PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jembrana 23 September 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

LAPORAN HASIL RAPAT KERJA PRESIDEN RI DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

BIDANG SOSIAL BUDAYA. Oleh: Dr. Dra. Luluk Fauziah, M.Si Disampaikan saat pembekalan KKN Mahasiswa UMSIDA 9 Juli 2017

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM TKSK

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

KOMPILASI PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL DALAM

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Dr. Alamsyah, M.Hum. Drs. Sugiyarto, M.Hum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 101

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

KEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

CONTOH PENGISIAN LAPORAN RENCANA AKSI APBD KABUPATEN /KOTA TAHUN 2011

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH PROVINSI (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

PRESIDEN REPUBLIK IND()NESIA BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM. # Luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Indonesia.

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE C DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

BAB V PENUTUP. fakir miskin pada era otonomi khusus di Provinsi Papua, dapat dirumuskan

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai

BAB I PENDAHULUAN. tengah masyarakat, khususnya di negara negara berkembang. Masalah

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2011

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE B DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

- 1 - PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS SOSIAL TIPE A DAERAH KABUPATEN/KOTA (PENGELOMPOKAN TUGAS BERDASARKAN FUNGSI)

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TINGKAT NASIONAL DAN REGIONAL

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Perda No.31 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Sosial Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 31 TAHUN 2004

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN Disampaikan Oleh: Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Tampaksiring, 19 APRIL 2010

VISI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL ( RPJMN) 2010-2014 VISI: Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan SEJAHTERA: Memperkuat Triple Track Strategy, serta Pembangunan Inklusif dan berkeadilan, DEMOKRATIS Memantapkan Konsolidasi Demokrasi, BERKEADILAN: Memperkuat Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, Serta Pengurangan Kesenjangan 2

KONDISI SAAT INI Kemiskinan turun dari 16,7 % (2004) menjadi 14,1 % (2009) Pengangguran turun dari 9,9 % (2004) menjadi 7,9% (2009) Sebaran Penduduk Miskin tidak merata Penduduk Yang rentan jatuh miskin masih besar. 72% Penduduk berpendidikan SMP Kebawah, 62% penduduk bekerja di Sektor Informal, 28% Setengah menganggur (bekerja kurang dari 35 jam/minggu), 3

Penduduk Miskin Tersebar Tidak Merata 21% 3,4% Penduduk Miskin di Jawa: 57.8%, di Papua: 4.2% 7,5% 57.8% 6.2% 4,2% 4

FILOSOFI PEMBANGUNAN BERKEADILAN: RPJMN 2010 2014 mengamanatkan bahwa Pembangunan Nasional harus dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan adil dan merata, Meliputi seluruh provinsi/daerah terluar, terpencil, dan tertinggal, Menghilangkan kesenjangan antar daerah/provinsi, kota dan desa di berbagai bidang kehidupan, seperti: Pendidikan, Penanggulangan Kemiskinan, Kesehatan, Budaya & Pariwisata, Kreativitas dan Inovasi Teknologi, Agama dan lain lain, Bersifat inklusif, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Memperluas Kesempatan Kerja dan Mengurangi Kemiskinan Dengan Triple Track Strategy. 5

PEMBANGUNAN BERKEADILAN MENCAKUP: PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT ( 3 KLASTER), PROGRAM-PROGRAM PENANGANAN KELOMPOK MARJINAL, PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDGs. PELAKSANAANNYA MEMPERHATIKAN: Keadilan, Pemerataan, Disparitas Inklusifitas Berkelanjutan 6

DIAGRAM ALIR PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN REGULASI-REGULASI: UUD, UU, PP, Perpres, Keppres RPJMN 2010-2014 dan MDG s 8 Goal s MDG Input Proses Masyarakat Miskin, Rentan, Marginal Klasifikasi PROGRAM-PROGRAM PRO RAKYAT PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PROGRAM-PROGRAM MDGs Monitoring & Evaluasi Yes Masyarakat Sejahtera (naiknya IPM) No Output Otonomi Daerah, Disparitas Wilayah, Pilihan Kebijakan Feedback 7

