BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH KABUPATEN SUBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Penduduk dan Tenaga Kerja Subang Dalam Angka Tahun PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun Figure 2. Trend Of Population Number In Subang,

INDUSTRI PENGOLAHAN DAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

6.2. AIR MINUM Selain industri di atas, industri penyediaan air minum merupakan salah satu industri vital bagi. Subang Dalam Angka Tahun

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Penduduk dan Tenaga Kerja

III. METODE PENELITIAN

Industri Pengolahan Subang Dalam Angka Tahun 2010

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG

2. PEMERINTAHAN,HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kata Kunci : Strategi, Implementasi, Wilayah Pengembangan (WP), dan Hirarki Kota

Gambaran Umum BAB I GAMBARAN UMUM

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Pemerintahan Subang Dalam Angka Tahun PEMERINTAHAN, HANSIP, PERANGKAT DESA, PERTANAHAN DAN HASIL PEMILU

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Subang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN KONSERVASI LAHAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERESAPAN AIR

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

PENDAHULUAN Latar Belakang

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

DAERAH PELAYANAN SPAM I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

Air Bersih Tak Kunjung Tiba, Pelanggan Menangis, PDAM Angkat Tangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

-1- DOKUMEN STANDAR EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

65 BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH KABUPATEN SUBANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 mengisyaratkan bahwa air dikuasai oleh negara untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1987 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada daerah, maka pelayanan air bersih diserahkan kepada pemerintah kota/kabupaten sebagai utusan pemerintah daerah. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah diserahkan kepada PDAM. Bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan terhadap gambaran umum wilayah Kabupaten Subang dan tinjauan terhadap PDAM Kabupaten Subang sebagai penyedia jasa air bersih Kabupaten Subang. Hal yang menjadi tinjauan dari PDAM Kabupaten Subang adalah siatem penyediaan air minum (SPAM), sumber air baku, fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan distribusi, cakupan pelayanan dan sebaran pelanggan, kualitas pelayanan air bersih, dan tarif serta penerimaan PDAM Kabupaten Subang. 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Air minum merupakan salah satu kebutuhan vital bagi penduduk untuk memenuhi hajat hidupnya. Ketersediaan air minum yang sehat bagi penduduk secara memadai akan membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Disisi lain perusahaan air minum yang semakin berkembang dan dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui PDAM secara langsung akan semakin menambah pendapatan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang. Berdasarkan relief permukaan, kemiringan lereng, dan beda tinggi elevasinya, daerah Kabupaten Subang secara umum dapat dibagi menjadi empat satuan morfologis, yaitu dataran, perbukitan bergelombang landai hingga agak curam, perbukitan curam dan pegunungan. Ditinjau dari segi teknik kerekayasaan, Kabupaten Subang memiliki potensi yang sangat baik untuk berbagai jenis kegiatan budidaya. Wilayah Kabupaten Subang memiliki kemiringan yang relatif datar yakni 80,80% luas wilayahnya dengan kemiringan 0 0-17 0. Beberapa daerah yang masih sering dilanda banjir dan genangan air dapat diatasi dengan percepatan aliran drainase. Sedangkan tempat-tempat yang sering mengalami kekeringan dapat diatasi dengan upaya pencarian sumber-sumber mata air 65

66 baru beserta jaringan distribusinya. Daerah selatan sangat potensial untuk penemuan sumber mata air baru,sedangkan wilayah utara merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi perikanan laut yang besar. Penduduk Kabupaten Subang pada Tahun 2007 berjumlah 1.459.597 jiwa dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin 738.981 orang laki-laki dan 720.616 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.1 dibawah ini. Tabel III.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Subang Tahun 2007 No. Kecamatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Subang 64.403 62.825 127.228 2 Kalijati 37.824 37.671 75.495 3 Cijambe 19.477 19.109 38.586 4 Cibogo 16.572 15.959 32.531 5 Sagalaherang 23.514 23.297 46.811 6 Jalancagak 42.430 40.673 83.103 7 Cisalak 30.251 28.848 59.099 8 Tanjungsiang 23.131 22.501 45.632 9 Cipeundeuy 20.761 20.595 41.356 10 Pabuaran 34.703 34.123 68.826 11 Patokbeusi 39.589 38.563 78.152 12 Purwadadi 27.799 27.560 55.359 13 Cikaum 25.154 24.900 50.054 14 Pagaden 44.717 44.584 89.301 15 Cipunagara 30.750 29.970 60.720 16 Compreng 24.018 23.185 47.203 17 Binong 41.728 40.149 81.877 18 Ciasem 56.761 54.987 111.748 19 Pamanukan 45.874 44.084 89.958 20 Pusakanagara 43.093 42.507 85.600 21 Legonkulon 16.930 15.560 32.490 22 Blanakan 29.502 28.966 58.468 Jumlah 738.981 720.616 1.459.597 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang,2007 Adapun kepadatan penduduk Kabupaten Subang mencapai 7 jiwa per Ha, Kecamatan Subang merupakan daerah terpadat yaitu dengan 16 jiwa per Ha disusul Kecamatan Pagaden, Pamanukan dan Pusakanagara dengan 12 jiwa per Ha. Sedangkan untuk daerah yang paling rendah tingkat kepadatannya yaitu Kecamatan Sagalaherang dan Legonkulon dengan 4 jiwa per Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.2 berikut ini.

