BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana. dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera demi mewujudkan suatu keadilan sosial, dengan cara pemenuhan. layak bagi seluruh rakyat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan pria di depan hukum dalam hal memperoleh kehidupan yang. yang dinginkanya dengan catatan wanita tersebut melakukan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

di segala bidang.banyak sektor yang dibuka untuk para pekerja, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang di maksudkan untuk

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Pergeseran dimaksud tidak jarang melanggar peraturan perundangundangan

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata bekerja sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 1 Perlindungan terhadap tenaga

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan manusia lain. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah...melindungi segenap

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1) yang menegaskan : Pasal 2 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. 1. b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memperoleh pekerjaan merupakan salah satu hak yang paling asasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa dan Negara Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mendukung pekerjaan dan penghidupan yang layak. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, merata, baik materiil maupun spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja, dan pembinaan hubungan industrial. 1

2 Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan ketenagakerjaan harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan. Untuk itu, pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia sebagaimana yang dituangkan dalam TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 harus diwujudkan. Dalam bidang ketenagakerjaan, ketetapan MPR ini merupakan tonggak utama dalam menegakkan demokrasi di tempat kerja. Penegakkan demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong partisipasi yang optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerja/buruh Indonesia untuk membangun Negara Indonesia yang dicita-citakan. 1 Hal ini diatur dalam hukum positif yang berupa peraturan Perundang-undangan. UUD 1945 bab X Pasal 27(2) yang berbunyi: Tiap-tiap Warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Menurut pasal ini, bahwa setiap warga negara memilik hak untuk mendapatkan pekerjaan dan dari pekerjaannya tersebut akan memperoleh upah untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pemberian upah yang diterima merupakan hasil dari prestasi yang telah dilakukan berdasarkan produktifitas kerja dan profesionalitas pekerjaan. Pada dasaranya pemberian upah merupakan salah satu aspek penting dalam memberikan perlindungan bagi pekerja dan besar kecilnya suatu upah tidak boleh di bawah uapah minimum. Pemberian upah 1 Penjelasan umum atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3 didasarkan juga pada perjanjian kerja, baik perjanjian kerja yang berupa lisan ataupun tertulis antara pengusaha dan pekerja/buruh yang ketentuannya berdasarkan sistem pengupahan di setiap propinsi, kabupaten/kota ataupun setiap sektor wilayah propinsi, kabupaten/kota. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bab X Pasal 88 (1) mengatur tentang hak setiap pekerja untuk memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, Pasal 88 (2) mengatur tentang pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh, Pasal 89 (1) mengatur tentang upah minimum yang berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota dan berdasarkan sector pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota, Pasal 90 (1) mengatur tentang pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah daripada upah minimum. Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 Pasal 33 mengatur tentang setiap orang memiliki hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sama halnya dengan Pasal 27 (2) UUD 1945. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 191/KEP/2009 mengatur Tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi 2009. Dalam hal ini yang dimaksud dengan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan pekerja dan keluarganya secara wajar yang meliputi makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan jaminan hari tua sehingga untuk mewujudkan penghidupan yang layak

4 tersebut Pemerintah menetapakan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja. 2 Namun ketentuan tentang pengupahan dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam pelaksanaannya masih sering disimpangi oleh pengusaha/ suatu perusahaan yang tidak mau memberikan dan membayar upah pekerja sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku yang didasarkan pada upah minimum yang seharusnya. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan atau seorang pengusaha untuk memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruhnya dengan cara memberikan perlindungan dan menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun, khususnya pada pengupahan pekerja/buruh yang telah melaksanakan kewajibannya serta dari upah yang diterima yang berdasarkan peraturan atau ketentuan yang berlaku dapat mewujudkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh serta keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja yang menjadi kendala dalam memberikan perlindungan hukum terhadap upah minimum propinsi bagi pekerja (Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku? 2 Iman Soepomo,1992,Pengantar Hukum perburuhan,djambatan:jakarta

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kendala dalam memberikan perlindungan hukum terhadap upah minimum propinsi bagi pekerja (Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta) sesuai peraturan perundanga-undangan yang berlaku. D. Manfaat Penelitian 1. Secara obyektif Penelitian penulis ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan yakni sebagai sarana untuk pengembangan ilmu hukum ketenagakerjaan pada khususnya terutama di bidang pengupahan (hukum perburuhan) yang selayaknya dan sepantasnya bagi pekerja/buruh dan menambah pengetahuan yang belum pernah diperoleh selama kuliah. 2. Secara subyektif a. Bagi pekerja Hasil penelitian dapat berguna bagi para pekerja untuk mendukung terciptanya perlindungan bagi pekerja dalam memperoleh haknya yakni upah atau imbalan yang sepantasnya. b. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya peranan masyarakat dalam mendukung terciptanya perlindunngan bagi pekerja/buruh, serta memberikan pandangan masyarakat bahwa pekerja/buruh adalah orang yang memilki peranan penting dalam menjalankan suatu perusahaan.