LATAR BELAKANG Program Pro Rakyat Diarahkan Kepada : 17.5 Juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Jenis Program Pro Rakyat : a) Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 2.9 Juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), b) Jamkesmas untuk 76,4 juta jiwa dan c) RASKIN untuk 17,5 Juta RTS d) PNPM untuk 6321 Kecamatan e) Kredit Usaha Rakyat untuk 4 Juta debitur/tahun Sasaran Program Pro Rakyat: Menurunkan Kemiskinan dari 14.1% (2009) menjadi 8% (2014) dan menurunkan Pengangguran dari 9% (2009) menjadi 6% (2014). Program Keadilan Untuk Semua : Diarahkan Kepada 22 Kelompok Marjinal: Prioritas I: 9 dari 22 Kelompok Marjinal, Prioritas II: 6 dari 22 Kelompok Marjinal Prioritas III : 7 dari 22 Kelompok Marjinal Dengan memperhatikan Evaluasi Program, Pendataan dan Pelaksanaan Tepat Sasaran. Program Pencapaian MDG s : Diarahkan Kepada : 8 Sasaran MDGs Tahun 2015, yaitu: a) Pemberantasan Kemiskinan & Kelaparan, b) Pendidikan Dasar Untuk Semua, c) Kesetaraan Gender, d) Menurunkan Kematian Anak, e) Meningkatkan Kesehatan Ibu, f) Mengendalikan Penyakit Menular, g) Kelestarian Lingkungan, h) Kemitraan Global. Perlu sinergitas tinggi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota sehingga aspek pemerataan, aspek disparitas dan aspek inklusifitas dapat dicapai 8

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT UU No.05 /Th.2010 Tentang RPJMN 2010 2014 dan Keppres No. 15/Th.2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Program Pro-Rakyat mencakup 3 Klaster, yaitu : Klaster 1: Bantuan Sosial, Klaster 2: PNPM Mandiri Klaster 3: KUR 9 Klaster 1 Bantuan Sosial Raskin,PKH, Jamkesmas dan Beasiswa Miskin sudah berjalan dengan baik, namun perlu penyempurnaan tata laksana. PKH, yang merupakan Pemberian Uang Tunai Bersyarat, dengan sasaran dari 816.000 RTSM (th 2010) ke 1.116.000 RTSM (th 2011), memerlukan penyempurnaan tata laksana di bidang: verifikasi, proses pembayaran serta peningkatan koordinasi Kemsos, Kemkes, Kemdiknas dan Dinas-Dinas terkait di Daerah PROGRAM KLASTER Klaster 2 PNPM Mandiri Mencakup 6408 Kecamatan (Th.2009) dan 6321 Kecamatan (Th.2010) di 33 Provinsi, Perlu Komitmen daerah dalam penyediaan Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB), Perlu peningkatan pengawasan penggunaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), Perlu integrasi program pemberdayaan masyarakat lainnya kedalam PNPM, serta integrasi PNPM dengan fasilitas pembiayaan lainnya (c.q. KUR, CSR). Klaster 3 Kredit Usaha Rakyat Sasaran penyaluran Rp. 20Trilyun/Tahun, Memerlukan mekanisme baru untuk perluasan penyaluran KUR. Disamping itu, perlu regulasi untuk memperkuat Lembaga Keuangan Mikro.

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL) Dasar Hukum Yang Tersedia Untuk Penanganan Kelompok Marjinal: No Kelompok Marjinal No Kelompok Marjinal 1 UUD 1945, Pasal 28 dan Pasal 34 10 UU No.39/Th.1999 Tentang Hak Asasi Manusia 2 UU No.4/Th.1979 Tentang Kesejahteraan Anak 11 UU No.11/Th.2009 Tentang Kesejahteraan Sosial 3 UU No.23/Th.2002 Tentang Perlindungan Anak, 12 UU No. 39/Th 2004 Tentang penempatan dan perlindungan TKI di LN 4 UU No.3/Th.1997, Tentang Pengadilan anak 13 UU No. 36/Th 2009 Tentang Kesehatan 5 UU No.13/Th.1998 Tentang Kesejahteraan LANSIA 14 UU No. 44/Th 2009 Tentang Rumah Sakit 6 UU No.4/Th.1997 Tentang Penyandang Cacat 15 UU No. 24/Th 2007 Tentang Penanggulangan Bencana 7 UU No.5/Th.1997 Tentang Psikotropika 16 UU No. 4/Th 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman 8 UU No.35/Th.2009 Tentang Narkotika 17 UU No. 23/Th 2004 Tentang Penghapusan Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga 9 UU No.40/Th.2004 Tentang SJSN 18 UU No. 21/Th 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang 10

