LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc.

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014 IKHTISAR EKSEKUTIF

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2014

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN KINERJA (LKJ)

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

Inovasi Pertanian 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

REVITALISASI PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) YOGYAKARTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

Bidang Tanaman Pangan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2016

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

RENCANA STRATEGIS (Revisi) BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 33 propinsi di Indonesia. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya. Jakarta, Februari 2013 Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc. i

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB I. PENDAHULUAN... 3 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 9 2.1 Visi... 9 2.2 Misi Badan Litbang Pertanian... 9 2.3 Tujuan... 10 2.4 Sasaran... 11 2.5 Arah Kebijakan... 11 2.6 Program Badan Litbang Pertanian... 13 2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian... 13 2.8 Indikator Kinerja Utama... 16 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 19 3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011... 19 3.2 Analisis Capaian Kinerja... 20 3.3 Akuntabilitas Keuangan... 41 BAB IV. PENUTUP... 46 LAMPIRAN... 47 Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Halaman Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 2012 menurut Tingkat Pendidikan... 5 Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 2012. 6 Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005... 7 Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011... 19 Distribusi Benih Sumber Tanaman Pangan di Beberapa Propinsi Sampai dengan Desember 2012 26 ii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. VUB Padi yang dilepas tahun 2012... 21 Gambar 2. Berbagai VUB tanaman pangan yang Dilepas tahun 2012... 22 Gambar 3. VUB sayuran yang dilepas tahun 2012. 23 Gambar 4. VUB tanaman hias yang dilepas tahun 2012.. 24 Gambar 5. Galur ternak yang dilepas tahun 2012. 25 Gambar 6. Gambar 7. Keragaan tanaman jagung Varietas Srikandi Putih untuk perbenihan. 26 Pengelolaan air pada system kombinasi satu arah dan tabat konservasi (SISTAK) di lahan rawa pasang surut.. 29 Gambar 8. Pupuk anorganik slow release.. 29 Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Hasil teknologi litbang SDL yang telah disebar 30 Sari buah cempedak (a) dan sari buah Papaya (b) 33 Praktek pengolahan sari buah oleh kelompok wanita tani di Kutai Kartanegara... 34 Persentase pagu anggaran Badan Litbang Pertanian TA. 2012 per unit kerja... 42 Persentase pagu anggaran Badan Litbang Pertanian TA. 2012 per belanja... 42 Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Perbandingan (persentase) realisasi terhadap pagu anggaran Badan Litbang Pertanian TA. 2012 per belanja... 43 Perbandingan (persentase) realisasi terhadap pagu anggaran Badan Litbang Pertanian TA.2012 per eselon 2... 43 Komposisi estimasi dan realisasi PNBP fungsional dan umum TA. 2012... 44 Gambar 17. Persentase hibah luar negeri TA. 2012 per unit kerja... 45 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian Lampiran 2. Realisasi Keuangan per Belanja per Unit Kerja Lingkup Badan Litbang per Desember tahun 2012 Lampiran 3. Formulir Rencana Strategis (RS) Lampiran 4. Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Lampiran 5. Formulir Penetapan Kinerja (PK) Lampiran 6. Formulir Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Eselon I Kementerian/ Lemba iii

IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis 2010 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Badan Litbang Pertanian dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, dalam tahun anggaran 2010, Badan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

Litbang Pertanian telah menetapkan 1 (satu) sasaran selanjutnya diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. yang mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta peningkatan kapabilitas dan pembinaan program. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2010 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Badan Litbang Pertanian berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Dalam rangka perlindungan kekayaan intelektual diusahakan agar inovasi hasil penelitian mendapatkan pengakuan diantaranya adalah hak paten. Selama 5 tahun terakhir, sebanyak 19 teknologi telah memperoleh hak paten. Selain melalui hak paten, perlindungan kekayaan hasil Litbang juga diupayakan melalui Hak Cipta, Merk dan PVT. Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang telah mendapatkan Hak Cipta, Merk dan PVT selama tahun 2004 2008 adalah 8 hak cipta, 3 merk dan 3 PVT. Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2010, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar 93,83%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%. Kendala yang dihadapi seperti kegiatan penelitian yang tergantung musim dan proses pencairan anggaran (karena revisi, pelaksanaan lelang dan swa kelola) serta pengadaan terlambat, masih dihadapi oleh Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

BAB I PENDAHULUAN Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Badan Litbang Pertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Permentan No.61/Permentan/OT.140/10.2010). Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2012 terdiri dari jajaran eselon II yang meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; (3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura; (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan; (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan; (6) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (7) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (8) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; (9) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (10) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian; (11) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (12) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi; (13) Balai Besar Penelitian Veteriner; dan (14) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Sejalan dengan dinamika perubahan makro dan mikro, dimana terdapat perubahan struktur organisasi PT. RPN yang telah menjadil institusi mandiri dan adanya pemekaran wilayah, maka struktur organisasi Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, Balai Pengkajian, dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian saat ini dinilai perlu disempurnakan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

periode lima tahun mendatang. Berdasarkan surat persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor B/2287/M.PAN-RB/9/2011 tanggal 27 September 2011 kepada Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian melakukan penyempurnaan organisasi pada 5 UPT yaitu Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Peternakan, dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Usulan penyempurnaan organisasi meliputi perubahan nomenklatur, peningkatan status eselonering, penambahan mandat dan pembentukan UPT baru, yang semuanya itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian. Spesialisasi komoditas dan bidang masalah pada struktur organisasi hasil penyempurnaan ini telah mengakomodir komoditas hasil penelitian dan pengembangan yang sebelumnya dilaksanakan oleh PT. RPN, dimana penambahan mandat ini telah ditampung pada balai penelitian lingkup Puslitbangbun. Selain itu, telah terbentuk pula UPT baru karena pemekaran wilayah di Kepri. Dengan demikian, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian dapat mendukung fungsi-fungsi sistem agribisinis suatu komoditas secara utuh, walaupun membawa konsekuensi luas termasuk dalam aspek kebutuhan SDM dan fasilitas Sehingga, berdasarkan cakupan bidang tugas dan fungsinya, Balai Penelitian dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang ada saat ini dapat memenuhi kriteria organisasi yang disyaratkan yaitu tugas dan fungsi lebih fokus, ramping struktur, dan mengantisipasi prinsip-prinsip dasar otonomi daerah. Selama kurun waktu 2005-2009, Badan Litbang Pertanian telah menunjukkan perannya secara signifikan melalui inovasi dan pengembangan teknologi berupa varietas unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat mesin pertanian (alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung, peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, 2) perubahan iklim global, 3) perkembangan dinamis sosial budaya masyarakat, 4) status dan luas kepemilikan lahan, 5) rendahnya diseminasi inovasi teknologi, 6) kelembagaan serta terbatasnya akses permodalan, 7) tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, 8) pesatnya perubahan kemajuan teknologi dan informasi pertanian global, dan 9) dinamika politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkahlangkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran Badan Litbang Pertanian yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri. Jumlah SDM Badan Litbang Pertanian per Desember 2011 sebanyak 7.728 orang atau 36.7% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 21.010 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Perkembangan komposisi SDM Badan Litbang Pertanian menurut tingkat pendidikan dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 2012 menurut Tingkat Pendidikan No. Pendidikan 2011 2012 1 S3 385 406 2 S2 1.133 1.093 3 S1 2.076 1994 4 <S1 4.558 4.235 TOTAL 8.151 7.728 Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbang Pertanian pada tahun 2012 terdiri atas tenaga fungsional (termasuk fungsional non peneliti) sebanyak 3.295 orang (42.6%), dan tenaga administrasi 4.433 orang (57.4%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 2012 No. Jabatan Fungsional 2011 2012 1 Peneliti 1.644 2.022 2 Perekayasa 31 40 3 Penyuluh Pertanian 293 302 4 Teknisi Litkayasa 540 760 5 Pustakawan 81 97 6 Arsiparis 27 35 7 Pranata Komputer 7 14 8 Analis Kepegawaian 3 7 9 Perencana 2 2 10 Pranata Humas 3 11 11 Statistisi 2 2 12 Pengawas Bibit Ternak 2 1 13 Pengawas Mutu Pakan - 1 14 Pengawas Benih Tanaman - 1 Jumlah 2.635 3.295 Dari sejumlah peneliti Badan Litbang Pertanian ada yang telah mendapatkan gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para peneliti yang sudah mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul. Sampai dengan tahun 2012, Badan Litbang Pertanian telah mempunyai Profesor Riset sebanyak 103 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI. Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan jasa penelitian, Badan Litbang Pertanian harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium dan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian dapat menerapkan Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System (QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dan QMS tersebut dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar yang ada. Dasar acuan yang digunakan untuk GLP adalah ISO/IEC 17025: 2000, sedangkan QMS dasar acuannya adalah ISO 9001:2001. Dalam pelaksanaannya, implementasi ISO/IEC 17025: 2005 pada unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji mutu dan produk, termasuk uji mutu benih/bibit. Sedangkan implementasi ISO 9001: 2001 akan lebih diarahkan untuk pengembangan manajemen Unit Kerja dan sertifikasi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) pada Balai Penelitian Komoditas. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

