PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

Pengaruh Kreativitas dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Pada Siswa Kelas VII di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Kebumen Tahun 2015/2016

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 10 MAGELANG

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 SEMARANG

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs. NEGERI BRANGSONG KENDAL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKPRESI SENI MEMATUNG SISWA MELALUI METODE EKSPRESI BEBAS DI KELAS IX-4 SMP NEGERI 1 PANAI TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN 2012/2013. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 32 SEMARANG

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. (Arif Rohman, 2009: 8). Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative

Transkripsi:

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG ARTIKEL ILMIAH OLEH YULISTINE DWI SUSANTI NIM 108251416389 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MEI 2012

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Nama : Yulistine Dwi Susanti Nim : 108251416389 Prodi/Jurusan : Pendidikan Seni Rupa/ Seni dan Desain Telah menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Malang, 24 Mei 2012 Penulis Yulistine Dwi Susanti NIM 108251416389 Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Mistaram, M.Pd, Ph.D Dra. Tjitjik Sriwardhani, M.Pd NIP. 19480710 197603 1 003 NIP. 19540319 198502 2 001

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG Yulistine Dwi Susanti, Mistaram, dan Tjitjik Sriwardhani Universitas Negeri Malang E-mail: yulistine_cs@yahoo.co.id ABSTRAK: Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Ekstrakuriktiler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai universitas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) pengelolaan kegiatan (2) pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, (3) hasil karya siswa ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian adalah: (1) pengelolaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang belum mengalami kendala selama 3 tahun dilaksanakan, (2) Pelaksanaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang merupakan kegiatan yang menekankan kegiatan mewarnai dengan menggunakan metode pemberian pola, (3) hasil karya siswa dalam satu kelas cenderung menunjukkan kemiripan atau hampir sama, dalam hal ini berkaitan dengan warna. Kata Kunci: ekstrakurikuler, melukis, SD Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Ekstrakuriktiler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai universitas. SD Muhammadiyah 1 Malang adalah salah satu sekolah dasar di Malang yang menyediakan beragam kegiatan ektrakurikuler, antara lain: drum band, pencak silat, qiro ah, melukis, teater, dll. Dari semua bidang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, hampir semuanya diajarkan oleh tenaga kependidikan dari pihak luar sekolah, misalnya sanggar, dll. Seperti salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler melukis, pada kegiatan ini siswa dibimbing oleh tenaga pengajar dari sanggar LKM (Lembaga Kesenian Malang). Hal ini sejalan dengan pendapat Martinis Yamin (2008) bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Selain hal tersebut, sekolah juga menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk

kegiatan ekstrakurikuler melukis, misalnya kondisi bangunan sekolah yang baik dan fasilitas berupa buku gambar dan alat pewarna untuk setiap masing-masing siswa. Dalam pelaksanaannya khusus untuk ekstrakurikuler melukis merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas 1 dan 2. Hal ini sebenarnya tidak sejalan dengan pendapat Dr. E. Mulyasa (2009) yang mengatakan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik. Kaitannya dengan hal tersebut di atas peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang, serta mengetahui pengelolaan yang diterapkan sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis serta mendokumentasikan hasil karya siswa perserta kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Sehingga dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis di SD Muhammadiyah I Malang. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang akan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat yang berhubungan dengan pengelolaan, kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi pembelajaran, dan hasil karya siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah I Malang, merupakan sekolah dasar yang menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler didukung dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup memadai, termasuk didalamnya ekstrakurikuler melukis. Penelitian akan difokuskan pada kelas yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Sebagai langkah untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Sesuai dengan fokus masalah yang diteliti, maka sumber data yang dibutuhkan adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan berupa catatan hasil observasi tentang proses pembelajaran ekstrakurikuler melukis, catatan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru koordinator/ pengelola kegiatan ekstrakurikuler melukis, guru pengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis dan kepala sekolah, serta hasil dokumentasi berupa karya gambar siswa dan foto kegiatan pembelajaran. KAJIAN TEORI Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler (E. Mulyasa. 2007: 111). Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan ( Martinis Yamin.2008:159). Hal yang sama dikemukakan oleh Mulyasa (2009) Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. HASIL Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Melukis Tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler melukis di sekolah ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa dalam bidang kesenian khususnya menggambar, untuk mendukung kegiatan ini sekolah menyediakan fasilitas berupa buku gambar dan alat warna kepada masing-masing siswa. Pembimbing atau guru yang mengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis di sekolah ini dari lembaga luar sekolah yaitu LKM (Lembaga Kesenian Malang). Jumlah pengajar untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis berjumlah 3 orang, antara lain: Ibu Uswa mengajar kelas 1, Pak Zainal Abidin mengajar kelas 2A dan Ibu Renita mengajar kelas 2B. Peserta kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang ini adalah siswa kelas 1 dan kelas 2. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Murti selaku salah satu koordinator ekskul melukis sekaligus walikelas 1 di SD Muhammadiyah I Malang, mengenai kebijakan sekolah yang mewajibkan siswa kelas 1 dan 2 untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis, yang demikian bukan berarti tanpa pertimbangan. Namun hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa siswa kelas 1 dan 2 belum cukup bisa untuk memutuskan sendiri langkahnya harus kemana atau memilih ekskul yang tepat untuk bisa mereka ikuti sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Selain itu, menurut pendapat beliau kegiatan menggambar atau melukis ini merupakan kegiatan yang sangat disenangi siswa untuk usia anak-anak seperti kelas 1 dan 2. Demikian pula penuturan kepala sekolah yang menjelaskan mengenai kebijakan sekolah mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang yaitu siswa dirasa belum mampu untuk menentukan harus kemana atau memilih ekstrakurikuler yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, selain hal tersebut kegiatan melukis ataupun mewarna ini sangat baik untuk melatih kemampuan motorik siswa sehingga akan baik untuk perkembangan siswa dimasa depan. Jumlah siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler melukis adalah sebagai berikut: kelas 1 berjumlah ±35 siswa, kelas 2A berjumlah ±28 siswa, kelas 2B berjumlah ±25 siswa. Kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang dilaksanakan setiap satu minggu sekali selama ± 60 menit yaitu pada hari Sabtu, dimulai dari pukul 09.30-10.30 WIB. Selama ini kegiatan ekstrakurikuler melukis selalu dilaksanakan didalam ruang kelas. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis Perencanaan pembelajaran adalah suatu perangkat yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada para pengajar ekstrakurikuler melukis, didapatkan informasi bahwa para pengajar dalam pelaksanaannya menggunakan rencana pembelajaran untuk mengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis. Setelah dilakukan pendokumentasian RPP yang digunakan pengajar ekstrakurikuler melukis baik kelas

