KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Air Bersih

ANALISA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA TUGU KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM GRESIK WILAYAH KOTA. Choiriyah Hastuningtiyas Handoko Dosen Pembimbing : Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng.

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

BAB V ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Data Dalam penulisan ini, diperlukan data-data penunjang untuk menjawab

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

Evaluasi Kinerja Retribusi Parkir Berlangganan Di Kabupaten Lamongan

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

PROFIL KABUPATEN / KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

PROFIL KABUPATEN / KOTA

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA TAMBAKRIGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. Mojokerto, Gresik dan Kodya Surabaya, Propinsi Jawa Timur. DAS Lamong

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DASAR PERENCANAAN

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT AIR BAKU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

Transkripsi:

KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN Zulkifli Lubis, Nur Azizah Affandy 1) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Sipil Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Kebutuhan akan air oleh manusia tidak ada habisnya, terutama air bersih. Perencanaan Kebutuhan air bersih ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Ibu kota Kecamatan (IKK) Glagah pada musim kemarau. Karena pada musim kemarau, warga sulit mendapatkan air bersih disebabkan tempat penampungan air hujan sudah habis sebelum musim kemarau berakhir. Dalam Perencanaan Kebutuhan air bersih ini, akan membahas tentang pola Kebutuhan air yang cocok di IKK Glagah, jumlah debit rata-rata harian, debit jam maksimumdan debit harian maksimum Kebutuhan air bersih ini. Pola sistem tertutup merupakan polakebutuhan yang cocok di IKK Glagah, dengan debit harian rata-rata 15,6 lt/dt, debit jam maksimal 29,25 lt/dt, debit harian maksimal 23,4 lt/dt. Dengan adanya perencanaan ini penulis bisa membantu dalam memecahkan masalah krisis air bersih di IKK Glagah kab. Lamongan. Sehingga krisis air yang melanda akhir-akhir ini di IKK Glagah bisa teratasi dengan baik. Kata kunci: Kebutuhan, air bersih, IKK PENDAHULUAN Kebutuhan akan air oleh manusia tidak ada habisnya, terutama air bersih yang layak untuk keperluan rumah tangga seperti: mandi, memasak, bahkan yang paling penting adalah untuk minum. Hal ini bisa dirasakan pada beberapa tahun terakhir. Dimana sumber maupun tempat penampungan air sudah berkurang, seperti telaga yang berganti menjadi pemukiman, sumur bor yang airnya kering saat musim kemarau, maupun sungai-sungai yang tercemar oleh bahan kimia. Hal ini pulalah yang dirasakan warga di IKK (ibukota kecamatan) Glagah Kabupaten Lamongan. Dimana warga di IKK Glagah tersebut mengalami kesulitan mendapatkan air bersih yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi saat musim kemarau. Hal ini disebabkan sungai yang mengalir disekitar IKK Glagah sudah tercemar oleh bahan kimia dari peptisida maupun zat-zat kimia lainnya yang berasal dari area sawah dan tambak warga sekitar. Sehingga tidak layak untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Selain dari sungai, warga IKK Glagah juga menggunakan air sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Tetapi menurut beberapa ahli kesehatan, air yang bersumber dari sumur bor kurang sehat untuk digunakan. Hal ini disebabkan air sumur bor mengandung zat kapur, tanah lumpur, dan zatzat lainnya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, warga menampung air hujan kedalam gentong maupun tempat penampungan air lainnya saat musim hujan tiba, dan apabila masih kurang, warga membeli air pet keliling yang dijual Rp 2.500-3.000 per jerigen (muadhom,2012). Untuk mengatasi masalah krisis air bersih ini, perlulah dibuat sebuah Kebutuhan air bersih yang baik, dan sehat. Sehingga bisa dikonsumsi warga IKK Glagah. Dimana sumber air yang digunakan untuk Kebutuhan ini berasal dari sungai bengawan jero maupun dari sumur bor yang kemudian dikelola dengan baik. Yang kemudian airnya bisa didistribusikan ke rumahrumah warga, tempat-tempat umum maupun ke toko-toko melalui pipa-pipakebutuhan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui debit kebutuhan air bersih rata-rata di IKK Glagah tiap harinya. TINJAUAN PUSTAKA Kompleknya faktor-faktor yang berhubungan dengan perencanaankebutuhan air bersih ini, menuntut adanya kajian yang 577

