PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Zunita Khuna Triani 12, Hobri 13, Toto BaraS. 14

Dyna Probo Mukti 19, Susanto 20, Dafik 21

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Rini Tri Irianingsih 47

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Yayuk Jatining Rahayu 4

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

Ruth Megawati. Pendidikan Biologi, Universitas Cenderawasih.

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 3, Juli 2014 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Cut Eva Nasryah 1) Arief Aulia Rahman 2) 2) Universitas Negeri Medan, Jalan William Iskandar Pasar 5 Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 KEDUNGJAJANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Winda 25, Susanto 26,Arika Indah K 27 Abstract.Numbered Heads Together is a cooperative learning strategy that holds each student accountable for learning the material. The advantage of NHT (Numbered Heads Together) is that it has numbering system. Type of research was Classroom Action Research (PTK).The research subjects of was grade VII A students of SMP Negeri 1 Kedungjajangand material the chosen was one variabel linear inequality. The data collection methods used in this research were observation, interview, test, and documentation.in the first cycle, the completeness of the students learning classical outcomes was73,33%. And the second cycle, the completeness of the students learning classical outcomes was86,67%. The first cycle to the second cycle was 13,34%. KeyWords :NHT,Cooperative Learning. One Variabel Linear Inequality, Students learning. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diperlukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu SDM harus memahami dan menguasai matematika supaya selalu bisa mengikuti arus perkembangan IPTEK. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang (siswa) yang masih kesulitan dalam mempelajari matematika terutama kurangannya penguasaan pada konsep dan orang (siswa) beranggapan bahwa matematika merupakan hal yang sangat menakutkan.salah satu faktor penyebab kurangnya penguasaan konsep pada matematika adalah metode yang digunakan guru pada kegiatan pembelajaran. Umumnya guru menggunakan metode ceramah, siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dengan kata lain guru mendominasi kegiatan pembelajaran.hal ini terjadi pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Kedungjajang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika dan 25 Mahasiswa Program Studi pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 26 Staf Pengajar Program Studi pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 27 Staf Pengajar Program Studi pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember

110 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 observasi kelas, ditemukan bahwa dalam kegiatan pembelajaran matematika guru lebih mendominasi jalannya kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya tanpa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, ada yang hanya diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti, dan hanya terdapat satu atau dua siswa yang terlihat aktif (bertanya, dan menjawab pertanyaan guru), disetiap pembelajaran matematika hanya siswa yang sama tersebut yang terlihat aktif (bertanya, dan menjawab pertanyaan guru). Jadi dalam pembelajaran tersebut tampak bahwa kelas tersebut pasif. Materi pertidaksamaan linear satu variabel merupakan salah satu sub pokok bahasan SMP kelas VII semester ganjil. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Kedungjajang pada tanggal 6 Oktober 2012, beliau mengatakan bahwa siswa kelas VII masih mengalami kesulitan pada materi pertidaksamaan linear satu variabel, ini dikarenakan siswa kelas VII masih kesulitan dalam materi operasi bilangan negatif (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) dan siswa juga sering salah dalam membedakan tanda < dengan >.Akibatnya pada tahun lalu hampir 45%, siswa masih mendapatkan nilai kurang dari Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 70 pada materi pertidaksamaan linear satu variabel. Mengatasi masalah tersebut, guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep matematika yang diajarkan, serta bervariasi sehingga siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus memperhatikan keadaan siswa yang heterogen, dimana setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain. Agar seluruh siswa menjadi aktif, maka diperlukan model pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena aspek yang penting adalah hubungan antar siswa. Model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Davidson dan Kroil (dalam Susanto, 2005: 117), belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar sehingga siswa dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide dan bekerja sama secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Menurut Slavin (dalam Himah, 2007: 8), pembelajaran kooperatif merupakan suatu teknik pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, dengan anggotanya yang heterogen dari segi jenis kelamin, status sosial, etnis dan hasil belajar. Sehingga dapat