1 maupun kelas 2 adalah sama. Baik mengenai materi, tujuan yang akan dicapai dan alat evaluasi yang digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati setiap pembelajaran di masing-masing kelas ekstrakurikuler melukis didapati bahwa materi yang diajarkan kepada siswa berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran tidak sejalan dengan rencana pembelajaran yang ada. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran secara garis besar adalah sama yaitu dengan memberikan contoh kepada siswa, dalam hal ini adalah cara mewarnai. Dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat dimungkinkan adanya interaksi, baik antara guru dan murid, juga antara murid dan murid. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan peneliti, suasana kegiatan siswa disaat kegiatan pembelajaran lebih menunjukkan sikap yang kurang serius dengan bahasa yang berbeda pengajar esktrakurikuler mengungkapkan suasana tersebut yaitu kegiatan belajar sambil bermain agar siswa lebih senang dengan kegiatan ekstrakurikuler melukis. Namun kenyataannya kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi guru, terlihat guru terkadang kesulitan mengatur dan mengendalikan ketertiban siswa, sehingga tidak jarang ditemui siswa yang berkelahi, menangis, juga ada beberapa siswa yang enggan untuk mengerjakan tugas dari guru karena keasyikan bermain dengan temannya bahkan ada siswa yang memberontak disaat guru menyuruh untuk kembali mengerjakan tugasnya. Peralatan yang digunakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melukis selain buku gambar dan crayon antara lain: alat tulis, kuas, kain lap, spidol kecil warna hitam dan pensil kaca. Dalam berkarya kuas digunakan untuk membersihkan sisa-sisa krayon pada buku gambar agar tidak mengotori buku gambar atau obyek-obyek lain pada gambar jika tanpa sengaja tergores telapak tangan. Kain lap digunakan untuk membersihkan atau mengelap ujung krayon saat akan digunakan, sebab setelah digunakan biasanya ujung krayon akan tercampur dengan warna lain. Spidol kecil digunakan untuk menebali garis atau outline gambar. Pensil kaca digunakan untuk menebali garis setelah diwarna dengan krayon, dikarenakan krayon mengandung minyak jika di-outline menggunakan spidol maka tidak akan menyatu sehingga digunakan pensil kaca. Jenis penilaian yang dilakukan berupa penilaian non tes, yang meliputi: kerapian dalam mewarnai ( arah goresan pewarna, warna blok, tidak terdapat noda putih) dan kreatifitas siswa (keragaman warna yang digunakan siswa). Sistem penilaian menggunakan penilaian kuantitatif dan kualitatif. Dengan rincian sebagai berikut: A= 100-85, B= 84-75, C=74-60, D=< 60. Hasil Karya Siswa Hasil karya merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis yang ditunjukkan dengan dokumentasi gambar/ karya siswa. Dari hasil pendokumentasian yang dilanjutkan dengan analisis data, didapatkan bahwa karya siswa bersifat homogen, hal ini berkaitan dengan strategi atau metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Namun dalam segi pemilihan warna, karya siswa sangat beragam dan sangat ekspresif, dinamis dan sangat berani dalam mencampur dan memadukan warna, dapat diamati pada gambar di bawah ini.

Karya: Airen Karya: M.Arsha Karya: Fitri Gambar diatas merupakan karya siswa kelas 1 peserta ekstrakurikuler melukis, adapun karya siswa kelas 2 juga memiliki kedinamisan dalam hal pemilihan warna, di bawah ini adalah gambar karya siswa kelas 2. Karya: Fakhringga Karya: Ikrima Karya: Putri PEMBAHASAN Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Melukis SD Muhammadiyah I Malang merupakan sekolah yang menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk didalamnya ekstrakurikuler berkesenian yang biasa disebut dengan Ekstrakurikuler Melukis. Melukis pada hakekatnya adalah kegiatan menggambar yang fungsinya mengarah pada ekspresi seni murni secara bebas individual dan tidak selalu terikat pada ketentuan-ketentuan seperti halnya menggambar. Jika ditinjau dari kegiatan pembelajarannya, kegiatan ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah I Malang tidak mengarah pada kegiatan menggambar bebas atau menggambar ekspresif, namun lebih mengarah pada kegiatan mewarna. Sebab dalam proses pembelajarannya, siswa lebih ditekankan pada kegiatan mewarnai atau berekpresi dalam media warna. Selain hal tersebut diatas dalam pelaksanaannya, sekolah membuat kebijakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan untuk siswa kelas 1 dan kelas 2. Kegiatan Pengembangan diri seharusnya ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan bakat dan minat setiap peserta didik, dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Apabila kegiatan ekstrakurikuler melukis merupakan kegiatan wajib bagi siswa secara tidak langsung kegiatan ini bersifat memaksa kepada siswa, dengan kata lain telah mengenyampingkan daripada hakikat atau tujuan ekstrakurikuler sendiri. Jika dikorelasikan dengan struktur kurikulum pendidikan umum seperti yang

