BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana. pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses yang kemudian

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG JASA LAYANAN UMRAH DAN HAJI PLUS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

BAB II. No. 83/DSN-MUI/VI/2012. A. Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 83/DSN-MUI/VI/2012 Tentang

(Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan. Langsung Berjenjang Syariah)

KEDUDUKAN HUKUM MLM. SHARIA COMPLIANCE By Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. (kemampuan kondisi keamanan perjalanan). 3. berkaitan dengan kesehatan jasmani, istiṭ ā ah amaliyah, yaitu

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

HASIL IJTIMA ULAMA IV MASAIL FIQHIYYAH MU ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KOMISI B-2

APA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Multi Level Marketing Dalam Pembiayaan Haji dan Umrah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dan kerugian. Prosentase keuntungan dan


BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam

BAB IV PENUTUP. disimpulkan bahwa praktik pembiayaan multi level marketing haji dan. umrah selain memiliki manfaat, namun memiliki potensi resiko

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud dari Bhineka Tunggal Ika, kekayaan yang harus dipelihara sebagai alat

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) 2018 FIRST TRAVEL

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SISTEM MARKETING HAJI DAN UMRAH DI KBIHRAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI

BAB III PRAKTEK SISTEM MARKETING DI KBIH RAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI. 1. Sejarah Berdirinya KBIH Raudhlatusy Syarifah Al- Mufti

BAB I PENDAHULUAN. bantuan orang lain. Demikian juga pada bidang bisnis dibutuhkan jaringan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

SYARAT KETENTUAN UMRAH PROMO (SKUP) FIRST TRAVEL

BAB III PRAKTIK PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) UMROH/HAJI PLUS DI PT. ARMINAREKA PERDANA CABANG BOJONEGORO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Usaha Gabungan Terpadu

Barang siapa mengamalkan sesuatu yang tidak ada contohnya dari kami maka akan tertolak (Riwayat Muslim)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

Seminar Perencanaan Ibadah

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN EKONOMI SYARIAH DAN

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

BAB I PENDAHULUAN. pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan. hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan agar kehidupan

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL No : 75/DSN MUI/VII/2009 Tentang PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas negara, maka negara telah berupaya mencapai tujuan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

PANDANGAN TENTANG MLM

commit to user BAB VI PENUTUP

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2008 TERHADAP PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KENMENAG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

PESAN DIREKSI. Bismillahhirrahmannirrahim. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB V PENUTUP. dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Perangkat atau pedoman itu terangkum dalam al-qur an dan al-hadits. Al-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang bisa diamati. 1

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah metode pemasaran

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

MAPPING PERBANDINGAN KHES FATWA DSN-MUI

Transkripsi:

139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana termasuk dalam katagori sistem penjualan langsung berjenjang (PLB), meskipun pengelola PT. Arminareka Perdana menyatakan bahwa pemasaran yang dilakukan bukan termasuk penjualan langsung berjenjang. Mereka juga mengungkapkan ketika mengurus perijinan pejualan dengan sistem berjenjang atau MLM pada Kementerian Perdagangan ternyata ditolak karena tidak memenuhi syarat. Klaim dari pihak PT. Arminareka penolakan tersebut menunjukkan bahwa sistem penjualan mereka bukan termasuk katagori penjualan berjenjang atau MLM. Namun merunut dari berbagai pengertian tentang penjualan langsung berjenjang pemasaran yang mereka jalankan tergolong dalam katagori penjualan berjenjang atau MLM. 2. PT. Reward Indonesia Madani (Travel-21-pLus) menerapkan konsep pemasaran berjenjang yang mengedepankan sistem saling menguntungkan, kerjasama dan transparan. Dalam sistem pemasaran yang dijalankan PT. Reward Indonesia Madani terdapat istilah up line (tingkat atas) dan dow nline (tingkat bawah). Up line dan down line merupakan suatu hubungan pada dua level yang berbeda, yakni ke atas

