RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA (Effect of Different Timing Periods of Roughage and Feed Supplement on Body Composition of Local Sheep) M. ARIFIN, H. KURNIAWAN dan A. PURNOMOADI Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT An experiment to improve feeding management on sheep raising was carried out through the implementation of 3 timing period models of roughage and feed supplement. Twelve male local sheep of 10 months old and 13.2 18.5 kg liveweight were treated with those of feeding models based on randomized block design (RBD) with 3 treatments and 4 block of liveweights. The treatments applied were: T 1 = roughage and supplement feeding were done in the same time, T 2 = supplement was offered 2 hours before roughage feeding, whereas T 3 = part of roughage was offered 30 minutes before supplement, and followed by other roughage after 2 hours of supplement feeding. During the 10 weeeks of the experimental period, the body composition of the experiment animals were monitored using urea space technique. The results showed that the body composition of the sheep of those three treatments were not significantly different (P < 0.05). The average of water, protein and fat contents were 58.4%, 12.59% and 20.86%, respectively, while the increament of those compositions were 1.7; 0.45 and 1.28 kg respectively. Based on the experiment, it can be concluded that those of three feeding models did not improve the body composition of local sheep. Key Words: Feeding Management, Body Composition, Sheep ABSTRAK Suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki manajemen pemberian pakan pada peternakan domba telah dilakukan dengan menerapkan 3 model tata waktu pemberian hijauan dan pakan tambahan. Sebanyak 12 ekor domba lokal jantan, berumur ± 10 bulan dan bobot hidup 13,2 18,5 kg diberi perlakuan berupa 3 model tata waktu pemberian pakan mengikuti pola rancangan acak kelompok. Materi penelitian dikelompokkan mejadi 3 kelompok bobot hidup, perlakuan pemberian pakan yang diberikan meliputi: T 1 = pemberian hijauan dan pakan tambahan secara bersama-sama, T 2 = pemberian pakan tambahan dilakukan 2 jam sebelum hijauan, dan T 3 = pemberian pakan tambahan didahului dengan pemberian sebagian hijauan 0,5 jam dan diikuti pemberian hijaun dilanjutkan pada 2 jam setelah pemberian pakan tambahan. Selama masa penelitian 10 minggu dilakukan pemantauan terhadap komposisi tubuh menggunakan metode urea space. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tata waktu pemberian hijauan dan pakan tambahan tidak menyebabkan perbedaan komposisi tubuh pada domba lokal. Rata-rata kandungan air, protein dan lemak tubuh dalam penelitian ini tercatat masing-masing sebesar: 58,4%, 12,59% dan 20,86%. Rata-rata peningkatan kandungan air, protein dan lemak tubuh yang terjadi selama 10 minggu periode penelitian masing-masing tercatat sebesar: 1,7; 0,45; dan 1,28 kg. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan tata waktu pemberian hijauan dan pakan tambahan tidak mampu memperbaiki komposisi tubuh domba lokal. Kata Kunci: Manajemen Pakan, Komposisi Tubuh, Domba PENDAHULUAN Upaya perbaikan produktivitas ternak domba dengan cara pemberian pakan tambahan telah banyak dicoba oleh para peternak, namun demikian sampai dengan saat ini di antara para ahli masih muncul pro dan kontra mengenai tata waktu yang tepat untuk menghasilkan 371
respons yang maksmial. Beberapa ahli menyarankan pemberian pakan tambahan sebaiknya dilakukan beberapa waktu sebelum pemberian pakan kasar, sehingga kondisi fisiologis rumen dapat dipersiapkan dengan baik. Beberapa ahli yang lain berpendapat bahwa pemberian pakan tambahan yang terlalu dini dapat menyebabkan terjadinya penurunan ph rumen yang berlebihan, sehingga proses pencernaan tidak dapat berjalan secara maksimal. Secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa pemberian pakan tambahan pada waktu 2 jam sebelum pemberian hijauan dapat menimbulkan beberapa resiko seperti penurunan ph atau meningkatnya kadar NH 3. Rendahnya ph ini dapat berpengaruh pada penurunan aktivitas dan populasi mikrobia rumen yang dapat mengakibatkan terganggunya pencernaan serat kasar sehingga domba akan mengalami penurunan produktivitas. Berdasarkan argumen tersebut, maka dalam penelitian ini diuji perubahan komposisi tubuh ternak domba yang diberi pakan hijauan dan pakan tambahan dengan tata waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informmasi mengenai metode pemberian pakan tambahan yang tepat dalam