Pengaruh Proses Freeze-Drying dan Penyimpanan pada Suhu Kamar terhadap Viabilitas dan Patogenisitas Plasma Nutfah Mikroba Pasteurella Multocida

dokumen-dokumen yang mirip
KELANGSUNGAN HIDUP Pasteurella multocida SETELAH PENYIMPANAN JANGKA LAMA PADA SUHU KAMAR DAN -15 C

BAB I PENDAHULUAN. Serat kenaf dihasilkan dari tanaman kenaf (Hibiscus cannabicus L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

Matakuliah Bioproses JASAD PEMROSES DAN PENGEMBANGAN GALUR PEMROSES. By: KUSNADI,MSI.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Ternu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Materi Biakan bakteri Bakteri yang diuji sebanyak 9 biakan, semua biakan tersebut berasal dari

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

A. Isolasi Mikrobia merupakan proses pemisahan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan harus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

II. METODELOGI PENELITIAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Penyiapan Kultur Starter. Bioindustri Minggu 6 Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

VIABILITAS CLOSTRIDIUM SPP. SETELAH KONSERVASI EKS SITU DALAM JANGKA WAKTU LAMA PADA SUHU KAMAR

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

PENGARUH TEKNIK PENYIMPANAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROBA DALAM BIANG BIOPLUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

Pengaruh Stres Starvation dan Heat Shock Terhadap Viabilitas Sel Lactobacillus plantarum pada Bubuk Probiotik Jambu Biji Setelah Freeze-drying ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN VAKSIN KHOLERA UNGGAS: II. PATOGENITAS DAN DAYA PROTEKSI VAKSIN PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA ITIK PERCOBAAN

PATOGENESIS PASTEURELLA MULTOCIDA ISOLAT LOKAL PADA MENCIT DAN A YAM

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 1. Pengambilan sampel anak sapi diare dan anak sapi tidak diare Peternakan Batu Raden Sukabumi (A) Bandun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

Konsentrasi Konsentrasi Kultur campuran bakteri kandidat resisten antibiotik. Kultur murni kandidat bakteri resisten antibiotik

II. METODELOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

AKTIVITAS ISOLAT MIKROBA RUMEN KERBAU YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

Koloni bakteri endofit

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

II. METODE PENELITIAN

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

diisolasi dari contoh kecap dengan menggunakan media SDA, sedikit sekali populasinya. Hal ini tentunya dikarenakan komposisi media tersebut kurang dap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Seleksi Bakteri Probiotik Karakterisasi morfologi dan fisiologis kandidat probiotik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Y ij = µ + B i + ε ij

PEMANFAATAN HEWAN KELINCI UNTUK PEMBUATAN ANTISERUM MONOSPESIFIK K99 UNTUK DIAGNOSIS KOLIBASILOSIS PADA ANAK SAPI DI LABORATORIUM

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Perbanyakan Propagul Agens Antagonis Perbanyakan Massal Bahan Pembawa Biopestisida

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODA PENELITIAN

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

Transkripsi:

