Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN MENGENAI IUGR (INTRA GROWTH RETARTION)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

NURLAILA RAMADHAN Tenaga Pengajar Pada StiKes Ubudiyah Banda Aceh

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

NURJANNAH NIM

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

JUNAINA Karya Tulis Ilmiah STIKes U BUDIYAH Banda Aceh. Abtract

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bina Marsasi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

102 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Transkripsi:

Tingkat Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012 NURHASMAWATI Mahasiswa Kebidanan STIKes U Budiyah Intisari Ketuban pecah dini (KPD) didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Di Indonesia angka kejadian KPD setiap bulannya 20%, di provinsi Aceh sebanyak 6.2% terjadi kematian perinatal. Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda seluruh bidan yang bekerja sebanyak 20 orang. Untuk mengetahui Tingkat Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan desain cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda, Populasi dalam penelitian ini seluruh bidan yang bekerja di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda sebanyak 20 responden, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus sampai 14 Agustus 2012. Teknik pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat penanganan infeksi pada bayi akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012 dengan jumlah responden 20 orang. pada kategori rendah yaitu 12 respoden (60,0%). Pendidikan pada k atagori D-III yaitu 19 responden (95,0%), Masa Kerja pada kategori lama yaitu 17 responden (85,0%), Pelatihan pada kategori pernah yaitu 11 responden (55,0%) dan pengalaman pada kategori berpengalaman yaitu 11 responden (55,0%). Kata Kunci :, Penanganan Infeksi, Ketuban Pecah Dini PENDAHULUAN Latar Belakang Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dan semua persalinan pada umur kehamilan dari 34 minggu, kejadiannya sekitar 4%. Ketuban merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan. Bahaya ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Manuaba, 1998). Pecah ketuban sebelum persalinan adalah pecahnya ketuban sebelum persalinan dimulai. Pecah ketuban sebelum persalinan dapat terjadi pada 1

janin imatur (premature atau gestasi kurang dan 37 minggu) maupun janin matur (term) (Yulianti, 2005). Insiden korioamnionitis 0,5% sampai 1% pada semua kehamilan. 3% sampai 25% pada kasus-kasus PROM aterm yang berlangsung lama 15% sampai 25% pada kasus-kasus PROM preterm. Sepsis neonates lebih mungkin terjadi pada janin preterm. Bayi aterm biasanya 1/500:3% pada kasusu konioamnionitis. Dan gawat janin, prolapsus talu pusat lebih sering terjadi pada kasus PROM (1,1%) prom preterm yang inpartu mempunyai 8,5% insiden gawat janin dibandingkan 1,5% pada persalinan preterm tanpa prom. Kenaikan angka lahir mati pada pasien PROM preterm yang tidak termonitor ditangani secara konservatif. Dilahirkan adalah pilihan tergantung kepada analisa untung/rugi, Prematuritas atau gawat janin intra uterin (Scott, 2002). Insidensi ketuban pecah dini terjadi 10% pada semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-19%, sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. 70% kasus ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan cukup bulan, sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas, ketuban pecah dini berhubungan dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40% (Sualman, 2009). Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu Bagaimanakah Tingkat Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pecah dini di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh di tinjau dari Pendidikan b. Untuk mengetahui tingkat pecah dini di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh di tinjau dari Masa Kerja c. Untuk mengetahui tingkat pecah dini di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh di tinjau dari Pelatihan d. Untuk mengetahui tingkat pecah dini di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh di tinjau dari Pengalaman Manfaat Penelitian 1. Bagi Tempat Penelitian Dapat menjadi tambahan pengetahuan dan informasi kepada 2

masyarakat dan tenaga medis tentang gambaran terjadinya infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam menangani kasus-kasus infeksi pada neonates akibat ketuban pecah dini untuk meningkatkan kesehatan bayi baru lahir. 2. Bagi Institusi Dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswi STIKes U Budiyah dalam pembuatan penelitian sederhana mengenai penanganana infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini. 3. Bagi Peneliti lain Dapat menambah wawasan bagi mahasiswi STIKes U Budiyah tentang gambaran infeksi neonates akibat dari ketuban pecah dini. 4. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sendiri. METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap yang lain dari masalah yang ingin diteliti, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan diukur maka konsep tersebut harus digambarkan kedalam sub-sub variabel (Notoatmodjo, 2002). Maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah Variabel Independen Pendidikan Masa Kerja Pelatihan Pengalama n Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui perkembangan dan frekuensi sarana fisik tertentu, dengan desain cross-sectional dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan bidan tentang penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Tempat dan waktupenelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh pada tanggal 5-14 Agustus 2012 Populasi Dan Sampel Variabel Dependen Bidan tentang KPD Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh berjumlah 20 orang. Teknik penggambilan sampel dengan cara total sampling yaitu semua populasi di jadikan sampel yaitu berjumlah 20 orang. 3

Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Yaitu data yang langsung diperoleh dari objek yang akan diteliti. 2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian yang diambil di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Instrumen Penelitian Adapun Instrumen penelitian data yang digunakan adalah berupa kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang terdiri dari 19 item petanyaan antar lain: 6 item pertanyaan tentang karakteristik responden, 10 item tentang pengetahuan, 3 item pertanyaan tentang pengalaman. Pengolahan Data Analisa Data Pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan yaitu editing, coding, transferring dan tabulating. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Frekuensi Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini No f % 1 Tinggi 8 40 2 Rendah 12 60 Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 1 diatas dari 20 responden mayoritas pada kategori rendah sebanyak 12 responden (60,0%). Tabel 2 Frekuensi Pendidikan Bidan No Pendidikan f % 1 D-I 1 5,0 2 D-III 19 95,0 Total 20 100 Berdasarkan tabel 2 diatas dari 20 responden menunjukan bahwa Frekuensi mayoritas pada pendidikan kategori D-III sebanyak 19 responden (95,0% Tabel 3 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Bidan No Sikap f % 1 Lama 17 85,0 2 Baru 3 15,0 Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 3 diatas dari 20 responden menunjukan bahwa Frekuensi Masa Kerja bidan mayoritas pada kategori Lama sebanyak 17 responden (85,0%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pelatihan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini No Sikap f % 1 Pernah 11 55,0 2 Tidak 9 45,0 Pernah Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 4 diatas dari 20 responden menunjukan bahwa frekuensi pelatihan bidan mayoritas pada kategori pernah sebanyak 11 responden (55,0%). 4

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengalaman Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini No Sikap f % 1 Berpengalaman 11 55 2 Tidak 9 45 Berpengalaman Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 5 diatas dari 20 responden menunjukan bahwa frekuensi mayoritas pada kategori berpengalaman sebanyak 11 responden (55,0%). Tabel 6 Bidan Ditinjau Dari Pengalaman Bidan No Pengalaman Tinggi Rendah Total f % f % f % 1 Berpengalaman 5 45,5 6 54,5 17 100 2 Tidak Berpengalaman 3 33,3 6 66,7 9 100 Total 8 40,0 12 60,0 20 100 Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 17 bidan yang berpengalaman sebagian besar memilki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 6 responden (54,5%), sedangkan dari 9 bidan yang berpengalaman sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 6 responden (6 6,7%). Tabel 7 Bidan Ditinjau Dari Pendidikan Bidan No Pendidikan Tinggi Rendah Total f % f % f % 1 D-I 0 0 1 100 1 100 2 D-III 8 42,1 11 57,9 19 100 Total 8 40,0 12 60,0 20 100 Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 1 bidan yang pendidikan D-I memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 1 bidan (100%), sedangkan dari 19 bidan yang berpendidikan D-III sebagian besar memeilki pengetahuan yang rendah yaitu sebesar 11 bidan (57,9%). 5

Tabel 8 Bidan Ditinjau Dari Pelatihan Bidan Total No Pelatihan Tinggi Rendah f % f % f % 1 Pernah 3 27,3 8 72,7 11 100 2 Tidak Pernah 5 55,6 4 44,4 9 100 Total 8 40,0 12 60,0 20 100 Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 11 bidan yang pernah mengikuti pelatihan sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 8 bidan (72,7%), sedangkan dari 9 bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebagian besar memiliki pengtahuan yang tinggi yaitu sebesar 5 bidan (55,6%). Tabel 9 Bidan Ditinjau Dari Masa Kerja Bidan Total No Masa Kerja Tinggi Rendah f % f % f % 1 Lama 6 35,3 11 64,7 17 100 2 Baru 2 66,7 1 33,3 3 100 Total 8 40,0 12 60,0 20 100 Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 17 bidan yang sudah lama bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebesar 11 bidan (64,7%), sedangkan dari 3 bidan PEMBAHASAN Bidan Ditinjau dari Pengalaman Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 17 bidan yang berpengalaman sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 6 responden (54,5%), sedangkan dari 9 bidan yang berpengalaman sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 6 responden (66,7%). yang baru bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 2 bidan (66,7%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar bidan yang bekerja di rumah sakit Kesdam Iskandar Muda sebagian sudah berpengalaman namun masih memiliki pengetahuan yang rendah. Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. Pengalaman secara langsung berhubungan dengan peningkatan pengetahuan, makin banyak pengalaman yang ditemui dalam hidup maka akan memberi pengaruh langsung pada 6