menyeluruh pada daerah yang akan di buatkan Kebutuhan. A Pola Jaringan PipaKebutuhan Pada dasarnya pola jaringankebutuhan air ada dua, yaitu pola jaringan terbuka dan tertutup, dimana pemilihan pola yang cocok pada beberapa hal seperti: Daerah yang memerlukan air bersih Jarak sumber air atau titik pengambilan Keadaan topografi Keadaan geologi Jumlah penduduk Peta lokasi daerah rencana pengembangan 1 Sistem Jaringan Pipa Terbuka Karakteristik jaringan terbuka adalah pipa-pipa yang tidak saling berhubungan, area konsumen disuplai melalui satu jalur pipa utama dan adanya pipa terbuka. Daerah yang cocok untuk sistem jaringan pipa terbuka adalah: Perkembangan penyebaran penduduk yang kearah memanjang. Sarana jaringan jalan yang tidak berhubungan. Keadaan topografi dengan kemiringan medan menuju satu arah. 2 Sistem Jaringan Pipa Tertutup Yaitu pipa-pipakebutuhan saling berhubungan, air mengalir melalui dua arah atau lebih dan area pemakaian disuplai melalui beberapa jalur pipa utama. Sistem jaringan tertutup cocok untuk daerah yang berkarakteristik: Perkembangan kota atau desa yang cenderung kesegala arah. Sarana jaringan jalan saling berhubungan. Keadaan topografi yang cenderung datar. B Sistem PerpipaanKebutuhan Macam-macam pipa yang umumnya digunakan dalam perencanaan Kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut: 1. Pipa primer,transmisi atau pipa induk (Supplay Main Pipe) 2. Pipa sekunder (Arterial Main Pipe) 3. Pipa tersier 4. Pipa servis (pemberian air) C Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Dalam perencanaan Kebutuhan air bersih data mengenai jumlah penduduk akan diperlukan untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Ada beberapa metode dalam perhitungan jumlah penduduk yaitu: 1. Metode Aritmatik Menurut Sarkowo M. (1985), metode ini dihitung berdasarkan pada angka kenaikan ratarata setiap tahunnya. Rumusnya: ( ).. (1) Dimana: Pn = jumlah penduduk pada tahun n yang akan datang. Pt = jumlah penduduk pada tahun akhir data. Po = jumlah penduduk pada awal tahun data. T = jangka waktu (selisih ) tahun data. n = jangka waktu tahun proyeksi. a. Kebutuahan Air Kebutuhan air bersih dipengaruhi oleh: Ketersediaan air, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontiniutas Kebiasaan penduduk setempat Pola dan tingkat kehidupan Harga air Faktor teknis ketersediaan air seperti: - FasilitasKebutuhan - Fasilitas penyambungn saluran limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih - Kemudahan dalam mendapatkannya Keadaan sosial ekonomi setempat Kebutuhan air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Kebutuhan Domestik 2. Kebutuhan Non-Domestik 1 Kebutuhan Domestik Kebutuhan air domestik dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Untuk mengetahui kebutuhan air pada masa yang datang, antara lain kita perlu mengetahui jumlah penduduk pada massa yag akan datang, atau dengan kata lain kita perlu mengetahui: a. Jumlah penduduk pada saat ini. b. Kenaikan penduduk Semakin banyak jumlah orang, maka semakin banyak pula kebutuhan air Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air, yang dikenal dua kategori fasilitas penyediaan air bersih yaitu: 1. Fasilitas perpipaan meliputi: - Sambungan Rumah (SR) - Sambungan Kran Umum (KU) 2. Fasilita Non-perpipaan Sumur umum, mobil air, dan mata air. 578

