PERANAN KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK ( Studi Di Desa Pontak Kabupaten Minahasa Selatan) 1. Oleh : Vially Rawis 2

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN CAMAT DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MADIDIR 1. Oleh : Billdy Sondakh 2

PERANAN KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK (Studi di Desa Pontak Kabupaten Minahasa Selatan) Oleh: Jamin Potabuga (

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN STUDI DI DESA PINELENG DUA KECAMATAN PINELENG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maupun kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN,

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEPUTUSAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : B.36/43/08/2017B. 38/31/11/2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PASANGAN BALON BUPATI/WAKIL BUPATI KAB.HUMBANG HASUNDUTAN PALBET SIBORO,SE-HENRI SIHOMBING,A.Md VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan reformasi di bidang pemerintahan daerah dan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

melalui Penambahan Kepemilikan Modal Saham Pemerintah Kota Depok pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 4 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 6

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 04 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

I. PENDAHULUAN. daerah (dioscretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DESA TAPIS KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER NOMOR 02 TAHUN TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARAA BARAT

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2006 Seri : E

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGHASILAN DAN TUNJANGAN APARAT PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

KEPALA DESA SUMBANG KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan kebutuhan

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

Transkripsi:

PERANAN KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK ( Studi Di Desa Pontak Kabupaten Minahasa Selatan) 1 Oleh : Vially Rawis 2 ABSTRAK Masyarakat dapat langsung menilai kinerja Kepala Desa berdasarkan kualitas layanan publik yang diterima, karena kualitas layanan publik menjadi kepentingan banyak orang dan dampaknya langsung dirasakan masyarakat dari semua kalangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep yang di gunakan Kepala Desa Pontak dalam pelayanan publik. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini yaitu, hasil temuan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pelayanan public dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan Kepala Desa dalam pelayanan public di desa Pontak memang karena sudah menjadi niat dan tekat dari kepala desa untuk mewujudkan kepentingan bersama. Kata kunci : Peranan, Kepala Desa, dan Pelayanan Publik PENDAHULUAN Latar belakang Peranan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sejak reformasi dituntut meningkatkan pelayanan public menjadi lebih baik dari cara-cara sebelumnya, bahwa paradigma pelayanan public dirubah dari dilayani menjadi melayani. Sikap Kepala desa yang bersifat ingin dilayani oleh masyarakat berpengaruh buruk pada peran kepala desa dalam pelayanan public, kepala desa cenderung korupsi, kolusi dan nepotisme dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai kepala desa. Kenyataan ini bukan rahasia lagi, masyarakat pada umumnya telah mengetahui dan memahami bahwa kegagalan pembangunan nasional diakibatkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme telah menghambat tujuan pelayanan public mencapai masyarakat yang sejahtera adil dan makmur., sehingga kepala desa dalam pelayanan public harus melayani masyarakat dan bukan untuk dilayani yang menjadi harapan masyarakat pada era reformasi ini. Isu yang berkembang saat ini sejak reformasi 1998 sampai sekarang bahwa peranan kepala desa dalam pelayanaan public pada umumnya tidak berjalan sebagai mestinya sesuai dengan harapan masyarakat. Sikap kepala desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih tetap ingin dilayani oleh masyarakatnya dan belum secara prima melayani kepentingan masyarakat, sehingga peran kepala desa cenderung menghambat pembangunan desa. Seharusnya peranan kepala desa sebagai mesin penggerak utama, dan yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan desa dalam mencapai kesejahteraan rakyat sebagai tujuan akhir dari pelayanan 1 Merupakan skripsi penulis 2 Mahasiswa jurusan ilmu Pemerintahan FISIP UNSRAT