memperbaiki produktivitas ternak domba. Materi penelitian MATERI DAN METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor domba lokal jantan, berumur ± 10 bulan dengan kisaran bobot badan 13,2 18,5 kg. Hijauan yang diberikan berupa rumput gajah yang sudah dilayukan, sedangkan pakan tambahan berupa campuran dedak gandum dan dedak padi dengan perbandingan 50 : 50%. Pakan yang diberikan disusun berdasarkan pada kebutuhan bahan kering (BK) sebesar 4% dari masing-masing bobot badan domba (KEARL, 1982). Kandungan protein kasar masing-masing bahan pakan adalah 11,33% dan 15,11% (Tabel 1). Rancangan percobaan Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), materi penelitian dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan bobot hidup, masing-masing diberi 3 perlakuan, yaitu: T 1 = Rumput Gajah (ad libitum) dan pakan tambahan sebanyak 2,8% (BK) dari bobot badan, diberikan dalam waktu yang bersamaan pada tempat terpisah secara free choice mulai pukul 07.00. T 2 = Pakan tambahan sebanyak 2,8% (BK) dari bobot badan diberikan pukul 07.00 dilanjutkan dengan rumput gajah (ad libitum) diberikan pukul 09.00. T 3 = 100 g rumput gajah dalam bentuk segar diberikan pukul 07.00 dilanjutkan pakan tambahan sebanyak 2,8% (BK) dari bobot badan diberikan pukul 07.30, rumput Gajah (ad libitum) diberikan pukul 09.30. Prosedur penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan didahului tahap adaptasi dan pendahuluan selama 4 minggu di dalam kandang percobaan. Selanjutnya selama 10 minggu ternak diberi perlakuan pemberian pakan sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Pengukuran konsumsi pakan dilakukan setiap hari, sedangkan penimbangan bobot hidup ternak dilakukan seminggu sekali di akhir minggu sebelum ternak diberi pakan. Komposisi tubuh Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pakan penelitian Bahan pakan Nutrisi pakan (100% BK) BK PK SK ABU LK BETN Energi --%-- -------------------% BK----------------------- kal/g Pakan tambahan 83,50 15,11 13,57 2,94 3,96 58,12 4013,6 Rumput Gajah 86,62 11,33 27,62 18,45 3,90 38,70 3453,1 372
diukur menggunakan metode urea space melalui pengambilan sampel darah sebanyak tiga kali selama penelitian yaitu pada minggu ke-0, 5 dan 10. Nilai Urea Space (US), air tubuh, protein tubuh dan lemak tubuh dapat dihitung dengan menggunakan petunjuk ASTUTI dan SASTRADIPRADJA (1999). Data komposisi tubuh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam mengikuti petunjuk STEEL dan TORRIE (1991). Produktivitas HASILDAN PEMBAHASAN Perbedaan metode pemberian pakan berupa tata waktu pemberian hijauan dan pakan tambahan dalam penelitian ini ternyata belum dapat memberikan peningkatan pertambahan bobot hidup harian (PBHH) dan efisiensi pakan secara maksimal (Tabel 2). Rata-rata PBHH yang dicapai oleh materi penelitian ini sebesar 40,62 g/hari, HARYONO (2005) dan RIANTO et al. (2004) masing-masing melaporkan sebesar 81,28 dan 83,15 g/hari. Rata-rata efisiensi pakan yang diperoleh dalam penelitian ini hanya sebesar 6,40%, sedangkan GATENBY (1986) memberikan kisaran 7 15%, HARYONO (2005) dan RIANTO et al. (2004) melaporkan sebesar 9,37% dan 13,24%. Jika dikaji lebih mendalam, prestasi produksi yang rendah oleh materi penelitian ini lebih banyak disebabkan oleh mutu ransum yang digunakan. Penelitianpenelitan yang digunakan sebagai pembanding di atas sebagian besar menggunakan bahan pakan yang berkualitas lebih baik dari pada bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ransum yang terdiri dari rumput gajah, dedak padi dan dedak gandum yang digunakan dalam penelitian ini belum mampu mendukung ternak domba untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal. Perubahan komposisi tubuh Perbedaan tata waktu pemberian pakan hijauan dan pakan tambahan ternyata tidak diikuti oleh perbedaan kandungan air, protein dan lemak tubuh (P > 0,05). Rerata kandungan air, protein dan lemak tubuh domba penelitian pada minggu ke-10 (akhir penelitian) masingmasing tercatat sebesar 9,53 kg (58,43%), 2,06 kg (12,59%), dan 3,43 kg (20,86%) (Tabel 3). Kandungan air tubuh yang ditemukan dalam penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian ASTUTI dan SASTRADIPRADJA (1999) (sebesar 68,64% dari bobot hidup). Kandungan protein tubuh yang diperoleh pada penelitian ini relatif sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh INDRAWATI (2005) terhadap domba lokal sebesar 12,80%, namun lebih rendah dari hasil penelitian KABBALI et al. (1992) pada domba lokal sebesar 16,87%. Sedangkan