140 dan ke bawah, dan jika seseorang disebut upline, maka ia mempunyai downline, baik satu maupun lebih. Orang kedua yang disebut dengan down line ini juga kemudian dapat menjadi up line ketika dia behasil merekrut orang lain menjadi down linenya, begitu seterusnya. Setiap orang berhak menjadi up line sekaligus down line. Seorang up line akan mendapatkan manfaat berupa bonus/komisi dari perusahaan apabila down linenya berhasil melakukan penjualan produk yang dijual oleh perusahaan. Sistem pemasaran PT. Reward Indonesia Madani ini hampir sama dengan sistem pemasaran yang dipraktekkan PT. Arminareka Perdana. Perbedaannya, PT. Arminareka Perdana memiliki biro perjalanan umrah dan haji plus untuk memberangkatkan jama ah yang sudah membayar lunas, sedangkan PT. Reward Indonesia Madani tidak memiliki biro perjalanan umrah dan haji untuk memberangkatkan member yang telah membayar lunas. Member PT. Reward Indonesia Madani yang telah melunasi biaya perjalanan umrah atau haji akan diberangkatkan dengan biro perjalanan umrah dan haji lain. 3. Sistem pemasaran umrah dan haji plus PT. Arminareka Perdana belum sepenuhnya memenuhi ketentuan fatwa DSN-MUI tentang penjualan langsung berjenjang syariah perjalanan umrah. Masih ada 10 (sepuluh) ketentuan yang belum terpenuhi. Sedangkan sistem pemasaran umrah dan haji plus PT. Reward Indonesia Madani juga belum sepenuhnya memenuhi ketentuan fatwa DSN-MUI tentang penjualan langsung berjenjang syariah perjalan umrah. Masih ada 12 (dua belas) ketentuan

141 yang belum terpenuhi. Ketentuan mengenai Perusahaan wajib memiliki kemampuan untuk menyerahkan obyek akad, yakni memberangkatkan anggota untuk melaksanakan umrah pada tanggal yang jelas lebih rawan tidak terpenuhi dibandingkan PT. Arminareka Perdana. Jama ah baru bisa didafarkan keberangkatan umrah atau hajinya ke perusahaan biro jasa perjalanan umrah dan haji ketika biaya telah mencukupi. Demikian pula ketentuan mengenai tujuan obyek akad (berangkat umrah atau haji) lebih rawan untuk tidak terpenuhi karena jama ah tidak terdaftar pada biro penyelenggara haji dan umrah secara langsung. Ketika bonus atau komisi yang telah dikumpulkan telah memenuhi biaya haji atau umrah belum tentu uangnya digunakan untuk mendaftar haji atau umrah. B. Implikasi Hasil penelitian tentang penjualan langsung berjenjang jasa layanan umrah dan haji plus dalam perspektif hukum Islam studi multisitus PT. Arminareka Perdana dan PT. Reward Indonesia Madani Jakarta ini merupakan bukti ilmiah akan pentingnya penjualan langsung berjenjang yang sesuai syariah, apalagi dalam penjualan jasa layanan umrah dan haji plus, karena kesyariahan sistem dalam penjualan jasa layanan umrah dan haji plus akan menentukan kehalalan jasa atau produk yang dijual dan itu erat kaitannya dengan kemabruran umrah atau haji yang dilaksanakan. Adanya temuan bahwa sistem pemasaran yang dilakukan PT. Arminareka Perdana dan PT. Reward Indonesia Madani

142 belum sepenuhnya memenuhi ketentuan fatwa DSN-MUI membawa implikasi berikut ini. 1. Transaksi yang dilakukan kedua perusahaan tersebut dengan jama ah/member belum sepenuhnya terjamin kehalalannya. 2. Kedua perusahaan tersebut harus segera menyesuaikan sistem pemasarannya sesuai dengan fatwa-fatwa DSN-MUI. C. Saran Ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang memiliki pahala dan keutamaan yang besar. Supaya ibadah haji dan umrahnya diterima oleh Allah, maka proses perjalanan ibadah haji dan umrahnya harus sesuai syariat. Karena tidak semua orang memiliki uang yang cukup untuk bisa langsung membayar biaya haji dan umrah, maka perlu diberikan solusi yang halal agar keinginannya bisa tercapai. Melalui sistem pemasaran perjalanan haji dan umrah sistem berjenjang yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari ah, insya Allah keinginan calon jama ah bisa dikabulkan oleh Allah. Berkaitan dengan temuan masih ada beberapa ketentuan fatwa DSN-MUI tentang PLBS penyenggaraan umrah yang belum dipenuhi PT. Arminreka Perdana dan PT. Reward Indonesia Madani disarankan berikut ini. 1. Perusahaan wajib memiliki kemampuan untuk menyerahkan obyek akad, yakni memberangkatkan anggota untuk melaksanakan umrah;

