LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH UPUN TAKA DI KABUPATEN TANA TIDUNG

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PARKIR KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BULELENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Dan BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Nomor : 15 Tahun 2002 Seri E Nomor : 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABU PATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 1991 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 6 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH SAPEUE PAKAT KABUPATEN PIDIE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 30 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI MADIUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA UMBUL KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 5/PERDA/1976 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH RUMAH SAKIT BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 9 Tahun : 2010 Seri : D Nomor : 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 9 TAHUN 2010

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MURA ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 12 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MURA MAKMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Array - Kota Bogor Online

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUPATI TOJO UNA - UNA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pembangunan dibidang perekonomian, maka perlu ditetapkan dasar-dasar untuk mendirikan perusahaan daerah guna menjamin kehidupan dan perkembangan daerah. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pendirian Perusahaan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tojo Una-Una di Propinsi Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 147, Tambahan Lembaran negara republik Indonesia Nomor 4342) ; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom (Lembanran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA dan BUPATI TOJO UNA-UNA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perusahaan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah daerah Kabupaten Tojo Una-Una 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan Prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistim dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 2005. 4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Tojo Una-Una. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut sebagai DPRD adalah Lembaga Perwakilan rakyat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 6. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan Pemerintah Daerah Otonomi oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas Desentralisasi. 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan yang ditetapkan atas persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Bupati Tojo Una-Una. 8. Perusahaan Daerah adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap atau terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Kabupaten Tojo Una-Una untuk tujuan memperoleh laba atau keuntungan. 9. Perusahaan yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah Perusahaan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una. 10. Direksi adalah Pimpinan Perusahaan Daerah. 11. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah. BAB II NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, TUJUAN DAN BIDANG USAHA Pasal 2 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN (1) Perusahaan ini bernama Perusahaan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una disingkat PD Kabupaten Tojo Una-Una. (2) Perusahaan Daerah berkedudukan di Kabupaten Tojo Una-Una. (3) Apabila dianggap perlu Direksi atas persetujuan Badan Pengawas dapat mengembagkan usaha dengan membentuk Unit Kerja di Kecamatan.

Pasal 3 TUJUAN PERUSAHAAN (1) Turut serta melaksanakan pembangunan Daerah di Kabupaten Tojo Una- Una sesuai dengan bidang usaha yang dikelola dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). (2) Dalam melaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Perusahaan Daerah dapat bekerja sama dengan Perusahaan Daerah lainnya, Koperasi dan Badan Usaha lainnya. Pasal 4 BIDANG USAHA Perusahaan Daerah ini bergerak dalam bidang : a. bidang Kontraktor dan Konsultan serta Real Estate (pengembangan). b. bidang Perdagangan Umum dan Jasa; c. bidang Pertambangan termasuk bahan Galian; d. bidang angkutan daerah dan transportasi termasuk Expedisi Muatan Kapal Laut (EMKL); e. bidang Perikanan dan Kelautan; f. bidang Kebersihan Kota; g. bidang Kepariwisataan; h. bidang Farmasi; i. bidang Biro Perjalanan Umum; j. bidang Air Minum; k. bidang usaha lainnya. Modal usaha terdiri dari : a. modal sendiri ; b. modal penyertaan ; c. bantuan pemerintahan ; d. usaha lain yang sah. BAB III M O D A L Pasal 5 BAB IV P E N G U R U S Pasal 6 Pengurus Perusahaan Daerah terdiri dari : a. Direksi dan b. Badan Pengawas; BAB V D I R E K S I Bagian Pertama PENGANGKATAN Pasal 7 (1) Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Badan Pengawas. (2) Untuk dapat diangkat sebagai Direksi harus memenuhi Persyaratan sebagai berukut : a. diutamakan mempunyai pendidikan serendah-rendahnya Sarjana (S1); b. mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di Perusahaan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan (referensi) dari Perusahaan sebelumnya dengan penilaian yang baik;