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL) Saat ini, terinventarisasi 22 Kelompok Marjinal (UU No. 11/Th. 2009), yaitu: No Kelompok Marjinal No Kelompok Marjinal 1. Anak Balita Terlantar 12. Eks Napi 2. Anak Terlantar 13. Korban NAPZA 3. Anak Nakal 14. Keluarga Fakir Miskin 4. Anak Jalanan 15. Keluarga Dengan Tempat Tinggal Tidak Layak Huni 5. Wanita Rawan Sosial ekonomi 16. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi 6. Korban Tindak Kekerasan 17. Komunitas Adat Terpencil 7. Lanjut Usia Terlantar 18. Korban Bencana alam 8. Penyandang Cacat 19. Korban Bencana Sosial / Pengungsi 9. Tuna Susila 20. Pekerja Migran Terlantar 10. Pengemis 21. Penyandang HIV / AIDS 11. Gelandangan 22. Keluarga Rentan 11

PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA (JUSTICE FOR ALL) PRIORITAS I PRIORITAS II PRIORITAS III 1. Kelompok Anak Terlantar 2. Kelompok Anak Balita Terlantar, 3. Kelompok Anak Jalanan 4. Kelompok Anak Bermasalah Hukum / Anak Nakal 5. Kelompok Penyandang Cacat 6. Kelompok Lanjut Usia Terlantar 7. Kelompok Korban NAPZA 8. Komunitas Adat Terpencil (KAT) 9. Kelompok Pekerja Migran Terlantar / Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) 1. Kelompok Pengemis, 2. Kelompok Gelandangan, 3. Kelompok Korban Tindak Kekerasan, 4. Kelompok Eks Narapidana, 5. Kelompok Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis, 6. Kelompok Tuna Susila 1. Kelompok Fakir Miskin, 2. Kelompok Wanita Rawan Sosial Ekonomi, 3. Kelompok Korban Bencana Alam 4. Kelompok Korban Bencana Sosial (Pengungsi), 5. Kelompok Keluarga Dengan Tempat Tinggal Tak Layak Huni, 6. Kelompok Penderita HIV/AIDS, 7. Kelompok Keluarga Rentan 12 PROGRAM TELAH BERLANGSUNG DAN TINGGAL DI PERLUAS CAKUPANNYA, DENGAN EVALUASI & PEMANTAUAN KETAT, AGAR TEPAT SASARAN. Dilaksanakan Penguatan Peraturan-Perundangan dan Proyek Percontohan Untuk Masing Masing Program pada TA-2011. Penangannya dimasukkan kedalam Program Masing-Masing K/L yang sudah berjalan, seperti: Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I, II, III, Program Penanganan HIV/AIDS Kemkes, Program BNPB & Kemsos

13 PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS I: 1. PENANGANAN KELOMPOK ANAK TERLANTAR: mencakup 3.176.462 Anak Terlantar (BPS, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya hak-hak dasar anak dalam asuhan keluarga. Saat ini ditangani 135.004 anak. (Anak Terlantar: anak yang berusia 6 18 tahun yang mengalami perlakuan salah, diterlantarkan oleh orang tua atau kehilangan hak asuh dari orang tua). 2. PENANGANAN KELOMPOK ANAK BALITA TERLANTAR: mencakup 1.186.941 jiwa Anak Balita Terlantar (BPS, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya hak tumbuh kembang. Saat ini ditangani 1.405 anak. (Anak Balita Terlantar: anak berusia 5 tahun ke bawah, diterlantarkan orang tuanya, sehingga membutuhkan perlindungan khusus). 3. PENANGANAN ANAK JALANAN: mencakup 230.000 jiwa Anak Jalanan (Pusdatin Kemsos, 2008) dengan sasaran: terpenuhinya hak-hak dasar. Saat ini ditangani 6.173 anak. (Anak Jalanan: anak berusia 6-18 tahun yang rentan, bekerja dan hidup di jalanan, sebagai korban eksploitasi, kekerasan, pelakuan salah dan diskriminasi ).