Laboratorium pengujian lingkup Balai Besar, Balai dan Loka Penelitian di Badan Litbang Pertanian sebanyak 165 yang meliputi bidang pengujian: uji tanah, pupuk, tanaman, mutu benih, air, alsin pertanian, proksimat pangan dan pakan, penyakit hewan serta mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, dan biologi molekuler serta fasilitas BSL3 untuk penanganan mikroba. Sampai dengan tahun 2012, sebanyak 29 unit laboratorium dari 17 UPT telah mendapat akreditasi ISO- 17025-2000 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang berarti telah mendapatkan pengakuan formal, baik nasional, regional dan internasional, seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025-2000 No UPT Jenis Laboratorium 1 BB Padi Lab. Proksimat 2 Balitkabi Lab. Tanah, Mutu Benih dan Kimia 3 Balithi Lab. Virologi 4 Balitbu Lab. Mutu Benih 5. Balijestro Lab. Fitopatologi dan Pemuliaan 6. Balittro Lab. Kimia 7. BB Veteriner Lab. Hama/Parasitologi, Bakteriologi, Patologi, Toksikologi/Mikologi dan Virologi 8. Balitnak Lab. Kimia dan Fisiologi 9. Balitklimat Lab. Kimia No UPT Jenis Laboratorium 10. BB Biogen Lab. Biologi Molokuler, Fasilitas Bank Gen 11. BB Pascapanen Lab. Kimia/Biokimia dan Uji Mutu Hasil 12. BBP Mektan Lab. Uji Alsintan (uji traktor roda 4 dan 2, pompa serta pascapanen biji-bijian) 13. BPTP Sumut Lab. Kimia 14. BPTP DIY Lab. Tanah 15. BPTP NTB Lab. Uji Tanah dan Pupuk 16 BPTP Sulsel Lab. Tanah dan Pupuk Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya, Badan Litbang Pertanian juga didukung oleh 119 kebun percobaan seluas 5.753,26 ha yang digunakan untuk kegiatan penelitian pemuliaan, konservasi ex-situ SDG, produksi benih sumber dan show window inovasi teknologi. Luas kebun yang digunakan khusus untuk ex-situ konservasi plasma nutfah aneka buah (durian, mangga, pisang, jeruk, apel, anggur) 40,86 ha, untuk tanaman perkebunan (kelapa, kapuk, lada, kayu manis, cengkeh, pala) 1.556,8 ha, dan untuk pakan serta ternak (sapi, kambing dan domba) 302,70 ha. Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun-kebun tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Dalam memaksimalkan tupoksi Badan Litbang Pertanian terutama dalam penyebarluasan varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Uit Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 46 UPT lingkup Badan Litbang Pertanian sebagai pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES) dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan maupun peternakan. diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen. Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis iptek. Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian. Dokumen Renstra ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Badan Litbang Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/ sub-sektor terkait. Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Badan Litbang Pertanian merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014. 2.1 Visi Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal 2.2 Misi Badan Litbang Pertanian a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan \model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya. c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition). 2.3 Tujuan a. Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor. b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi. yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, tambah dan daya saing. diversifikasi pangan, nilai d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

2.4. Sasaran Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, sasaran yang harus dicapai : a. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; d. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani; e. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional; 2.5 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2. Peningkatan diversifikasi pangan; 3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; 4. Peningkatan kesejahteraan petani. f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

2.5.1 Dukungan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor. b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian. c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam. 2.5.2 Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi. b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat. 2.5.3 Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian. b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bio-energy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM. 2.5.4 Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani. b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada petani/kelompok tani di pedesaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

2.6 Program Badan Litbang Pertanian Program Badan Litbang Pertanian pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). 2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: 2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer. 2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT. 2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

(kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain. 2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis. 2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. 2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba; kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian; perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler; serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian. Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital elevation model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan 7) diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga. 2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian. 2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. 2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang, pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Badan Litbang dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka mensinergikan kegiatan pengkajian di 32 BPTP. 2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Badan Litbang Pertanian yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi. 2.8 Indikator Kinerja Utama Berdasarkan 6 (enam) sasaran yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian maka disusun Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014 guna mendukung pencapaian masing-masing sasaran tersebut. Keenam sasaran dan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang tertuang dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 2014 adalah sebagai berikut : Sasaran pertama, Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan dengan indikator : 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. 2. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias). 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu. 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Sasaran kedua, Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, dengan indikator : 1. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk. 2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolate lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. 4. Jumlah teknologi budidaya dan panen. 5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. 6. Jumlah teknologi spesifik lokasi. Sasaran ketiga, Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dengan indikator : 1. Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing. Sasaran keempat, Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani, dengan indikator : 1. Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan. Sasaran kelima, Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional, dengan indikator : 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada Pengguna/stake holder. 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional. Sasaran keenam, Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian, dengan indikator : 1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian. 2. Prosentase perpustakaan digital. 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI. 4. Jumlah invensi yang dilisensi dunia industri. Berdasarkan RPJM 2010 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran yaitu Meningkatnya Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian, dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

1. Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan, dan produk olahan. 2. Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian. 3. Rekomendasi kebijakan pertanian. 4. Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan. Mengacu sasaran dan indikator RPJM di atas, pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanian menyusun 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator yang tertuang di dalam Renstra 2010-2014 Badan Litbang Pertanian. Penetapan dokumen PK 2012 yang ditandatangani Kepala Badan Litbang Pertanian dengan Menteri Pertanian didasarkan pada Renstra diatas. Pada perjalanannya, sasaran dan indikator yang tertuang dalam Renstra tersebut tidak mengalami revisi, dimana tetap terdiri dari 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator, namun PK 2012 direvisi menjadi 19 (sembilan belas) indikator, dengan menambahkan 1 (satu) indikator guna mendukung sasaran pertama, yaitu jumlah benih sumber padi, jagung, dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%; (2) berhasil: 80 100%; (3) cukup berhasil: 60 79%; dan tidak berhasil: 0 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2012 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 159,2% (sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. 3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011 Berdasarkan RPJM 2010-2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran dengan target dan capaian untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 Sasaran Meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian Indikator Kinerja Uraian Target Capaian % Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak Jumlah inovasi teknologi Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan 49 teknologi 197 teknologi 24 rekomendasi 320 paket teknologi 74 teknologi 410 teknologi 38 rekomendasi 382 paket teknologi 151,0 208,1 158,3 119,4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Indikator kinerja berdasarkan RPJM tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian. Untuk indikator pertama, yaitu mengenai capaian varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan output dari kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura dan litbang peternakan. Capaian indikator kedua, merupakan output dari 8 kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan sebagainya. Untuk indikator kinerja ketiga, capaian diperoleh melalui kegiatan analisis kebijakan pada beberapa kegiatan litbang pertanian, serta capaian indikator keempat diperloleh melalui kegiatan pengkajian teknologi spsifik lokasi. Sasaran 1 : Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan 12 VUB 20 VUB 166 3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2012 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut: 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 25 VUB 34 VUB 136 6 VUB 6 VUB 100 6 galur 15 galur 250 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