c. membuat dan menyajikan Proposal tentang visi, misi serta strategi Perusahaan; d. tidak sedang menjalani proses Hukum dipengadilan Negeri karena tindak Pidana; (3) Pengangkatan anggota Direksi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 8 (1) Seseorang dapat menduduki jabatan Direksi paling lama 2 (dua) kali masa jabatan direksidalam kedudukan yang sama di Perusahaan Daerah. (2) Masa jabatan ditetapkan selama 3 (tiga) tahun. (3) Pengangkatan atau masa jabatan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dilakukan apabila Direksi terbuki mampu meningkatkan kinerja Perusahaan setiap tahun. (4) Apabila direksi berhalangan maka tugasnya dilakukan oleh seorang direktur yang tertua dalam jabatannya. Bagian Kedua TUGAS DAN WEWENANG Pasal 9 Direksi dalam mengelola Perusahaan mempunyai tugas sebagai berikut : a. memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan; b. direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai pekerja Perusahaan menurut peraturan kepegawaian dengan persetujuan Bupati melalui pertimbangan Badan Pengawas; c. menyampaikan rencana kerja 3 (tiga) tahunan dan rencana kerja anggaran tahunan kepada Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan; d. melakukan perubahan terhadap program setelah mendapat pengesahan badan Pengawas; e. membina pegawai; f. mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan; g. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; h. mewakili perusahaan baik di dalam maupun diluar pengadilan; i. menyampaikan akuntabilitas kinerja secara berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk neraca perhitungan rugi/laba kepada Badan Pengawas; Pasal 10 a. Mengangkat, memberhentikan dan memindah tugaskan pegawai dari jabatan dibawah Direksi; b. Menandatangani neraca dan perhitungan rugi/laba; c. Menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain; Pasal 11 Direksi memerlukan persetujuan Badan Pengawas dalam hal : a. mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama dan atau pinjaman yang mungkin dapat berakibat terhadap berkurangnya asset dan membebankan anggaran perusahaan; b. memindah tangankan atau hipotika atau menggadai benda bergerak dan atau tidak bergerak milik Perusahaan; c. melakukan penyertaan modal dalam perusahaan lain; Bagian Ketiga TAHUN BUKU DAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Pasal 12 (1) Tahun buku Perusahaan adalah tahun Takwin

(2) selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun buku Direksi menyampaikan laporan keuangan kepada Bupati melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan yang terdiri dari neraca dan perhitungan rugi / laba tahunan setelah diaudit oleh akuntan publik. (3) Neraca dan perhitungan rugi/laba tahunan yang telah mendapatkan pengesahaan dari Bupati memberikan pembebasan tanggungjawab kepada Direksi dan Badan Pengawas. (4) selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun buku Direksi telah mengajukan rencana kerja dan anggaran Perusahaan. (5) Apabila pada tanggal 31 Desember tahun berjalan Badan Pengawas belum mengesahkan rencana kerja dan anggaran Perusahaan yang diajukan, dianggap sah. Bagian Keempat PENGHASILAN DAN HAK-HAK DIREKSI Pasal 13 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari : a. Gaji ; b. Tunjangan. (2) Jenis dan Besarnya Tunjangan sebagaimana yang dimaksud pada huruf b ayat (1) pasal ini, terdiri dari : a. tunjangan Kesehatan; b. tunjangan Kemahalan; c. tunjangan Jabatan. Bagian Kelima C U T I Pasal 14 (1) Direksi memperoleh hak cuti sebagai berikut : a. cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja; b. cuti besar/panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap kali masa jabatan; c. cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan bagi Direktris; d. cuti alasan penting; e. cuti sakit. (2) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, huruf a, b dan c dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (3) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, huruf d dan e dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas. (4) Direksi selama melaksanakan cuti mendapat penghasilan penuh dari Perusahaan. Bagian Keenam PEMBERHENTIAN Pasal 15 Direksi diberhentikan dengan alasan : a. atas permintaan sendiri; b. meninggal dunia; c. karena alasan kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; e. terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan; f. dihukum pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

