BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding. 8

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara yang beraneka ragam. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa

Berbahasa dan Bersastr

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Keterampilan Berbicara. manusia yang berbeda-beda antara satu manusia dengan yang lainnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II. Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, seseorang belajar bahasa karena didorong oleh kebutuhan. melalui bahasa baik secara lisan maupun tertulis.

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa, pengenalan benda, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita, deklamasi, memberi tanggapan, pendapat atau saran, diskusi, dan lain- lain 6. Menurut Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu 7 : a. Kegiatan kegiatan visual Membaca, melihat gambar gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja. b. Kegiatan kegiatan Lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran. Mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. c. Kegiatan kegiatan mendengarkan 6 TIM LAPIS- PGMI, Perkembangan Peserta Didik, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008) paket 8 hal.13 7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) hal 172 9

10 Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d. Kegiatan menulis Menulis cerita, laporan, memeriksa karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. e. Kegiatan- kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. f. Kegiatan kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. g. Kegiatan kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor, hubungan- hubungan dan membuat keputusan h. Kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang dan lain lain. 2. Tujuan Berbicara Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogyanya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengavaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya dan harus mengetahi prinsip

11 prinsip yang mendasari segala sesuatu pembicaraan, baik secara umum, maupun perorangan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: 1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform), 2) Menjamu dan menghibur (to entertaint), 3) Membujuk mengajak, mendesak dan meyakinkan ( to persuade ). 3. Prinsip Umum Berbicara Adapun prinsip umum dalam berbicara, yaitu : a. Membutuhkan paling sedikit dua orang. b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama, c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum, d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. e. Menghubngkan setiap pembicara dengan yang lain dan kepada lingkungannya dengan segera, f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini, g. Hanya melibatkan perlengkapan yang berhubungan dengan suara, bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory apparatus), h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil.

12 4. Faktor Faktor Kebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara 8 a. Ketepatan Ucapan Pengucapan bunyi bunyi bahsa yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Atau sedikitnya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pemakaiannya (pembicaranya dianggap aneh. b. Penempatan Tekanan, Nada, Sendi dan Durasi yang sesuai Kesesuaian tekanan, nada, sendi, durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaiannya datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu berkurang. c. Pilihan kata ( Diksi ) Kata kata yang belum dikenal memang membangkitkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. 8 Maidar G. Arsjad, Mukti U. S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta :Erlangga, 1988), hal. 17

13 Selain itu hendaknya dipilih kata kata yang konkret sehingga mudah dipahami pendengar. Namun, pilihan kata tentu harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan dan dengan siapa berbicara. d. Ketepatan Sasaran Pembicaraan Sebagai sarana komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu berupa ide, gagasan, pesan, pengertian atau informasi. Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar persis seperti apa yang dimaksud oleh pembicara. 5. Faktor Faktor Nonkebahasaan Sebagai Penunjang Keefektifan Berbicara Adapun faktor faktor Nonkebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara, yaitu 9 : 1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku 2. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara 3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain 4. Gerak gerik dan mimik yang tepat 5. Kenyaringan suara 9 Maidar G. Arsjad, Mukti U. S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta :Erlangga, 1988), hal. 19

14 6. Kelancaran 7. Relevansi atau penalaran 8. Penguasaan topik 6. Indikator Kemampuan Mengemukakan Pendapat Adapun indikator kemampuan mengemukakan pendapat, yaitu 10 : a. Kejelasan mengungkapkan Pendapat b. Mampu mengkomunikasikan pendapat c. Isi gagasan yang disampaikan d. Keruntutan ide atau gagasan B. METODE TIME TOKEN 1. Metode Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan; prinsip dan praktek- praktek pengajaran bahasa.metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, penerapan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar.dengan metode ini di harapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. 10 Eprints.ums.ac.id diakses pada tanggal 23 Mei 2016 pukul 19.00

15 Dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. 11 Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik karena penyampaian tersebut berlangsung dalam interaksi edukatif 12. Metode secara harfiah berarti cara. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat lain juga di jelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam intertaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran. 2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan metode 13 : a. Anak didik Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis, mempengaruhi pemilihan dan pementuan metode mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran. b. Tujuan Peremusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana terjadi apa diri anak didik. 11 Nana Sudjana. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru,1989) hal.76 12 Anas Salahudin, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hal.137 13 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010)hal.78

16 c. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu guru menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. d. Fasilitas Lengkap tidaknya fasilitas akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. 3. Metode Time Token Menurut Arends, metode pembelajaran kooperatif Time Token adalah metode keterampilan sosial, yaitu struktur yang dapat digunakan untuk membelajarkan keterampilan sosial guna menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan. 14 Adapun sintaks metode Time Token 15 : e. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning) f. Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. g. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan. h. Bila telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan setiap berbicara satu kupon, 14 Saur Tampubolon,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Erlangga, 2014) hal.105 15 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar,2014) hal.133

17 i. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Yang masih memegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis. 4. Kelebihan Metode pembelajaran Time Token Adapun kelebihan dari metode ini 16 : a. Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi, b. Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang tidak berbicara sama sekali, c. Membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, e. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat, f. Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan, dan memiliki sikap keterbukaan terhadap kritik, g. Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain, h. Mengajak siswa untuk mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi, i. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran 5. Kelemahan Metode Time Token Sedangkan kelemahan metode ini 17 : a. Hanya dapat digunakan pada matra pelajaran tertentu saja, b. Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak, 16 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta :Pustaka Pelajar,2014) hal.241 17 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta :Pustaka Pelajar,2014) hal.242

18 c. Memerlukan banyak waktu untuk persiapan. Dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya, d. Kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan membiarkan siswa yang aktof untuk tidak berpartisipasi lebih banyak dikelas. C. Bahasa Indonesia 1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di sekolah, perkembangan bahasa anak diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia. Dengan diberikannya pelajaran bahasa disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk: 18 a. Berkomunikasi secara baik dengan orang lain. b. Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya c. Memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya. Ada beberapa tujuan di ajarkannya materi Bahasa Indonesia pada pendidikan sekolah dasar. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 18 Syamsu Yusuf L.N., Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2012) hal.63

19 1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan 4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 2. Ruang Lingkup mata Pelajaran Bahasa Indonesia Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Mendengarkan

20 Mendengarkan pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. 2. Berbicara Berbicara pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama. 3. Membaca Membaca pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. 4. Menulis. Menulis pada jenjang kelas V, meliputi keterampilan mengungkapkan pikiran perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. 3. Materi mengomentari hal faktual a. Fakta merupakan peristiwa nyata yang terjadi. Fakta bisa berupa peristiwa sehari- hari. Cara mengungkapkan fakta harus memperhatikan 19 : 19 Umri Nur Aini, Indriyani, Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Perbukuan DepDikNas,2008), hal. 96

21 a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa. Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi peristiwa tersebut secara tepat. b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa peristiwa yang tidak logis. c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. b. Memberi Saran Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk membantu atau menyelesaikan suatu persoalan. Cara mengungkapkan saran dalam diskusi: a. Menyebutkan identitas diri dengan lengkap. b. Memberikan saran sesuai dengan inti permasalahan. c. Memberikan alasan yang masuk akal. d. Saran diungkapkan dengan kalimat yang runtut dan efektif. e. Gunakan pilihan kata yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain. f. Bahasa yang digunakan berupa bahasa formal.