67 Tabel III.2 Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Subang Tahun 2007 No. Kecamatan Kepadatan Penduduk (jiwa/ha) 1 Subang 16 2 Kalijati 6 3 Cijambe 5 4 Cibogo 5 5 Sagalaherang 4 6 Jalancagak 7 7 Cisalak 6 8 Tanjungsiang 5 9 Cipeundeuy 4 10 Pabuaran 7 11 Patokbeusi 9 12 Purwadadi 8 13 Cikaum 7 14 Pagaden 12 15 Cipunagara 6 16 Compreng 7 17 Binong 8 18 Ciasem 11 19 Pamanukan 12 20 Pusakanagara 12 21 Legonkulon 4 22 Blanakan 7 Kepadatan Kabupaten Subang 7 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang,2007 Salah satu indikator dalam penunjang pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum adalah adanya evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang yang ada, maka berdasarkan hasil kajian dan telaahan terhadap produk-produk Perencanaan Tata Ruang di Kabupaten Subang (RTRW Kabupaten Subang dan RDTR Kecamatan-kecamatan), maka dapat disimpulkan hasil Evaluasi Tata Ruang di Kabupaten Subang seperti yang terurai dalam Tabel III.3 di bawah ini :

68 No 1 2 3 Wilayah Pengembangan WP Bagian Utara WP Bagian Tengah WP Bagian Selatan Tabel III.3 Evaluasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Subang Tahun 2007 Sumber: RTRW Kabupaten Subang,2007 Kecamatan 1 Kec. Pamanukan 2 Kec. Binong 3 Kec. Compreng 4 Kec. Pusakanagara 5 Kec. Legonkulon 6 Kec. Cikaum 7 Kec. Patokbeusi 8 Kec. Ciasem 9 Kec. Blanakan 1 Kec. Subang 2 Kec. Pabuaran 3 Kec. Purwadadi 4 Kec. Pagaden 5 Kec. Cipunagara 6 Kec. Cibogo 7 Kec. Kalijati 8 Kec. Cipeundeuy 1 Kec. Jalancagak 2 Kec. Sagalaherang 3 Kec. Cijambe 4 Kec. Cisalak 5 Kec. Tanjungsiang Fungsi Pengembangan Merupakan kawasan pengembangan ekonomi yang strategis dengan akses jalur PANTURA, sektor yang diunggulkan adalah Pariwisata, Produksi Pertanian dan Perikanan. Fungsi Strategisnya adalah sebagai KOTA TRANSIT di jalur Pantura. Merupakan Wilayah cepat berkembang yang dipengaruhi adanya rencana pembangunan jalan Tol ruas Cikampek-Cirebon serta rencana pengembangan zona industri seluas 11.250 Ha di kawasan tersebut. Merupakan wilayah yang berfungsi sebagai kawasan Resapan Air (Catchman area) dengan sektor kegiatan utama adalah Perkebunan dan Kehutanan yang juga berfungsi sebagai kawasan lindung di Kabupaten Subang Berdasarkan uraian tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kegiatan di Kabupaten Subang terbagi ke dalam 3 Wilayah Pengembangan yang memiliki karakteristik perkembangan wilayah yang berbeda-beda dimasa yang akan datang. Dalam pengembangan sistem penyediaan air bersih yaitu sebagai penunjang perkembangan Kabupaten Subang cukup berkaitan dengan evaluasi wilayah pengembangan dalam RTRW di Kabupaten Subang. Maka dapat disimpulkan hubungan antara hasil evaluasi Tata Ruang dengan Kebutuhan untuk pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum di Kabupaten Subang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.4.