14 PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS I: 4. PENANGANAN KELOMPOK ANAK BERHADAPAN HUKUM/ANAK NAKAL: mencakup 5.952 anak (Kemhukham, 2009) dengan sasaran: 1) Terpenuhinya kebutuhan dasar anak dan pelayanan sosial dasar anak, 2) Terlaksananya Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan Hukum, 3) Tersedianya Regulasi Restorasi Justice Anak Berhadapan Hukum. Saat ini ditangani 430 anak. (Anak Berhadapan dengan Hukum: anak yang berumur 6-18 tahun, diindikasikan melakukan pelanggaran hukum, berperilaku menyimpang dari norma dan kebiasaan yang berlaku, tetapi karena usianya belum bisa dituntut secara hukum). 5. PENANGANAN KELOMPOK PENYANDANG CACAT BERAT: mencakup 163.232 jiwa Penyandang Cacat Berat (Dit Paca Kemsos, 2008) dengan sasaran: Terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang cacat, a.l. melalui peningkatan Jaminan Sosial Penyandang Cacat (JS Paca). Saat ini ditangani 17.000 orang untuk jaminan sosial (JS-PACA) dan 11.000 pemenuhan kebutuhan dasar. (Penyandang Cacat Berat: Penyandang cacat yang kondisi kecacatannya bersifat permanen, tidak dapat direhabilitasi maupun di sembuhkan, dalam kehidupan sehari hari sangat tergantung pada orang lain, tidak mempunyai penghasilan dan belum mendapatkan pelayanan sosial dari lembaga).

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS I (Lanjutan) 6. PENANGANAN KELOMPOK LANJUT USIA TERLANTAR: dengan prioritas 1.644.002 jiwa Lansia Terlantar (Pusdatin Kemsos, 2008). Sasaran Program adalah terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi lanjut usia. Saat ini ditangani 10.000 orang untuk JSLU dan 8.000 untuk kebutuhan dasar dalam Panti. (Lansia terlantar: seseorang berusia 70 th ke atas, atau 60 th keatas, dalam keadaan sakit menahun, tidak bisa beraktifitas, hidupnya sangat tergantung pada orang lain,tidak mempunyi penghasilan, tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara jasmani, rohani maupun sosial). 7. PENANGANAN KELOMPOK KORBAN NAPZA: dengan prioritas pada 3.600.000 jiwa korban Napza (BNN, 2009). Sasaran Program adalah terlaksananya peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban Napza. Saat ini ditangani 3.966 orang korban NAPZA. (Korban Napza: seseorang yg memiliki ketegantungan terhadap NAPZA, mengakibatkan perubahan biologis, psikologis dan sosial, berdampak pada ketertiban umum, tidak peduli dengan norma, menarik diri dari lingkungannya ). 8. PENANGANAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT): mencakup 127.699 KK (Dit KAT Kemsos, 2009) Komunitas Adat Terpencil, dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan dasar, aksesibiltas dan pelayanan KAT, antara lain, melalui penyediaan permukiman, infrastruktur dan jaminan hidup bagi KAT. Saat ini ditangani 2.300 unit permukiman infrstruktur dan 4.270 KK jaminan hidup. (KAT: kelompok masyarakat yang bersifat lokal dan terpencil secara geografis dan sosial budaya, sehingga memiliki keterbatasan akses pelayanan sosial, ekonomi, politik ). 15

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS I (Lanjutan) 9. PENANGANAN PEKERJA MIGRAN TERLANTAR (PMT): mencakup 36.000 PMT (Pusdatin Kemsos, 2009), dengan sasaran memberikan perlindungan hukum,permakanan, transportasi dan kesehatan, perlindungan asuransi dan pemberian akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran serta pekerja migran terlantar. Saat ini ditangani 29.818 TKIB. (Pekerja Migran Terlantar: seseorang yg bekerja di luar tempat asalnya dan menetap sementara di tempat tersebut dan mengalami permasalahansehingga menjadi terlantar) 16 Penanganan Justice for All dapat tercapai secara optimal melalui koordinasi derajat tinggi Kemendagri, Kemensos, Kemenkes, Kemendiknas, Kemenag, Kemenakertrans, Kemeneg PP & PA, Kemenkum HAM, Kemmeneg PDT, POLRI, BNN, BNP2TKI, Pemprov, Pemkab dan Pemkot.