Indikator Kinerja Target Realisasi % 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 45 ton 58,29 ton 129 Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2012 telah melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 24 varietas unggul baru berasal dari tanaman padi dan palawija antara lain 11 VUB padi, 3 VUB jagung, dan 6 VUB aneka kacang dan umbi. Sebanyak 11 VUB padi yang dihasilkan adalah dari jenis padi inbrida dan padi gogo, yang sesuai untuk lahan sawah, lahan rawa, dan lahan kering, yaitu : a) varietas unggul baru padi sawah inbrida sebanyak 10 VUB yang dilepas dengan nama varietas Inpari 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 24 Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27, Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpara 7; b) varietas unggul baru padi gogo sebanyak 1 VUB yang dilepas dengan nama Inpago 9. Beberapa contoh VUB padi yang telah dilepas pada tahun 2012 dapat dilihat pada gambar berikut. Inpari 24 gabusan Inpari 25 Opak Jaya Padi Inpari 26 Inpari 27 Kerinci Inpari 28 Kerinci Inpago 9 Gambar 1. VUB Padi yang Dilepas Tahun 2012 Sebanyak 3 VUB jagung hibrida yang dilepas dengan nama varietas Bima Putih-1, Bima Putih-2, dan Bima 16. Varietas Bima Putih 1 memiliki potensi hasilnya 10,3 t/ha pipilan kering, berumur sedang, memiliki kandungan asam amino lisin dan triptofan tinggi, stay green yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau, saat biji sudah masak/waktu untuk panen dan tahan rebah. Varietas Bima Putih 2 potensi hasil 10,4 t/ha pipilan kering, memiliki kandungan asam amino lisin dan triptofan tinggi, peka terhadap penyakit bulai sehingga VUB ini akan lebih baik jika dikembangkan pada lokasi yang tidak terdapat endemik penyakit bulai dan penyakit hawar daun, selain keunggulan tersebut VUB ini juga stay green. Varietas Bima 16 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

dengan potensi hasil 10,9 ton/ha pipilan kering pada kadar air 15%, memiliki kandungan karbohidrat, protein dan lemak tinggi, stay green dan tahan penyakit bulai, toleran penyakit karat daun dan toleran penyakit bercak daun. Kedelai Var. Dering-1 Kacang Tanah Var. Takar-1 Ubikayu Var. Litbang UK-2 Jagung Var. Bima Putih-1 Gambar 2. Berbagai VUB Tanaman Pangan yang Dilepas Tahun 2012 Sebanyak 6 VUB aneka kacang dan umbi yang dihasilkan adalah: a) varietas unggul baru kedelai sebanyak 1 VUB dengan nama varietas Dering 1; b) varietas unggul baru kacang tanah sebanyak 4 VUB yang dilepas dengan nama HypoMa 1, HypoMa 2, Takar 1, dan Takar 2; dan c) varietas unggul ubikayu sebanyak 1 VUB yang dilepas dengan nama Litbang UK-2. Keunggulan dari masing-masing VUB aneka kacang dan umbi adalah sebagai berikut : 1. Varietas Dering 1 berasal dari persilangan tunggal antara varietas unggul lama Davros dengan MLG 2984 (genotipe toleran kekeringan). Dari hasil uji multilokasi di berbagai tempat, kedelai varietas Dering 1, memiliki karakteristik umur tanaman 81 hari, merupakan varietas kedelai genjah pertama. Warna biji kuning, potensi hasil 2,8 ton/ha, tahan penggerek polong dan karat daun, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani dan mendukung pencapaian swasembada kedelai. 2. Varietas Hypoma 1 adaptatif di lingkungan optimal, dengan potensi hasil 3,70 t/ha polong kering. Varietas tersebut cukup toleran terhadap penyakit bercak daun (Cercospora arachidicola Hori) dan karat daun (Puccinia arachidis) dan sekaligus agak toleran terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Varietas HypoMa 2 mempunyai daya adaptasi umum terutama jika ditanam di wilayah yang sering mengalami kekeringan pada fase generatif. Potensi hasil varietas HypoMa2 mencapai 3,50 t/ha polong kering, toleran kekeringan, serta agak toleran terhadap penyakit bercak dan karat daun. Varietas Takar 1 mempunyai keunggulan hasil tinggi 4,3 t/ha, toleran karat, sementara varietastakar 2 mempunyai keunggulan hasil tinggi 3,8 t/ha dan toleran karat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

3. Varietas unggul ubikayu Litbang UK-2 mempunyai keunggulan umur panen 9-10 bulan, potensi hasil 60,4 t/ha, sedangkan rata-rata hasil 42,2 t/ha, potensi hasil bioetanol 96% sebanyak 14.472 liter/ha sehingga sesuai untuk bahan baku bioetanol. Keunggulan lain agak tahan terhadap tungau, agak tahan penyakit busuk akar/umbi. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu varietas unggul baru padi, jagung dan kedelai yang dilepas tahun 2012 ini akan ditanam dalam program diseminasi sebagai display varietas di lokasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di seluruh propinsi dalam upaya pencapaian swasembada pangan 2014 dan mendukung 4 sukses Kementerian Pertanian. Jagung putih Bima Putih 1 dan 2 untuk menggantikan varietas lokal yang banyak ditanam petani, bermanfaat untuk ditanak sebagai nasi jagung dan subtitusi beras bagi penderita diabetes. Di masa mendatang jagung putih diharapkan akan lebih berkembang baik sebagai pangan maupun bahan industri tepung yang dapat mensubtitusi terigu. Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 34 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 5 VUB sayuran, dan 29 VUB tanaman hias. VUB sayuran yang dilepas yaitu mentimun hibrida Litsa Hijau, jamur kuping Nawangsari, dan 3 VUB kentang dengan nama varietas Amabile, Maglia dan Medians. Sedangkan untuk tanaman hias VUB yang dilepas terdiri dari 2 VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 VUB Phalaenopsis tipe multiflora, 2 VUB anggrek Phalaenopsis tahan penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas Krisan mutan, 2 varietas Gladiol, dan 5 varietas Anyelir. Selain VUB sayuran dan tanaman hias yang sudah dihasilkan, adapula VUB buah tropika yang dihasilkan namun masih merupakan aksesi, yaitu sebanyak 14 aksesi. Aksesi tersebut adalah 6 aksesi durian dan 8 aksesi manggis. Pada tahun 2012 juga, telah dihasilkan 2 CVUB tanaman jeruk dan buah subtropika, yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Saat ini kedua CVUB yang dihasilkan dari perakitan melalui mutasi dengan radiasi sinar gamma masih dievaluasi kestabilannya sampai dengan tahun 2013 dan pada akhir tahun 2013 akan didaftarkan sebagai VUB. Kentang Mentimun Hibrida Litsa Hijau Jamur Kuping Gambar 3. VUB Sayuran yang Dilepas Tahun 2012 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