69 No 1 2 3 Tabel III.4 Hubungan antara Hasil Evaluasi Rencana Tata Ruang dengan Kebutuhan Untuk Pengembangan SPAM Kabupaten Subang Tahun 2007 Wilayah Pengembangan WP Bagian Utara WP Bagian Tengah WP Bagian Selatan Sumber: Hasil analisis,2007 Kebutuhan untuk Pengembangan SPAM Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Utara, maka kecenderungan permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih akan mengalami peningkatan. Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat Sedang-Tinggi Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Tengah, maka dengan melihat kecenderungan saat ini permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih akan mengalami peningkatan yang cepat. Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat kebutuhan Tinggi. Dengan melihat rencana pengembangan Tata Ruang di WP Selatan, maka kecenderungan permintaan dalam memenuhi kebutuhan Air Bersih tidak mengalami peningkatan yang berarti, bahkan cenderung WP Selatan ini merupakan kawasan yang akan menyuplai kebutuhan air untuk wilayah Kabupaten Subang, Sehingga diasumsikan bahwa kebutuhan pelayanan air minum di WP tersebut berada pada tingkat kebutuhan Rendah. 3.2 Sistem Penyediaan Air Bersih Kabupaten Subang Pembangunan SPAM di PDAM Kabupaten Subang berawal pada tahun 1982-1986 dengan memanfaatkan sumber mata air Cileuleuy untuk pelayanan Kecamatan Subang dan Pembangaunan sumur dalam untuk pelayanan Kecamatan Pamanukan. Pada tahun 1986-1990 mendapat bantuan dari Kerajaan Belanda melalui program IKK Dep.PU/DJCK untuk melayani wilayah Pagaden, Pusakanagara dan Purwadadi. Selanjutnya periode 1990-1996 mendapat bantuan dari Kerajaan Denmark melalui program IKK Dep.PU/DJCK untuk melayani wilayah Binong, Cipunagara, Compreng, Jalan Cagak, Sagalaherang, Kalijati dan Cisalak. Pada tahun 1996-2000 Dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) 40 lter/detik di wilayah Ciasem dan Blanakan, serta pelayanan khusus untuk industri air mineral PT. Tirta Investama. Selanjutnya periode 2002-2004 telah dibangun bangunan penangkap air dengan sumber mata air Cibulakan dan penambahan debit untuk Kecamatan Compreng sebesar 5 liter/detik, serta pembuatan IPA 50 liter/detik di daerah Binong dengan sumber air dari Saluran Irigasi Tarum Timur.

70 Sampai akhir Juli Tahun 2007, total kapasitas terpasang sebesar 435 liter/detik dengan total kapasitas produksi 730.359 M 3 (272 liter/detik) dan jumlah air terdistribusi sebesar 634.647 M 3 (236,95 liter/detik) dengan angka kebocoran air di Instalasi Produksi sebesar 13,1 %. Air terjual pada bulan Juli 2007 sebesar 453.518 M 3 (169,32 liter/detik) dengan angka kebocoran air di jaringan distribusi sebesar 28,54 %. Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Subang sampai akhir tahun 2006, di wilayah administrasi sebesar 12,65 % sedangkan di wilayah yang telah dilayani sebesar 37,95 %, dengan jumlah sambungan pelanggan sebesar 23.206 sambungan. Secara teknis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di PDAM Subang dapat dikelompokkan dalam tiga tipe yaitu : 1. SPAM dengan Sumber Mata Air 2. SPAM dengan Sumber Air Tanah Dalam 3. SPAM dengan Sumber Air Permukaan Unsur-unsur yang akan ditinjau dalam kondisi eksisting SPAM antara lain: - Unit Sumber Air yang terdiri dari : Kontinuitas, kuantitas dan kualitas air, bangunan penanglap air, sumur dalam, intake, pompa, jaringan pipa transmisi. - Unit Produksi antara lain : Bak Chlorinasi, IPA (koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi), reservoar, pompa distribusi, water meter dan tingkat kebocoran. - Unit Distribusi yaitu : Jaringan pipa distribusi, water meter dan tingkat kebocoran. - Unit Pelayanan yang terdiri : Cakupan pelayanan, kondisi sambungan rumah, hidran umum, hidran kebakaran, kondisi water meter dan kehilangan air 3.2.1 Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Mata Air Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan SPAM dengan sumber mata air terdapat di tiga lokasi yaitu : (1) Cileuleuy dan Cibulakan dengan wilayah pelayanan Kecamatan Subang dan Kecamatan Cijambe, (2)