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS II: 1. PENANGANAN KELOMPOK PENGEMIS: mencakup 33.041 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya penghasilan untuk kebutuhan dasarnya (Pengemis: orang yg mendapat penghasilan dengan mengharapkan belas kasihan orang lain) 2. PENANGANAN KELOMPOK GELANDANGAN: mencakup 55.740 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya kebutuhan hidup sesuai norma kehidupan yg layak dalam masy. Setempat (Gelandangan: orang yg hidup dalam keadaan yang tidak sesuai norma sosial, tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal tetap) 3. PENANGANAN KORBAN TINDAK KEKERASAN: mencakup 123.738 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terlindunginya dari ancaman fisik dan non fisik (Korban tindak kekerasan: seseorang yang terancam secara fisik dan non fisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah dalam keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya) 4. PENANGANAN KELOMPOK EKS NARAPIDANA: mencakup 135.140 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terbebaskan dari hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat (Eks Narapidana: seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa hukumannya) 17

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS II: 5. PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA BERMASALAH SOSIAL PSIKOLOGIS: mencakup 453.542 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran tertanganinya masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga agar dapat berjalan dengan wajar. (Keluarga bermasalah sosial psikologis adalah keluarga yang hubungan antar anggotanya kurang serasi) 18 6. PENANGANAN KELOMPOK TUNA SUSILA: mencakup 71.657 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran pelayanan dan pemberdayaan agar dapat hidup sesuai norma dalam masyarakat (Tuna susila: seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan alasan untuk mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa)

PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS III: 1. PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA FAKIR MISKIN: mencakup 17.291.448 KK (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran: terpenuhinya kebutuhan dasar. (Keluarga fakir miskin: seseorang atau Kepala Keluarga yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian untuk pemenuhan kebutuhan pokok keluarga) 2. PENANGANAN KELOMPOK WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI: mencakup 1.263.449 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terpenuhinya penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (Wanita Rawan Sosial Ekonomi: wanita dewasa usia 19-59 tahun belum menikah, atau janda, dan tidak mempunyai penghasilan cukup) 3. PENANGANAN KELOMPOK KORBAN BENCANA ALAM: mencakup 1.917.308 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran tertanganinya penderitaan fisik, mental dan sosial dalam kehidupan sehari-hari (Korban Bencana Alam: perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita fisik, mental, sosial ekonomi akibat bencana alam) 19

20 PROGRAM-PROGRAM JUSTICE FOR ALL PRIORITAS III (lanjutan): 4. PENANGANAN KELOMPOK KORBAN BENCANA SOSIAL: mencakup 335.992 KK (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran tertanganinya penderitaan fisik, mental dan sosial dalam kehidupan sehari-hari (Korban Bencana Sosial: perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita fisik, mental maupun sosial ekonomi akibat bencana sosial kerusuhan) 5. PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA DENGAN TEMPAT TINGGAL TAK LAYAK HUNI: mencakup 5.880.499 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terehabilitasinya tempat tinggal dan sarana lingkungan. (Keluarga dengan Tempat Tinggal Tidak Layak adalah keluarga yang kondisi perumahan dan lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak) 6. PENANGANAN KELOMPOK PENDERITA HIV/AIDS: mencakup 19.973 jiwa (Data Pusdatin Kemensos, 2009) dengan sasaran terlayaninya untuk menghadapi sindrom penurunan daya tahan tubuh dan keterlantaran (Penderita HIV/AIDS: seseorang yang dengan rekomendasi profesional terbukti tertular virus HIV dan mengalami sindrom penurunan daya tahan tubuh (AIDS) 7. PENANGANAN KELOMPOK KELUARGA RENTAN: mencakup 1.247.110 KK (Data Pusdatin Kemensos, 2009), dengan sasaran pemberdayaan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar keluarga. (Keluarga Rentan: keluarga muda yang baru menikah (s.d 5 tahun usia pernikahan) yang mengalami masalah sosial dan ekonomi & kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar)

PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDGs Pada Th.2000, 189 Kepala Negara/Kepala Pemerintahan mencanangkan Millenium Development Goals (MDGs), dengan 8 sasaran/goals yang harus dicapai pada th.2015. Indonesia melaksanakan MDGs melalui : No Program - Program No Program - Program 1. Program Penurunan Angka Kemiskinan dan Kelaparan 11. Program Peningkatan Akses Penduduk terhadap air minum layak 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Grafik 12. Program Pengelolaan Sumberdaya Air 3. Program Peningkatan Akses Pendidikan dasar 13. Program Pembinaan & Pengembangan Infrastruktur Permukiman 4. Program Peningkatan Keberaksaraan Penduduk 14. Peningkatan Akses Penduduk Terhadap Sanitasi Dasar Layak 5. Program Mencapai Pendidikan Untuk Semua 15. Program Konservasi Keanekaragaman hayati dan Perlindungan Hutan 6. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 16. Program Peningkatan Fungsi DAS 7. Program Penurunan Angka Kematian Anak 17. Program Pengelolaan Sumberdaya laut, Grafik Pesisir & Pulau Kecil 8. Program Penurunan Angka Kematian Ibu 18. Program Pengelolaan Sumberdaya Alam Grafik & Lingkungan Hidup 9. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana 10. Program Pengendalian Penyakit HIV/AIDS, Malaria,TB Grafik Grafik Grafik Grafik 19. Program Konservasi Energi Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik 21

