BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Fenomena Narkoba di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB III PENUTUP. hukum ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengguna Narkoba. Pengguna napza atau penyalahguna napza adalah individu yang

PELAKSANAAN TUGAS INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1.a Peta jalur peredaran narkoba Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

PANTI REHABILITASI NARKOBA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit kanker. Penyakit kanker merupakan penyakit yang menyerang sistem kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

PUSAT REHABILITASI BAGI PENGGUNA NARKOBA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba singkatan dari NARkotika, PsiKotropika dan Bahan Adiktif

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan

Zat Adiktif dan Psikotropika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. medis merupakan suatu bentuk penyalahgunaan yang dapat berakibat fatal di

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

kesepakatan dalam masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA perbuatan jahat yang harus diberantas dengan pendekatan hukum (saja) ;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG LARANGAN PENYALAHGUNAAN FUNGSI LEM

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB 1 PENDAHULUAN. Jamur ajaib atau magic mushroom yang berasal dari jamur tahi sapi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

PELAKSANAAN SISTEM PEMIDAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA ABSTRAK

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran.1 Sebagai mana yang kita ketahui

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang

Kementerian Sosial RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

SKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terdapat beberapa penyebab yang melatarbelakangi pemilihan judul Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang. Latar belakang dibedakan menjadi latar belakang objek dan latar belakang tema. Adapun penjelasan tentang latar belakang objek dan latar belakang tema adalah sebagai berikut. 1.1.1 Latar Belakang Objek Perkembangan teknologi memiliki banyak dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan dan pola pikir remaja pada saat ini. Pengaruh yang ditimbulkan beraneka ragam seperti pengaruh positif pada kemampuan para remaja dalam mengatasi masalah pendidikan dengan penggunakan teknologi. Akan tetapi pada beberapa aspek, pengaruh negatif juga berdampak pada kehidupan remaja seperti semakin mudahnya mereka mengetahui jenis hingga pemakaian obat-obatan terlarang seperti narkoba dan sejenisnya. Kemudahan akses untuk mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus penggunaan narkoba di masyarakat. Narkoba seharusnya dijauhkan dari semua kalangan masyarakat dan semua umur, karena narkoba merupakan salah satu penyebab rusaknya generasi bangsa. Banyak dari pengguna narkoba berasal dari umur produktif yang diharapkan mampu membawa nama baik negara. Rusaknya generasi bangsa akan menyebabkan kerusakan moral dan hilangnya akhlak para pemuda. Khikmatus Amaliyah 11660014 1

Kasus penggunaan narkoba di Indonesia pada tiap tahunnya dicatat oleh Badan Narkotika Nasional. Jumlah pengguna narkoba jenis narkotika, psikotropika, dan bahan aditif berbeda. Seperti yang tertera pada tabel berikut: Tabel 1.1: Jumlah Kasus Narkoba Berdasarkan Penggolongan Jenis Narkoba 2007-2011 (Sumber: www.bnn.go.id) Dari tabel dapat terlihat prosentase jumlah pemakai obat-obatan terlarang yang tidak sama pada tiap tahunnya. Pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah kasus pemakaian narkoba sebesar 13,81%, akan tetapi pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus pemakaian narkoba kembali sebesar 11,64%. Peningkatan tersebut menunjukkan adanya kecenderungan para pemakai untuk terus menggunakan obat-obatan terlarang. Untuk jenis narkotika terjadi penurunan kasus pemakaian hanya pada tahun 2008 dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011. Selain itu pengguna narkoba juga berasal dari usia produktif seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.2: Jumlah Kasus Narkoba Berdasarkan Penggolongan Umur 2007-2011 (Sumber: www.bnn.go.id) Khikmatus Amaliyah 11660014 2

Dari tabel tersebut terlihat bahwa usia produktif memiliki jumlah pengguna yang besar. Golongan usia di atas 29 tahun memiliki prosentase pengguna narkoba yang paling tinggi. Selain itu terlihat jumlah pengguna narkoba setiap tahun bertambah di rentang usia 20 tahun ke atas sehingga diperlukan penanganan yang tepat. Tingkat pemakaian narkoba masih tergolong tinggi meskipun pemerintah melakukan antisipasi terhadap para pengguna narkoba. Akan tetapi kecenderungan masyarakat yang masih menyukai cara-cara negatif untuk menghadapi permasalahan hidup ataupun penyebab lain adalah aspek yang mendorong penggunaaan narkoba masih tinggi di kalangan para remaja ataupun dewasa. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat pemakaian narkoba yang semakin meningkat. Pemerintah bertindak tegas untuk memberantas narkoba di Indonesia, salah satu cara yang dilakukan adalah membuat UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada UU tersebut terlihat bahwa narkoba dilarang dan akan dijatuhi hukuman pidana bagi penggunanya. Tapi hukuman pidana tanpa rehabilitasi dan pelatihan pasca rehabilitasi akan membuat para pengguna narkoba memiliki kecenderungan untuk kembali menggunakan obat-obatan terlarang. Dalam agama islam pun pemakaian obat-obatan terlarang sangat dilarang karena obat-obatan terlarang tersebut termasuk pada golongan yang memabukkan. Sesuatu yang memabukkan diharamkan dan tidak boleh dimasukkan pada tubuh. Larangan tersebut disebutkan pada Al-Qur'an dan Hadits. Seperti pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 219 serta di beberapa ayat lainnya di dalam Al-Qur'an. Khikmatus Amaliyah 11660014 3