71 Cipondok dengan wilayah pelayanan Kecamatan Cisalak, (3) Jalan Cagak dengan wilayah pelayanan Kecamatan Jalan Cagak. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi sumber mata air yang terdapat di Cabang Subang (Warung Loa dan Cibulakan) dan unit Cisalak (Cipondok) sampai saat ini agak terganggu kontinuitas, kuantitas dan kualitasnya. Perlu sedikit modofikasi pada aerasi untuk menurunkan Fe agar memenuhi standar air minum. Bangunan penangkap air masih berfungsi dengan baik dan Instalasi perpipaan transmisi masih memenuhi standar teknis dan berfungsi dengan baik. Yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan tercemarnya boundcaptering dari pencemaran limbah buangan domestik rumah tangga. Meter air masih berfungsi dengan baik, tetapi perlu diperhatikan pengamanan bak meter air dari sampah dan kotoran, untuk itu bak meter air harus selalu tertutup. Pembukaan bak sebaiknya pada saat ada pemeriksaan meter air saja. Beberapa valve perlu pembersihan dan perbaikan ringan agar tetesan-tetesan kebocoran kecil akan menjadi besar dan tak terkendali. Perlu diingat bahwa valve merupakan salah satu sumber kebocoran yang besar akibat pengoperasian yang kurang baik. Kondisi reservoir relatif masih layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian dalam reservoir dan lingkungan luarnya dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan. Seluruh jaringan distribusi utama (JDU) pada SPAM dengan sumber mata air masih memenuhi standar teknis operasional, tetapi perlu mendapat perhatian serius tentang kebocoran kecil pada sambungan rumah sebelum meter air. Kalau tidak cepat ditanggulangi secara integral akan berjumlah cukup signifikan. 3.2.2 Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Air Tanah Dalam Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan

72 Secara garis besar kondisi sumber air kurang baik, selain akibat menurunnya debit Imbuhan air, juga kualitasnya telah teriterusi oleh air laut. Unit-unit yang dibangun oleh Cowi banyak yang telah mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan, terutama di bagian produksi. Kondisi JDU, water meter dan tingakat kebocoran masih dalam batas wajar. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi sumber air tanah dalam yang terdapat di Binong, Pagaden, Compreng, Pusakanegara, Kalijati, Purwadadi, Jalan Cagak, Sagalaherang relative baik, sedangkan di Pamanukan dan Cipunagara ada beberapa Deep well yang ditutup karena debit air menurun atau kualitasnya kurang memenuhi syarat sebagai air minum (payau). Situasi tersebut disebabkan oleh faktor alami, oleh sebab itu perlu dipikirkan untuk kedepannya mencari sumber air beru sebagai pengganti sumber air yang tidak memenuhi syarat tersebut. Pompa-pompa masih relatif baik, meskipun beberapa pompa perlu diganti motornya agar effisiensi pompa yang bersangkutan memenuhi standar performance pompa. Valve-valve banyak yang bocor, segera dilakukan perbaikan atau penggantian. Oleh sebab itu perlu peningkatan dalam hal pemeliharaan. Data-data pemeliharaan harus dikaji dengan seksama, agar tidak terjadi drop di tengah jalan, sehingga menimbulkan penghentian pelayanan air. Kondisi reservoir relatif layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian dalam reservoir dan lingkungan luar dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan. Kondisi perumahan operator perlu mendapatkan perhatian serius, hampir 90% keadaannya kumuh. Mengingat instalasi adalah cermin dari keseriusan pengusahaan air, maka perumahan operator jangan sampai terlihat kumuh.