public. Masalah ini menjadi masalah nasional dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga menarik minat saya melakukan penelitian ini untuk mendalami masalahnya dan melakukan pembahasan untuk menemukan jalan keluar sebagai langkah memecahkan masalah dengan pendekatan teori ilmu pemerintahan. Bahwa telah diketahui pada umumnya penyelenggaraan pemerintahan desa di Kabupaten Minahasa selatan belum mencapai harapan masyarakat desa, kepala desa dipandang hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya dalam memberikan pelayanan public. Akibatnya kepentingan umum pada kenyataanya terbengkalai, sarana dan prasarana pelayanan umum kurang lengkap dan bahkan tidak tersedia, pelayanan administrasi pemerintahan desa lamban dan berbelit-belit. Sehingga berdampak buruk terhadap pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan desa, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa menuju tujuan Negara Republik Indonesia adalah masyarakat yang adil dan makmur. Yang menarik perhatian saya sehingga melakukan penelitian ini adalah pandangan masyarakat atau issue tersebut berbeda dengan pandangan masyarakat terhadap kepala desa Pontak dikampung saya. Kepala desa Pontak, Hukum Tua bernama Meity Anita Rawis dinilai berhasil oleh masyarakat desa pontak dan pemerintah kabupaten Minahasa selatan khususnya dalam memberikan pelayanan publik. Berkaitan dengan maksud tersebut maka penelitian ini berjudul : Peranan Kepala Desa Dalam Pelayanan Publik (Studi di Desa Pontak Kabupaten Minahasa Selatan). Metode pendekatan dalam penelitian adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi ( Djam an Satori, 2011). Fokus dalam penelitian ini adalah peranan kepala desa dalam pelayanan publik. Peran kepala desa dipandang sebagai suatu kewajiban formal yang ditunjukkan oleh wewenang dan tanggung-jawab kepala desa, berbentuk tugas dan fungsi pemerintah melayani masyarakat adalah pelayanan public, pelayanan pembangunan, dan pelayanan perlindungan. Sumber data penelitian, sebagai instrument kunci adalah saya sendiri, berbaur dengan masyarakat dalam melakukan observasi, unsur informan adalah Kepala desa dan staf secretariat desa Pontak dan 5 (lima) orang tokoh masyarakat serta dokumen-dokumen. TINJAUAN PUSTAKA Peranan kepala desa dalam penelitian ini dipandang sebagai peranan formal yang harus dilaksakan oleh kepala desa melayani kepentingan public didesa, pengertian peranan kepala desa dimaknai sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai wewenang kepala desa berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Kewenangan kepala desa berperan dalam pelayanan public diperoleh atas perintah undang-undang, Nurcholis Hanif, (2011). Kewenangan kepala desa dalam pelayanan public berhubungan dengan pelaksanaan tujuan pemberian otonomi desa, yang diserahkan oleh Negara melalui undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.kemudian dalam perkembangan pelaksanaan pemerintahan desa pada tahun 2014 pemerintah pusat menetapkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Dalam penjelasan umum undang-undang ini dijelaskan bahwa prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam arti kepala desa diberikan kewenangan mengurus dan mengatur urusan pemerintahan, sehingga memiliki kewenganganuntuk memberi pelayanan, meningkatkan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada

peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan tujuan otonomi,prinsip otonomi dilakukan secara nyata dan bertanggung-jawab, yang dimaksud nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajibanyang senyatanya telah ada dan berpotensi tumbuh, hidup dan berkembang. Yang dimaksud otonomi yang bertanggung-jawab adalah dalam penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan tujuan utama dari tujuan nasional. Kewenangan kepala desa diperoleh dari rakyat melalui pemilihan kepala desa, dalam arti kepala desa terpilih mendapat kepercayaan warga untuk memimpin dan melaksanakan hak otonomi desa yaitu hak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri diserahkan kepada kepala desa, sehingga tanggung-jawab tujuan otonomi berada dipundak kepala desa sebagai pemimpin desa selama enam tahun periode masa jabatan. PEMBAHASAN Peranan kepala desa Pontak dalam pelayanan public untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Pontak, telah disusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) Tahun 2013 2018 dan rencana kerja pembanguan desa ( RKPDes ) Tahun 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa naskah rencana ini dirangkum berdasarkan partisipasi masyarakat, demokratis, keanakaraman, otonomi asli, dan pemberdayaan masyarakat, menjadi rencana pembangunan strategis desa Pontak selama 5 tahun dan dijabarkan setiap tahun anggaran pendapatan dan belanja desa ( APBDes ) Hasil penelitian menunjukan pembangunan desa Pontak periode lima tahun kedepan ( 2013 2018 ) dengan visi sebagai berikut : Untuk mewujudkan desa Pontak yang mandiri, religious,bermasyarakat, kreatif, inovatif-motivator, dan berdaya saing Kemudian dijelaskan sebagai berikut : - Desa yang mandiri berbasis pertanian adalah mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan masyarakat desa lain yang lebih maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri yang berbasis pada keunggulan local dibidang pertanian secara luas. - Adapun yang dimaksud dengan masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang memiliki ketangguhan jiwa dan raga yang sehat dan kuat. - Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta mampu memanfaatkannya secara tepat, guna mengatasi setiap permasalahan pembangunan pada khususnya dan permasalahan kehidupan pada umumnya. - Yang dimaksud dengan masyarakat yang lebih sejahtera adalah bahwa diupayakan agar tercapai ketercukupan kebutuhan masyarakat secara lahir dan batin ( sandang, pangan, papan, agama, pendidikan, kesehatan, rasa aman dan tentram. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas maka disusun misi desa Pontak sebagai berikut : - Meningkatkan sarana dan prasana pertanian - Pengembangan agribisnis berbasis kelompok - Meningkatkan sumber daya masyarakat melalui pendidikan - Meningkatkan pelayanan masyarakat - Pengembangan ekonomi masyarakat