dijelaskan di atas, mewajibkannya kegiatan ekstrakurikuler untuk anak hal ini sama dengan membatasi kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimilikinya. Sejalan dengan tujuan pendidikan seni di SD, sekolah mestinya menawarkan pengalaman belajar yang relevan dengan minat dan kematangan intelektual, sosial dan estetis murid. Selain hal tersebut kegiatan seni pada usia sekolah dasar tingkat rendah harus menekankan minat yang mempribadi karena pengalaman menggambar dan melukis akan berkembang dari minat anak. Dalam pelaksanaannya berkaitan dengan tenaga kependidikan, sekolah memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler ini dengan mendatangkan guru pengajar dari sanggar. Menurut kepala sekolah, hal tersebut untuk keprofesionalan, dimaksudkan agar siswa benar-benar mampu dan dapat berkembang pada bidang kesenian khususnya menggambar dengan ditangani langsung oleh ahlinya dan bukan hanya untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis saja namun untuk semua kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak memberikan pengaruh pada penilaian kegiatan intra siswa, misalnya siswa bisa tidak naik kelas dikarenakan kendala kehadiran atau presensi ekstrakurikuler melukis atau nilainya tidak begitu memuaskan. Dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler melukis sekolah masih belum mengalami kendala. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis Metode yang digunakan dalam mengajar ekstrakurikuler melukis merupakan metode pemberian pola. Metode pemberian pola mempunyai pengertian yaitu pola dalam bentuk benda nyata atau gambar jadi yang disajikan guru. Dalam kegiatan berkarya (mengekspresikan diri) ke dalam rancangan dan karya seni rupa apa yang dilakukan oleh siswa harus mengikuti pola yang disediakan oleh guru. Pada kegiatan ekstarkurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang ini, guru memberikan gambar yang sudah jadi kepada siswa, untuk kemudian siswa berkarya atau berekspresi dengan media warna. Selain metode pemberian pola, khusus kelas 1 pengajar juga menerapkan metode dikte kepada anak-anak. Terlihat dalam kegiatan mewarna bersama, dimana guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam memilih warna untuk mewarna bersama-sama. Pemberian pola tersebut pada dasarnya merupakan pembatasan ide/gagasan yang akan diekspresikan oleh setiap siswa. Seperti halnya metode yang diterapkan guru dalam pembelajarannya di ekstrakurikuler melukis SD Muhammadiyah I Malang, hal tersebut jelas merupakan pembatasan ekspresi siswa dalam menuang gagasannya dalam menggambar, namun dengan pertimbangan bahwa belajar bertujuan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu yang dirancang dan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, maka pemberian pola disini dapat diartikan sebagai tuntunan, kegiatan membiasakan, mengarahkan dan membina keterampilan kreatif siswa dalam menggambar dan mewarnai sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler melukis kenyataan siswa lebih cenderung menunjukkan sikap kurang tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler melukis, misalnya siswa lebih menampakan sikap bermain-main, mengeluh capek, memberontak saat guru kembali menyuruh untuk mengerjakan tugas, dan kurang bisa serius serta kurang bertanggungjawab terhadap pembelajaran. Selain hal tersebut, guru juga kurang bisa menguasai kelas untuk menertibkan siswa dalam

pelaksanaannya di dalam kelas. Sehingga selalu ditemui siswa menangis, enggan mewarnai atau bahkan berkelahi ditengah kegiatan pembelajaran. Kegiatan seni pada usia sekolah dasar tingkat rendah seharusnya disesuaikan atau menekankan minat yang mempribadi kepada siswa karena pengalaman menggambar dan melukis akan berkembang dari minat anak. Sehingga munculnya prilaku dan sikap siswa yang demikian tentu bukan hal yang mengherankan, sehingga seringkali pengajar juga mengalami kesulitan dalam membimbing siswa Faktor Pendukung merupakan faktor-faktor yang mendukung kelancaran kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) fasilitas sekolah berupa ruang kelas yang nyaman; (2) sekolah mendatangkan tenaga pengajar dari sanggar; (3) sekolah juga menyediakan buku gambar dan krayon; (4) selain peralatan yang disediakan sekolah, masing-masing siswa mempunyai peralatan yang lengkap seperti krayon 48, kuas, kain lap, pensil kaca, spidol kecil warna hitam. Faktor Penghambat, merupakan hal-hal yang menghambat kelancaran kegiatan pembelajaran siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) minat, ketertarikan atau keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis. Sebagian dari siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis menunjukkan ciri-ciri kurang tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler melukis yang mereka ikuti; (2) guru kurang memahami karakter dan fase-fase perkembangan seni pada anak, sehingga guru menginginkan siswa menghasilkan gambar yang baik atau tidak sesuai dengan fase perkembangan anak; (3) metode yang digunakan guru berupa metode pemberian pola merupakan pembatasan atau pengekangan siswa dalam berekspresi menuang gagasan atau ide dalam sebuah karya gambar; (4) dalam kegiatan pembelajaran siswa sulit diarahkan dan ditertibkan sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai seperti yang telah direncanakan. Hasil Karya Siswa Hasil belajar seni adalah capaian kemampuan belajar yang telah dilakukan oleh siswa sesuai dengan batasan lingkup materi seni pada periode atau tingkatan tertentu. Secara umum hasil belajar seni merupakan bukti dari aktivitas pendidikan yang diikuti oleh setiap siswa. Kreativitas yang dapat dikembangkan pada kegiatan mewarnai gambar bagi anak SD adalah adanya kebebasan untuk memilih, mengaplikasikan, menggores dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek gambar yang diwarnainya sesuai keinginan anak. Dalam pembelajarannya di kegiatan ekstrakurikuler melukis dengan guru menerapkan metode pemberian pola dan setelah dilakukan deskripsi dan apresiasi pada setiap karya siswa, didapatkan bahwa pada setiap karya siswa pada kelas yang sama memiliki kecenderungan sama, namun karya siswa dalam hal pemilihan warna tetap terlihat dinamis dan ekspresif misalnya dari segi goresan, teknik dan pengaplikasian warna. PENUTUP Kesimpulan Kegitan ekstrakurikuler melukis diadakan di SD Muhammadiyah I Malang ± 3 tahun sebelum peneliti mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Selama itu pula pihak sekolah belum mengalami kendala dalam pengelolaannya. Namun hingga saat