Pengaruh Proses Freeze-Drying dan Penyimpanan pada Suhu Kamar terhadap Viabilitas dan Patogenisitas Plasma Nutfah Mikroba Pasteurella Multocida Siti Chotiah Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor 40 ABSTRACT The effect of freeze-drying process and preserving in a vacuum at room temperature against viability and pathogenicity of veterinary microbe germ plasma of Pasteuerella multocida BCC 2331 was investigated at Balitvet. The aim of this study was to find out the most effective and efficient conservation method. As much as 5,2 x 10 11 colony forming unit (CFU)/ml of bacteria suspension in 7.5% glucose serum as the preservation medium being pathogenic in mice with LD 50 of 9,8 CFU/ml was freeze dried then stored at room temperature (±27 o C) until the study was completed. Viability and pathogenicity test were done immediately after the process, 1 and 2 months after storage. The results showed that there were viability decreases amounted 1,3 x 10 1 CFU/ml, 10 2 CFU/ml and 8,2 x l0 2 CFU/m1 due to the effects of the process, one month and two-month storage respectively. The decreases of pathogenicity on mice were shown by the increases of LD 50 amounting log 1, log 2, and log 3 a day after the process, one month and two-month storage respectively. Key words: Pasteurella multocida, conservation, viability, pathogenicity. ABSTRAK Pengaruh proses kering beku dan penyimpanan hasil proses pada suhu kamar 27 o C terhadap viabilitas dan patogenisitas plasma nutfah mikroba veteriner telah dipelajari di Balitvet untuk menentukan cara pelestarian yang efektif dan efisien. Dalam kegiatan ini dipakai bakteri Pasteurella multocida koleksi Balitvet Culture Collection nomor koleksi B2331. Suspensi bakteri sebanyak 5,2 x l0 11 coloni forming unit (CFU)/ml dalam medium preservan 7,5% glukosa, serum dan bersifat patogen pada mencit dengan LD 50 9,8 CFU/ml diproses kering beku, kemudian disimpan pada suhu kamar (+27 o C) sampai penelitian selesai. Uji viabilitas dan patogenisitas dilakukan langsung setelah proses dan pada 1 serta 2 bulan setelah penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan viabilitas sebanyak 1,3 x 10 1 CFU, dan 8,2 x 10 2 CFU/ml masingmasing karena pengaruh proses, pengaruh penyimpanan selama 1 dan 2 bulan. Patogenisitas pada mencit menurun yang ditandai oleh adanya peningkatan LD 50 sebanyak log 1, log 2, dan log 3 masing-masing 1 hari setelah proses, 1 dan 2 bulan setelah penyimpanan. Kata kunci: Pasteurella mullocida, konservasi, viabilitas, patogenisitas. PENDAHULUAN Plasma nutfah mikroba penting artinya dalam pembangunan pertanian di masa mendatang. Hal ini menjadi lebih penting bila dihubungkan dengan perkembangan bioteknologi, karena mikroba melalui rekombinasi DNA, fusi sel, dan teknik bioproses terbukti memegang peranan dalam dunia industri, pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Mikroba tidak hanya digunakan untuk proses konvensional seperti brewing dan baking, fermentasi tradisional (tempe, kecap, oncom, tauco), produksi asam organik (asam cuka, asam laktat), asam amino (glutamat), dan obat-obatan (antibiotik, vaksin), tetapi juga diperlukan sebagai sumber genetik, khususnya dalam merakit jasad hidup transgenik. Untuk itu, potensi plasma nutfah mikroba perlu terus digali agar dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan kekayaan plasma nutfah harus diimbangi dengan upaya pelestariannya agar tidak terjadi erosi genetik. Pelestarian mikroba yang dilakukan melalui suatu koleksi kultur yang beroperasi secara profesional menjamin tersediaan biakan mikroorganisme hidup yang memiliki sifat-sifat yang stabil sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua ilmuwan mikrobiologi maupun bioteknologi. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Balitvet) merupakan satu-satunya institusi penelitian untuk bidang veteriner di Indonesia, yang memiliki unit koleksi mikroba yang disebut Balitvet Culture Collection (BCC). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner telah memanfatkan plasma nutfah mikroba untuk produksi vaksin, antigen, toksin/antitoksin, bahan diagnostik, serum kebal, uji efikasi obat, probiotik, dan lainnya. Teknologi pembuatan vaksin dan perangkat diagnostik untuk mendeteksi dan mencegah berbagai penyakit yang dapat terjadi