73 3.2.3 Kondisi Eksisting SPAM dengan Sumber Air Permukaan IPA Res SR HU Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Secara garis besar kondisi sumber air permukaan masih relatif baik, seluruh sistem pengolahan air juga masih berfungsi dan beroperasi dengan baik, demikian juga kondisi JDU, water meter dan tingkat kebocoran masih dalam batas wajar. Adapun Kondisi pengolahan dengan Sumber Mata Air adalah sebagai berikut: Kondisi umu sumber air permukaan WTP Binong, Pamanukan dan Ciasem secara kontinuitas dan kuantitas masih relatif bagus, tetapi yang perlu diantisipasi adalah perubahan kualitas air baku secara tiba-tiba. Untuk itu pengecekan kualitas air baku secara teliti, terutama pada musim penghujan perlu dilakukan secara kontinu, karena perubahan tersebut akan berdampak pada kualitas pengolahan selanjutnya. Bila terjadi pencemaran maka tidak menutup kemungkinan suatu saat (jangka panjang), Instalasi-instalasi pengolahan sksn membutuhkan pre-threatment untuk mengkondisikan kualitas air sebelum masuk sebagai air baku air minum. Kondisi Instalasi Pengolahan Air masih berkinerja baik, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti kebersihan grill penangkap air, plat settler pada bak sedimentasi dan dinding-dinding dalam filter perlu mendapat perhatian. Demikian juga lingkungan IPA perlu dijaga kebersihannya. Kondisi reservoir masih layak pakai, hanya masalah pemeliharaan rutin, seperti membersihkan bagian reservoir dan lingkungan luar dari sampah dan rumput perlu ditingkatkan.

74 No Cabang /Unit Tabel III.5 Kondisi Eksisting SPAM PDAM Kabupaten Subang Kondisi Jenis Sumber Unit Air Baku Baik Kurang Baik Unit Produksi Baik Kurang Baik Unit Distribusi Baik Kurang Baik Unit Pelayanan Baik Kurang Baik 1 Subang Mata Air 2 Pamanukan Air Tanah 3 Binong Air Permukaan 4 Pagaden Air Tanah 5 Pusakanagara Air Tanah 6 Compreng Air Tanah 7 Cipunagara Air Tanah 8 Kalijati Air Tanah 9 Purwadadi Air Tanah 10 Ciasem- Blanakan Air Permukaan 11 Jalancagak Mata Air 12 Cisalak Mata Air 13 Sagalaherang Air Tanah 14 Pabuaran- Patokbeusi Air Permukaan Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 3.3 Sumber Air Baku Secara umum, terdapat lima sumber air yang dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan kegiatan perkotaan (Nace), yaitu: 1. Air hujan yaitu air hasil kondensasi uap air yang jatuh ke tanah 2. Air tanah yaitu air yang mengalir dari mata air, sumur artesis atau diambil melalui sumur buatan 3. Air permukaan yaitu air sungai dan danau 4. Desalinasi air laut atau air tanah payau/asin 5. Hasil pengolahan air buangan Dari kelima sumber diatas, air tanah dan air permukaan merupakan pilihan sumber air utama untuk dimanfaatkan. Hal ini disebabkan kedua jenis sumber air ini terdapat dalam kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Kabupaten Subang merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Tarum Timur. Air Sungai Tarum Timur merupakan salah satu sumber air baku untuk

75 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang. Selain itu, sumber air baku dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Subang termasuk beberapa mata air dalam dan sumur dalam. Keadaan muka air tanah di Kabupaten Subang sebagian telah mengalami penyusutan akibat penyedotan yang berlebihan. Sumber air lainnya yaitu Mata Air Cipondoh yang dimanfaatkan juga untuk industri air mineral PT. Tirta Investama. Adapun sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Subang terdiri atas air tanah dan air permukaan. Air permukaan merupakan sumber air utama bagi PDAM dengan kapasitas jumlah pasokan mencapai antara 100-3000 l/det yang bisa diproduksi PDAM. Air tanah yang terbagi pada mata air serta air tanah yang diperoleh dari pengeboran memasok sekitar 5-2000 l/det dari jumlah air yang dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Subang. Sumber air bersih yang digunakan PDAM Kabupaten Subang antara lain dari: 1. Tujuh buah mata air utama untuk distribusi wilayah Kabupaten Subang 2. Sepuluh buah sumur bor/air tanah produksi yang tersebar di dalam Kabupaten Subang 3. Air Sungai Cilamaya (instalasi pengolahan Cipeundeuy) 4. Air Sungai Tarum Timur (instalasi pengolahan Pabuaran-Patokbeusi) 5. Air Sungai Cijengkol (instalasi pengolahan Ciasem-Blanakan) 6. Air Sungai Tarum Timur (instalasi pengolahan Pamanukan-Binong) Debit produksi air bersih untuk masing-masing sumber air dapat dilihat pada Tabel III.6. Tabel III.6 Jumlah Debit Produksi Air No. Sumber Air Debit Produksi (l/det) 1 Mata Air 180 2 Air Tanah 105 3 Air Permukaan 150 Jumlah (l/det) 435 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Sedangkan kapasitas desain dan debit sumber air dapat dilihat pada Tabel III.7 Berikut ini:

