BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini. menggunakan bahan bakar batubara dalam prosesnya.

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Abstrak. Kata kunci: padam total, kedip tegangan, relai proteksi pembangkit. Abstract

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III KRONOLOGI & DAMPAK GANGGUAN

BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Analisa Gangguan Satu Fasa ke Tanah yang Mengakibatkan Sympathetic Trip pada Penyulang yang tidak Terganggu di PLN APJ Surabaya Selatan

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

Politeknik Negeri Sriwijaya

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

1. Proteksi Generator

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

38 BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN 4. Gangguan PLTU 2 Banten Labuan PLTU 2 Banten Labuan terdiri dari 2 unit yang masing-masing memilki daya terpasang 300 MW. Output tegangan dari generator sebesar 20 KV yang kemudian dinaikkan oleh Generator Transformer (GT) menjadi 50 KV. Dari GT ini akan di masukkan ke Gardu Induk Labuan. Janis gardu induk Labuan ini adalah Gas Insulation Substasion atau Gas Insulation Switchgear (GIS) 50 KV menggunakan gas SF 6 sebagai media pendinginya. GIS 50 KV Labuan ½ Breaker. MENES MENES 2 SAKETI SAKETI 2 DIAMETER DIAMETER 2 50KV BUSBAR B DIAMETER 3 DIAMETER 4 5B-2 5B2-2 5B3-2 5B4-2 5B-3 5B 5B- 5B2-3 5B2 5B2-5B3-3 5B3 5B3-5B4-3 5B4 5B4-5AB-2 5AB2-2 5AB3-2 5AB4-2 5AB 5AB2 5AB3 5AB4 5AB- 5AB2-5AB3-5AB4-5A-3 5A-2 5A 5A2-3 5A2-2 5A2 5A4-3 5A4-2 5A4 5A- 5A2-5A4-50KV BUSBAR A SST GT GT 2 Gambar 4.. Single Line Diagram PLTU Labuan GIS 50 kv Labuan 38

39 Gardu induk Labuan terdiri dari unit circuit breakers, 29 kelompok pemisah, 3 kelompok pemisah pentanahan. Semua peralatan bermerk XI AN SHIKY terkecuali pegas mekanisme hidrolik diimpor dari ABB dan motor untuk spring Circuit Breaker bermerk Groschop buatan jerman. serta memiliki 7 BAY yang diantaranya meliputi:. BAY Penghantar 50 KV Menes 2. BAY Penghantar 50 KV Menes 2 3. BAY Penghantar 50 KV Saketi 4. BAY Penghantar50 KV Saketi 2 5. BAY GT ( GENERATOR TRANSFORMATOR ) @370 MVA 6. BAY GT ( GENERATOR TRANSFORMATOR ) 2 @370 MVA 7. BAY SST ( Startup/Standby TRANSFORMATOR ) @ 25 MVA Pada hari Senin, 8 April 20, jam 4:56:54.998 WIB Turbine Unit trip dan jam 4:56:55.486 WIB Turbine Unit 2 trip. Gangguan di indikasikan berasal dari line saketi 50 kv. Berikut data hasil Download dari relay jarak GE D60 Multilin. Tabel 4. Data gangguan Rele Type GE D60 Multilin

40 Keterangan : Prefault Magnitude : Arus dan tegangan sebelum gangguan Prefault Angle : Sudut fasa arus dan tegangan saat terjadi gangguan. Fault magnitude : Arus dan tegangan sebelum terjadi gangguan Fault Angle : Sudut fasa arusa dan tegangan saat gangguan Berdasarkan table 4., gangguan terjadi di line saketi pada jarak 9. km. Dari data arus sebelum gangguan dan sesudah gangguan, jenis gangguannya merupakan hubung singkat 3 fasa, karena gangguan ini menyebabkan Arus Ia, Ib, Ic naik dan Va, Vb, Vc turun, dan sudut fasa bergeser tetapi beda fasa tetap 20. Bentuk gelombang sebelum dan sesudah gangguan dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini. Gambar 4.2 Oscillography Distance Relay D 60

4 4.2 Analisa Perhitungan Arus Hubung Singkat Untuk menghitung arus hubung singkat, di hitung sesuai titik gangguan yang telah dideteksi olek rele jarak sesuai table 4., yaitu di line saketi sejauh 9. km. SAKETI # #2 50 kv # Fault 9. km #2 BUS A 5B 5B2 5B3 5B4 5AB 5AB2 5AB3 5AB4 5A 5A2 50 kv 5A4 BUS B GT # GT #2 20 kv 20 kv G # G #2 SST UAT # UAT #2 Gambar 4.3 Diagram Satu Garis Titik Gangguan Tabel 4.2 Data Generator Unit dan 2 Jenis Data Tipe Daya Mampu (P) Faktor daya (cos µ) Keterangan QFSN-300-2-20B 300MW 0.85 (lagging)