pengetahuan seseorang. Seorang bidan yang sering menolong pasien dan melakukan pengisian partograf akan mempengaruhi pengetahuannya secara langsung (Azwar, 2005) Peneliti berasumsi, seseorang dengan pengalaman yang banyak akan lebih mudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Begitupula dengan seorang bidan yang sudah berpengalaman dalam menangani infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini, dia dapat menagani kasus tersebut dengan lebih baik. Namun pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengetahuan bidan rendah meskipun sudah berpengalaman, karena dipengaruhi oleh faktor alat ukur yang sangat lemah atau kurang sempurna. Bidan ditinjau Pendidikan Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 1 bidan yang pendidikan D-I memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 1 bidan (100%), sedangkan dari 19 bidan yang berpendidikan D-III sebagian besar memeilki pengetahuan yang rendah yaitu sebesar 11 bidan (57,9%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan responden sebagian besar berpendidikan D-III. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa, dan sebaliknya semakin rendah pendidikan maka semakin sulit dalam mengambil keputusan Notoatmodjo (2003). Peneliti berasumsi bahwa pendidikan bidan yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja bidan tersebut terutama dalam menangani infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pula ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Namun pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengetahuan bidan rendah meskipun sudah berpeendidikan D-III, karena dipengaruhi oleh faktor alat ukur yang sangat lemah atau kurang sempurna. Bidan ditinjau dari Pelatihan Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 11 bidan yang pernah mengikuti pelatihan sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebanyak 8 bidan (72,7%), sedangkan dari 9 bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebagian besar memiliki pengtahuan yang tinggi yaitu sebesar 5 bidan (55,6%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar bidan yang bekerja di rumah sakit Kesdam Iskandar Muda sudah pernah mengikuti pelatihan tentang penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini. Menurut Depkes RI (2005) pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pekerjaan tertentu, terinci dan rutin untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Dengan demikian pelatihan mempunyai ruang lingkup yang luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap seseorang dengan perspektif waktu pada masa yang akan datang. Peneliti berasumsi bahwa pelatihan sangat dibutuhkan oleh petugas kesehatan terutama bidan, dengan mengikuti pelatihan maka bidan akan memperoleh pengetahuan dan dapat 7

meng-update ilmu-ilmu terbaru. Bidan yang sering mengikuti pelatihan cenderung akan lebih banyak mengetahui terutama tentang infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini dibandingkan dengan bidan yang jarang bahkan tidak pernah mengikuti pelatihan. Selain itu pelatihan juga dapat mengasah pengetahuan yang dimiliki sebelumya, sehingga dengan mengikuti pelatihan maka ilmu yang telah diperoleh dapat di aplikasikan lebih baik lagi. Bidan ditinjau dari Masa Kerja Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 17 bidan yang sudah lama bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah yaitu sebesar 11 bidan (64,7%), sedangkan dari 3 bidan yang baru bekerja sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 2 bidan (66,7%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar bidan yang bekerja di rumah sakit Kesdam Iskandar Muda sudah lama bekerja. Masa kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang dan tu gasnya. Pada umumnya petugas dan pengalaman tidak memerlukan bimbingan dibandingkan dengan petugas yang berpengalaman kerjanya sedikit, semakin lama seorang bekerja pada suatu organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga kecakapan kerjanya semakin kuat. (Dimas S, 2005). Peneliti berasumsi bahwa semakin lama seseorang bekerja maka semakain banyak pula pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan oleh bidan, sehingga dalam menanganai kasus infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini pun akan semakain mudah diatasi. PENUTUP Kesimpulan 1. Tingkat Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini berada pada kategori rendah sebanyakt 12 orang (60,0%). 2. Tingkat Pendidikan Bidan di Rumah sakit Kesdam Iskandar Muda berada pada kategori D-III sebanyak 19 orang (95,0%). 3. Tingkat Masa Kerja Bidan di Rumah sakit Kesdam Iskandar Muda berada pada kategori Lama sebanyak 17 orang (85,0%). 4. Tingkat Pelatihan Bidan tentang penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini di Rumah sakit Kesdam Iskandar Muda berada pada kategori pernah sebanyak 11 orang (55,0%). 5. Tingkat Pengalaman Bidan tentang penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini di Rumah sakit Kesdam Iskandar Muda berada pada kategori berpengalaman sebanyak 11 orang (55,0%). Saran 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan tentang penanganan pecah dini. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi dan tambahan pustaka untuk meningkatkan ilmu pengetahuan 8

penelitian tentang penanganan infeksi pada bayi akibat ketuban pecah dini. 3. Bagi Lahan Penelitian Sebagai bahan informasi bagi bidan dan masyarakat tentang penanganan pecah dini. 4. Bagi peneliti lain Diharapkan agar hasil penelitian ini bisa menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya dan diharapkan agar peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta. Depkes RI. 2005. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA), Jakarta, Depkes R.I, 2005 Dimas.S, 2005. Manajemen Kinerja, Pustaka Pelajar. Yogyakarta Manuaba, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta: EGC. Nazriah, 2009. Konsep Dasar Kebidanan, Banda Aceh : Yayasan Pena. Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta. Scott, 2002. Know The User before Implementing A System. Computing CaAceha. ABI/INFORM Global. CaAceha Sualman, 2009. Penatalaksanaa Ketuban Pecah Dini Preterm. Pekanbaru: FakultasKedokteran Universitas Riau Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Yulianti, 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan & Persalinan. Jakarta: EGC 9