Tabel 1 Kebutuhan air bersih domestik. No Kategori Jumlah penduduk (orang) Penyediaan air (lt/orang/hari) SR HU 1 Metropolitan >1.000.000 190 30 2 Besar 3 Sedang 4 Kecil 500.000-1.000.000 100.000-500.000 20.000-100.000 170 30 150 30 130 30 5 IKK <20.000 100 30 Kehilangan air Sumber: Arifiyanti, N, Irsalina N.A.2011. 2 Kebutuhan Non-Domestik Kebutuhan dasar air non-domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non domestik yang berupa fasilitas-fasilita antara lain sebagai berikut: Perkantoran (pemerintah dan swasta) Pendidikan (TK,SD,SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi) Tempat-tempat ibadah (masjid, gereja,dll.) Kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dll) Komersial (toko, hotel, bioskop,dll) Umum (terminal, pasar,dll) Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air non-domestik, yang digunakan sebagai acuan dasar adalah 20% persen dari kebutuhan air bersih dari sektor domestik (BAPPEDA Lamongan) Menurut Sarkowo M. (1985), Untuk mengatisipasi adanya kehilangan air yang terjadi pada pendistribusian, maka kehilangan air pada tahun x diperkirakan sebesar n%, sehingga kapasitas rata-rata air bersih adalah: ( ). (2) a. Fluktuasi Pemakaian Fluktuasi kebutuhan air yaitu naik turunnya kebutuhan akan air yang disebabkan oleh : Musim Budaya masyarakat Kondisi daerah Ukuran kota Fluktuasi kebutuhan air dibagi menjadi 2 macam yaitu: Fluktuasi jam maksimum (fjm) Fluktuasi harian maksimum (fhm Dalam perencanaan Kebutuhan air bersih, yang menjadi tolak ukurnya adalah kebutuhan air hari maksimum dan jam maksimum dengan referensi kebutuhan air rata-rata. Untuk wilayah pedesaan di Indonesia kebutuhan dasar air adalah 100 lt/orang/hari kebawah ditambah dengan perbedaan iklim yang tidak mencolok maka dapat diantisipasi : o 1<fhm<1,5. Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari penerapan di Indonesia berkisar antara 1-1,5. o 1<fjm<2,0 Artinya faktor harian maksimum untuk kebutuhan dasar 100 lt/orang/hari penerapan di Indonesia berkisar antara 2. FLOWCHART PENENTUAN LANDASAN TEORI Teori proyeksi jumlah penduduk. Teori perhitungan kebutuhan air bersih TIDAK ANALISA KEBUTUHAN AIR SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI YA Mulai PERCOBAAN PENERAPAN KESIMPUL Sele PENGUMPULAN DATA Jumlah penduduk 10 th terakhir. Jumlah Gambar 1 Diagram Alur Penelitian ANALISA PERHITUNGAN A Umum Ibukota kecamatan (IKK) Glagah terletak di Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur, sebelah timur laut dari 579

Ibukota Kabupaten Lamongan. IKK Glagah terdiri dari 4 (empat) desa, yaitu Desa Glagah, Desa Margoanyar, Desa Duduk Lor, dan Desa Karang Agung. Luas wilayah IKK Glagah adalah 631,00 Ha. Adapun batas wilayah IKK Glagah adalah: Utara : Wilayah Kecamatan Karang Binangun Timur : Desa Jatirenggo dan Bapuhbaru Selatan : Desa Medang dan Rayunggumuk Barat : Desa Pasi dan Rayunggumuk. Letak permukaan tanah IKK Glagah berada di -0,75 m di atas permukaan air laut, dan secara umum permukaan tanah IKK Glagah termasuk datar, yaitu berada di kemiringan antara 0-2%, dengan curah hujan berkisar 2.217 mm pertahun. B Analisa Jumlah Penduduk Analisa jumlah penduduk diperlukan untuk memperkirakan kapasitas atau debit air bersih yang dibutuhkan saat umur rencana. Salah satu cara untuk memprediksi jumlah penduduk yang akan datang pada suatu daerah adalah dengan Metode Geometrik (bunga berganda). Keterangan Pt = jumlah penduduk pada tahun t (tahun rencana) p o = jumlah penduduk pada tahun o (tahun awal data) r = angka pertumbuhan penduduk t = periode waktu dalam waktu Tabel 6 Jumlah Penduduk IKK Glagah Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Glagah 3003 3059 3117 3173 3229 Margoanyar 3046 3104 3162 3220 3278 Duduk Lor 1599 1629 1660 1691 1722 Karangagun g 1257 1280 1305 1330 1355 Jumlah penduduk 8904 9073 9244 9414 9584 Sumber : BAPPEDA Lamongan 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Grafik 1 Pertumbuhan Penduduk IKK Glagah Tahun 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013 Glagah Tabel 7 Pertambahan Penduduk IKK Glagah Tahun 2009-2013 Pertambahan Penduduk (jiwa) No. Tahun Margo Duduk Karang Glagah anyar lor agung 1 2006-54 29 22 54 2007 2 2007-55 29 23 55 2008 3 2008-57 30 23 56 2009 4 2009-58 30 24 57 2010 5 2010-59 31 24 58 2011 Rata-rata 56 56,6 29,8 23,2 Sumber : Hasil perhitungan Tabel 8 Persentase Pertambahan Penduduk IKK Glagah Tahun 2009-2013 Persentase (%) Pertambahan penduduk No. Tahun Glagah Margo DuduklorKarang anyar agung 1 2008-1,875 1,917 1,851 1,902 2009 2 2009-1,874 1,883 1,900 1,901 2010 3 2010-1,906 1,919 1,865 1,900 2011 4 2011-1,904 1,876 1,909 1,898 2012 5 2012-1,900 1,903 1,875 1,896 2013 Rata-rata 1,890 1,890 1,890 1,880 Sumber : Hasil perhitungan Contoh perhitungan mencari jumlah penduduk Desa Glagah tahun 2014 Margoanyar Duduklor Karangangung 580