143 kemampuan tersebut meliputi kemampuan permodalan, kemampuan manajerial, dan kemampuan operasional. 2. Obyek akad yang berupa Jasa Perjalanan Umrah harus jelas rinciannya pada saat akad, antara lain bimbingan manasik, visa, akomodasi, transportasi (pesawat terbang dan transportasi di tanah suci), catering, muthawwif, ziarah, dan pengurusan di bandara (handling airport). 3. Jama ah hanya boleh terdaftar pada satu titik atau satu kali dalam satu program paket perjalanan umrah yang sama dan/atau dalam satu program pemasaran umrah, untuk menghindari money game. 4. Obyek akad harus dipastikan waktu penyerahannya (pelaksanaan perjalanan umrah) pada saat akad. 5. Obyek akad harus menjadi tujuan akad (muqtadha/ ghayah al-'aqd) bagi jama ah (untuk menghindari gharar yang berupa mukhalafat almaqshud). 6. Apabila terjadi pembatalan dari pihak jama ah atas ijarah mausufah fi al-dzimmah berdasarkan udzur syar i, maka semua harga obyek akad yang telah diserahkan kepada perusahaan akan dikembalikan kepada jama ah setelah dikurangi biaya-biaya nyata yang wajar. 7. Jumlah jama ah/mitra level bawah (down-line) dan yang dibina oleh mitra level atas (up-line) harus dibatasi sesuai kebutuhan dan kewajaran untuk umrah.

144 8. Imbalan ju'alah yang diberikan kepada jama ah harus berasal dari komponen biaya paket perjalanan umrah yang telah diakui dan dibukukan sebagai pendapatan perusahaan dan/atau dari kekayaan perusahaan. 9. Imbalan ju'alah harus digunakan seluruhnya atau disisihkan sebagiannya untuk biaya keberangkatan umrah, guna menghindari penyimpangan tujuan mengikuti PLBS, yaitu melaksanakan umrah (bukan bertujuan untuk mendapatkan imbalan semata). 10. Imbalan ju'alah yang dijanjikan oleh perusahaan kepada jama ah tidak menimbulkan ighra. 11. Penyelenggaraan PLBS Jasa Perjalanan Umrah harus terhindar dari muqamarah, gharar, maysir, riba, dharar, zhulm, money game, ighra', jahalah, tadlis, gisysy, talbis, kitman, dan syubhat. 12. Dalam hal jama ah tidak mampu lagi menambah dana untuk membayar kekurangan biaya umrah dan/atau yang bersangkutan gagal merekrut mitra lainnya dalam jangka waktu yang disepakati para pihak, sehingga tidak berhasil mendapatkan dana yang cukup untuk melunasi biaya perjalanan umrah, maka perusahaan wajib mengembalikan komponen biaya paket jasa perjalanan umrah dari dana milik jama ah/mitra tersebut setelah dikurangi biaya yang nyata. 13. calon jama ah haji dan umrah supaya berhati-heti terhadap tawaran untuk bergabung dalam sistem pemasran haji dan umrah. Cermati

145 terlebih dahulu apakah sistem yang ditawarkan sudah memenuhi ketentuan syariat dan memiliki legalitas yang lengkap. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan kajian tentang penjualan langsung berjenjang bisnis lainnya. Di Indonesia telah marak berbagai macam bisnis yang menggunakan sistem penjualan langsung berjenjang atau MLM. Seiring dengan kehadiran banyaknya MLM, muncul perbedaan pendapat mengenai kehalalannya. Melaui kajian ilmiah terkait analisis syar i tentang praktek-praktek bisnis yang menggunakan sistem MLM diharapkan umat Islam memiliki panduan untuk memilih bisnis MLM yang sesuai syariat.