Pasal 16 (1) Apabila diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, huruf c, d dan e Badan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksanaan terhadap Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, terbukti Badan Pengawas segera melaporkan kepada Bupati. Pasal 17 Bupati paling lama 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima laporan hasil pemeriksaan Badan Pengawas sudah mengeluarkan : a. surat Keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Direksi yang melakukan perbuatan dalam pasal 15 huruf c, d dan f ; b. surat Keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai Direksi bagi Direksi yang melakukan perbuatan dalam pasal (17) huruf a ; Pasal 18 (1) Direksi diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal (15) huruf a, b dan c diberhentikan dengan hormat. (2) Direksi yang diberhentikan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal (15) huruf d, e dan f diberhentikan tidak dengan hormat. (3) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal (15) huruf b selain diberikan uang duka sebesar 3 (tiga) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir, juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya. Pasal 19 Paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Badan Pengawas sudah mengajukan calon Direksi kepada Bupati. Pasal 20 (1) Bupati mengangkat pelaksana tugas (PLP) apabila Direksi diberhentikan sebelum masa jabatan berakhir (2) Pengangkatan pelaksanaan tugas ditetapkan dengan Keputusan Bupati untuk masa jabatan paling lamba 1 (satu) tahun. BAB VI BADAN PENGAWAS Bagian Pertama PENGANGKATAN Pasal 21 (1) Badan Pengawas diangkat oleh Bupati (2) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, adalah orang yang profesional sesuai dengan bidang Perusahaan yang bersangkutan. (3) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. menyediakan waktu yang cukup; b. mempunyai pengalaman dalam bidang keahlian minimal 3 (tiga) tahun; (4) Pengangkatan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Bupati; Pasal 22 Jumlah Badan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang seorang diantaranya dipilih menjadi ketua merangkap anggota

Pasal 23 (1) Badan Pengawas diangkat paling lama 2 (dua) kali masa jabatan; (2) Masa jabatan Badan Pengawas ditetapkan selama 3 (tiga) tahun; (3) Pengangkatan Badan Pengawas yang kedua kali dilakukan apabila : a. mampu mengawasi Perusahaan sesuai dengan program kerja; b. mampu memberikan saran kepada Direksi agar Perusahaan mampu bersaing dengan Perusahaan lainnya; c. mampu memberikan pendapat mengenai peluang usaha yang menguntungkan dimasa yang akan datang. Bagian Kedua TUGAS DAN WEWENANG Pasal 24 Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. mengawasi kegiatan operasional Perusahaan; b. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap pengangkatan dan pemberhentian Direksi; c. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja diajukan oleh Direksi; d. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap laporan neraca dan perhitungan rugi/laba; e. memberikan pendapat dan saran atas laporan kinerja Perusahaan; f. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain. Pasal 25 Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut : a. memberi peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; b. memeriksa Direksi yang diduga merugikan Perusahaan; c. mengesahkan rencana kerja dengan anggaran Perusahaan; d. menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dan program kerja Direksi tahun berjalan; Bagian Ketiga P E N G H A S I L A N Pasal 26 Badan Pengawas karena tugasnya menerima Honorarium dan jasa produksi. Pasal 27 (1) ketua Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 40 % (empat puluh persen) dari penghasilan Direksi; (2) sekretaris Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 35 % (tiga puluh lima persen) dari penghasilan Direksi; (3) anggota badang Pengawas menerima Honorarium sebesar 30 % (tiga puluh persen) Dari penghasilan Direksi. Pasal 28 (1) Selain honorarium kepada Badan Pengawas setiap tahun diberikan jasa produksi. (2) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan Daerah.

Bagian Empat P E M B ER H E N T I A N Pasal 29 Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan : a. atas permintaan sendir; b. meninggal dunia; c. karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. tidak melaksanakan tugas dan wewenang; e. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan; f. dihukum pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Pasal 30 (1) Apabila Badan Pengawas diduga melakkukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud pada pasal 29 huruf c, d dan e Bupati segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan dituduhkan, maka Bupati paling lama 12 (dua Belas) hari kerja segera mengeluarkan : a. keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Badan Pengawas yang melakukan perbuatan dalam pasal 29 huruf e dan f Peraturan Daerah ini; b. keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai Badan Pengawas bagi pengawas yang melakukan perbuatan dalam pasal 29 huruf e Peraturan Daerah ini; BAB VII TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI PEGAWAI Pasal 31 (1) Semua Pegawai Perusahaan termasuk anggota Direksi yantg diberi tugas menyimpan uang, surat-surat berharga dan barang-barang persediaan yang karena tindakan melawan hukum atau melalaikan tugas dan kewajiban sehingga merugikan Perusahaan tersebut; (2) Semua pegawai Perusahaan yang diberi tugas menyimpan pembayaran atau penyerahan uang dan surat berharga milik Perusahaan serta barangbarang persediaan milik Perusahaan yang disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan yang khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan itu diwajibkan memberikan tanggung jawab tentang pelaksaan tugasnya kepada Badan Pengawas; (3) Pegawai termasuk pada ayat 2 (dua) pasal ini, tidak boleh mengirim pertanggungjawaban mengenai cara mengurusnya kepada Badan Pengawas dimaksud pada ayat (2) pasal ini, karena hal itu wewenang Direksi; (4) Semua surat bukti dan surat lainnya sebagaimanapun sifatnya yang termasuk bilangan tata buku dan administrasi Perusahaan disimpan ditempat Perusahaan atau ditempat lain yang ditunjuk oleh Bupati kecuali jika untuk sementara dipindahkan Badan dimaksud pada ayat 3 (tiga) dalam hal dianggapnya perlu untuk kepentingan sesuatu pemeriksaan; (5) Untuk keperluan pemeriksaan bertalian dengan penetapan pajak dan kontrol akuntan umumnya surat bukti dan surat lain termaksud pada ayat (4) pasal ini, untuk sementara dapat dipindahkan di kantor akuntan negara. BAB VIII KEPEGAWAIAN Pasal 32 Kedudukan Pegawai, gaji dan pensiun dari direksi dan pegawai serta pekerja Perusahaan, diatur berdasar Peraturan Perundang - undangan.