pada ternak yang sudah ada di Indonesia maupun impor akan berkembang pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi veteriner menggunakan plasma nutfah mikroba koleksi BCC yang siap dilepas antara lain adalah vaksin inaktif ND yang mengandung virus ND dari isolat lokal galur velogenik (ganas) yang telah dilemahkan, vaksin inaktif Infectious Bronchitis (IB) yang mengandung isolat lokal IB, I-37, I- 269, dan PTS-3, vaksin Gumboro atau Infectious Bursal Disesae (IBD) yang mengandung virus lokal IBD, vaksin ETEC dan EPEK untuk sapi mengandung isolat lokal Eschericia coli enterotoksigenik yang memiliki antigen pelekatan E. coli K99 dan E. coli enteropatogenik, vaksin CLOSTVAC-MULTI berisi toksoid isolat lokal bakteri Clostrielium perftingens tipe A, C, dan D, dan vaksin ETEC untuk babi yang mengandung bakteri isolat lokal Eschericia coli yang memiliki antigen K88, K99, F41, dan 987 P (Puslitbang Peternakan 2001). Metode yang dipakai dalam konservasi mikroorganisme; koleksi kultur adalah metode subculture, drying, freeze-drying, dan freezing. Akan tetapi tidak mudah memilih metode terbaik untuk keperluan tertentu, sehingga pemilihan metode ditentukan sendiri oleh koleksi kultur masing-masing berdasarkan kemampuan fasilitas dan dana yang tersedia (Snell 1991). Metode freeze-drying dipakai dalam konservasi sebagian besar koleksi mikroba di BCC. Metode ini digunakan untuk mengawetkan mikroorganisme dan banyak digunakan untuk kapang, khamir, bakteri, dan virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan viabilitas dan patogenisitas mikroba koleksi BCC selama proses freeze-drying dan penyimpanan pada suhu kamar tanpa pendingin, untuk menentukan cara pelestarian selanjutnya. BAHAN DAN METODE Isolat Bakteri Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah plasma nutfah Pasteurella multocida koleksi BCC nomor B2331 hasil isolasi dari itik sakit menderita kolera unggas di Pemalang, Jawa Tengah, pada tahun 1994. Isolat tersebut merupakan koleksi yang dipakai sebagai bahan vaksin monovalen, bivalen, dan polivalen pada penelitian pengembangan vaksin kolera unggas (Supar et al. 2001). Hewan Percobaan Mencit putih galur DdY umur 4 minggu dengan bobot badan sekitar 20 g sebanyak 140 ekor dibagi menjadi empat kelompok, yaitu A, B, C, dan D. Masing-masing kelompok dibagi menjadi tujuh subkelompok. Masing-masing subkelompok terdiri atas 5 ekor mencit, dikandangkan secara terpisah. Subkelompok A10-4, A10-5, A10-6, A10-7, A10-8, A10-9, dan A10-10 dipakai untuk untuk uji patogenisitas sebelum proses freeze-drying. Subkelompok B10-4, B10-5, B10-6, B10-7, B10-8, B10-9, dan B10-10 dipakai untuk uji patogenisitas setelah proses freeze-drying. Subkelompok C10-4, C10-5, C10-6, C10-7, C10-8, C10-9, dan C10-10 dipakai untuk uji patogenisitas 1 bulan setelah penyimpanan. Subkelompok D10-4, D10-5, D10-6, D10-7, D10-8, D10-9, dan D10-10 dipakai untuk uji patogenisitas 2 bulan setelah penyimpanan. Reidentifikasi Isolat dari Kultur Bentuk Liofilisasi Isolat dalam awetan ampul liofilisasi diaktifkan dengan cara memotong leher kaca ampul memakai alat potong gelas, kemudian 0,5 ml medium kaldu Brain Hart infusion (BHI) dimasukkan ke dalam ampul, isi larutan. Kemudian isi ampul diinokulasikan ke dalam medium kaldu BHI, untuk selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37 o C selama satu malam. Untuk mengetahui kemurnian bakteri tersebut, kultur dipindahbiakkan dengan cara menginokulasikan satu ose (bermata) kultur tersebut pada medium agar 5% darah domba, kemudian diinkubasikan pada suhu 37 o C selama satu malam. Koloni yang tumbuh diidentifikasi menurut prosedur yang ditetapkan oleh Carter (1973) dan Cowan (1974). Identifikasi tahap pertama diuji dengan pewarnaan Gram, pergerakan dalam medium semi solid, pertumbuhan pada medium agar pada kondisi aerobik, kemampuan pembentukan enzim katalase dan oksidase, pembentukan asam dari glukosa dan tipe reaksi pemecahan karbohidrat pada tahap kedua dilakukan uji reaksi biokimia, antara lain terbentuknya 41

asam dari beberapa karbohidrat (arabinose, laktose, maltose, salisin, sorbitol, sukrose, manitol), terbentuknya indol, uji enzim ureas, dan pertumbuhan pada medium padat Mc. Conkey. Viabilitas (Kemampuan untuk Tumbuh) Isolat Viabilitas Sebelum Proses Freeze-Drying Isolat yang sudah direidentifikasi disubkultur dalam medium agar darah, kemudian diinkubasikan pada suhu 37 o C selama satu malam. Kultur mumi sebanyak tiga cawan petri dipanen, kemudian dimasukkan ke dalam medium preservan 7,5% glukosa serum kuda langsung diproses freeze-drying menggunakan alat/mesin freeze-dry (EDWARD, Inggris) untuk diawetkan sebanyak 10 ampul ukuran 1 ml. Pada waktu yang sama bagian lain dari kultur tersebut diambil 1 ml, selanjutnya diencerkan dalam phosphate bifffered saline (PBS) ph 7,3 dengan kelipatan 10, mulai dari pengenceran 10-1 sampai 10-10. Dua puluh lima µl dari masing-masing suspensi biakan tadi, pada pengenceran 10-6 sampai dengan 10-9, diinokulasikan pada medium agar darah, masing-masing pengenceran dilakukan tiga ulangan. Setelah diinkubasikan pada suhu 37 o C selama satu malam, jumlah koloni yang tumbuh kemudian dihitung untuk menentukan jumlah bakteri yang tumbuh dalam colony forming unit (CFU)/ml sebelum dilakukan proses freeze-drying. Sebagian lain dari masing-masing suspensi pada pengenceran 10-4 sampai dengan 10-10 akan disuntikkan berturut-turut kepada mencit di masing-masing subkelompok A10-4, A10-5, A10-6, A10-7, A10-8, A10-9, dan A10-10 yang akan dipakai pada uji patogenisitas sebelum proses freeze-drying. 42 Viabilitas Setelah Proses Freeze-Drying dan Setelah Penyimpanan Sembilan awetan ampul yang sudah diproses freeze-drying disimpan pada suhu kamar (±27 o C) selama 1 hari, 1 bulan, dan 2 bulan. Masing-masing sebanyak ampul dalam waktu yang berbeda dipotong leher kaca ampul memakai alat pemotong gelas. Isi ampul dilarutkan ke dalam 1 ml PBS ph 7,3 kemudian diencerkan dengan kelipatan 10, mulai dari pengenceran 10-1 sampai 10-10. Sebanyak 25 µl dari masing-masing suspensi biakan tadi, pada pengenceran 10-6 sampai dengan 10-9, diinokulasikan pada medium agar darah, pengenceran dilakukan dengan tiga ulangan. Setelah diinkubasikan pada suhu 37 o C selama satu malam, jumlah koloni yang tumbuh kemudian dihitung untuk menentukan jumlah bakteri dalam CFU/ml. Sebagian dari suspensi pada pengenceran 10-4 sampai 10-10 akan disuntikkan berturut-turut kepada mencit di subkelompok B10-4, B10-5, B10-6, B10-7, B10-8, B10-9, dan B10-10 yang akan dipakai pada uji patogenisitas sesudah proses freeze-drying. Sebagian lagi dari suspensi pada pengenceran 10-4 sampai10-10 akan disuntikkan kepada mencit di subkelompok C10-4, C10-5, C10-6, C10-7, C10-8, C10-9, dan C10-10 yang akan dipakai pada uji patogenisitas 1 bulan sesudah penyimpanan. Sebagian lain dari suspensi pada pengenceran 10-4 sampai 10-10 akan disuntikkan kepada mencit di subkelompok D10-4, D10-5, D10-6, D10-7, D10-8, D10-9, dan D10-10 yang akan dipakai pada uji patogenisitas 2 bulan sesudah penyimpanan. Patogenisitas Isolat pada Mencit Patogenisitas Sebelum Proses Freeze-Drying Sebanyak 0,2 ml dari masing-masing suspensi pada pengenceran 10-4 sampai 10-10 disuntikkan kepada mencit di subkelompok A10-4, A10-5, A10-6, A10-7, A10-8, A10-9, dan A10-10 dengan aplikasi subkutan. Mencit-mencit tersebut diamati selama 14 hari dan dicatat jumlah mencit yang mati dari masing-masing kelompok perlakuan. Dosis letal 50% (LD 50 ) dalam CFU/ml pada mencit ditentukan dengan memakai metode Karber (1931). Patogenisitas pada Mencit setelah Proses Freeze- Drying dan Setelah Penyimpanan Sebanyak 0,2 ml dari masing-masing suspensi pada pengenceran 10-4 sampai 10-10 disuntikkan kepada mencit di subkelompok B10-4, B10-5, B10-6, B10-7, B10-8, B10-9, dan B10-10 subkelompok C10-4, C10-5, C10-6, C10-7, C10-8, C10-9, dan C10-10, subkelompok D10-4, D10-5, D10-6, D10-7, D10-8, D10-9, dan D10-10 pada 1 hari, 1 bulan, dan 2 bulan setelah penyimpanan pada suhu kamar, dengan aplikasi subkutan. Mencit perlakuan diamati selama 14 hari dan dicatat jumlah mencit yang mati dari masing-