Krisan Mutan Marimar Krisan Mutan Yulimar Krisan Mutan Violetana Pada tahun 2012 ini, telah tercapai outcome dari output terciptanya VUB yang dihasilkan dari kegiatan litbang hortikulura, yaitu telah mendapat perjanjian lisensi dari swasta untuk cabai merah varietas Kencana dan kangkung varietas Sutera dengan PT. Agrindo Hartha Mekar berdasarkan penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Selain itu, telah ada varietas yang telah diadopsi oleh petani, yaitu varietas cabai keriting Kencana oleh kelompok tani di Ciamis Jawa Barat, dimana petani meminta benih sumber varietas Kencana untuk kegiatan penangkaran benih dasar seluas 2000 m 2 yang akan menghasilkan 20-40 kg benih sumber kelas dasar untuk didistribusikan di provinsi Jawa Barat. Gladiol Andev Gladiol Farida Aruna Belani Pencapaian indikator ketiga adalah pelepasan varietas unggul baru tanaman perkebunan sebanyak 6 varietas unggul, yang terdiri dari 2 varietas Wijen, 1 varietas Pinang, 1 varietas Kelapa, 1 varietas cengkeh Gorontalo, dan 1 varietas Purwoceng. Phal. Ayu Lestari Phal. Ayu Lila Phal. Indu Prames Phal. Udapa Pink Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah melepas 15 galur harapan, meliputi 9 galur harapan ternak, yaitu Ayam KUB, Ayam Gaok, Itik PMp, Domba Komposit Garut, Domba Komposit Sumatera, Domba Barbados Cross, Kambing Boerka, Kambing Boerawa, Kelinci FZ3, serta 6 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu Calopogonium mucunoides, Arachis hybrid, Lab-lab purpureus, Stylosanthes scabra, Panicum maximum cv, Paspalum atratum. Gambar capaian galur ternak dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4. VUB Tanaman Hias yang Dilepas Tahun 2012 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

perjanjian lisensi tersebut adalah untuk mengembangkan bibit Ayam KUB dari hasil pemuliaan, dan tujuan untuk kegiatan komersialisasi Ayam KUB tersebut. Komersialisasi meliputi pengembangan produksi ayam kampung dari bibit Ayam KUB, promosi, distribusi, dan pemasaran Ayam KUB. Itik MA Domba komposit Garut Pada tahun 2012 telah dilakukan penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) ke sepuluh propinsi sebanyak 12.800 ekor, yaitu propinsi Banten, Jateng, Jatim, NTB, Sumsel, Sumbar, Kalbar, Kaltim, Gorontalo dan Sulsel. Penyebaran bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB1 sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam lokal potong. Serta tersedia sekitar 200-1000 indukan ayam KUB1 yang siap menghasilkan DOC ayam lokal di setiap breeding centre. Ayam KUB PS Betina dan Jantan Gambar 5. Galur ternak yang Dilepas Tahun 2012 Outcome dari terciptanya galur harapan Ayam Kampung Unggul Balitnak (Ayam KUB) telah dilakukan perjanjian lisensi antara Badan Litbang Pertanian dengan PT Ayam Kampung Indonesia (PT. AKI) tertanggal 9 Februari 2012. Maksud dan tujuan dari Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap hasil riset, Badan Litbang Pertanian telah mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB kepada Kementerian Pertanian yang sampai saat ini dalam proses penyelesaian. Pencapaian indikator kelima yaitu telah dihasilkannya benih sumber padi, jagung dan kedelai sebanyak 50,09 ton yang terdiri dari benih sumber padi 39,06 ton, jagung 8,62 ton dan kedelai 10,61 ton. Dalam menghasilkan benih sumber padi tersebut digunakan 36 varietas padi yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian seperti varietas Ciherang, Cibogo, Inpari, Inpara dan lainnya. Benih sumber jagung dihasilkan dari 6 varietas seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

Lamuru, Sukmaraga, Bisma, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, dan Anoman-1. Sedangkan untuk benih sumber kedelai dihasilkan dari 9 varietas, yaitu Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Detam 1, Detam 2, Grobogan, Panderman, Kaba, Gema. Berikut adalah gambar salah satu contoh keragaan tanaman pangan untuk perbanyakan benih. Gambar 6. Keragaan tanaman jagung varietas Srikandi Putih untuk perbenihan Outcome dari kegiatan penyediaan benih sumber adalah telah disebarkannya benih sumber padi, jagung dan kedelai ke 32 propinsi melalui BPTP. Distribusi benih sumber per lokasi disajikan pada tabel berikut. Tabel 5. Distribusi benih sumber tanaman pangan di beberapa propinsi sampai dengan Desember 2012 No Propinsi Jumlah Benih (kg) Padi Jagung Kedelai 1 Aceh 178 10 134,5 2 Sumatera Utara 412 10 78,5 3 Kep. Riau 193 0 131 4 Sumatera Barat 123 0 25 5 Bengkulu 20 0 85 6 Jambi 123 0 110 7 Sumatera Selatan 155 0 242 8 Bangka Belitung 110 0 50 9 Lampung 557 0 177 10 Banten 383 70 170 11 DKI Jakarta 160 50 28 12 Jawa Barat 3.505 11 190.5 13 Jawa Tengah 2.885 95 342 14 DI Yogyakarta 145 15 162,2 15 Jawa Timur 2.275 45 2.004,45 16 Bali 100 20 40 17 Nusa Tenggara Barat 1.610 63 417 18 Nusa Tenggara Timur 70 0 40 19 Kalimantan Barat 88 25 90 20 Kalimantan Selatan 486 30 375 21 Kalimantan Tengah 255 0 134 22 Kalimantan Timur 27 15 98 23 Sulawesi Barat 40 2.065 0 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Jumlah Benih (kg) No Propinsi Padi Jagung Kedelai 24 Sulawesi Selatan 196 260 207 25 Sulawesi Tengah 241 0 80 26 Sulawesi Tenggara 145 50 200 27 Sulawesi Utara 65 20 41 28 Gorontalo 30 30 100 29 Maluku 210 41 0 30 Maluku Utara 225 0 38 31 Papua 231 17 95 32 Papua Barat 97 0 4 T O T A L 15.340 2.942 5.889,15 Indikator Kinerja 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu Realisasi 2011(%) Realisasi 2012(%) 263,6 166 457,9 136 130 100 Benih VUB selanjutnya diperbanyak oleh UPBS (unit produksi benih sumber) yang ada di beberapa UPT Badan Litbang Pertanian seperti di BB Padi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro. Benih sumber ini akan digunakan untuk beberapa kegiatan, antara lain 1) bahan penyebarluasan melalui display dan demplot di lokasi SL-PTT, serta kegiatan diseminasi lainnya, 2) memenuhi permintaan para penangkar dan produsen benih lokal dan swasta untuk diperbanyak menjadi benih sebar (Extension seeds), dan 3) sebagian digunakan untuk kegiatan penelitian tahun berikutnya. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, presentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut : 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 250,0 233,3 Tidak ditargetkan Dari setiap indikator kinerja, capaian tahun 2011-2012 telah mencapai tagret bahkan melebihi target yang ditetapkan. Namun, capaian indikator kedua yaitu jumlah VUB dan benih sumber tanaman hortikultura, tahun 2012 menurun drastis lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Alasan capaian realisasi VUB tahun 2011 (457,89%) lebih besar dari capaian realisasi tahun 2012 (136%) disebabkan oleh: 129 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