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 111 disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah belajar yang dilakukan bersama yang terdiri atas kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk saling membantu memecahkan dan menyelesaikan tugas-tugas akademik yang diberikan guru. Dari beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang sudah ada, maka akan dipilih tipe pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Langkah-langkah pembelajaran NHT (a) penomoran, (b) pengajuan pertanyaan, (c) berfikir bersama, (d) pemberian jawaban (Ibrahim, 2000: 28).Keunggulan pembelajaran dari NHTadalah setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab untuk memahami materi tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajarnya. dengan adanya keunggulan dari NHT tersebut diharapkan siswa bisa menjadi lebih aktif dan lebih memahami materi yang disampaikan tanpa dalam pembelajaran tersebut didominasi oleh satu atau dua orang siswa tetapi diharapkan semua siswa dikelas tersebut menjadi aktif (bertanya dan mengemukakan pendapat dalam diskusi) dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk pokok bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel pada siswa kelas VII A semester ganjil SMP Negeri 1 Kedungjajang tahun ajaran 2012/2013 serta bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk pokok bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel pada siswa kelas VII A semester ganjil SMP Negeri 1 Kedungjajang tahun ajaran 2012/2013 dan bagaimanakah ketuntasan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk pokok bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel pada siswa kelas VII A semester ganjil SMP Negeri 1 Kedungjajang tahun ajaran 2012/2013. Membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel.

112 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah kelas VII A SMP Negeri 1 Kedungjajang tahun ajaran 2012/2013. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di dalam kelas dan diskusi dengan guru bidang studi matematika kelas VII. Kelas VII A berjumlah 30 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dalam kelas ini hanya terdapat satu atau dua orang yang terlihat aktif pada saat pembelajaran matematika siswa yang lain sebagian ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya dan sebagian lagi terlihat diam (pasif).jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan perbaikan pembelajaran (Arikunto, 2006:96).Desain penelitian yang digunakan adalah model Hopkins. Menurut Aqib (2006:31), penelitian tindakan kelas dalam bentuk spiral terdiri dari empat tahap meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.model Hopkins dapat dilihat pada Gambar1 berikut. Tindakan Pendahuluan Siklus 1 Perencanaan refleksi Tindakan Observasi Perencanaan yang direvisi Siklus 2 refleksi Tindakan Observasi selesai

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 113 Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Aqib dalam Lailatussa adah, 2010:34) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Observasi pada penelitian ini adalah observasi tindakan pendahuluan dan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada tindakan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan guru dan keadaan siswa. Kegiatan observasi pada saat pembelajaran dilakukan oleh 3 orang obsever dan 1 guru bidang studi matematika dengan memperhatikan pedoman observasi yang telah disusun. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, dimana pewawancara membawa pedoman yang hanya berupa garis besarnya dan pengembangannya dilakukan pada saat wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan terhadap guru bidang studi matematika sebelum dan sesudah proses penelitian. Wawancara sebelum penelitian dilakukan untuk mengetahui cara mengajar guru dan kemampuan siswa kelas VII A yang menjadi subyek penelitian. Wawancara setelah penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)yang diterapkan. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah uraian (essay). Tes uraian digunakan untuk mengetahui hasil belajar. Soal tes uraian disusun oleh peneliti dan disesuaikan dengan kurikulum dan silabus. Pada penelitian ini tes dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada diakhir siklus 1 dan diakhir siklus 2. Untuk metode dokumentasi dibagi menjadi dua tahap yaitu data sebelum penelitian dan sesudah dilaksanakannya penelitian. Data sebelum penelitianberupa data nilai-nilai siswa pada materi sebelumnya. Sedangkan data sesudah penelitian diperoleh dengan mengumpulkan semua hasil pekerjaan siswa pada saat penelitian. Data sebelum penelitian dimaksudkan untuk membandingkan hasil belajar siswa yang didapat dengan menggunakan metode ceramah (metode yang digunakan guru bidang studi matematika) dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan

114 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis bagaimana persentase aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran, hasil belajar siswa. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu dengan menganalisis secara kualitatif data-data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil wawancara kepada guru bidang studi matematika serta siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 2. Aktifitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar yang diperoleh dari hasil observasi. Untuk mencari prosentase keaktifan menggunakan rumus: = 100% Keterangan : P = Persentase keaktifan siswa/ guru n = Jumlah skor yang diperoleh siswa/ guru N = Jumlah skor keseluruhan Dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi Keaktifan Siswa dan Guru Prosentase Kategori aktifitas 33,33% P < 49,99% Tidak Aktif 49,99% P < 66,65% Cukup Aktif 66,65% P < 83,31% Aktif 83,31% P 100% Sangat Aktif 3. Ketuntasan hasil belajar siswa dianalisis dari perolehan skor siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mencari nilai akhir dari hasil belajar siswa digunakan rumus: NA =

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 115 Keterangan: NA : Nilai akhir Kriteria ketuntasan belajar siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Daya serap perorangan, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor 70 dari skor maksimal 100; b. Daya serap klasikal suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila minimal 65% yang telah mencapai skor 70 dari skor maksimal 100. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data 1. Analisis Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2, dan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2 Aktivitas Siswa Siklus 1 Siklus 2 Pembelajaran 1 Pembelajaran 2 Pembelajaran 3 AS1 88,87% 85,56% 95,56% AS2 97,78% 97,78% 98,89% AS3 56,67% 64,44% 77,78% AS4 72,22% 81,11% 87,78% AS5 81,11% 91,11% 96,67% AS6 66,67% 73,33% 80% AS7 51,11% 63,33% 64,44% Keterangan: AS1 : mendengarkan penjelasan dan instruksi guru AS2 : memakai nomor anggota AS3 : bertanya pada guru AS4 : berdiskusi (antar siswa dalam kelompok) AS5 : respon siswa pada saat nomornya terpanggil AS6 : mempresentasikan hasil kerja di depan kelas AS7 : menanggapi teman yang presentasi

116 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 Secara umum aktivitas siswa dari siklus 1 mengalami peningkatan pada siklus 2. Namun ada salah satu indikator aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan dan instruksi guru mengalami penurunan dari pembelajaran 1 ke pembelajaran 2. Persentase pada pembelajaran 1 mencapai 88,87% dan pada pembelajaran 2 mencapai 85,56%, jadi aktivitas ini mengalami penurunan 3,31% dan pada pembelajaran 3 aktivitas tersebut meningkat kembali. 2. Analisis Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukanoleh guru bidang studi matematika kelas VII A selama proses pembelajaran, diperoleh data persentase keaktifan guru sebagai berikut: Tabel 3. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Tiap Pembelajaran Aktivitas Guru Persentase Pembelajaran 1 80% Pembelajaran 2 86,67% Pembelajaran 3 90% Aktivitas guru pada penelitian ini dikatakan sangat aktif. Aktivitas guru pada pembelajaran siklus 1 yaitu pembelajaran 1 dan pembelajaran 2 mencapai 80% dan 86,67% sehingga rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 mencapai 83,34%. Untuk aktivitas guru pada siklus 2 yaitu pembelajaran 3 mencapai 90%. Jadi aktivitas guru dari setiap siklus mengalami peningkatan. 3. Analisis Hasil Belajar Metode tes digunakan untuk melihat sejauh mana hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap pertidaksamaan linear satu variabel dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berdasarkan hasil analisis dari nilai LKS, dan nilai tes yang telah dihitung sesuai dengan bobotnya masing-masing, diperoleh kentutasan secara klasikal pada siklus 1 mencapai 73,33% dengan siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa. Untuk pembelajaran siklus 2 diperoleh