- Meningkatkan sarana dan prasarana tempat ibadah. Visi dan misi desa Pontak tersebut diatas mulai dilaksanakan sejak tahun 2013 berkesinambungan tercermin pada rencana kerja pembanguan setiap tahun sampai dengan tahun 2015 ini. Dalam RKPDes desa Pontak Tahun 2015, anggaran pendapatan dan belanja desa ( APBDes ) sebesar Rp 689.889.000,- ( enam ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah ). Sumber pendapatan Desa Pontak Tahun 2015 sebagai berikut : - Pendapatan Asli Desa : Rp 229.189.000,- - Dana Perimbangan (ADD) : Rp 38.560.000,- - Bantuan Pusat, Prop dan Kab : Rp 167.700.000,- - Dana Desa : Rp 244.440.000,- - Lain-lain : Rp 10.000.000,- Jumlah : Rp 689.889.000,- Belanja Desa Pontak Tahun 2015 sebagai berikut : - Penyelenggaraan pemerintah desa : Rp 206.966.700,- - Pembangunan desa : RP 344. 950.880,- - Pembinaan warga : Rp 5.328.500,- - Pemberdayaan Masyarakat : RP 132.642.920,- - JUmlah : RP 689.889.000,- Hasil penelitian menunjukan bahwa sarana dan prasarana atau barang public yang tersedia didesa Pontak sudah cukup memadai dan lengkap, digunakan oleh warga desa dalm meningkatkan kesejahteraan. Tersedianya barang-barang public itu atas peranan kepada desa Pontak Meity Anita Rawis yang ingin membangun desanya dimulai sejak sebalum dia terpilih sebagai kepala desa Pontak. Dan lebih giat lagi membangun desanya setelah dia terpilih sebagi kepala desa Pontak. Dengan adanya bukti nyata pembangunan yang dibangun bersama warga desa yang dipimpinnya dalan peran menjalankan tugas pelayanan public, hukum tua Meity Anita Rawis dinilai berhasil oleh warga desa Pontak. Di desa Pontak telah tersedia gedung kantor kepala desa yang megah dan luas, perabot dan alat administrasi kantor yang lengkap serta staf yang siap melayani masyarkat. Pelayanan surat menyurat terhadap warga masyarakat berlangsung cepat dan tepat tanpa pandang bulu, tidak pernah diperlambat, transparan dan bertanggung-jawab. Telah tersedia barang public balai desa, jalan desa rapi bersih, lapangan olah-raga, jalan pertanian, gereja-gereja, pemakaman umum, sumur air umum, taman desa, kolam ikan desa, kebun desa, koperasi desa, pasar desa. Menurut kepala desa Pontak hukum tua Meity Anita Rawis, keberhasilan pemerintahan demokrasi ditentukan oleh adanya keinginan untuk mewujudkan kepentingan bersama telah menjadi niat dan tekad sebelum terpilih sebagai pemerintah. Setelah terpilih bulatkan niat dan tekad kita dan bertindak sebagai pemerintah terbaik pilihan rakyat. (pendapat ini diolah dari hasil wawancara mendalam dengan hukum tua Meity Anita Rawis). Dia mengatakan tidak ada yang sulit dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai kepala desa, bahwa sebenarnya semua potensi untuk diberdayakan tersedia ada, ingin berhasil dipastikan tercapai, tergantung pada kesungguhan hati sebagai kepala desa yang diberi kepercayaan rakyat untuk memimpin mereka.