1. Ada calon-calon varietas yang sudah tersedia dari hasil penelitian tahun-tahun terdahulu, baru dapat direalisasikan sebagai VUB pada tahun 2011 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian tentang Pelepasan varietas tahun 2011. 2. Pada tahu 2012, peneliti kurang termotivasi untuk pelepasan varietas, karena dalam hasil penilaian pelepasan varietas tahun 2012 yang dikeluarkan oleh SK Ditjen Hortikultura, mempunyai nilai yang lebih rendah jika dibandingkan pelepasan varietas oleh SK Menteri Pertanian. 3. Untuk Balithi capaian realisasi 65 VUB (541,67%) dari target 12 VUB, sebenarnya jumlah 65 VUB tersebut termasuk 45 CVUB, sehingga sebenarnya VUB yang dihasilkan Balithi pada tahun 2011 hanya 22 VUB. Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk 2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. 16 tekn. 25 tekn. 156,2 6 prototipe 6 prototipe 100,0 6 tekn. 6 tekn. 100 Sasaran 2 : Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan 4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim 60 tekn. 103 tekn. 171,6 7 tekn. 13 tejkn. 185,7 Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: 6. Jumlah teknologi spesifik lokasi 132 tekn. 246 tekn. 186,3 Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2012, 4 indikator telah melebihi target, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

dengan kategori keberhasilan di atas 100% (sangat berhasil), untuk 2 indikator tercapai dengan realisasi 100% (berhasil). Pencapaian indikator pertama sebanyak 25 teknologi pengelolaan SDL dan metode pemupukan, terdiri dari 14 paket teknologi pengelolaan dan konservasi lahan dan air, serta 11 paket rekomendasi pemupukan. Beberapa contoh hasil teknologi pengelolaan SDL dapat dilihat pada gambar berikut. Pencapaian indikator kedua telah dihasilkan 6 prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian, dengan rincian prototipe sebagai berikut, pengembangan mesin tanam, panen dan pascapanen padi, mesin pengepras tebu, mesin pengolah sayuran dan pengembagan mekanisasi mendukung MP3MI-SITT Berbasis Sawit-Ternak. Gambar 7. Pengelolaan Air pada Sistem Kombinasi Satu Arah dan Tabat Konservasi (SISTAK) di Lahan Rawa Pasang Surut Pencapaian indikator ketiga telah dihasilkan 6 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut, 3 teknologi diagnosa penyakit hewan, 2 teknologi vaksin ternak dan 1 teknologi obat biofarmaka untuk hewan. Pencapaian indikator keempat, yaitu 103 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan rincian 15 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura, 23 teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan dan 51 teknologi budidaya dan panen peternakan. Gambar 8. Pupuk Anorganik Slow Release Dari 15 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan yang telah dihasilkan, 5 teknologi berasal dari budidaya padi, 6 teknologi dari budidaya kacang dan umbi dan 4 teknologi dari budidaya serealia. Secara umum teknologi yang dihasilkan tersebut adalah berupa teknologi pemupukan dan pengendalian hama, teknologi untuk peningkatan produktivitas, serta teknologi untuk peningatan umur simpan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

Dari 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura diperoleh melalui sub kegiatan litbang sayuran, buah, tanaman hias dan jeruk, dengan rincian sebagai berikut, 3 teknologi sayuran (cabai merah merah dan kentang), 5 teknologi buah tropika (mangga dan pisang), 3 teknologi tanaman hias (anggrek) dan 3 teknologi jeruk dan buah subtropika (jeruk dan stroberi). Teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura yang dihasilkan terdiri dari teknologi pengendalian OPT dan pemupukan, teknologi peningkatan produktivitas, teknologi peningakatan umur simpan, dan teknologi perbenihan. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu telah dilakukan pendampingan teknologi dalam pelaksanaan dukungan dan pengembangan kawasan hortikultura di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali, NTB dan NTT. Pencapaian indikator kelima yaitu sebanyak 13 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim juga dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output berupa teknologi mendukung kegiatan antisipasi dan adaptasi perubahan iklim berupa 5 teknologi, sedangkan teknologi mitigasi terdapat 8 teknologi. Kendala spesifik yang dihadapi dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan output di atas, antara lain: tidak tersedianya data iklim secara cepat dan akurat menurut ruang dan waktu sebagai akibat dari keterlambatan penerimaan data dan banyaknya sensor iklim yang rusak, upaya mengatasinya prediksi tidak dilakukan terhadap semua stasiun. Sebagai outcome dari kegiatan litbang sumberdaya lahan, pada tahun 21012 telah dimanfaatkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) sebanyak 3.165 paket, Perangkat Uji Tanah Lahan Kering (PUTK) sebanyak 547 paket dan Perangkat Uji Pupuk (PUP) sebanyak 135 paket ke beberapa pengguna, seperti UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian, Dinas Pertanian, Perguruan Tinggi (STPP), Badan SDM (BP4TK), swasta maupun perorangan. Bahkan untuk PUTS berdasarkan Permentan No.: 40/permentan/OT.140/04/2007 ditetapkan sebagai acuan untuk penetapan rekomendasi pupuk lahan sawah. Contoh capaian teknologi kegiatan litbang sumberdaya lahan dapat dilihat pada gambar berikut. PUP PUTK Gambar 9. Hasil Teknologi Litbang SDL yang telah Disebar Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

Outcome lainnya adalah telah dilisensinya produk/output pupuk hayati dari mikroflora tanah yang diperkenalkan dengan nama M- Dec, BioNutrient, dan Nodulin. Ketiga produk tersebut telah dilisensi oleh PT. NPG pada tanggal 29 Agustus 2012. Pupuk tersebut telah didistribusikan 500 kg MDec dan 1000 liter DSA ke BPTP Sumut, BPTP Sumbar, BPTP Riau, BPTP Jambi, BPTP NTB, BPTP Kalteng, BPTP Sulteng, BPTP NTT, BPTP Bengkulu, dan BPTP Babel. Selain itu, telah dilakukan lisensi pupuk Urea berlapis Arang Aktif (UAA) oleh Direktur Utama PT. Nutrimas Plaza Nirwana 19 pada tanggal 18 Desember 2012 di Bogor. Pencapaian indikator keenam, telah tercapai sebesar 186,30%, atau terealisasi 246 teknologi spesifik lokasi dari target 132 teknologi. Sasaran ini dicapai melalui kegiatan pengkajian dengan dana dari APBN maupun melalui kegiatan pengkajian yang dibiayai melalui kegiatan Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PIPKPP). Adapun output yang diperoleh berupa 105 teknologi budidaya tanaman pangan, 27 teknologi hortikultura, 23 teknologi tanaman perkebunan, 14 teknologi pengolahan dan industri rumah tangga, 40 teknologi budidaya peternakan, 4 teknologi pascapanen, 9 teknologi sumberdaya lahan dan air, 3 teknologi iklim, serta 21 teknologi kelembagaan. Output dari indikator keenam ini akan didiseminasikan ke seluruh provinsi melalui kegiatan di BPTP pada tahun 2013. Perbandingan capaian sasaran kedua pada tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat melalui tabel berikut : Indikator Kinerja 1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk 2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012(%) 137,5 156,2 450,0 100,0 166,7 100,0 4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 123,7 171,6 5. Jumlah peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi 6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim 7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian 150,0 Tidak ditargetkan 133,3 185,7 100,0 Tidak ditargetkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

Indikator Kinerja 8. Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012(%) 67,7 Tidak ditargetkan Untuk mencapai sasaran ketiga, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: 9. Jumlah bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian 0 Tidak ditargetkan 10. Jumlah teknologi spesifik lokasi 127,1 186,3 Terkait dengan sasaran kedua, jumlah dan uraian indikator kinerja di tahun 2011 dan 2012 terdapat perbedaan, dimana pada tahun 2011 terdapat 10 indikator namun pada tahun 2012 menjadi 6 indikator. Empat indikator yang tidak lagi tercantum dalam PK 2012 terkait dengan kegiatan sumberdaya lahan dan kegiatan bioteknologi dan sumberdaya genetika. Dari pencapaian enam indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua, terlihat semua indikator mencapai hasil yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing 16 teknologi 17 teknologi 106,3 Berdasarkan indikator kinerja sasaran ketiga yang telah ditargetkan pada tahun 2012 telah mencapai target (sangat berhasil) dengan kategori keberhasilan lebih dari 100%. Output berupa 17 teknologi dapat dirinci sebagai berikut: Sasaran 3 : Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor 1. Empat teknologi penanganan segar produk pertanian, yaitu teknologi aplikasi pengawet alami untuk memperpanjang masa simpan daging, teknologi produksi biopreservatif dari buah mangga rucah, teknologi nondestruktif untuk grading ukuran dan kualitas buah tropika, dan teknologi pengembangan edible film dari komposit puree buahnanoserat selulosa untuk kemasan; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