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 117 ketuntasan secara klasikal 86,67% dengan siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa. 4. Analisis Data Hasil Wawancara Wawancara dilakukan pada guru bidang studi matematika dan siswa kelas VIIA. Wawancara pada guru bidang studi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan penelitian. Wawancara sebelum penelitian guru (peneliti) menanyakan metode apa yang sering digunakan guru bidang studi matematika dalam pembelajaran, menanyakan kendalakendala pada saat pembelajaran, dan menanyakan aktivitas serta hasil belajar siswa kelas VII. Menurut guru bidang studi matematika, kendala-kendala yang biasanya dihadapi pada saat pembelajaran adalah pada waktu guru menjelaskan materi sebagian siswa tidak menyimak atau tudak mendengarkan, dan untuk aktivitas serta hasil belajar kelas VII saat ini masih rendah. Untuk wawancara sesudah kegiatan penelitian bertujuan untuk mengetahui tanggapan dan saran terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT dan ditujukan kepada siswa dan guru bidang studi matematika kelas VII A. Menurut siswa yang belum tuntas adalah siswa kurang memahami materi dan merasa waktu yang diberikan guru untuk mengerjakan tes akhir kurang lama. Sedangkan menurut siswa yang tuntas penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat bermanfaat karena tidak jenuh diterangkan terus dan mengerjakan LKS bersama sehingga dapat berdiskusi dengan temannya dan yang paling penting siswa dapat belajar berani untuk presentasi dan berpendapat. Menurut guru bidang studi matematika kelas VII A, strategi pembelajaran NHT sangat menarik dan bagus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena dapat mengajak siswa untuk selalu aktif di kelas dan siswa lebih memahami materi pada saat berdiskusi dengan teman. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel untuk membantu meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

118 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 Pembelajaran NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (konsep). Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memiliki keunggulan yaitu adanya sistem penomoran. Dengan sistem penomoran ini memungkinkan setiap anggota dari kelompok berusaha untuk memahami jawaban atas pertanyaan yang diberikan sehingga setiap siswa aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, secara garis besar pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun kendala-kendala lain dalam penerapan pembelajaran ini adalah suasana kelas menjadi gaduh pada tahap pembentukan kelompok. Beberapa siswa merasa tidak setuju karena mereka tidak bisa satu kelompok dengan teman akrabnya dan kelompok sudah ditentukan oleh guru. Sehingga mengakibatkan kurangnya interaksi siswa dengan teman kelompoknya, dalam menyelesaiakan permasalahan yang ada di LKS masih tampak didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi, dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh sekolah dan peniliti. Berdasarkan kendala-kendala yang ada misalnya keterbatasan waktu dimana pada pembelajaran ini membutuhkan lebih banyak waktu daripada pembelajaran biasa, padahal guru dituntut untuk menyelesaikan materi sesuai dengan silabus yang ada, namun guru dapat mensiasati keterbatasan waktu tersebut dengan membuat LKS. Guru juga membimbing dalam pengerjaan LKS. Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan selama pembelajaran berlangsung yaitu pembelajaran 1, pembelajaran 2 dan pembelajaran 3 secara keseluruhan dapat meningkatkan aktivitas siswa, namun terdapat salah satu aktivitas siswa yang mengalami penurunan dari pembelajaran 1 ke pembelajaran 2 yaitu aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan dan instruksi dari guru. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran 2 siswa sudah merasa tidak asing lagi dengan guru (peneliti), jadi mereka tidak begitu memperhatikan penjelasan guru. Berbeda dengan pembelajaran 1, pada saat guru menjelaskan sebagian besar siswa mendengarkan karena merupakan pertemuan awal dan siswa belum terlalu mengenal guru (peneliti). Selain itu terdapat aktivitas siswa yang masih sangat rendah yaitu aktivitas siswa dalam menanggapi teman yang presentasi di depan kelas. Hal ini dikarenakan beberapa siswa masih malu dan tidak mau mengeluarkan pendapat. Dengan adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 119 pembelajaran berikutnya, guru dapat meningkatkan kembali aktivitas yang mengalami penurunan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh tiga obsever, pada siklus 1 rata-rata aktivitas siswa mencapai 76,51% dan pada siklus 2 ratarata aktivitas siswa mencapai 85,87%. Dengan demikian guru berhasil dalam meningkatkan aktivitas siswa dengan perbaikan-perbaikan tersebut. Untuk Aktivitas guru sudah dikatakan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun indikator keaktifan guru yang diteliti yaitu membuka pelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan di kelas, menjelaskan materi, guru membagi seluruh siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen, guru membagi nomor anggota kepada seluruh anggota kelompok, guru membagikan LKS, membimbing kerja kelompok, menentukan nomor untuk presentasi, memberikan penghargaan kepada kelompok yang presentasinya baik, membuat kesimpulan dan menutup pelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, keaktifan guru dari tiap siklus mengalami peningkatan. Guru sudah berusaha untuk menguasai kelas dan selalu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran sebelumnya. Persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 mencapai 83,34% sedangkan pada siklus 2 mencapai 90%. Persentase pada aktivitas tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. Dari hasil tes yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2, siswa yang mendapatkan nilai 70 dari hasil tes siklus 1 mencapai 70% sedangkan pada siklus 2 yang mendapatkan nilai 70 mencapai 76,67%. Hasil analisis nilai keseluruhan yang didapatkan siswa mencakup nilai LKS dan nilai tes maka hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus 1 mencapai 73,33% dan pada siklus 2 mencapai 86,67%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 telah tuntas secara klasikal. Siswa yang tidak tuntas belajar dikarenakan kurangnya belajar, kurang teliti dalam menghitung, dan kurangnya interaksi pada saat diskusi kelompok. Berdasarkan pembahasan diatas, membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel, sehingga penelitian ini berakhir pada siklus 2.