masing kelompok perlakuan. LD 50 pada mencit dinyatakan dalam CFU/ml dengan memakai metode Karber (1931). HASIL DAN PEMBAHASAN Reidentifikasi Isolat Hasil reidentifikasi isolat koleksi BCC nomor B2331 adalah P. multocida, isolat tumbuh dan tidak membentuk zona hemolisis dalam medium agar darah, tidak tumbuh dalam medium agar Mc. Concey, morfologi batang pendek, kokoid, pewarnaan gram negatif, non motil, katalase, dan oksidase positif uji gula-gula menunjukkan positif terhadap manitol, sorbitol, sukrosa, galaktosa, dan negatif terhadap laktosa dan salisin. Viabilitas Isolat Proses freeze-drying bakteri P. multocida dalam kegiatan ini merupakan proses perpindahan air secara sublimasi dari suspensi mikroba dalam medium 7,5% glukosa serum yang dibekukan dalam keadaan vakum. Proses tersebut sangat berpengaruh terhadap kestabilan sel mikroba. Biasanya untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh tersebut digunakan medium tertentu, bergantung kepada jenis mikrobanya. Beberapa medium dipakai untuk sebagian besar bakteri, antara lain 7,5% glukosa seruni 7,5% kaldu glukosa, mist dessican, dan lainlain (Lapage et al. 1970). Viabilitas P. multocida koleksi BCC nomor B2331 sebelum proses freeze-drying dalam medium preservan 7,5% glukosa serum 1 hari, 1 bulan, dan 2 bulan setelah penyimpanan pada suhu kamar disajikan dalam Tabel 1. Penurunan viabilitas pada 1 hari setelah proses, 1 bulan, dan 2 bulan setelah penyimpanan pada suhu kamar masing-masing sebanyak 1,3 x l0 l CFU, 1,3 x l0 3 CFU, dan 9,5 x 10 3 CFU/ml. Penurunan viabilitas sebanyak log 1 dengan penelitian ini dinilai wajar karena penurunan viabilitas sampai log 2 merupakan hal yang biasa pada mikroba yang sensitif (Snell 1991). Penyimpanan pada suhu kamar (±27 o C) akan menurunkan viabilitas sebanyak 10 2 CFU dan 8,2 x 10 2 CFU/ml. Penyimpanan mikroba setelah proses freeze-drying pada temperatur tinggi akan menyebabkan kehilangan viabilitas (Rudge 1991), karena itu, penyimpanan mikroba yang sensitif sebaiknya refrigerator atau pada suhu rendah. Tabel 1. Perubahan viabilitas P. multocida (nomor BCC B2331) sebelum proses freeze-drying dan setelah penyimpanan pada suhu kamar (±27 o C). Ulangan ke- Jumlah bakteri dalam coloniforming unit (CFU)/ml Sebelum proses Sesudah proses freeze-drying freeze-drying 1 hari 1 bulan 2 bulan 1 5 x 10 11 1,6 x 10 10 10 8 0,5 x 10 8 2 5,2 x 10 11 5,6 x 10 10 0,4 x 10 9 2 x 10 7 3 5,4 x 10 11 4,4 x 10 10 1,2 x 10 8 4,6 x 10 7 Rata-rata 5,1 x 10 11 3,9 x 10 10 3,9 x 10 8 5,7 x 10 7 Tabel 2. Perubahan patogenisitas P. multocida (nomor BCC 233 1) sebelum proses freeze-drying dan setelah penyimpanan pada suhu kamar (±27 o C). 50% dosis letal pada mencit (CFU/ml) Sebelum proses Sesudah proses freeze-drying freeze-drying 1 hari 1 bulan 2 bulan 9,8 2 x l0 2 10 3 10 4 43