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah penduduk 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 J u r n a l T e k n i k A V o l 6 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 4 ISSN No. 2085-0859 Pt = p o (1+r) t = 3117(1+0.01899) 1 = 3176 jiwa Grafik 2 Prediksi Jumlah Penduduk IKK Glagah Tiap Desa Tahun 2014-2022 3) Desa Duduklor Kebutuhan air bersih domestik = jumlah penduduk x 80% x 100 lt/org/hr = 2.040x 0.8 x 100 = 163.200 lt/hr = 1,89 lt/dt 4000 3000 2000 1000 0 glagah margoanyar duduklor karangagung 4) Desa Karangagung Kebutuhan air bersih domestik = jumlah penduduk x 80% x 100 lt/org/hr = 1.603x 0.8 x 100 = 128.240 lt/hr = 1,48 lt/dt Grafik 3 prediksi jumlah penduduk IKK Glagah tahun 2012-2022 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 tahun Target yang dilayani dalam umur rencana adalah sebesar 80% dari jumlah penduduk akhir tahun rencana. Sedangkan 20% lainnya diperkirakan berasal dari sumur warga sendiri. C Analisa Kebutuhan Air Bersih 1 Analisa Jumlah Kebutuhan Domestik Untuk merencanakan kebutuhan air bersih saluran domestik ini diasumsikan tiap orang membutuhkan 100 lt/orang/hari, dan target pelayanan sampai akhir umur rencana adalah 80% dari 11.359 jumlah penduduk. Maka perkiraan kebutuhan air bersih domestik tiap desa adalah: 1) Desa Glagah Kebutuhan air bersih domestik = jumlah penduduk x 80% x 100 lt/org/hr = 3.830x 0.8 x 100 = 306.400 lt/hr = 3,55 lt/dt 2) Desa Margoanyar Kebutuhan air bersih domestik = jumlah penduduk x 80% x 100 lt/org/hr = 3.886x 0.8 x 100 = 310.880 lt/hr = 3,59 lt/dt Jadi total kebutuhan air domestic = 3,55+3,59+1,89+1,48 = 10,51 lt/dt 2 Analisa Kebutuhan Air Non Domestik Dalam perencanaan Kebutuhan air bersih ini, kebutuhan air non domestik diasumsikan sebesar 20% dari kebutuhan air domestik. Maka besar kebutuhan air non domestik tiap desa adalah 1) Desa Glagah Kebutuhan air bersih non domestik = 20% x kebutuhan domestik = 0,2 x 3,55 = 0,710 lt/dt 2) Desa Margoanyar Kebutuhan air bersih non domestik = 20% x kebutuhan domestik = 0,2 x 3,59 = 0,718 lt/dt 3) Desa Duduklor Kebutuhan air bersih non domestik = 20% x kebutuhan domestik = 0,2 x 1,89 = 0,378 lt/dt 4) Desa Karangagung Kebutuhan air bersih non domestik = 20% x kebutuhan domestik = 0,2 x 1,48 = 0,296 lt/dt Jadi total kebutuhan air no domestik = 0,710 + 0,718 + 0,378 + 0,296= 2,102 lt/dt 3 Analisa Kehilangan Air Untuk menghitung besarnya kehilangan air dalam Kebutuhan air diasumsikan sebesar 20-30 % dari jumlah kebutuhan air domestik. Besarnya kebutuhan air non domestik dalam 581