120 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya: (1) Penerapanpembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswapada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII A SMP Negeri 1 Kedungjajang semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran kooperatif NHT. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pembelajaran ini yaitu pada pembentukan kelompok yang dibentuk oleh guru membuat suasana kelas menjadi gaduh.tetapi kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan baik sehingga pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. (2) Aktivitas siswa kelas VII A dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel mengalami peningkatan tiap siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus 1 mencapai 76,51% dan untuk siklus 2 mencapai 85,87%. Pencapaian aktivitas siswa pada siklus 1 termasuk dalam kategori aktif dan siklus 2 termasuk dalam kategori sangat aktif. Untuk rata-rata aktivitas guru juga mengalami peningkatan, pada siklus pertama mencapai 83,34% dan siklus 2 mencapai 90%. Pencapaian aktivitas guru tersebut termasuk dalam kategori sangat aktif. (3) Hasil belajar siswa kelas VII A dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2. Persentase hasil belajar secara klasikal pada siklus 1 mencapai 73,33% hingga meningkat pada siklus 2 mencapai 86,67%. Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Penerapanpembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa, tetapi perlu diperhatikan pemilihan materi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. (2) Dalam proses pembelajaran hendaknya guru tidak mendominasi jalannya pembelajaran melainkan menjadi fasilitator dalam pembelajaran. (3) Kepada peneliti lain, diharapkan pada waktu pembentukan kelompok hendaknya memperhatikan

Winda dkk :Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered 121 karakteristik siswa sehingga kelompok yang dibentuk dapat lebih komunikatif dan aktif tanpa membuat suasana kelas menjadi gaduh. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Himah, F. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Assisted Individualization (TAI) Dengan Authentic Assesment Pada Sub Pokok Bahasan Operasi Bilangan Pecahan di Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi tidak diterbitkan. Jember : Universitas Jember. Lailatussa adah. 2010. Implementasi Pembelajaran Model Problem Posing-Stad (Students Team Achievement Divisions) Pada Prisma Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SiswaKelas VIII SMP Negeri 1 Tanggul Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Jember : Universitas Jember. Susanto. 2005. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SLTP 8 Jember Dengan Pendekatan Kooperatif Learning Model Group Investigation. Jurnal Pancaran Pendidikan Universitas Jember

122 Kadikma, Vol. 3, No. 3, hal 109-122, Desember 2012