76 Tabel III.7 Jumlah Produksi Air Per Instalasi No. Cabang/Unit Sumber Air Kapasitas Desain (l/det) 140 1 Subang Mata Air Cibulakan dan Mata Air Warung loa 2 Pamanukan Sumur Dalam / Air Tanah 40 3 Binong Saluran Irigasi Tarum Timur 50 4 Pagaden Sumur Dalam / Air Tanah 5 5 Pusakanagara Sumur Dalam / Air Tanah 5 6 Compreng Sumur Dalam / Air Tanah 15 7 Cipunagara Sumur Dalam / Air Tanah 10 8 Kalijati Sumur Dalam / Air Tanah 10 9 Purwadadi Sumur Dalam / Air Tanah 10 10 Ciasem-Blanakan Sungai Cijengkol 50 11 Jalancagak Mata Air Ciater 20 12 Cisalak Mata Air Cipondok 20 13 Sagalaherang Sumur Dalam / Air Tanah 10 14 Pabuaran-Patokbeusi Saluran Irigasi Tarum Timur 50 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007

Gambar 3.1 Peta Sumber,Sebaran air Bersih 77

78 3.4 Fasilitas Pengolahan Fasilitas Pengolahan merupakan fasilitas yang mengolah air baku menjadi air bersih yang siap didistribusikan. PDAM Kabupaten Subang memliki beberapa fasilitas pengolahan air permukaan, antara lain: 1. IPA Binong Instalasi pengolahan Binong dibangun pada tahun 2002-2004 dan memiliki kapasitas 50 l/det dengan sumber air dari Saluran Irigasi Tarum Timur. Panjang pipa distribusi utama 26.103 m. Instalasi Pengolahan Binong ini beroperasi sekitar ± 16 jam/hari. Instalasi ini mempunyai cakupan pelayanan 11,59%. 2. IPA Ciasem-Blanakan Instalasi Pengolahan Ciasem-Blanakan dibangun pada tahun 1996-2000 dan memiliki kapasitas 40 l/det dengan sumber air dari Sungai Cijengkol. Panjang pipa secara keseluruhan 75.587 m. Instalasi Pengolahan Ciasem-Blanakan ini beroperasi sekitar ± 18 jam/hari. Instalasi ini mempunyai cakupan pelayanan 26,03%. 3. IPA Pabuaran-Petokbeusi Instalasi Pengolahan Pabuaran-Petokbeusi memiliki kapasitas perencanaan 50 l/det. Sumber air pada instalasi ini berasal dari Saluran Irigasi Tarum Timur. Instalasi Pengolahan Pabuaran-Petokbeusi ini beroperasi sekitar ± 16 jam/hari. Instalasi pengolahan yang dipergunakan di PDAM Kabupaten Subang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.8.

79 Tabel III.8 Instalasi Pengolahan PDAM Kabupaten Subang No. Sumber Air dan Instalasi Jenis Pengolahan Air Pengolahan Konstruksi 1 Mata Air : Subang-Cijambe-Cibogo Cisalak Jalancagak 2 Air Tanah (Sumur Dalam) Pamanukan Pagaden Pusakanagara Compreng Cipunagara Kalijati Purwadadi Sagalaherang 3 Air Permukaan Binong IPA Besi Ciasem-Blanakan IPA Beton + Besi Pabuaran-Patokbeusi IPA Besi Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 3.5 Fasilitas Transmisi dan Distribusi Ada dua macam fisilitas pendistribusian yaitu Sistem perpipaan melalui pipa, contohnya pipa transmisi dan distribusi sedangkan non perpipaan tidak melalui pipa, contohnya sumur gali dll. Sistem jaringan perpipaan yang digunakan PDAM Kabupaten Subang terbagi dalam beberapa kelompok yaitu : 1. Sistem pipa transmisi, termasuk pipa air baku, dengan ukuran diameter berbedabeda dari 200 mm sampai 400 mm. Sistem pengalirannya secara gravitasi dan mengikuti kontur yang semakin menurun dari ketinggian antara 1500 m dpl menuju 0 m dpl.. 2. Sistem pipa distribusi, terdiri dari pipa-pipa berukuran 50 mm sampai 100 mm yang menghubungkan air/mengalirkan air sampai ke rumah-rumah atau hidran umum. Panjang keseluruhan dari pipa jaringan transmisi dan distribusi dapat dibedakan ukurannya berdasarkan ketinggian pada Tabel III.9.

