Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

dokumen-dokumen yang mirip
Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SELASA, 10 JULI 2007

Jakarta, 12 Juli 2007

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

Disampaikan oleh : Drs. AL MUZZAMIL YUSUF Nomor anggota A-249. Dibacakan pada Raker Pansus PEMILU dengan Pemerintah Kamis, 12 Juli 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Yth. Sdr. Pimpinan Pansus dan Rekan-rekan Anggota Pansus ; Yth. Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta Staf ; Para hadirin sekalian yang kami hormati,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

PENDAPAT FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP TENTANG RUU TENTANG PEMILU DPR, DPD, DAN DPRD DAN RUU PEMILU PRESIDEN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. perbincangan yang hangat, sebab dalam Undang-Undang ini mengatur sistem

Dibacakan Oleh : IGNATIUS MULYONO Nomor Anggota : A-103. Yth. Saudara Pimpinan Sidang, Yth. Para Anggota DPR-RI serta hadirin yang kami hormati.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

1. Sistem Pemilu Anggota legislatif dengan sistem proporsional terbuka (vide Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2008) tidak konsisten dengan penetapan

PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

JAKARTA, 11 Juli 2007

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

PEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI Anggota Nomor: ================================== Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

Jakarta, 11 Juli 2007

Transkripsi:

PANDANGAN FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR RI TERHADAP PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Disampaikan Oleh : Pastor Saut M. Hasibuan Nomor Anggota : A - 420 Yang Terhormat: Sdr. Pimpinan dan Anggota Pansus Pemilu DPR RI Sdr. Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya Sdr.Menteri Sekretaris Negara beserta jajarannya. Sdr. Menteri Hukum dan Ham RI beserta jajarannya. Serta rekan-rekan wartawan yang kami hormati Pada kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama marilah kita bersamasama menyampaikan puji dan syukur ke Hadirat Tuhan Yang maha Kuasa, karena atas kasih dan karunia-nya pada hari ini kita bisa berkumpul kembali pada Rapat Kerja untuk mendengar Pendapat Fraksi-fraksi terhadap pandangan/penjelasan Pemerintah atas RUU tentang Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dilakukan pemilihan umum. Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati, Pemilihan umum merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2006 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menjadi Undang-Undang, sudah tidak sesuai dengan tuntutan,

perkembangan, dan dinamika demokrasi masyarakat, sehingga perlu diganti. Kehadiran UU ini juga sekaligus menjadi sebuah jaminan bahwa setiap warga negara memperoleh kesempatan yang sama untuk menggunakan hak memilih dan hak dipilihnya menurut ketentuan yang terkandung dalarn UU. Dengan kata lain, melalui pembentukan UU ini, diharapkan dapat tercipta ruang kompetisi politik yang sehat, adil, dan tertib bagi semua aktor dan konstituen politik, daam kerangka aktualisasi nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan politik kenegaraan dan pemerintah. Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati, Pembentukan UU tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD pada dasarnya tidak hanya bermakna fitosofis dari politik, tetap juga memiliki makna sosiologis. Penyelenggaraan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil merupakan prakondisi bagi terwujudnya lembaga-lembaga permusyawaratan rakyat, lembaga perwakilan rakyat, dan lembaga perwakilan daerah, serta lembaga perwakilan rakyat daerah, yang memiliki kemampuan dalam memainkan peran secara maksimal dalam tata pengelolaan negara dan pemerintahan. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah suatu pekerjaan yang sangat besar karena jumlah penduduk telah mencapai 215 juta jiwa dan jumlah pemilih mencapai 150 juta, dengan kondisi geografis yang berbeda dan penyebaran yang sangat luas, sehingga penanganannya membutuhkan sumber daya dan dana yang besar yang ditopang dengan kinerja yang profesional, akuntabel dan transparan. Untuk itu diperlukan suatu penyempurnaan Undang-undang No.23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sehingga dapat meminimalisasi kekurangan yang belum diatur dan untuk menampung aspirasi dari masyarakat luas dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009 yang lebih efektif, transparan, akuntabel dan profesional. Sangatlah dipahami bahwa pembahasan atas RUU Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden menjadi kebutuhan atau prioritas pembahasan dewasa ini. Bahkan terkesan agak terlambat, karena waktu pelaksanaan meskipun tahun 2009, tetapi membutuhkan persiapan dan waktu panjang dalam pelaksanaan kedua Pemilihan Umum tersebut. Terutama karena mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia dan juga kesiapan tehnis yang menyertainya. Sangat dipahami, bahwa baik Pemerintah maupun DPR RI memandang penuntasan pembahasan kedua RUU ini, bersama kedua RUU lain yakni RUU Parpol dan RUU SUSDUK terhitung krusial, dan perlu dibahas secara cepat dengan tidak meninggalkan unsur kritis dan pendalaman sesuai kondisi politik Bangsa dan Negara.