ini belum tampak hasil atau prestasi yang menonjol yang ditunjukkan oleh siswa peserta ekstrakurikuler melukis. Pelaksanaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang merupakan kegiatan yang menekankan kegiatan mewarnai dengan menggunakan metode pemberian pola, bukan merupakan kegiatan menggambar bebas ataupun melukis. Minat sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran, kaitannya dengan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis guru kesulitan mengarahkan dan menertibkan siswa, siswa cenderung menunjukkan sikap kurang perhatian pada pembelajaran, memberontak, bermain-main, enggan atau hanya diam saja dan mengerjakan tugas dari guru, sehingga tujuan pembelajaran sulit dicapai. Hasil karya siswa dalam satu kelas cenderung menunjukkan kemiripan atau hampir sama, dalam hal ini berkaitan dengan warna. Saran Berkaitan dengan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler melukis, sekolah mungkin bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk lebih memajukan kegiatan ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) sejak awal pihak sekolah mencari tahu bakat, minat, dan kemampuan masing-masing siswa. misalnya dengan tes kemampuan, dll; (2) pihak sekolah mengarahkan siswa untuk mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat siswa; (3) pihak sekolah memperhatikan penyusun kurikulum atau silabus kegiatan ekstrakurikuler yang dibuat oleh pengajar agar jelas tujuan, proses, target, dan evaluasinya; (4) sekolah sebaiknya mempunyai kerja sama antarsekolah. Misalnya, untuk mengukur tingkat kemampuan siswa yang selama ini diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler diadakan kegiatan lomba lukis atau menggambar antar sekolah. Melalui kegiatan ini, kemampuan siswa akan semakin terasah. Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, beberapa masukan yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para pengajar ekstrakurikuler melukis antara lain: (1) sebaiknya siswa sesekali diberikan kebebasan dalam menuang gagasannya dalam menggambar, hal ini dimaksudkan agar siswa tetap dapat berekspresi; (2) guru sebaiknya jangan memaksakan karya siswa harus bagus atau setara dengan gambar orang dewasa. Dengan kata lain sebaiknya pembelajaran atau kegiatan berkesenian harus disesuaikan dengan karakter peserta didik dan fase perkembangan menggambar anak; (3) untuk mengatasi siswa-siswa yang kurang berminat atau kurang antusias sebenarnya bisa disiasati dengan beberapa cara misalnya dengan media atau metode yang digunakan guru untuk mengajar, dimana bisa menumbuhkan rasa keingintahuan siswa. Dari rasa keingintahuan tersebut bisa menjadi suatu langkah awal untuk menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Yamin, Martinis, H. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.