80 Tabel III.9 Ukuran Panjang Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Berdasarkan Ketinggian Jenis Pipa Total Kebutuhan Air Bersih (liter\hari) No Kecamatan Kebutuhan Pipa Pipa Ketinggian Air bersih Transmisi Distribusi (m dpl) /kecamatan Ø200-400 Ø50-100 mm (m) mm (m) 1 Subang 400 Lebih 10.000 141.000 104122 2 Kalijati 330 Kurang 20.000 281.420 34649 3 Cijambe 330 Lebih - 3.340 33482 4 Cibogo 400 Cukup - 3.340 25615 5 Sagalaherang 550-650 Cukup - 3.340 20512 6 Jalancagak 509-1385 Lebih - 3.340 33027 7 Cisalak 508-515 Lebih - 3.340 24998 8 Tanjungsiang 467 Cukup 10.000 141.000 39600 9 Cipeundeuy 250 Kurang 10.000 141.000 34881 10 Pabuaran 200 Kurang 10.000 141.000 60858 11 Patokbeusi 150 Lebih 10.000 141.000 71083 12 Purwadadi 250 Lebih - 3.340 39378 13 Cikaum 255 Kurang - 3.340 39050 14 Pagaden 250 Kurang 10.000 3.340 42398 15 Cipunagara 255 Cukup - 3.340 45109 16 Compreng 175 Kurang - 3.340 39518 17 Binong 100-180 Lebih - 3.340 35683 18 Ciasem 55 Lebih - 3.340 97525 19 Pamanukan 25 Lebih 10.000 141.000 36339 20 Pusakanagara 20-25 Kurang - 3.340 39185 21 Legonkulon 10 Kurang 10.000 141.000 24692 22 Blanakan 10 Lebih - 3.340 44582 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 3.6 Cakupan dan Kualitas Pelayanan Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Subang sampai akhir tahun 2006, di wilayah administrasi sebesar 12,65 % sedangkan di wilayah yang telah dilayani sebesar 37,95 %, dari jumlah penduduk Kabupaten Subang dengan jumlah sambungan pelanggan sebesar 23.206 sambungan. Secara kuantitas jumlah air yang diproduksi PDAM Kabupaten Subang sebesar 435 l/det dengan rincian tertera pada Tabel III.10.

Gambar 3.2 Jaringan air Bersih 81

82 Tabel III.10 Jumlah Air Diproduksi PDAM Kabupaten Subang No. Sumber Air Produksi (l/det) 1 Mata Air 180 2 Air Tanah/Sumur Dalam 105 3 Air Permukaan 150 Jumlah 435 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Untuk keperluan sistem distribusi air, Kabupaten Subang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu utara, tengah dan selatan. Lokasi reservoir dan instalasi hampir berada di tiga wilayah tersebut, namun sebagian kecil wilayah-wilayah tersebut tidak selalu mendapatkan pelayanan dan tekanan air yang kontinu. Air tidak selalu tersedia 24 jam per hari. Hampir rata-rata tiap daerah memperoleh tekanan air yang relatif baik dan menerima pelayanan air sampai dengan 16 jam per hari. Tingginya tingkat kebocoran yang dialami oleh PDAM Kabupaten Subang merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menyebabkan rendahnya kuantitas dan periode ketersediaan air bagi masyarakat, dan relatif kecilnya tingkat pendapatan PDAM dibandingkan jumlah pendapatan yang seharusnya bisa didapatkan dengan kondisi yang lebih efisien. 3.7 Tarif dan Penerimaan PDAM Kabupaten Subang Penerimaan utama PDAM Kabupaten Subang berasal dari penjualan air bersih. Penerimaan tersebut bergantung pada besaran tarif yang berlaku. Tarif yang berlaku diklasifikasikan berdasarkan golongan pelanggan dan tingkat pemakaian air bersih. Pembagian kategori pelanggan per golongan dapat dilihat pada Tabel III.11, dan struktur tarif yang berlaku saat ini di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel III.12 dan Tabel III.13. Jumlah pelanggan Rumah Tangga di Kabupaten Subang saat ini mencapai 22.385 pelanggan, yang merupakan golongan yang paling banyak penggunaannya dibandingkan dengan Pelanggan lainnya. Setiap sambungan rumah yang ada di PDAM Kabupaten Subang membayar rata-rata sebesar Rp 1690-1950 tiap m 3.

83 Tabel III.11 Kategori Pelanggan Per Golongan No. Kategori Pelanggan Golongan 1 Kran Umum 1A 2 Tempat Ibadah 1B 3 Yayasan Sosial 1C 4 Rumah Tangga A 2A 5 Instansi Pemerintah 2B 6 Kedutaan/Konsulat 2C 7 Rumah Tangga B 3A 8 Niaga Kecil 3B 9 Niaga Besar 3C 10 Industri Kecil 3D 11 Industri Besar 3E 12 AMDK 4A Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Pemakaian (m 3 ) Tabel III.12 Struktur Tarif Pemakaian Air Minum PDAM Kabupaten Subang Berdasarkan Klasifikasi Pelanggan (Sumber Air Permukaan) Struktur Tarif Sosial Rumah Tangga Niaga & Industri AMDK 1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 3E 4A 0-10 1560 1560 1560 1950 1950 1950 2925 4875 5850 5850 7800 * 11-20 1560 1950 1950 2925 2925 2925 3900 4875 5850 5850 7800 * 21-30 1560 2925 2925 3900 3900 3900 5850 5850 7800 7800 9750 * >30 1560 3900 3900 5850 5850 5850 7800 7800 9750 9750 11700 * Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Pemakaian (m 3 ) Tabel III.13 Struktur Tarif Pemakaian Air Minum PDAM Kabupaten Subang Berdasarkan Klasifikasi Pelanggan (Sumber Mata Air dan Air Tanah) Struktur Tarif Sosial Rumah Tangga Niaga & Industri AMDK 1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C 3D 3E 4A 0-10 1350 1350 1350 1690 1690 1690 2535 4225 5070 5070 6760 6790 11-20 1350 1690 1690 2535 2535 2535 3380 4225 5070 5070 6760 7635 21-30 1350 2535 2535 3380 3380 3380 5070 5070 6760 6760 8450 8480 >30 1350 3380 3380 5070 5070 5070 6760 6760 8450 8450 10140 10170 Sumber: PDAM Kabupaten Subang,2007 Sedangkan, tarif pemasangan pelanggan rumah tangga resmi PDAM yang berlaku saat ini, yaitu sebesar Rp 525.000. (PDAM Kabupaten Subang, 2009). Tarif ini kemudian diasumsikan sebagai dasar tarif pemasangan atau investasi dalam cashflow perhitungan kelayakan.

Gambar 3.3 Pengembangan air Bersih 84

85 3.8 Usulan Masyarakat Akan Air Bersih Untuk sebagian masyarakat di wilayah kabupaten subang, khususnya masyarakat kabupaten subang di wilayah tengah dan utara, kebutuhan akan air bersihnya sangat tinggi, karena merupakan daerah pusat kota dan daerah pantura dengan kondisi air bersih yang kurang memadai. Sedangkan di wilayah selatan kabupaten subang, kebutuhan masyarakat akan air bersih sangat rendah karena wilayah ini merupakan wilayah pegunungan dengan kualitas air yang sangat baik. Sebenarnya setiap masyarakat ingin menggunakan air bersih PDAM. Akan tetapi karena adanya keterbatasan ekonomi di sebagian masyarakat, sehingga belum mampu berlangganan Air PDAM. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat yang belum berlangganan, menginginkan agar biaya air bersih PDAM itu lebih terjangkau murah, baik biaya pemasangan maupun biaya perbulannya. Sebagian masyarakat yang mampu dan tidak berlangganan air bersih PDAM itu karena mereka tidak tahu akan pentingnya air bersih. Mereka menginginkan adanya sosialisasi air bersih secara terpadu agar masyarakat sadar akan pentingnya air bersih. Sehingga mereka bisa berlangganan air bersih PDAM dan berkelanjutan. Dengan demikian, usulan masyarakat yang paling dominan itu mencakup dua hal, yaitu faktor biaya pemasangan atau biaya tarif air bersih dan ketidak tahuan masyarakat akan pentingnya air bersih. Jika kedua hal itu dipenuhi maka kemungkinan besar akan bertambahnya minat masyarakat untuk berlangganan air bersih PDAM. Sehingga akan berpengaruh dari segi biaya dan pendapatan air bersih.