perencanaan sistem air ini diasumsikan sebesar 25%. Maka kehilangan air disetiap desa adalah: 1) Desa Glagah kehilangan air = 25% x (domestik + non domestik) = 0,25 x (3,55 +0,710 ) = 4,26 lt/dt 2) Desa Margoanyar kehilangan air = 25% x (domestik + non domestik) = 0,25 x (3,59+0,718) = 4,308 lt/dt 3) Desa Duduklor kehilangan air = 25% x (domestik + non domestik) = 0,25 x (1,89+0,378) = 2,268 lt/dt 4) Desa Karangagung kehilangan air = 25% x (domestik + non domestik) = 0,25 x (1,48+0,296) = 1,776 lt/dt Jadi total kehilangan air adalah =4,26+4,308+2.268+ 1,776=12,612 lt/dt 4 Analisa Konsumsi Harian Komulatif Konsumsi harian komulatif dihitung berdasarkan penjumlahan dari kebutuhan air domestik, non domestik, dan kehilangan air. Sehingga konsumsi air komulatif tiap desa adalah 1.) Desa Glagah Konsumsi harian komulatif = air domestik + air non domestik + kehilangan air = 3,55+0,710+4,260 = 8,520 lt/dt 2.) Desa Margoanyar Konsumsi harian komulatif = air domestik + air non domestik + kehilangan air = 3,59+0,718+4,308 = 8,616 lt/dt 3.) Desa Duduklor Konsumsi harian komulatif = air domestik + air non domestik + kehilangan air = 1,89+0,378+2,268 = 4,536 lt/dt 4.) Desa Karangagung Konsumsi harian komulatif = air domestik + air non domestik + kehilangan air = 1,48+0,296+1,776 = 3,552 lt/dt Jadi total kebutuhan air komulatif adalah =8,520+8,616+4,536+3,552= 25,224 lt/dt. Setelah didapat data jumlah kebutuhan air komulatif, data tersebut kemudian dijadikan acuan untuk merencanakan besar reservoir. 5 Analisa Kebutuhan Air Hari Maksimum Kebutuhan air hari maksimum adalah kebutuhan air pada hari-hari tertentu seperti pada hari libur, lebaran, dan lain-lain. Besarnya antara 1-1,5 dari total konsumsi harian komulatif. Pada perencanan ini menggunakan asumsi 1,5 sehingga besarnya adalah = 1,5 x konsumsi air komulatif = 1,5 x 25,224 = 37,836 lt/dt 6 Analisa Kebutuhan Air Jam Maksimum Kebutuhan air jam maksimum adalah kebutuhan air pada jam-jam tertentu seperti pada pagi hari dan sore saat orang-orang mandi, saat maghrib dan lain-lain. Besarnya antara 1-2 dari kebutuhan jam maksimum. Pada perencanan ini menggunakan 1,25 dari kebutuhan air harian maksimal. Sehingga besarnya kebutuhan air jam maksimum adalah = 1,25 x kebutuhan jam maksimum = 1,25 x 37,836 = 47,295 lt/dt Untuk bisa lebih jelas dalam melihat kebutuhan air pada perencanaan sistem air bersih ini, dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 9 Kebutuhan Air Dalam Perencanaan Kebutuhan Air Bersih di IKK Glagah tahun proyeksi 2014-2022 No Keterangan Satu Tahun an 2012 2017 2022 1 Jumlah penduduk A Jiwa 9.42 10.34 11.36 2 Persentase pelayanan B % 80 80 80 3 Kebutuhan domestik C (A x B x 100) Lt/dt 8,720 9,576 10,517 4 Kebutuhan non dimestik D Lt/dt 1,744 1,915 2,103 (20% x C) 5 Kehilangan air E (25%(C+D)) Lt/dt 2,616 2,873 3,155 Konsumsi kebutuhan 6 komulatif F Lt/dt 13,080 14,364 15,775 (C+D+E) 7 Kebutuhan harian maksimu G Lt/dt 19,620 21,546 23,663 (1,5 x F) 8 Kebutuhan jam maksimum H (1,2 x G) Lt/dt 23,544 25,855 28,395 Sumber : perhitungan 582

KESIMPULAN Kesimpulan Dari hasil kajian dan perhitungan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Debit yang dibutuhkan dalam sehari di wilayah IKK Glagah sampai tahun proyeksi 2022 dengan perkiraan jumlah penduduk sebesar 11,248 jiwa adalah 15,6 lt/dt atau 1347840 lr/dt. Sedangkan untuk debit jam puncak adalah 29,25 lt/dt dan debit puncak harian adalah 23,4 lt/dt.. Daftar Pustaka Berupa Text Book : Iskandar, Abubakar.1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Jakarta : Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997. Marihot, Siahaan. 19997. Pajak daerah dan retribusi daerah. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 6. Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Berupa Jurnal : Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial ( Format-format Kuantitatifdan Kualitatif ). Airlangga UniversityPress, Surabaya. Berupa Jurnal : http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/139/jbptunik ompp-gdl-s1-2007-nurfajriat-6906-babii.pdf).18-05-2012, 15:14:20 WIB https://www.google.co.id/url?sa=trct=jg=penger tian+retribusi+parkir&source=web&cd= 6&ved=0CFkQFjAF&url=http%3A%2F %2Fk12008.widyagama.ac.id%2Frl%B ab7_parkir ),18-05-2012, 15:15:17 WIB. ( 583

Halaman ini sengaja dikosongkan 584