PROGRAM-PROGRAM PENCAPAIAN MDG s Sebagian besar, 8 MDGs di Indonesia On Track. Beberapa sasaran masih Off Track dan perlu lebih dipacu menyongsong Tahun 2015, yaitu : Penurunan Angka Kematian Ibu, penurunan HIV/AIDS dan tutupan lahan (land use & land cover change) Walaupun secara Nasional sebagian besar target MDGs tercapai, namun disparitas antar provinsi, Kab/kota masih cukup besar. 8 Sasaran MDGs dapat dicapai melalui koordinasi K/L yang baik, serta peran aktif Pemerintah Daerah, didukung partisipasi sektor swasta dan masyarakat. Program-Program MDGs yang sudah On Track harus dijaga, jangan sampai menjadi Off Track, saat mendekati tahun 2015. RPJMN 2010-2014 merupakan Kesempatan Terakhir bagi percepatan pencapaian MDGs. 22

SASARAN RAKER 1. Hal-hal yang disampaikan pada sidang pleno ini selanjutnya akan diikuti dengan sidang-sidang kelompok yang terdiri dari: Pokja Program_Program Pro Rakyat, Pokja Keadilan untuk Semua (Justice forr All), dan Pokja MDGs. 2. Masing-masing Pokja dimaksudkan untuk: a. Menyamakan persepsi mengenai identifikasi tantangan dan langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program. b. Memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam rangka perbaikan pelaksanaan program. c. Mendapatkan masukan mengenai upaya perbaikan program. d. Mempersiapkan matriks lampiran Inpres tentang perbaikan pelaksanaan program.

SINERGI PUSAT DAN DAERAH SERTA ANTARDAERAH 1. Sinergi pusat dan daerah a. Pembagian kewenangan antara pusat dan daerah b. Dengan desentralisasi, daerah memiliki ruang yang luas untuk berkreasi dan berinovasi c. Sumberdaya terbatas pemanfaatan perlu fokus pada sektor-sektor yang memberi dampak optimal 2. Sinergi antardaerah a. Hubungan antarsektor dan antardaerah adalah interaktif & interdependent b. Aktivitas di satu daerah berdampak pada daerah lain c. Pembangunan nasional merupakan hasil dari sinergi pembangunan antarsektor dan antardaerah

KESIMPULAN 25 Pelaksanaan Program-Program: Pro Rakyat, Justice For All & MDGs melibatkan K/L, Pemerintah Daerah, lembaga masyarakat dan Dunia usaha. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator, UKP4 dan BAPPENAS. Khusus Untuk Program Justice For All, dilaksanakan untuk 22 Kelompok Marjinal, dengan Prioritas I: 9 Kelompok Marjinal Prioritas II: 6 Kelompok Marjinal dan Prioritas III: 7 Kelompok Marjinal. Keberhasilan Program-Program Pro Rakyat, Justice For All dan MDGs akan berdampak pada sukses pencapaian sasaran-sasaran RPJMN 2010 2014 dan MDG s. Keberhasilan ini akan meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, pada tahun 2007 berada pada peringkat 111 (Medium Human Development Ranks, Range: 84 158)) dari 182 negara (HDI UNDP, 2009).

TERIMA KASIH

LAMPIRAN INDIKATOR MDGs

28 PROGRAM 1 : PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN DAN KELAPARAN

29 PROGRAM 2 : PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

30 PROGRAM 3,4 Dan 5 : PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

31 PROGRAM 6 : KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

32 PROGRAM 7 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN ANAK

33 PROGRAM 8 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

34 PROGRAM 10 : PENGENDALIAN PENYAKIT HIV / AIDS, MALARIA DAN TB

35 PROGRAM 11 : PENINGKATAN AKSES PENDUDUK TERHADAP AIR MINUM LAYAK

36 PROGRAM 13 : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

37 PROGRAM 14 : PENINGKATAN AKSES PENDUDUK TERHADAP SANITASI DASAR LAYAK

38 PROGRAM 15 : PROGRAM KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERLINDUNGAN HUTAN

39 PROGRAM 18 : PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN HIDUP