42 Tegangan Kerja (V) Kapaitas Arus (I) Frekuensi Kerja (f) Tegangan Penguat (Vf) Arus Penguat (If) 20 kv 089 A 50 Hz 455 V 2075 A X d.7826 X' d 0.923(Saturated value ) X" d 0.727(Saturated value ) X 2 0.737(Saturated value ) Metode Eksitasi Metode Pendingin Pentanahan Netral Trafo Shunt static self-excitation system Water-hydrogen-hydrogen Rated Voltage 20 kv / 0.22 kv Tabel 4.3 Data Main Transformer Unit /2 Jenis Data Kapasitas Daya Rasio Tegangan Kerja Rasio Arus Kerja Vektor group Keterangan 370 MVA 50 ± 4 2.5% / 20kV 424. A /068 A YN,d Tegangan Impedansi 4 % Impedansi Urutan Nol Operasi saat beban penuh tanpa pendingin 8Ω / phase 20 min

43 Tabel 4.4 Data Line 50 kv Saketi Jenis Data Panjang Saluran R Keterangan 20 km (double) 0.04 Ω/km X 0.282 Ω/km(Z =0.2842 Ω/km ) Z0 Z 0 3Z (Double circuit) Maximum operation mode (3) I 3.68KA I () 4.KA K K Minimum operation mode (3) I K 9.6KA I () K 0.2KA 4.2. Menentukan Nilai Impedansi Masing-Masing Peralatan Sebelum menentukan impedansi masing-masing peralatan, kita menentukan harga dasar (base) yang akan digunakan dalam perhitungan ini : Base Daya (S B ) = 00 MVA Base Tegangan = Sesuai angka perbandingan pada transformator. Untuk menentukan base arus, menggunakan persamaan 3.8, maka perhitungan base arus adalah sebagai berikut : 3 00x0 Base Arus = 3x50 00000 = = 384.8 A 259,8 a. Menentukan Impedansi Baru Generator Untuk menentukan nilai impedansi baru generator dalam satuan Per Unit (PU), menggunakan persamaan 3.3 dan data impedansi sesuai table 4.3, sehingga perhitungan impedansinya adalah :

44 = 0.0489 pu b. Menentukan Impedansi Baru Main Transformer Untuk menentukan nilai impedansi baru Main Transformer dalam satuan Per Unit (PU), menggunakan persamaan 3.3 dan data impedansi sesuai table 4.4, sehingga perhitungan impedansinya adalah : = 0.0378 pu c. Menentukan Impedansi Baru Transmisi Saketi 50 kv Untuk menentukan nilai impedansi baru Transmisi Saketi 50 kv dalam satuan Per Unit (PU), menggunakan persamaan 3.3 dan data impedansi sesuai table 4.5, sehingga perhitungan impedansinya adalah : - Impedansi Ujung Saluran Saketi (20 km) = 0.0253 PU - Impedansi Titik Gangguan Saluran Saketi (9. km) = 0.05 pu Sehingga gambar impedansi urutan posistif di atas adalah sebagai berikut :

45 50 kv XS=0.0253 pu atau XS2=0.05 pu XT=0.0378 pu XT2=0.0378 pu 20 kv 20 kv XG=0.0489 pu XG2=0.0489 pu 2 Gambar 4.4 Nilai Impedansi Urutan Positif Dari gambar diatas, maka dapat dihitung proses untuk menghitung nilai impedansi total sebagai berikut : X seri = XG + XT = 0.0489pu + 0.0378pu = 0.0867 pu. X seri 2 = XG2 + XT2 = 0.0489pu + 0.0378pu = 0.0867 pu. XS=0.0253 pu atau XS2=0.05 pu Xseri =0.0867 pu Xseri 2=0.0867 pu

46 Xparallel Xseri Xseri2 0.0867 0.0867 Xparallel = 0.04335 pu XS=0.0253 pu atau XS2=0.05 pu X parallel=0.04335 pu Dari perhitungan diatas, maka untuk menentukan impedansi total adalah sebagai berikut : a. Impedansi total Untuk jarak transmisi 20 km (XT) XT = X parallel + XS = 0.04335 pu + 0.0253 pu = 0.06865 pu b. Impedansi total Untuk jarak transmisi 9. km (XT2) XT = X parallel + XS2 = 0.04335 pu + 0.05 pu = 0.05485 pu XT=0.06965 pu XT2=0.05485 pu

