut untuk berpikir secara mandiri, kemudian didiskusikan dengan teman kelompoknya. Selain itu, LKB yang berisi materi pelajaran, contoh soal, dan latihan soal yang disusun secara menarik dan sistematis dapat meningkatkan minat peserta didik untuk belajar fisika. Dengan demikian peserta didik tidak hanya menunggu jawaban dari guru tetapi peserta didik belajar secara kreatif dan cenderung mengerahkan semua kemampuannya, sehingga pembelajaran yang dialami menjadi bermakna dan terserap dalam pikiran tiap peserta didik. Hal ini membuat hasil belajar fisika peserta didik dapat meningkat. Meskipun dalam penelitian ini hasil belajar fisika mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai

JPF Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2302-8939 98 indikator keberhasilan penelitian, peningkatan hasil belajar fisika belum terlalu signifikan. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing kelompok hanya diberi dua buah LKB sehingga tidak semua siswa aktif untuk mengerjakan LKB. Rata-rata peserta didik yang aktif pada tiap kelompok hanya peserta didik yang pintar saja. Selain itu, masih ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak aktif dalam diskusi, dan tidak tertib selama proses pembelajaran. Peneliti tidak membagikan LKB ke setiap peserta didik berhubung keterbatasan dana peneliti. Jika masingmasing peserta didik diberikan LKB, maka tidak ada alasan peserta didik untuk tidak aktif dalam pembelajaran. Selain itu, LKB dapat dijadikan referensi utama oleh peserta didik ketika belajar di rumah sehingga hasil belajar fisika peserta didik dapat meningkat secara signifikan. IV. PENUTUP Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lembar kerja berstruktur dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa. Sehingga, pendekatan pembelajaran menggunakan lembar kerja berstruktur dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran fisika. Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1) Bagi guru, agar penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi sehingga tidak membosankan bagi peserta didik. 2) Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan acuan betapa pentingnya sarana pendukung dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran Lember Kerja Berstruktur (LKB). 3) Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama, agar memberikan LKB ke masingmasing peserta didik sehingga peserta didik semakin aktif dan akan lebih efektif. PUSTAKA pembelajaran Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Ekawarna.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pujawan. 2010. Pembagian LKS, (online),(http://matematikablendedlearn ing. blogspot.com/2010/11/kerja siswalks-terstruktur, diakses tanggal 8 maret 2012).