6 c. Bagi penulis Merupakan kesempatan bagi penulis dapat menerapakan disiplin ilmu selama mengikuti perkuliahan serta untuk memperoleh persyaratan formal dalam memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada fakulas hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian Bahwa penulisan hukum/skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang penelitiannya memang dikaji oleh penulis dan bukan merupakan hasil plagiat orang lain. Adapun penelitian mengenai upah pekerja memang pernah diteliti oleh Lilik Andrianto Andreas, khususnya mengenai Pelaksanaan Upah Minimum Propinsi Bagi Pekerja Kontrak PT. Adi Satria Abadi Di Kabupaten Sleman. Dalam penulisan hukum ini berisi tentang bagaimanan Pelaksanaan Upah Minimum Propinsi Bagi Pekerja Kontrak PT. Adi Satria Abadi dan yang ditulis oleh Albertus Wiratmoko, khususnya mengenai Efektivitas Ketentuan Upah Minimum Propinsi Pada Industri Kecil Bakpia Pathuk Di Yogyakarta. Dalam penulisan hukum ini berisi tentang ketentuan dalam Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 154 Tahun 2005 belum dijalankan secara efektif dalam 3 perusahaan bakpia pathuk di Yogyakarta kuhusunya dalam pemberian Upah Minimum Propinsi (UMP).

7 Penulisan dalam penelitian ini mengkaji tentang Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Upah Minimum Propinsi Bagi Pekerja di Yogyakarta ( Studi kasus di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta ), yang dikaji untuk mengetahui kendala dalam memberikan perlindungan hukum terhadap Upah Minimum Propinsi bagi pekerja di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta baik dari pihak pengusaha maupun pihak pemerintahan khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta. Apabila penulisan ini pernah diteliti oleh peneliti lain, maka penulisan hukum ini merupakan pelengkap dari hasil penelitian sebelumnya. F. Batasan Konsep Penulis akan menguraikan PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP UPAH MINIMUM PROPINSI BAGI PEKERJA DI YOGYAKARTA (Studi kasus: Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta). a. Pengertian Perlindungan Hukum Perlindungan Hukum adalah jaminan hak dan kewajiban untuk manusia dalam rangka memenuhi kepentingan sendiri maupun di dalam hubungan dengan manusia lain. 3 b. Pengertian Upah Upah menurut Pasal 1 butir 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak pekerja/buruh yang diterima 3 Mertukusumo, Sudikno, 1991, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm 40.

8 dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. c. Pengertian Upah Minimum Propinsi Pengertian Upah minimum menurut Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 191/KEP/2008 mengenai Penetapan Upah Minimum Propinsi 2009, Pasal 1 ayat 2 yaitu Upah Minimum Propinsi adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. d. Pengertian Pekerja Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 4 G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum empiris, penelitian hukum empiris adalah penelitian yang titik fokusnya pada perilaku masyarakat hukum 4 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

9 (law in action). Penelitian hukum empiris ini memerlukan data primer sebagai data utama, dengan menagadakan survey ke tempat penelitian, selain itu penulis juga menggunakan data sekunder ( bahan hukum ) yang dibagi menjadi 2 jenis, bahan hukum yang pertama adalah bahan hukum yang mengacu pada peraturan perundang-undangan dan data sekunder yang lain berkaitan dengan buku atau literatur-literatur yang mengacu pada penelitian dan hasil penelitian. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian empiris ini adalah: a. Data Primer Data primer yaitu sumber data yang diperoleh haruslah menunjang dan berkaitan dengan pelaksanaan perlindungan hukum terhadap upah minimum propinsi bagi pekerja di Yogyakarta, khususnya di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara responden dan narasumber dengan daftar pertanyaan sebagai pedoman yang ditujukan dengan tanya jawab secara bebas terhadap responden yaitu pengusaha Bakpia Pathuk Ayu dan pekerja yang bekerja di Bakpia Pathuk Ayu tersebut serta terhadap narasumber yaitu kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta, diadakan