47 4.2.2 Perhitungan Arus Hubung Singkat 3 Fasa Transmisi Saketi a. Perhitungan Arus Hubung Singkat Saketi Pada Titik Ujung (20 km) Untuk menghitung arus hubung singkat 3 fasa, menggunakan persamaan 3.4 dan perhitungan impedansi total yang telah dihitung : I hs 3Ø = XT 0.06865 pu 4.56 pu Karena masih dalam satuan pu, maka nilai arus hubung singkat 3 fasa diubah ke satuan ampere menggunakan persamaan 3., berikut perhitunganya : Harga arus sebenarnya = Per unit Arus x Harga Base Arus Harga arus sebenarnya = 4.56 pu x 384.8 A = 5602.68 A b. Perhitungan Arus Hubung Singkat Saketi Pada Titik Gangguan (9. km) Untuk menghitung arus hubung singkat 3 fasa, menggunakan persamaan 3.4 dan perhitungan impedansi total yang telah dihitung : I hs 3Ø = XT 2 0.05485 pu 8.23pu Karena masih dalam satuan pu, maka nilai arus hubung singkat 3 fasa diubah ke satuan ampere menggunakan persamaan 3., berikut perhitunganya : Harga arus sebenarnya = Per unit Arus x Harga Base Arus Harga arus sebenarnya = 8.23 pu x 384.8 A = 7000.32 A Dari data gangguan dan perhitungan arus hubung singkat, dapat dipastikan bahwa gangguan yang terjadi adalah hubung singkat 3 fasa. Gangguan yang terjadi di saketi kemungkinan besar memang karena sambaran petir, hal ini didasarkan pada :

48. Arrester di Gardu Induk Saketi counternya bertambah yang artinya arrester telah bekerja pada semua fasa R,S,T ketika terjadi gangguan di transmisi 50 kv saketi. 2. Arrester antara GIS dan GT#, GT#2, SST juga bekerja yaitu counternya bertambah pada fasa R. 3. Tetapi Arrester di GIS Labuan sisi outgoing saluran 50 kv saketi tidak bekerja. 4.3. Analisa Gangguan PLTU 2 banten Labuan 4.3. Urutan Kejadian Berdasarkan data yang diperoleh, berikut urutan kejadian:. Rele Jarak di GIS 50 kv Labuan mendeteksi gangguan hubung singkat 3 fasa di line arah saketi sejauh 9. km (lihat tabel 4.). 2. CB/PMT 5AB4 mendeteksi gangguan dengan waktu pick up 4:56:54:053. Jenis gangguan 3 fasa, hal ini dapat dilihat di data gangguan adanya Re_tripping element single pole dan double pole dengan kode (op_retrpa, op_retrpb, op_retrpc, op_retrp3p) yang waktunya 53 ms. Auto reclose block dibuktikan dengan input biner VEBI_lockout :. Setelah PMT open, ada input biner dari relay proteksi generator / transformer setelah 6584 ms. 3. CB/PMT 5B3 mendeteksi gangguan dengan waktu pick up 4:56:54:054. Jenis gangguan 3 fasa, hal ini dapat dilihat di data gangguan adanya Re_tripping element single pole dan double pole dengan kode (op_retrpa, op_retrpb, op_retrpc, op_retrp3p) yang waktunya 53 ms. Auto reclose block dibuktikan dengan input biner VEBI_lockout :.

49 4. CB/PMT 5B4 mendeteksi gangguan dengan waktu pick up 4:56:54:060. Jenis gangguan 3 fasa, hal ini dapat dilihat di data gangguan adanya Re_tripping element single pole dan double pole dengan kode (op_retrpa, op_retrpb, op_retrpc, op_retrp3p) yang waktunya 73 ms. Auto reclose block dibuktikan dengan input biner VEBI_lockout :. 5. Pada saat kejadian pada point,2,3 dan 4 diatas, kemungkinan terjadi drop tegangan di sisi pembangkit yaitu tegangan 20 kv, dibuktikan dengan indikasi alarm under voltage di inverter motor penggerak Coal Feeder unit dan unit 2 dan hal ini menyebabkan MFT bekerja oleh sinyal kehilangan bahan bakar atau Loss of Fuel. Selain coal feeder, peralatan auxiliary pembangkit yang sensisitif terhadap drop tegangan juga trip diantaranya seperti : lube oil pump, cooling pump, dan air compressor. 6. Turbin unit Trip pukul : 4:56:54.998. dibuktikan dengan G-T management relay cubicle A unit yang mendeteksi Main Steam Valve (MSV) turbin close pukul 4:56:55.035. 7. Turbin unit 2 trip pukul 4:56:55.486. dibuktikan dengan G-T management relay cubicle A unit 2 yang mendeteksi Main Steam Valve (MSV) turbin close pukul 4:56:55.50. Setelah kejadian Ini G-T management relay cubicle B unit 2 memerintahkan proteksi sequence reverse power bekerja pukul 4:56:57.92. 8. PMT/CB 5A4 trip pukul 4:57:0.879 9. Pada saat MSV turbin unit trip (point 6) menyebabkan G-T management relay cubicle A dan B unit alarm proteksi reverse power pukul 4:57:28.877. Kemudian menyebabkan G-T management relay cubicle A unit memerintahkan reverse power bekerja pukul 4:57:28.8. Kemudian menyebabkan G-T

50 management relay cubicle B unit memerintahkan reverse power bekerja pukul 4:57:28.837. 0. PMT/CB 5AB2 trip pukul 4:57:30.028.. PMT/CB 5A2 trip pukul 4:57:0.088. 4.3.2 Kondisi PLTU dan GIS sebelum gangguan. Berikut kondisi unit dan unit 2 sebelum trip : - Kondisi Unit Sebelum Gangguan Beban : 260 MW MSM : Medium Speed Mill (MSM) yang beroperasi MSM A, MSM B, MSM C, MSM E (MSM D tidak siap) - Kondisi Unit 2 Sebelum Gangguan Beban : 238 MW MSM : Medium Speed Mill (MSM) yang beroperasi MSM A, MSM B, MSM D, MSM E (MSM C tidak siap). 2. Data Beban GIS Labuan Sebelum gangguan Tabel 4.5 Data Beban GIS 50 kv Labuan Sebelum Gangguan Waktu Menes Menes 2 Saketi Saketi 2 (MW) (MW) (MW) (MW) 3:00 242. 24.2 6.75 6.3 3:5 243.9 242.55 6.75 6.3 3:30 243 242.55 6.75 6.3 3:45 239.85 238.95 8.55 8. 4:00 233.55 232.65 8.55 8. 4:5 225.9 225 8.55 8. 4:30 22.85 220.5 8.55 8. 4:45 26 25. 8.55 8.

5 4.3.3 Analisa Trip Unit dan 2 PLTU 2 Banten Labuan. Rele jarak mendeteksi gangguan hubung singkat 3 fasa Saketi 2 dan PMT 5B4, PMT 5AB4, PMT 5B3 open. Sistem pengaman di saluran sudah bekerja, tetapi semestinya tidak menimbulkan pembangkit trip, karena beban yang di salurkan lewat line saketi 2 sebesar 8. MW (tabel 4.5) dan beban lebih banyak di salurkan ke Menes dan 2. 2. Pembangkit trip diawali oleh tripnya semua peralatan coal feeder karena terjadi under voltage, hal ini bisa dilihat pada Variable Speed Drive (VSD) ada alarm undervoltage. ALARM UNDER VOLTAGE Gambar 4.5 Electronic Coal feeder Dengan tripnya coal feeder maka suplai bahan bakar yang masuk ke Mill akan berhenti, sehingga bahan bakar yang masuk ke ruang bakar boiler juga akan stop. Sehingga sebagai pengaman boiler akan trip dari sinyal loss of fuel sehingga Main Fuel Trip (MFT) bekerja dan boiler trip. Berikut tampilan DCS MFT first out.

52 Gambar 4.6 Tampilan DCS MFT / Penyebab Boiler Trip 3. Karena Boiler trip, maka sinyal MFT akan memerintahkan turbin trip oleh ETS. Jika boiler trip maka produksi uap akan berhenti, sehingga turbin juga akan trip karena suplai uap ke turbin juga terganggu, sebagai pengaman turbin harus trip. Gambar 4.7 DCS ETS Turbin Trip

53 4.4. Dampak Kejadian Terhadap PLTU 2 Banten Labuan Dengan trip-nya pembangkit, menyebabkan pembangkit kehilangan kemampuan unit yang semestinya bisa di transfer ke system. Berikut dampak kejadian. 4.5. Dampak Terhadap Unit PLTU Labuan Unit. Kehilangan kemampuan unit : 260 MW selama 33 jam 2. Loss of opportunity : 8580 MWh 3. Peralatan yang rusak : PCV HP by pass oil bocor, LP By pass hanger lepas, turning gear start gagal. 4.5. Dampak Terhadap Unit PLTU Labuan Unit 2. Kehilangan kemampuan unit : 238 MW selama 24 jam 2. Perkiraan Loss of opportunity : 572 MWh.