2. Dua teknologi/produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, yaitu teknologi diversifikasi produk olahan pangan berbasis aneka umbi dan rimpang; dan 3. Sebelas teknologi/produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing, seperti teknologi proses produksi sari buah tropika, teknologi pengolahan hasil gambir, teknologi pengolahan/pemurnian minyak nilam, dan teknologi pengolahan biji kopi, teknologi nanoenkapsulasi minyak biji pala sebagai bahan preservatif, teknologi penanganan susut pascapanen padi, penerapan pemodelan dinamis untuk pencapaian target perberasan nasional: studi kasus penekanan susut pascapanen padi di Jawa Barat, teknologi nanoenkapsulasi ekstrak temulawak untuk meningkatkan bioaksesibilitas kurkumin, teknologi sintesis nano katekin dari daun gambir sebagai antioksidan, teknologi formulasi jamu ternak berbasis tanaman obat peningkat fertilitas sapi dan formulasi minyak atsiri sebagai bio aditif bahan bakar minyak. Berikut adalah salah satu contoh gambar produk sari buah tropika yang telah dihasilkan dari kegiatan penangan segar produk pertanian. (a) Gambar10. Sari buah cempedak (a) dan sari buah pepaya (b) (b) Outcome dari sasaran ketiga terdapat pada kegiatan: 1. Penelitian teknologi diversifikasi produk olahan pangan nonberas mendukung KRPL, yaitu implementasi teknologi diversifikasi produk olahan berbasis aneka umbi (ubi kayu, ubi jalar, talas) di lokasi KRPL Desa Salam, Kecamatan Karang Pandan, Kabupaten Karang Anyar, serta implementasi teknologi diversifikasi produk olahan berbasis aneka rimpang (garut dan ganyong) di lokasi KRPL Desa Kebun Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. 2. Penelitian teknologi proses produksi sari buah tropika skala UKM di Kalimantan Timur, yaitu implementasi teknologi ini pada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Bila dibandingkan dengan pencapaian 2011, dapat dilihat bahwa pencapaian sasaran ketiga tahun 2012 lebih tinggi daripada pencapaian tahun 2011. Indikator Kinerja Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012(%) Gambar 11. Praktek pengolahan sari buah oleh kelompok wanita tani di Kutai Kartanegara Jumlah teknologi untuk penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing 100 106,3 3. Penelitian teknologi pengolahan hasil perkebunan (gambir, nilam dan kopi) di Pakpak Bharat Sumatera Utara, yaitu telah disosialisasikannya teknologi perbaikan pengolahan gambir, minyak nilam dan kopi kepada petani/gapoktan di Pakpak Bharat, Sumatera Utara bekerjasama dengan Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pakpak Bharat. 4. Penelitian teknologi penanganan susut pascapanen padi mendukung P2BN. Outcome berupa Pedoman Umum Pengukuran Susut Pascapanen Padi yang telah dipergunakan Direktorat Pascapanen Kementerian Pertanian dalam penyempurnaan Buku Pedoman Survei Susut Hasil Padi Tahun 2012. 5. Penelitian teknologi formulasi minyak atsiri sebagai bio aditif bahan bakar minyak telah dalam proses mendapatkan paten. Sasaran 4 : Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani Untuk mencapai sasaran keempat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan 29 rekomendasi 38 rekomendasi 131,0 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

Berdasarkan indikator kinerja sasaran keempat yang telah ditargetkan pada tahun 2012 telah melebihi target (sangat berhasil) dengan kategori keberhasilan di atas 100%. Secara rinci, rekomendasi kebijakan pertanian yang telah dihasilkan adalah 4 rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian, 3 rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian, 7 rekomendasi kebijakan terkait pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha yang kondusif, 4 rekomendasi kebijakan terkait makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian, 1 rekomendasi kebijakan terkait dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, dan 9 rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual, 6 rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman perkebunan, 1 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura dan 3 rekomendasi kebijakan pengembangan mekanisasi pertanian. Pencapaian sasaran keempat dari tahun 2011 dan 2012, terlihat tidak berbeda signifikan, namun bila dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi dihasilkan, pada tahun 2011 telah dihasilkan sebanyak 15 rekomendasi, sedangkan pada tahun 2012 telah dihasilkan sebanyak 38 rekomendasi. Hal ini disebabkan pada tahun 2012, jumlah rekomendasi dihitung dari beberapa kegiatan yang ada di lingkup eselon 2, misalnya PSEKP, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Hortikulutira dan BBP Mektan. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah rekomendasi hanya dihitung dari capaian satu kegiatan saja, yaitu kegiatan Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Indikator Kinerja Jumlah rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan Sasaran 5 : Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012 (%) 125,0 131.0 Meningkatnya sistem diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional Untuk mencapai sasaran kelima, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional 330 teknologi 200 kerjasama 382 teknologi 457 kerjasama 115,7 228.5 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

Berdasarkan indikator kinerja sasaran kelima yang telah ditargetkan pada tahun 2012 telah mencapai target (berhasil), bahkan ada yang melebihi target (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu teknologi yang didiseminasikan ke pengguna telah tercapai berupa 382 teknologi spesifik lokasi. Teknologi yang dihasilkan 131 teknologi budidaya tanaman pangan, 58 teknologi hortikultura, 17 teknologi tanaman perkebunan, 73 teknologi budidaya peternakan, 14 teknologi pengolahan dan industri rumah tangga, 15 teknologi pascapanen, 7 teknologi sumberdaya lahan dan air, 33 teknologi iklim, serta 34 teknologi kelembagaan. Teknologi ini telah disebarluaskan melalui berbagai media diseminasi di BBP2TP dan 33 BPTP, serta kegiatan pendampingan di 33 provinsi. Pencapaian indikator kedua berupa kerjasama penelitian lingkup nasional maupun internasional telah tercapai sebesar 457 kerjasama, yang terdiri dari : 114 kerjasama kemitraan dengan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. 60 kerjasama dengan hampir seluruh pemerintah propinsi/ kabupaten yang tersebar di Indonesia. 214 kerjasama dengan Kementerian Ristek. Kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produktivitas penelitian dan penguatan kelembagaan litbang yang ada di Indonesia. Terdapat 11 UK lingkup Badan Litbang Pertanian dan 847 peneliti yang terlibat dalam kerjasama ini. 14 kerjasama dengan pihak swasta, baik yang masih berlangsung sampai dengan tahun 2012 maupun yang kerjasama baru yang disahkan tahun 2012. Kerjasama dilakukan di berbagai bidang litbang seperti perbanyakan benih padi, sarana dan prasarana pertanian seperti penyediaan alat mesin dan pengembangan pupuk, dan sebagainya. 37 kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam negeri, melalui Program Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T). KKP3T adalah suatu kegiatan kerja sama penelitian kemitraan antara UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dan Perguruan tinggi yang dibiayai dari DIPA Badan Litbang Pertanian berdasarkan ketentuan yang berlaku. 18 kerjasama (MoU) dengan beberapa negara maupun lembaga riset internasional, seperti IRRI, CIP, CIAT, CIMMYT dan sebagainya yang telah berjalan sejak beberapa tahun lalu dan masih berlangsung sampai tahun 2012. Pencapaian sasaran kelima sejak tahun 2011 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Indikator Kinerja 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012 (%) 105.3 115.7 Indikator Kinerja Target Realisasi % memperoleh HKI 4. Jumlah lisensi hasil litbang 15 28 186.6 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional Sasaran 6 : 101.0 228.5 Untuk mencapai sasaran keenam. diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian 2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional. hak kekayaan intelektual (HAKI). serta komersialisasi hasil penelitian 9 9 100.0 80 81.5 101.8 3. Jumlah invensi yang 45 67 148.8 Berdasarkan indikator kinerja sasaran keenam. target yang telah ditetapkankan pada tahun 2012 telah tercapai lebih dari 100% (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu telah tersedia publikasi hasil litbang pertanian sebanyak 9 judul, berupa jurnal ilmiah dan semi ilmiah seperti IJAS, IJA, JP3, Warta Litbang, Bultektan, JPP, PIP dan Laporan Tahunan dan Lima Tahunan Badan Litbang Pertanian. Informasi ini telah disebarkankan ke berberapa lembaga perguruan tinggi, baik negeri dan swasta, termasuk juga instansi pemerintah lainnya di dalam negeri seperti instansi lingkup Kemtan, kementerian terkait, perpustakaan daerah, Dinas Pertanian dan sebagainya. Outcome dari indikator ini adalah dimanfaatkannya hasil-hasil penelitian dan pengembangan pertanian maupun perpustakaan, dokumentasi dan informasi (pusdokinfo) oleh peneliti/ilmuwan, pengambil kebijakan, penyuluh, petani dan dunia usaha atau masyarakat agribisnis dalam rangka memacu perkembangan Iptek dan pembangunan pertanian, tersebarnya 49,806 eksemplar publikasi hasil litbang pertanian ke 3.476 alamat dalam negeri dan 130 alamat luar negeri. Selain itu, diharapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