10 pencatatan dari hasil tanya jawab terhadap masalah yang diteliti. b. Data sekunder Data yang diperoleh dari studi pustaka yang terdiri dari: 1) Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Bahan hukum primer yang digunakan berupa peraturan perundang-undangan yang terdiri dari: a) Undang-Undang Dasar 1945. b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). c) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. d) Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 Pasal 33. e) PP Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah f) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-17/MEN/2005 tentang Dasar Pertimbangan Penetapan Upah Minimum (penetapan harga Kebutuhan Hidup Layak/ KHL DIY). g) Keputusan Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 191/KEP/2008 mengenai Penetapan Upah Minimum Propinsi 2009. 2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum dan pendapat hukum, makalah, internet (website) yang dapat

11 menjadi pendukung dan memberikan penjelasan bukubuku dan/ atau literatur-literatur yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan pengupahan. 3) Bahan hukum tersier yang dalam penulisan ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3. Metode pengumpulan data Wawancara Dalam penelitian ini, dalam mengumpulkan data menggunakan metode wawancara yang dilakukan secara bebas terpimpin, yaitu wawancara responden dan narasumber dengan daftar pertanyaan sebagai pedoman yang ditujukan dengan tanya jawab secara bebas terhadap responden yaitu pengusaha dan pekerja di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta (secara personal) serta terhadap narasumber yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta, diadakan pencatatan dari hasil tanya jawab terhadap masalah yang diteliti. 4. Lokasi penelitian Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan dan sesuai dengan judul, maka penelitian dilakukan di Sanggrahan Pathuk NG I-523, Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta. 5. Populasi dan Metode penentuan sampel

12 Populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi pengamatan dalam penelitian. Dalam hal ini adalah pekerja di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta. Sedangkan metode penentuan sampel adalah sebagian atau contoh dari populasi. Metode sampel yang digunakan adalah probability sampling artinya bahwa setiap manusia atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai unsur dalam sampel. Dari data jumlah pekerja yang bekerja di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta yang diperoleh dari pengelola adalah sebanyak 12 orang dan 9 orang pegawai atau pekerja/buruh yang diambil sebagai sampel. 6. Responden dan Nara sumber Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha dan pekerja di Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta. Adapun responden dalam penelitian di Bakpia Pathuk Ayu adalah: a) 9 orang pegawai/pekerja/buruh yang bekerja di Bakpia Pathuk Ayu, yang terdiri dari 3 orang pekerja/buruh perempuan dan 6 orang pekerja/buruh laki-laki. b) 1 pengusaha sebagai pemilik dari Bakpia Pathuk Ayu, yakni Bapak ST. Sri Gandono. Nara sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Pengupahan Kesejahteraan dan Purna kerja yakni Bapak Sudarto dan staf bidang pengupahan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

13 Yogyakarta yakni Bapak Catur. Yang dimaksudkan orang yang memberi informasi mengetahui benar tentang permasalannya. 7. Metode analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai kata yang dikumpulkan secara sistematis sehingga memperoleh gambaran mengenai masalah yang diteliti. 5 Metode penalaran dalam penyimpulan menggunakan metode induktif yakni pola khusus mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap upah minimum propinsi bagi pekerja di Yogyakarta (studi kasus di Bakpia Pathuk Yogyakarta) dengan penyimpulan bersifat umum yang berkenaan dengan peraturan ketenagakerjaan dan peraturan tentang upah minimum. H. Sistematika penulisan Bab I : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, dan metode penelitian yang digunakan dalam menyusun penelitian dan penulisan hukum ini. Bab II : PEMBAHASAN 5 Soerjono Soekanto, 1996, Pengantar Penulisan Hukum, UI Press, Jakarta, hlm 256

14 Dalam bab ini akan diuraikan dari hasil penelitian yang merupakan bab pembahasan yang terdiri dari : A. Tinjauan Umum mengenai Perlindungan Hukum B. Tinjauan Umum mengenai Upah Minimum Propinsi 1. Pengertian Upah 2. Pengertian Upah Minimum 3. Pengertian Upah Minimum Propinsi C. Tinjauan Umum mengenai Pekerja/buruh D. Tinjauan Umum mengenai Hubungan Kerja 1. Pengertian Perjanjian Kerja 2. Hak dan kewajiban Pekerja/buruh dan pengusaha E. Pelaksanaan Perlindungan Hukum terhadap Upah Minimum Propinsi Bagi Pekerja di Yogyakarta (Studi kasus: Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta). 1. Kendala dalam memberikan perlindungan hukum terhadap upah minimum propinsi bagi pekerja (Bakpia Pathuk Ayu Yogyakarta) sesuai peraturan Perundang-undangan yang berlaku Bab III : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka