BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian memiliki dua macam metode penelitian yang dapat digunakan, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk memilih suatu metode penelitian tentunya diperlukan pengetahuan mengenai kedua metode penelitian yang ada. Menurut (Patton dalam Poerwandari, 2009) bahwa perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif terletak pada keluasan cakupan dan kedalamannya. Dalam penggunaan salah satu metode penelitian ini berdasarkan dari masalah penelitian dan metode mana yang dianggap paling baik dalam menjawab masalah yang akan diteliti (Poerwandari, 2009). Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu untuk mengetahui gambaran proses pencarian makna hidup pada prilaku percobaan bunuh diri, maka data yang dibutuhkan berupa pengalaman dan penghayatan pribadi subyek sebagai pelaku percobaan bunuh diri saat dalam proses pencarian makna hidup tersebut. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan sistematis, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode kualitatif karena metode ini menggunakan data yang membuat peneliti memahami alur cerita subyek secara kronologis dan penghayatan subyek saat mencari makna hidup. 3.2. Subyek Penelitian 3.2.1. Karakteristik Subyek
Subyek adalah: a) seorang yang mempunyai masalah kehidupan yang pernah melakukan percobaan bunuh diri, b) subjek dalam keseharianya mencari nafkah dengan jalan mencari usaha dagang dan karyawan buruh pabrik, serta ada juga memanfaatkan barang bekas (seperti kardus, botol bekas dan gelas plastik) dengan menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditas. dan ada juga yang sebagai pelajar SMA. c) Para subjek yang dalam pengalaman pribadinya pernah melakukan percobaan bunuh diri. d) usia subjek 19-55 tahun. e) berdomisili daerah tangerang. 3.3 Prosedur Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa tahapandiantaranya adalah : 3.3.1 Tahap Persiapan Peneliti terlebih dahulu akan membuat pedoman wawancara dan observasi dengan mengacu kepada teori yang telah dijadikan kerangka acuan dalam menjawab permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. 3.3.2 Tahap Pelaksanaan Melakukan wawancara dan observasi yang telah ditentukan sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat verbatim atas semua hasil wawancara pada subjek penelitian. Peneliti mengkategorikan rangkuman jawaban-jawaban tersebut sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini. Melakukan analisa data berdasarkan kategori umum yang telah dibuat peneliti sebelumnya. Penulisan ini dilakukan dalam bentuk presentasi data yang didapat. 3.4 Teknik Pemilihan Subyek
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah observasi dan wawancara. 3.4.1 Observasi Observasi menjadi metode paling dasar dan paling tua dalam suatu penelitian. Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Patton (dalam Poerwandari, 2009) juga menegaskan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pada tujuannya observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitasaktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mana mereka terlibat dalam kejadian yang sedang mereka amati tersebut. Young (Sukardi, dalam Wahyudi, 2010) menyatakan bahwa berdasarkan cara pengamatan dibedakan menjadi dua yaitu observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur, dikarenakan agar peneliti dapat menghayati secara utuh, mendalam, dan menemukan hal-hal yang tidak akan terungkap oleh wawancara. 3.4.2 Wawancara
Menurut Moleong (2006), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Hadi (dalam Rahayu & Ardani, 2004) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Yang dimaksud dengan sepihak disini, yaitu menerangkan perbedaan tingkat kepentingan kedua belah pihak. Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang orang lain, dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud tertentu, melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan tujuan tertentu demi mengungkap jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan wawancar semi terstuktur dikarenakan peneliti dapat melakukan wawancara secara fleksibel tanpa harus sesuai dengan daftar pertanyaan. Wawancara dengan pedoman semi terstuktur dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal hal / aspek aspektertentu dari kehidupan / pengalaamn subjek. Tetapi wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam, di mana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek secar utuh dan mendalam (Poerwandari,2009)
3.5 Jumlah Subyek Jumlah partisipan sangat tergantung pada apa yang ingin diketahui penelitian, tujuan penelitian, konteks saat itu, serta apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan partisipan yang tersedia (Poerwandari, 2009). Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah memenuhi syarat penelitian. 3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topic yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Banister dalam Poerwandari, 2009). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum. Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit daalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Poerwandari, 2009).
Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicara pada hal-hal / aspek-aspek tertentu dari kehidupan / pengalamam subyek. Tetapi wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam, dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek, secara utuh dan mendalam (Poerwandari, 2009). 3.7 Alat Pengumpulan Data Menurut Poerwandari (1998) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu : 3.7.1 Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3.7.2 Alat Bantu Pengumpulan Data Pedoman Observasi Pedoman observasi ini berisikan pengamatan apa yang terjadi, bagaimana orang tersebut bereaksi dan berinteraksi. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara yang berisikan daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang akan dibahas dan berfungsi sebagai alat pengecek. Pedoman ini disusun tidak hanya
berdasarkan tujuan, tetapi juga berdasarkan teori yang bersangkutan dengan topik atau permasalahan. Kaset dan Tape Recorder Kaset dan tape recorder digunakan untuk mempermudahkan peneliti dalam mencatat hasil wawancara (Moleong, 2006).Alat perekam digunakan setelah mendapatkan izin dari narasumber. Informed consent Bertujuan agar penelitian yang dilakukan terhadap subjek tidak bersifat paksaan, karena subjek telah menyetujui bahwa dirinya dijadikan subjek di dalam penelitian. 3.8. Prosedur Penelitian 3.8.1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya: menentukan topik atau permasalahan, mencari informasi dan data mengenai permasalahan, merumuskan masalah penelitian, membentuk skema penelitian, menyusun pedoman wawancara, mencari subjek dan tempat penelitian, dan melakukan penelitian berupa wawancara terhadap subyek. 3.8.2 Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara pada awal Mei 2012. Pemilihan subyek didasarkan pada tujuan penelitian, yakni menggambarkan proses pencarian makna hidup pelaku percobaan bunuh diri, sehingga subyek yang dicari terfokus pada Pengalaman subjek yang hendak mau melakukan percobaan bunuh diri, dimana usia subjek penelitian tidak ditentukan, hanya berdasarkan situasi di tempat penelitian saja.
3.9. Tahap Analisis Dalam penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deksripsi, cerita dokumen tertulis, dan dokumen tertulis dan tidak tertulis (foto, gambar), ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya (Poerwandari, 2009). Penelitian ini menggunakan 3.10. Jenis Analisis Pada penelitian ini menggunakan analisis intrakasus dan antarkasus. Pada analisis intrakasus peneliti melihat hasil wawancara subyek dan menghubungkan dengan teori yang dipakai. Sedangkan pada penelitian antarkasus peneliti membandingkan hasil wawancara ketiga subyek dengan teori yang dipakai untuk melihat perbedaan pengalaman subyek.