Dengan adanya kesungguhan kita dan ada bukti hasil kinerja bagi kepentingan rakyat, dipastikan rakyat melaksanakan apa yang kita perintahkan. Kebenaran terbukti, Drs, G. S. J Saroinsong sebagai informan kunci dalam penelitian ini, mengatakaan bahwa : memang Meity Anita Rawis sebelum terpilih sebagai kepala desa, dia penyumbang terbesar pembangunan gereja-gereja, jalan perkebunan, gapura, dan sering membantu warga desa Pontak yang mengalami kesulitan ekonomi dengan cara yang saling menguntungkan. Dia memang orang baik, cerdas dan rajin, desa kami menjadi maju dan berhasil, oleh sebap itu dia dipilih sebagai kepala desa. Selanjutnya Drs.G.S.J Saroinsong menjelaskan, Bupati Minahasa Selatan pada kunjungan kerjanya, mengatakan bahwa hanya kantor desa Pontak yang terlengkap sarana dan prasarana administrasi dan dengan pelayanan administrasi yang lancar cepat dan tepat di Kabupaten Minahas Selatan. Juga laporan pertanggung-jawaban penyelenggaraan pemerintahan desa tiap tahun dinilai baik, diterimah oleh BPD dan masyarakat, bersih dan tidak pernah terdapat kasus KKN. Berdasarkan observasi langsung dilokasi penelitian dan hasil wawancara yang mendalam, dan deskripsi peranan kepala desa dalam pelayanan public dinilai berhasil, ditunjukan oleh bukti nyata ada pembangunan infrasruktur untuk melayani kepentingan public, maka dimukan melalui penelitian ini bahwa niat dan tekad sebelum yang menjadi dasar keberhasilan kepala desa Pontak hukum tua Meity Anita Rawis yang menentukan berhasil tidaknya kepala desa dalam pelayanan public. Dengan demikian penelitian ini menemukan konsep niat dan tekad sebelum, konsep ini dapat digunakan untuk mengukur calon kepala yang layak dipilih, dapat mewujudkan harapan kepentingan bersama. PENUTUP Keberhasilan kepala desa dalam pelayanan public dapat ditentukan atau diukur oleh ada tidaknya niat dan tekad mewujudkan kepentingan bersama telah ada sebelum terpilih sebagai kepala desa, indikatornya bukti nyata sebelumnya penyumbang dan penggerak kepentingan bersama, orang baik, cerdas dan rajin. Dan saran dari penulis, Gunakan konsep niat dan tekad sebelum untuk mengukur calon kepala desa yang akan dipilih, dapat diharapkan berhasil dalam melayani kepentingan bersama jika dipilih. DAFTAR PUSTAKA Andi Prastowo, 2011, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, Ar-ruzz Media, Jokyakarta. Carlton, dkk, 1993, Ilmu Politik, Rajawali Pers, Jakarta Erwan Agus Purwanto, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah Sosial, Gava Media, Jokyakarta. Inu Kencana, 2009, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Rafika Aditama, Bandung. Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Rosda Karya Bandung. Milles A. dan Houberman, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Gramedia Utama, Jakarta. Moleong L, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Munasef, 1985, Sistem Pemerintahan Indonesia, Gunung Agung, Jakarta.

Nurcholis Hanif, 2011, Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Erlangga, Jakarta. Sadu Wastiono, dkk, 2009, Perkembangan Organisasi Kecamatan, Fokusmedia, Bandung. Satori Djam an, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung. Taliziduhu Ndraha, 1985, Peranan Administrasi Pemerintahan Desa, IIP, Jakarta. -------------------------, 1983, Metodologi Pemerintahan Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. Undang Undang Dasar Negara Republik Indnesia Tahun 1945 hasil amandemen, 2010, Permata, Jakarta. Undang Undang tentang Pemerintahan Daerah, 2010, Citra Wacana, Jakarta. Himpunan Perundang-undangan Tentang Pemerintahan Desa, 2011, Fokusmedia, Bandung.