Mereka bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) mengenai arak dan judi. Katakanlah: Pada keduanya ada dosa besar dan ada pula beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya dan mereka bertanya pula kepadamu: Apakah yang mereka akan belanjakan (dermakan)? Katakanlah: Dermakanlah - apa-apa) yang berlebih dari keperluan (kamu). Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayatnya (keterangan-keterangan hukumnya) supaya kamu berfikir. (Surah Al-Baqarah, Ayat 219) Menurut Ahmad Syafi i dalam Penyalahgunaan Narkoba dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum islam (2009) menyebutkan tentang beberapa efek narkoba yaitu depresan, stimulan, halusinogen, dan adiksi. Depresan ialah efek dari narkoba yang dapat menekan sistem syaraf pusat dan menyebabkan depresi ringan, dapat membuat pemakai merasa tenang bahkan membuatnya tidur atau tidak sadarkan diri. Stimulan merupakan efek dari narkoba yang dapat mengakibatkan kerja organ tubuh, seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu dan cenderung membuatnya lebih senang dan gembira untuk sementara waktu. Halusinogen ialah efek dari narkoba yang bila dikonsumsi dalam jumlah dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, yaitu seolah-olah melihat suatu hal (benda) yang sebenarnya tidak ada (tidak nyata). Adiksi ialah efek dari mengkomsumsi narkoba yang dapat menyebabkan seseorang kecanduan karena zat tertentu yang dikandungnya, dan dapat pula mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Efek-efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi narkoba memiliki lebih banyak efek negatif daripada efek positif. Pada saat narkoba masuk kedalam tubuh, ia akan menyebabkan banyak kerusakan pada organ dalam maupun luar tubuh. Efek Khikmatus Amaliyah 11660014 4

positif yang didapatkan hanya bersifat sementara dan membuat pemakai narkoba akan lebih sering menggunakannya. Penggunaan yang berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan kematian. Efek-efek negatif dari mengkonsumsi narkoba dapat dikurangi dengan rehabilitasi yang dilakukan di tempat-tempat yang menyediakan pelayanan rehabilitasi. Tempat-tempat yang digunakan untuk rehabilitasi para pengguna banyak disediakan di rumah sakit hingga pesantren yang juga menerima para pengguna narkoba untuk di rehabilitasi melalui pendekatan secara spiritual. Badan Narkotika Nasional juga menyediakan tempat rehabilitasi gratis yang dibiayai pemerintah. Akan tetapi pusat rehabilitasi yang khusus digunakan untuk para pengguna narkoba di Indonesia hanya ada di Lido Jawa Barat dan Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel). Sehingga pihak BNN Jawa Timur perlu merujuk pengguna narkoba ke Jawa Barat. Ketiadaan panti rehabilitasi di jawa timur yang memadai berdampak pada bertambahnya para pengguna obat-obatan terlarang yang minim pengawasan. 1.1.2 Latar Belakang Tema Berbagai upaya dilakukan oleh keluarga ataupun pemerintah untuk menangani permasalahan ini, tapi diperlukan penanganan khusus dari pihak-pihak profesional di bidang tersebut agar para pengguna narkoba dapat memperbaiki kehidupannya serta memiliki masa depan yang lebih baik. Selain itu peran serta para remaja yang tidak tergantung pada narkoba dapat ditumbuhkan dengan bimbingan yang baik. Faktor lingkungan tempat para penguna narkoba tinggal juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan ketergantungannya pada narkoba. Khikmatus Amaliyah 11660014 5

Banyak aspek yang mempengaruhi kesehatan manusia diantaranya adalah faktor genetis, faktor medis, faktor lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Akan tetapi faktor lingkungan adalah aspek dominan yang mempengaruhi kesehatan manusia karena sisi psikologis manusia menempati prosentase yang lebih banyak. Metode penyembuhan yang lebih mengoptimalkan aspek lingkungan adalah healing environment. Michael L. Knecht dalam Optimal Healing Environment (2010) mengemukakan tentang faktor-faktor yang menyebabkan stres di lingkungan pelayanan kesehatan antara lain: Invasion of privacy, loss of control, feelings of helplessness, separation from family or friends, uncertainty about care processes, uncontrollable noise and interruptions, concern about medical errors and cost of care. Faktor-faktor stress tersebut berdampak pada kesehatan pasien sehingga diperlukan elemen-elemen yang dapat mengurangi tingkat stres pasien dan membantu meningkatkan kesehatan pasien. Konsep healing environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar tapi juga bagian dalam bangunan. Inti dari konsep ini adalah membangun suasana melalui penyesuaian semua elemen desain untuk dapat memberikan rangsangan positif bagi kelima panca indera manusia (Kurniawati, 2011). Pada faktor lingkungan alami dan lingkungan buatan dapat saling memberikan dampak secara psikologis kesehatan para pengguna yang akan juga berdampak pada perilaku keseharian mereka sehingga pengguna narkoba dapat mengurangi penggunaan narkoba secara bertahap hingga sembuh dan terlepas dari narkoba. Khikmatus Amaliyah 11660014 6

Setelah para pengguna dapat terlepas dari ketergantungannya pada narkoba diharapkan mereka dapat kembali ke masyarakat dengan memberikan pengaruh positif. Pengaruh positif dapat diwujudkan dengan pelatihan pasca rehabilitasi yang dapat meningkatkan kreativitas agar lebih berkembang dan tidak kembali menggunakan narkoba. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut maka dibutuhkan tempat rehabilitasi narkoba yang mampu menyediakan fasilitas-fasilitas memadai serta mendorong para pengguna yang sudah tidak tergantung pada narkoba melakukan kegiatan yang positif. Dari uraian diatas muncul suatu gagasan untuk membuat suatu pusat rehabilitasi narkoba yang mendorong masyarakat untuk memperbaiki diri. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang mengacu pada latar belakang yang mencakup pemilihan objek dan tema, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan pusat rehabilitasi pengguna narkoba di kabupaten malang yang mampu menyembuhkan ketergantungan narkoba dengan menerapkan tema healing environment? 2. Bagaimana rancangan pusat rehabilitasi pengguna narkoba yang dapat mewadahi kreativitas rehabilitan? Khikmatus Amaliyah 11660014 7

1.3 Tujuan Tujuan dari Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang didapatkan berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Menghasilkan rancangan pusat rehabilitasi pengguna narkoba yang mampu menyembuhkan ketergantungan narkoba dengan menerapkan tema healing environment. 2. Menghasilkan rancangan pusat rehabilitasi pengguna narkoba yang dapat mewadahi kreativitas rehabilitan. 1.4 Manfaat Perancangan Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penerapan tema healing environment pada proses penyembuhan kecanduan. 2. Bagi akademik, dapat mengembangkan keilmuan di bidang pengobatan dan penyembuhan yang berdasarkan pada tema healing environment. 3. Bagi masyarakat, dapat mengurangi tingkat kecanduan narkoba sehingga dampak negatif yang diberikan oleh para pecandu akan berkurang. 4. Bagi pemerintah, dapat mengurangi tingkat kejahatan di masyarakat serta menambah daya kreativitas para pecandu. Khikmatus Amaliyah 11660014 8

1.5 Ruang lingkup/ Batasan Terdapat dua ruang lingkup/ batasan yaitu ruang lingkup objek dan ruang lingkup tema. Berikut adalah penjelasan tentang ruang lingkup/ batasan objek dan ruang lingkup/ batasan tema. 1.5.1 Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup/ batasan yang ada pada Perancangan Pusat Rehabilitasi Obat-obatan terlarang ini bertujuan untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak terkait dengan latar belakang, permasalahan, dan tujuan yang sesuai dengan objek serta tema yang dipakai dalam perancangan. Ruang lingkup/ batasan yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Objek Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ini diperuntukkan memberikan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba dan memberikan pelatihan kreativitas bagi para rehabilitan. Objek rancangan menyediakan sarana dan prasarana penunjang fungsi pusat rehabilitasi dan pengembangan kreativitas para rehabilitan antara lain: unit rehab medik, UGD, ruang perawatan, asrama, sarana ibadah, ruang kelas, dan lain lain. 2. Pengguna (user) User pusat rehabilitasi pengguna narkoba di kabupaten malang adalah pengguna narkoba pada rentang usia 15 tahun ke atas. Para rehabilitan dibantu oleh dokter/ perawat, pelatih keterampilan, pengelola, serta para pengunjung yang berasal dari keluarga. Khikmatus Amaliyah 11660014 9

3. Tapak Tapak yang dipakai dalam Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba berada di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tapak tersebut memiliki berbagai potensi yang dapat menambah kemudahan penyembuhan kecanduan narkoba. Tapak ditunjang dengan kondisi lingkungan dan view yang baik serta mendekatkan para pengguna dengan alam. Selain itu lokasi yang mudah dijangkau juga dapat memudahkan para pengguna. 4. Skala Layanan Skala layanan yang digunakan pada Pusat Perancangan Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang adalah skala regional yaitu di propinsi Jawa Timur dan berada di bawah Kementrian Kesehatan dan dibiayai oleh pemerintah. 1.5.2 Ruang Lingkup Tema Tema yang dipakai dalam Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang adalah Healing Environment dengan memakai prinsip-prinsip Nourishing All the Senses, Healthy Lighting, Colour Scheme, Comfortable Shapes, Natural Materials, Hygiene and Clean Air, Connection to Nature, Changeable Layout and Social Support, Accesible Environment. Khikmatus Amaliyah 11660014 10