tersedia peneliti dan pengelola publikasi yang berkompeten dalam penulisan dan penyuntingan. Melalui kegiatan ini pula diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengikuti perkembangan Iptek bidang pertanian. Benefit dari kegiatan ini adalah tersebar dan dimanfaatkannya hasil penelitian pertanian maupun pusdokinfo oleh masyarakat. Masyarakat dapat mengetahui produk inovasi Badan Litbang Pertanian dan dapat mengikuti perkembangan Iptek bidang pertanian. Sedangkan impact dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemanfaatan inovasi teknologi pertanian dan terbangunnya citra positif Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil teknologi. Pencapaian indikator kedua yaitu berupa pendampingan/ pembinaan perpustakaan digital dengan target sebanyak 80% dari UK/UPT (atau 10 UK/UPT) dengan realisasi sebesar 81.5% atau sebanyak 13 UK/UPT lingkup Kementan, seperti Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang, BBSDLP, Balitsa, Lolit Tungro, BBP2TP, BPTP Bali, BPTP Aceh, BPTP Kalimantan Barat, BPTP Sumatera Utara, dan Balai Besar Veteriner Maros (Ditjen Peternakan). Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan prima dalam bidang Iptek pertanian melalui ketersediaan perpustakaan digital di seluruh UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian, tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam sistem informasi manajemen hasil penelitian dan aplikasi sistem teknologi informasi, dan tersedianya sumberdaya informasi yang memadai dan tersedianya anggaran yang diperlukan. Pencapaian indikator ketiga yaitu telah diperolehnya 67 invensi HaKI yang terdiri dari perlindungan paten dan yang telah bersertifikat sebanyak 23 buah, pendaftaran karya cipta sebanyak 7 buah, permohonan hak PVT sebanyak 11 buah dan varietas hasil pemuliaan yang telah didaftarkan pendaftaran varietasnya dan yang telah bersertifikat sebanyak 26 buah. Sebagai pendukung tercapainya invensi ini adalah dengan melakukan sosialisasi, pemanduan penyusunan draft dokumen HKI, mediasi percepatan proses pemeriksaan substantif paten, dan pelatihan drafting paten. Kegiatan sosialisasi, mediasi dan pemanduan terhadap para peneliti sebagai inventor dilakukan sosialisasi ke UK/UPT Badan Litbang Pertanian. Dengan adanya sosialisasi tersebut berdampak pada pemahaman para peneliti tentang pentingnya perlindungan HKI terhadap hasil penelitiannya meningkat. Dengan demikian, finalisasi draft penulisan Paten, Cipta, Merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman lebih cepat sehingga perolehan HKI nya pun cepat tercapai. Pencapaian indikator keempat yaitu telah diperolehnya 28 lisensi hasil litbang yang telah dilisensi oleh industri. Capaian ini hampir dua kali dari target yang telah direncanakan. Sasaran ini dicapai melalui kegiatan mediasi dari suatu invensi yang telah dihasilkan oleh para peneliti Badan Litbang dengan dunia usaha yang berminat dengan invensi tersebut. Di dalam mediasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu dari pihak dunia usaha yang ingin mengembangkan suatu invensi yang diminati dengan inventor yang menghasilkan invensi. Dalam mediasi tersebut di bahas tentang hak dan kewajiban dari para pihak. Mediasi dari satu invensi bisa terjadi antara satu sampai tiga kali pertemuan sehingga diperoleh kesepakatan untuk saling terikat dalam satu perjanjian lisensi. Unit Kerja/UPT yang pada tahun 2012 berhasil melakukan lisensi adalah Balitttanah, Balithi, Balittri, Balitnak, BPTP Bali, Balitsa, BB Padi, Puslitbangbun, Balitra, Balingtan, Balitsereal dan BB Biogen. Invensi yang dilisensikan di antaranya berupa varietas tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan bibit ternak, formula pupuk hayati, dan beberapa perangkat uji tanah dan pupuk. Pencapaian sasaran keenam pada tahun 2011 dan 2012, tidak terlihat signifikan, Secara rinci perbandingan capaian sasaran kelima dapat dilihat pada tabel berikut. Indikator Kinerja 1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian 2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina Realisasi 2011 (%) Realisasi 2012 (%) 100,0 100,0 104,0 101,8 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI 487,5 148,8 4. Jumlah lisensi hasil litbang 250,0 186,6 Tercapainya kinerja sasaran Badan Litbang Pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor internal, antara lain: 1. Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh masing-masing UK/UPT ataupun UK ke UPT dilingkupnya, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, termasuk diseminasi hasil penelitian, sehingga fungsi pengawasan terhadap setiap tahapan kegiatan penelitian berjalan dengan baik. Dengan demikian bila terjadi permasalahan-permasalahan, baik di lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera dilakukan antisipasi penanggulangannya. 2. Sarana dan prasarana penelitian telah cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, fasilitas komputer, jaringan internet, ruangan ber-ac, perpustakaan, sarana kendaraan, dan lain-lain. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti Direktorat Jenderal/Badan, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Asosiasi berbagai komoditas, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, pihak swasta bahkan dengan instansi luar negeri. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di antaranya adalah : 1. Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan iklim dan serangan hama penyakit. 2. Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama. 3. Kegiatan penelitian yang bekerjasama dengan pihak lain sering terhambat oleh kesiapan mitra kerjasama. 4. Jadwal pemakaian beberapa peralatan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian alat. 5. Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan kebutuhan dana penelitian. Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan : 3. Memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (pada awal dan akhir tahun, contoh rambutan dan manggis). 4. Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan dalam penelitian untuk diusulkan pengadaannya pada tahun anggaran mendatang, sebaiknya kebutuhan alat sudah direncanakan sejak menyusun proposal penelitian. 5. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dari sisi metodologi penelitian dan teknisi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan. 6. Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti mempersiapkan kegiatan secara lebih cermat, realistis, dan matang, menentukan target output dan sasaran secara realistis, menyusun penanganan risiko secara cermat, serta merevisi dokumen perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan. 1. Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program. 2. Mempertimbangkan musim panen dan ketersediaan peralatan, SDM, dan dana. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Badan Litbang Pertanian pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional, pada tahun 2012, Badan Litbang Pertanian mendapat anggaran sebesar Rp.1.436.952.800.000,-. Penetapan pagu anggaran ini didasarkan pada Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 0091/M.PN/03/2011 dan SE-189.1/MK.02/2011 tanggal 31 Maret 2011 mengenai Pagu Indikatif dan dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2012. Selanjutnya pagu anggaran (sementara) dan definitive berdasarkan Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor 2484/KU.110/A/11/2011 tanggal 15 November 2011 perihal penyampaian persetujuan DPR RI tentang alokasi RAPBN Kementerian Pertanin TA. 2012, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 tentang Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga TA. 2012 tanggal 30 Juni 2011, dan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE- 01/MK.2/2011 tentang Alokasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga TA. 2012 tanggal 1 November 2011 tentang Penetapan Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian tahun 2012. pengurangan anggaran karena adanya penghematan untuk subsidi BBM (Rp.41.016.943.000,-) dan droploan (Rp.130.000.000.000,-) serta penambahan anggaran berupa reward. Pemberian APBN P tahap kedua di bulan Desember 2012 bersumber dari PNBP sebesar Rp.3.509.931.000,-. Selain itu, Badan Litbang Pertanian juga mendapatkan hibah sepanjang tahun 2012 di 30 satker dengan nilai sebesar Rp.17.674.090.000,-. Dari semua proses revisi tersebut, di akhir tahun 2012 Badan Litbang Pertanian mendapatkan total anggaran sebesar Rp.1.288.619.878.000,- yang dialokasikan untuk 14 unit kerja, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar di samping ini. Komposisi pagu anggaran tersebut memperlihatkan BBP2TP menempati penyediaan pagu tertinggi, yaitu sebesar 34,49%. Hal tersebut dikarenakan dana BBP2TP dialokasikan ke 33 satker (BPTP) yang tersebar di seluruh propinsi. Sedangkan beberapa Unit Kerja yang tidak memiliki UPT hanya mempunyai komposisi pagu berkisar 1% - 4.17%. Selama Tahun Anggaran 2012 terjadi revisi pagu anggaran yang disebabkan karena adanya APBN P tahun 2012 dan hibah. Tahap pertama APBN P di bulan Juli 2012 terdiri atas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