Patogenisitas Isolat terhadap Mencit Patogenisitas P. multocida terhadap mencit sebelum proses freeze-drying dalam medium preservan 7,5% glukosa serum, 1 hari, 1 bulan, dan 2 bulan setelah penyimpanan pada suhu kamar disajikan pada Tabel 2. Proses freeze-drying dapat meningkatkan LD 50 sebanyak 20 CFU/ml, dan penyimpanan pada suhu kamar selama 1 dan 2 bulan meningkatkan LD 50 masing-masing 8 CFU dan 80 CFU/ml. Proses freeze-drying dan penyimpanan pada suhu kamar selama 1 dan 2 bulan menurunkan patogenisitas masing-masing sebanyak 20 CFU, 8 CFU, dan 80 CFU/ml. Muraoka et al. (1985) telah menggunakan campuran calf serum, kaldu nutrien, galaktose, dan Na Cl sebagai medium preservan pada proses freeze-drying bakteri Pasteurella piscicida sehingga dapat mempertahankan patogenitasnya sampai 6 bulan. Vaksin hidup avian pasteurellosis yang dikemas dalam ampul kering beku menggunakan medium preservan tertentu lebih baik daripada menggunakan medium sukrose gelatin (Yarnikh et al. 1990). KESIMPULAN Metode freeze-drying menggunakan medium preservan 7,5% glukosa serum kuda yang dipakai dalam konservasi plasma nutfah mikroba veteriner P. mullocida nomor BCC B2331 dapat menurunkan viabilitas dan patogenisitas, baik selama proses maupun setelah penyimpanan pada suhu kamar ±27 o C. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 2001. Ekspose Inovasi Teknologi Peternakan, 5 Juni 2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. hlm. 14-19. Carter, G.R. 1973. Diagnostic Procedure in Veterinary Microbiology 2 nd ed. Charles C. Thomas Publicher, Springfield, Illinois, USA. Cowan, S.T. 1974. Cowan and Steel's Manual for the Identification of Medical Bacteria. 2 nd ed. Cambridge University Press, Ames, Iowa, USA. Karber, G. 1931. Beitrag zur leollectiven behandlung pharmacologischer, Reichenversuche. Arch. Exp. Pathol. Pharmacol. 162:480-487. Lapage, S.P., Jean E. Shelton, T.G. Mitchell, and A.R. Mackenzie. 1970. Culture collection and the preservation of bacteria. In Methods in Microbiolov. Academic Press London and New York. 3A:130-228. Muraoka, A., S. Hashimoto, and R. Kusuda. 1985. Preservation of Pasteurella piscicida by freeze-drying. Bull. Jap. Soc. Scien Fish. 51(10):1659-1663. Rudge, R.H. 1991. Maintenance of bacteria by freezedrying. In Kirsop, B.E. and A. Doyle (Eds.). Maintenance of Microorganisms and Cultured Cells. Academic Press Limited. p. 31-43. Snell, J.J.S. 1991. General introduction to maintenance methode. In Kirsop, B.E. and A. Doyle (Eds.). Maintenance of Microorganisms and Cultured Cells. Academic Press Limited. p. 21-30. Supar, Y. Setiadi, Djaenuri, N. Kurniasih, B. Purwadikatta, dan Syafei. 2001. Pengembangan vaksin kolera unggas: 1. Proteksi vaksin Pasteurella multosida isolat lokal pada ayam terhadap uji tantang galur homolog dan heterolog. J. Ilmu Ternak Vet. 6(l):59-67. Yarnykh, V.S., P.N. Dushuk, R.V. Dushuk, T.V. Ogorodnikova, I.S. Dubrov, V.I. Sitkov, and V.I. Zaerko. 1990. Stabilizing medium for freeze-drying production batches of live vaccine against avian pasteurellosis. Veterinariya Moskva 1:63-64. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Wawan Sugiawan dan Sdr. Sukatma yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. 44