Pembentukan UU tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD didasarkan pada mandat konstitusi sebagai hukum dasar, baik sebagai hukum dasar dalam kaitan dengan kewenangan pembentukan undang-undang maupun sebagai hukum dasar dalam kaitan dengan materi muatan undang-undang. Khusus yang terkait dengan materi muatan undang-undang, pembentukan UU tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD didasarkan pada pasal-pasal dalam UUD 1945 (Hasil Amandemen), khususnya Pasal 2 ayat (1) yang mengatur tentang MPR, Pasal 18 ayat (3) yang mengatur tentang DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah, Pasal 19 ayat (2) yang mengatur tentang susunan DPR, Pasal 22C ayat (4) yang mengatur tentang susunan dan kedudukan DPD, dan Pasal 22E yang menegaskan tentang pemilihan umum sebagai proses pengisian keanggotaan DPR, DPD, dan DPRD. secara khusus mencermati rasionalisasi atau pembatasan yang coba dilakukan pemerintah dengan argumentasi menuju optimalisasi system Presidensial dan menuju ke system multi-partai sederhana, maka argumentasinya terdengar sangat kental menuju apa yang disebut prinsip "eksekutif heavy". Kendati, untuk waktu yang lama, kecenderungan seperti ini justru melahirkan system authoritarian dalam selang waktu yang sangat lama di Indonesia. Dan karena itu, rasionalisasi yang diajukan, seharusnya mencari keseimbangan pengaturan kekuasaan yang sanggup melakukan check and balance, sehingga pertanggungjawabannya menjadi transparan baik secara politik maupun terhadap rakyat. Usulan mengarah ke multi-partay sederhana dengan memberangus hak berserikat banyak orang, dan mengurangi Partai politik secara paksa dengan penerapan Electoral Treshold yang Iebih tinggi di parlemen dan mengikuti Pemilihan Umum mencerminkan logika tersebut. Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR RI berpendapat untuk Pemilu 2009, Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang memiliki Fraksi secara otomatis menjadi partai politik peserta pemilu dengan nama partai politik yang sama dengan nama Fraksi. Partai politik yang membentuk 1 (satu) fraksi tidak perlu DIVERIFIKASI oleh pemerintah dan KPU, kecuali gabungan partai politik yang membentuk 1 fraksi perlu ditetapkan oleh pemerintah menjadi satu partai politik dengan nama sesuai dengan nama fraksi dan tidak perlu di verifikasi oleh KPU. Kasus-kasus Daerah Pemilihan Anggota DPRD kabupaten/kota Pemilu 2004 Kriteria perolehan kursi DPRD Kabupaten/Kota : 1. Berdasarkan Alokasi kursi 3-12 kursi 2. Berdasarkan jumlah penduduk. 3. Berdasarkan kecamatan atau gabungan kecamatan. Kelemahan akibat Kriteria pertama dalam Pemilu 2004 yaitu terdapat 47 Daerah Pemilihan melebihi kriteria pertama yakni Iebih dari 12 kursi, antara lain : -Kota Cimahi (Jawa Barat), dalam 1(satu) kecarnatan terdapat 14 kursi -Kabupaten Tangerang terdapat 27 kursi.