Gambar 12. Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2012 Per Unit Kerja Belanja dalam rangka operasional kegiatan Badan Litbang Pertanian dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Badan Litbang Pertanian dialokasikan untuk belanja pegawai, modal dan barang, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 13. Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2012 Per Belanja Memperhatikan komposisi penyediaan Belanja memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di Badan Litbang Pertanian, lebih membutuhkan Belanja Barang, termasuk untuk pendanaan kegiatan penelitian. Belanja Modal dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan atau bangunan yang kurang. Per 31 Desember 2012, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar Rp.1.201.204.983.815,- atau sebesar 93,22%, dengan realisasi per belanja di atas 91%. Selengkapnya persentase realisasi per belanja dapat dilihat pada grafik berikut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

Gambar 14. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2012 Per Belanja Gambar 15. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA 2012 Per Eselon 2 Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%. Namun, ada 1 UK yang realisasinya masih di bawah 90%, yaitu Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Data persentase realisasi anggaran per eselon-2 selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut. Dari gambar realiasasi anggaran per unit kerja di atas, dapat dilihat bahwa Sekretariat Badan Litbang Pertanian mempunyai realisasi dibawah 85%. Sampai dengan 31 Desember 2012, realisasi anggaran DIPA 2012 lingkup Sekretariat Badan Litbang Pertanian masih relatif kecil dibandingkan dengan rencananya, yaitu baru mencapai 82,09% atau sebesar Rp.168.542.832.110,-. Hal ini disebabkan tidak semuanya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

anggaran Belanja Modal pada anggaran Rupiah Murni terserap akibat adanya penghematan yang dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat Jakarta. Sedangkan tidak terserapnya Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dikarenakan masih menunggu Request For Proposal (RFP) dari Bank Dunia yang masih perlu dievaluasi oleh Bank Dunia sehingga belum mendapatkan persetujuan. Dana tersebut merupakan alokasi untuk pengadaaan konsultan perencana konstruksi di 11 satker. Sesuai mandat, Badan Litbang Pertanian selain mendapatkan dana dari APBN, juga menerima pendapatan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Pendapatan yang bisa ditargetkan adalah jenis penerimaan dari PNBP. Sedangkan pendapatan dari hibah tidak bisa ditargetkan karena bersifat hibah langsung. Pendapatan Negara Bukan Pajak diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional. PNBP dari penerimaan umum, sebesar Rp.6.112.713.344,- atau 866,10%, sedangkan penerimaan fungsional dari estimasi sebesar Rp.11.021.036.088,- dapat direalisasikan sebesar Rp.15.142.437.814,- atau 137,40%. Sehingga total realisasi PNBP TA 2012 adalah sebesar Rp.21.255.151.158,- atau 166,4% dari estimasi sebesar Rp.11.726.806.603,-. Lebih jelasnya, realisasi PNBP TA 2012 dari penerimaan umum dan fungsional dapat dilihat pada grafik di bawah. Gambar 16. Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP Fungsional dan Umum TA 2012 Grafik di atas memperlihatkan bahwa tahun 2012 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh : 1. Perubahan PP tarif dari PP No. 07/2004 menjadi PP 48/2012 dimana ada perubahan tarif atas jenis PNBP lingkup Badan Litbang Pertanian yang sudah disesuaikan dengan harga pasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

2. Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi Badan Litbang Pertanian; Hibah tersebut diberikan kepada 13 Unit Kerja lingkup Badan Litbang Pertanian (kecuali PUSTAKA) dengan proporsi seperti grafik di bawah ini : 3. Banyaknya kerjasama terkait penelitian dan pengembangan dari pihak lembaga donor baik dalam dan Luar Negeri. 4. Meningkatnya pemanfaatan Laboratorium Badan Litbang Pertanian oleh pihak ketiga. Selain itu, Badan Litbang juga menerima dana hibah langsung dari Negara lain dan Badan Internasional. Sesuai dengan Permenkeu No. 40/PMK.05/2009 tangal 27 Pebruari 2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah dan lampirannya berupa Modul Sistem Akuntansi Hibah, tersirat dalam aturan tersebut bahwa pencatatan estimasi dan realisasi Pendapatan Hibah yang langsung diterima oleh Satker pada Kementerian Lembaga dilakukan oleh DJPU dan KPPN VI. Pada saat penyusunan tahun anggaran 2012 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mencatatkan dana hibah luar negeri dan dalam negeri ke dalam DIPA sebesar Rp.17.674.090.000,- yang berupa hibah langsung luar negeri, antara lain dari ACIAR (Australia), HORTIN II (Belanda), IRRI (Filiphina), CIRAD (Perancis), Michigan State University dan lainlain. Gambar 17. Persentase Hubah Luar Negeri TA 2012 Per Unit Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

BAB IV PENUTUP Capaian sasaran Badan Litbang Pertanian tahun 2012 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2012 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan kriteria capaian berhasil (100%) dan sangat berhasil (di atas 100%). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai. Namun dmeikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran. Kendala teknis maupun non teknis seperti pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada pelaksanaan kegiatan di beberapa UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dalam rangka tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

L A M P I R A N Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

STRUKTUR ORGANISASI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48