N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

dokumen-dokumen yang mirip
turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

inflamasi non steroid turunan asam enolat derivat oksikam yaitu piroksikam (Mutschler, 1991; Gringauz, 1997). Piroksikam digunakan untuk pengobatan

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

gugus karboksilat yang bersifat asam sedangkan iritasi kronik kemungkinan disebabakan oleh penghambatan pembentukan prostaglandin E1 dan E2, yaitu

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

Gambar 1.1. Struktur turunan N-arilhidrazon (senyawa A) CH 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

Keterangan : R = H atau CH 3, Ar = fenil/3-piridil/4-piridil

SINTESIS O-(3-KLOROBENZOIL) PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

penghambat prostaglandin, turunan antranilat dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase

SINTESIS O-(4-NITROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A PERHITUNGAN BERAT. 1. Piroksikam = mol x BM = 0,015 mol x 331,5 = 4,9725 gram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat dan (b) Struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat.

SINTESIS O-(4-BROMOBENZOIL) PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN O C OH. R : H atau CH3 Ar : fenil/3-piridil/4-piridil

BAB I PENDAHULUAN. usaha penelitian untuk mencari senyawa baru semakin berkembang dengan pesat.

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

SINTESIS O-(4-KLOROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN gambar 1.1

Gambar 1.2. Struktur senyawa N -(4-metilbenziliden)-2- metoksibenzohidrazida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analgesik dari senyawa AEW1 terhadap mencit. Metode yang digunakan

SINTESIS ASAM 2-OKTANOILOKSIBENZOAT DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN KLORO DAN METIL PADA POSISI PARA SENYAWA N-BENZOIL-N - FENILTIOUREA TERHADAP AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT

KATA PENGANTAR. Dewan editor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N O F N O. R = Cl Gambar 1.2. Rumus struktur N((3-(4-(4-piperasin-1-il)-3- florofenil)-2-oksooksazolidin-5-il)metil)asetamid.

SINTESIS O-(4-TERSIER-BUTILBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Struktur eugenol. O CH 3 CH 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisikokimia Sifat fisikokimia menurut Ditjen POM (1995) adalah sebagai berikut :

OCH 3 CH 2 H 2 C C H. Gambar 1.1. Struktur eugenol.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

PENDAHULUAN KIMIA MEDISINAL

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Transkripsi:

BAB 1 PEDAHULUA Rasa nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang menyertai kerusakan jaringan dan timbul apabila rangsangan mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui nilai ambang nyeri. Rasa nyeri dapat menurunkan kualitas hidup apabila tidak terkontrol, untuk menekan atau mengurangi rasa nyeri ini dapat digunakan analgesik (Mutchler, 1991). Analgesik dibagi menjadi dua golongan besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non narkotik. Analgesik narkotik seperti morfin, kodein merupakan obat penghilang rasa sakit yang kuat dan dapat menimbulkan ketergantungan bila digunakan dalam dosis yang tidak sesuai. Analgesik non narkotik bekerja pada saraf perifer. Analgesik non narkotik terdiri dari golongan steroid dan non steroid (on Steroid Antiinflamatory Drug s). Beberapa contoh dari golongan steroid yaitu deksametason, betametason (Schumacher, 2007). Piroksikam merupakan obat antiinflamasi non steroid (AIS) turunan oksikam. Turunan ini termasuk golongan asam enolat dan mempunyai aktivitas antiinflammasi, antirematik, antipiretik dan analgesik. Substitusi gugus metil pada posisi dua menghasilkan aktivitas antiinflamasi yang optimal. Piroksikam digunakan untuk pengobatan rematik, arthritis, gout akut, spondolitis ankilosa dan menghilangkan nyeri (Purwanto & Susilowati, 2000). Piroksikam dengan dosis cukup kecil mempunyai masa kerja yang panjang sehingga memungkinkan pemberian dosis satu kali per hari, tetapi di samping keuntungan tersebut, piroksikam juga menyebabkan iritasi saluran cerna yang cukup besar. Efek samping tersebut merupakan akibat yang ditimbulkan oleh piroksikam sebagai SAIDs non selektif CX (Katzung, 2002). 1

2 Untuk pengembangan senyawa obat baru diperlukan HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas) yaitu suatu hubungan kuantitatif yang menjelaskan suatu struktur kimia dapat memberikan sumbangan aktivitas terhadap struktur induknya sehingga dengan penambahan tersebut, bisa didapat suatu senyawa yang mempunyai aktivitas yang tinggi dan memberikan efek terapi yang maksimal (Siswandono dan Soekarjo, 2000). Untuk mendapatkan senyawa obat baru turunan piroksikam, dalam penelitian ini dilakukan sintesis turunan piroksikam, yaitu -(3,4- diklorobenzoil)piroksikam (Gambar 1.1). Aktivitas dipengaruhi oleh sifat kimia fisika yaitu sifat lipofilik (misalnya: log P), elektronik (misalnya: σ ), dan sterik (misalnya: MR). Sifat lipofilik mempengaruhi penembusan membran biologis, elektronik mempengaruhi kekuatan ikatan obat-reseptor, dan sterik mempengaruhi keserasian ikatan obat-reseptor. Piroksikam dengan perhitungan menggunakan program komputer Chem ffice mempunyai nilai log P : 0,29, MR : 84,76 cm 3 /mol sedangkan senyawa yang akan disintesis mempunyai log P : 5,309, MR : 123,86 cm 3 /mol H Cl C Cl H H 3 C S Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan -(3,4- diklorobenzoil)piroksikam. Sintesis -(3,4-diklorobenzoil)piroksikam dilakukan dengan metode asilasi antara piroksikam dengan 3,4-diklorobenzoil klorida berdasarkan reaksi Schotten Baumann. Sebagai gugus asil adalah 3,4- diklorobenzoil klorida yang akan bereaksi dengan gugus H pada piroksikam dan sebagai basa digunakan piridin. Selain sebagai basa piridin H H 3 C S

3 juga berfungsi sebagai katalis dan untuk mengikat HCL yang terbentuk selama reaksi. Pada penelitian ini dipilih gugus Cl karena gugus halogen mempunyai efek elektronegatif relatif kuat dan dapat meningkatkan sifat sterik dan lipofilik (Purwanto, 2000). Lipofilisitas merupakan faktor utama yang menentukan kemudahan obat menembus membran lemak sedangkan efek elektronik gugus dalam molekul mempengaruhi distribusi elektron, yang dapat memperkuat ikatan obat dengan molekul target. Kedua sifat tersebut di depan merupakan parameter fisikokimia yang mempengaruhi aktivitas biologis obat dan merupakan pertimbangan utama dalam merancang obat baru (Thomas, 2003). Selain itu pembentukan ester pada gugus hidroksi dapat meningkatkan stabilitas senyawa dan dapat menurunkan efek samping iritasi lambung (Jayaselli et al, 2008). Pada senyawa hasil sintesis dilakukan uji organoleptis, uji kemurnian dengan penentuan titik leleh dan kromatografi lapis tipis, serta identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV, spektrofotometer IR, dan spektrofotometer resonansi magnetik inti ( 1 H-RMI). Pada penelitian kali ini difokuskan untuk mengetahui aktivitas analgesik senyawa dan membandingkannya dengan piroksikam. Adapun beberapa metode uji aktivitas analgesik antara lain metode kimia, panas, mekanik dan elektrik. Dalam pengujian aktivitas analgesik senyawa -(3,4- diklorobenzoil)piroksikam menggunakan metode stimulasi kimiawi (Writhing test), yaitu geliatan mencit akibat konstriksi abdominal setelah pemberian bahan kimia penginduksi nyeri (Diyah et al., 2002). Metode writhing test ini sensitif, sederhana dan reproduksibel untuk analgesik ringan. Metode writhing test merupakan metode uji aktivitas yang memberikan hubungan bertingkat antara intensitas rangsangan nyeri dan dosis analgesik yang dibutuhkan untuk menahan rangsangan nyeri. Larutan

4 penginduksi nyeri yang digunakan pada penelitian ini adalah asam asetat 0,60%. Asam asetat dipilih sebagai penginduksi nyeri karena harganya murah namun dapat memberikan hasil yang akurat. Sebagai hewan coba digunakan mencit (Mus Musculus) jantan dengan umur 2 3 bulan dan berat 20-35 gram (Turner, 1965). Potensi aktivitas analgesik obat dinilai berdasarkan kemampuan penghambatan nyeri yang teramati dari jumlah geliat (writhing responses) akibat stimulasi injeksi asam asetat secara intraperitoneal dan membandingkannya dengan kelompok pembanding dan kelompok kontrol. Pada penelitian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah senyawa -(3,4-diklorobenzoil)piroksikam dapat disintesis dengan mereaksikan piroksikam dan 3,4-diklorobenzoil klorida? 2. Apakah senyawa -(3,4-diklorobenzoil)piroksikam mempunyai aktivitas analgesik pada hewan coba mencit (Mus musculus) berdasarkan metode writhing test dan bagaimana aktivitasnya dibanding dengan piroksikam? Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendapatkan senyawa -(3,4diklorobenzil)piroksikam dengan mereaksikan piroksikam dan 3,4diklorobenzoil klorida. 2. Mengetahui aktivitas analgesik senyawa -(3,4diklorobenzoil) piroksikam dan membandingkannya dengan piroksikam. Hipotesis penelitian adalah: 1. Senyawa -(3,4diklorobenzil)piroksikam dapat disintesis dengan mereaksikan piroksikam dan 3,4diklorobenzoil klorida. 2. Senyawa -(3,4diklorobenzil)piroksikam mempunyai aktivitas analgesik pada mencit (Mus musculus) yang lebih besar dibanding piroksikam

5 Diharapkan dari hasil penelitian ini senyawa - (3,4diklorobenzoil)piroksikam dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai calon obat analgesik senyawa turunan piroksikam dengan aktivitas analgesik yang lebih besar, efek samping lebih rendah dan lebih stabil.