kandungan lemak tubuh yang diperoleh pada penelitian ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian PURNOMOADI et al. (2004) dan INDRAWATI (2005) yang masing-masing melaporkan sebesar 21,9% dan 21,3%. Walaupun ditemukan adanya variasi terhadap kandungan air, protein dan lemak tubuh, dapat disimpulkan bahwa komposisi tubuh domba lokal yang diteliti masih dalam kisaran normal. ANGGORODI (1994) menyebutkan kisaran kandungan air tubuh pada ternak antara 50 60% (ANGGORODI, 1994). Variasi yang ditemukan antara hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya diperkirakan berhubungan dengan perbedaan ras dan umur ternak, serta pakan yang digunakan dalam penelitian. Tabel 2. Rata-rata pertambahan bobot badan harian (PBHH), konsumsi bahan kering, konversi dan efisiensi pakan Parameter Perlakuan T 1 T 2 T 3 Rata-rata PBHH (g/hari) 34 44 43 40,62 Konversi 18,0 14,6 14,7 15,6 Efisiensi pakan (%) 5,6 6,8 6,8 6,4 373
Tabel 3. Perkembangan komposisi tubuh domba lokal jantan selama periode penelitian Parameter Perlakuan T 1 T 2 T 3 Rerata Perbedaan Peningkatan air tubuh, kg Minggu 0 5 0,46 1,05 0,58 0,70 ns Minggu 5 10 0,92 0,90 1,20 1,01 ns Minggu 0 10 1,38 1,95 1,78 1,70 ns Peningkatan protein tubuh, kg Minggu 0 5 0,12 0,28 0,15 0,18 ns Minggu 5 10 0,24 0,24 0,32 0,27 ns Minggu 0 10 0,36 0,52 0,47 0,45 ns Peningkatan lemak tubuh, kg Minggu 0 5 1,09 1,18 1,11 1,13 ns Minggu 5 10 1,15 1,15 1,22 1,17 ns Minggu 0 10 1,23 1,31 1,30 1,28 ns ns = tidak berbeda nyata (P > 0,05) Perbedaan metode pemberian pakan dalam penelitian ini ternyata tidak mampu menyebabkan perbedaan komposisi tubuh. Perubahan tata waktu pemberian hijauan dan pakan tambahan yang tadinya diharapkan dapat memperbaiki komposisi tubuh melalui perbaikan kecernaan pakan ternyata tidak terbukti. Hal ini didukung oleh data kecernaan bahan kering (BK) pada ketiga perlakuan yang juga ditemukan relatif sama yaitu (54,98%) pada T 1, (54,50%) pada T 2 dan (58,25%) pada T3. Pada perlakuan T1, hijauan dan pakan tambahan yang diberikan dalam waktu yang bersamaan ternyata menyebabkan domba memilih untuk mengkonsumsi pakan tambahan terlebih dahulu. Sedangkan pemberian hijauan sebanyak 100 g pada awal pemberian pakan sebelum pemberian pakan tambahan, ternyata juga belum mampu merubah kecernaan BK secara signifikan, sehingga dampak terhadap parameter penelitian menjadi tidak nyata. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komposisi tubuh (air, protein dan lemak tubuh) domba lokal jantan yang diberi pakan hijauan dan pakan tambahan dengan tata waktu yang berbeda belum dapat memperbaiki komposisi tubuh domba. Oleh karena itu, dilihat dari sisi komposisi tubuh, praktek pemberian pakan tambahan dalam rangka peningkatan produktivitas pada domba dapat diberikan sewaktu-waktu sepanjang hari. DAFTAR PUSTAKA ANGGORODI, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-5. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ASTUTI, D.A. dan D. SASTRADIPRADJA. 1999. Evaluation of body composition using urea dilution and slaughter of growing Priangan Sheep. Media Vet. 6(3): 5 9. GATENBY, R.M. 1986. Sheep Production in the Tropics and Sub Tropics. Edisi ke-1. Longman inc., New York. HARYONO, E. 2005. Produktivitas Domba Lokal Jantan yang Diberi Pakan Pollard dengan Aras yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. INDRAWATI. 2005. Pengaruh Pemberian Pollard dengan Aras yang Berbeda Terhadap Komposisi Tubuh Domba Lokal Jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. KABBALI, A., W. L. JOHNSON, D. W. JOHNSON, R. D. GOODRICH dan C. E. ALLEN. 1992. Effect of compensatory growth on some body component weights and on carcass and noncarcass composition on growing lambs. J. Anim. Sci. 70: 2853 2857. 374
KEARL, L.C. 1982. Nutrient Requirement of Ruminant in Developing Countries. International Feedstuff Institute Agriculture Experimentation. Utah State University, Logan. PURNOMOADI, A., H. K. SUDARTO dan S. MAWATI. 2004. Pengaruh ampas tahu dalam pakan tambahan terhadap perubahan komposisi tubuh domba garut. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 305 308. RIANTO, E., M. BUDIHARTO dan M. ARIFIN. 2004. Proporsi daging, tulang dan lemak karkas domba ekor tipis jantan akibat pemberian ampas tahu dengan aras yang berbeda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 309 313. STEEL R.G.D. dan J.H. TORRIE. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Cetakan ke-2. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. (Diterjemahkan oleh B. SUMANTRI). 375