BAB IX P E N G A W A S Pasal 33 (1) Dengan tidak mengurangi hak Instansi atasan / Badan lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku Pengawas berwenang, mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang segala sesuatu mengenai pekerjaan pengurusan rumah tangga daerah. oleh. (2) Akuntan negara berwenang melakukan pemeriksaan atas pengurusan Perusahaan serta pertanggungjawabannya. BAB X P E M BU B A R A N Pasal 34 (1) Pembubaran Perusahaan dan penunjukan panitia likuiditas ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Semua kekayaan Perusahaan setelah diadakan likuiditas menjadi milik Pemerintah Daerah. (3) Pertanggungjawaban likuiditas dilakukan kepada Pemerintah Daerah yang memberikan pembebasan tanggungjawab atas pekerjaan yang telah diselesaikan. BAB XI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 35 (1) Untuk membantu tugas-tugas badan pengawas dibentuk Sekretariat yang terdiri dari 2 (dua) orang staf. (2) Honorarium staf sekretariat ditetapkan oleh Badan Pengawas dan dibebankan kepada anggaran Perusahaan yang bersangkutan. Pasal 36 (1) Besarnya jasa produksi untuk direksi, Badan Pengawas dan pegawai dan pekerja Perusahaan lainnya ditetapkan maksimum 20 % (dua puluh persen) dari laba bersih tahun bersangkutan setelah diaudit. (2) Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Direksi, Badan Pengawas, pegawai dan pekerja Perusahaan lainnya ditetapkan oleh Direksi. (3) Penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu dikurangi denga penyusutan, cadangan tujuan dan pengurangan lain yang wajar dalam Perusahaan ditetapkan sebagai berikut : a. untuk dana pembangunan daerah 30 % ; b. untuk anggaran pendapatan daerah 25 % ; c. untuk jasa produksi 5 % ; d. untuk cadangan umum 20 % ; e. untuk pensiun dan pesangon 5 % ; f. untuk beasiswa pendidikan masyarakat tidak mampu 15 % ; (4) Penggunaan laba untuk cadangan umum bila mana tercapai tujuannya dapat dialihkan pada pengguna lain dengan Keputusan Bupati atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (5) Cara mengurus dan penggunaan dana penyusutan dan cadangan umum sebagaimana dimaksud tujuan termasuk pada ayat (4) ditetapkan oleh Bupati setelah mendengar pertimbangan Badan Pengawas.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 38 Hal-hal sepanjang mengenai tehnis pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Bupati. Pasal 39 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tojo Una-Una. Ditetapkan di Ampana pada tanggal 16 Agustus 2006 BUPATI TOJO UNA - UNA TTD + CAP DAMSIK LADJALANI Diundangkan di Ampana pada tanggal 18 Agustus 2006 SEKRETARIS KABUPATEN TOJO UNA-UNA TTD + CAP Ir. CHAERULLAH LAMORO, M.Si Pembina Utama Madya Nip. 570 004 575 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA - UNA TAHUN 2006 NOMOR 8 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah PUTROMO PAADA, SH.M.Si PEMBINA NIP. 010 232 740