SOLUSI Untuk perubahan UU No.12 Tahun 2003 untuk kriteria No.3 perlu direvisi menjadi: Kecamatan atau gabungan kecamatan atau bagian kecamatan. Implementasinya : Daerah pemilihan Anggota DPRD kota Cimahi dari 3 Daerah Pemilihan yang alokasi kursinya tiga daerah pemilihan 14 kursi menjadi 6 Daerah Pemilihan dengan masing-masing 7 kursi per daerah pemilihan Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR RI menganggap bahwa penetapan Electoral Threshold ( ET ) 3 % yang telah disepakati untuk keikutsertaan pemilu 2009 dianggap sudah tidak sesuai dan tidak Iayak lagi untuk dipertahankan karena dianggap melanggar Hak Azasi Manusia ( HAM ). Partai politik peserta pemilu tahun 2004 yang memperoleh kurang dari 3 % jumlah kursi DPR atau memperoleh kurang dari 4 % jumlah kursi DPRD provinsi atau DPRD kabupaten/kota yang tersebar paling sedikit di 50 % jumlah provinsi dan di 50 % jumlah kabupaten/kota seluruh Indonesia atau memperoleh suara kurang dari 2 % dari jumlah suara sah secara nasional tidak boleh ikut dalam pemilu berikutnya kecuali bergabung dengan partai politik lain. Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR RI mengusulkan pada pemilu 2009 tidak ada perubahan daerah pemilihan untuk anggota DPR RI, untuk menjaga konsistensi dan akuntabilitas antara seorang anggota DPR RI dengan masyarakat di daerah pemilihannya sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD, daerah pemilihan anggota DPR RI adalah Provinsi atau bagian-bagian provinsi. Adapun mengenai nama-nama calon dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud, Fraksi Partai Damai Sejahtera mengusulkan agar tetap berdasarkan nomor urut dalam semua tingkatan ( DPR, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota ). Pada RUU versi pemerintah pasal 154 ayat 2 disebutkan bahwa jumlah suara pada setiap TPS sama dengan jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah dengan 5 % sebagai cadanqan. Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR RI mengusulkan agar daftar pemilih tambahan ditambah dengan 5 % sebagai cadangan agar DIHAPUS, karena hal ini tidak sesuai dan dapat mengakibatkan timbulnya kecurangankecurangan dalam pelaksanaan pemilihan umum. Fraksi Partai Damai Sejahtera DPR RI mengusulkan adanya penyempurnaan pengaturan kampanye, larangan, sanksi yang tegas, pemberitaan, pengawasan dan dana kampanye, mengingat banyaknya terjadi KECURANGAN dalam pelaksanaan pemilihan umum pada tahun 2004.

Fraksi Partai Damai Sejahtera berpendapat untuk mendukung sepenuhnya kedua RUU tersebut untuk segera dibahas. Dengan harapan adanya tekad yang besar untuk menata kembali beberapa perubahan yang diajukan pemerintah untuk mencari system dan mekanisme Pemilihan Umum yang lebih pas bagi Indonesia. Demikianlah beberapa hal yang dapat kami kemukakan sebagai tanggapan atas penjelasan pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Rancangan Undangundang tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang dapat kami kemukakan pada kesempatan ini dan diharapkan pemilu tahun 2009 dapat berjalan dengan lancar, jujur, adil, transparan dan jauh dari sikap tercela. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Damai Negeriku, Sejahtera Bangsaku, Cintailah Negerimu. Jakarta, 12 Juli 2007 Ketua, Ttd PIMPINAN FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. Sekretaris, Ttd Pastor Saut M.Hasibuan Carol Daniel Kadanq, SE, MM No.Anggota A-420 No. Anggota A-413