PELAKSANAAN PENGKILATAN DAN PEMOLESAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI B. PRASYARAT C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

MEMPERSIAPKAN KOMPONEN KENDARAAN UNTUK PERBAIKKAN PENGECATAN KECIL

MEMPERSIAPKAN PERMUKAAN UNTUK PENGECATAN ULANG

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR

Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang penggunaan perlengkapan peralatan mencampur warna (colour

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI B. PRASYARAT C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Proyek akhir perbaikan dan pengecatan bodi mobil dilakukan berdasarkan

PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE 1974 SISI DEPAN DAN BELAKANG. Oleh: Awang Kurniawan NIM

MELAKSANAKAN PROSEDUR MASKING

PENGECATAN MOBIL SUZUKI FORZA GL TAHUN 1986 BAGIAN SAMPING KANAN PROYEK AKHIR

PENGECATAN BODI DAIHATSU ZEBRA 1.3 TAHUN 1991 DENGAN NOMOR POLISI AB 1622 LF PADA BAGIAN DEPAN, KANAN, DAN BELAKANG

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI GALANT II TAHUN 1981 BAGIAN SAMPING KANAN PROYEK AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI MINI CAB 55 TAHUN 1983 SISI ATAS

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Permasalahan agar lebih mudah diselesaikan apabila dilakukan

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB III METODOLOGI RANCANGAN

PERBAIKAN BODI DAN PENGECETAN MOBIL FORD TELSTAR TAHUN 1986 AB 1073 MA BAGIAN SETENGAH ATAP BELAKANG DAN BELAKANG PROYEK AKHIR

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE H SISI SAMPING KANAN PROYEK AKHIR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. suatu saat mungkin mengalami kerusakan, misalnya pada cat, kerusakan itu bisa

PERBAIKAN BODI OTOMOTIF (AUTOBODY REPAIR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

PENGECATAN BODI MOBIL DAIHATSU ZEBRA 1.3 TAHUN 1991 BAGIAN SISI KIRI DAN ATAS PROYEK AKHIR

BAB III PROSES PENGECATAN

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

MATA PELAJARAN : Teknik Perbaikan Bodi Otomotif JENJANG PENDIDIKAN : SMK

MEMASANG PERAPAT KOMPONEN KENDARAAN

MEMBUAT (FABRIKASI) KOMPONEN FIBERGLASS/ BAHAN KOMPOSIT

Gambar 1. Rak pencampur warna

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

PERBAIKAN BODI DAN CAT MOBIL TOYOTA HIACE BAGIAN DEPAN, SAMPING KANAN DAN ATAP BAGIAN DEPAN PROYEK AKHIR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI GALANT TAHUN 1981 AB 8164 GE BAGIAN SAMPING KIRI PROYEK AKHIR

PENGECATAN ULANG MOBIL CHEVROLET TROOPER BAGIAN BODI KANAN PROYEK AKHIR

REKONDISI BODY DAN CAT SEPEDA MOTOR HONDA C70 TAHUN 1979 PROYEK AKHIR

BAB II METODE PERANCANGAN

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

TEKNIK BODI OTOMOTIF JILID 1

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Pengecatan Bodi Kendaraan

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana Proses Penggantian Dan Perbaikan Bodi Kabin Depan Hingga Proses Finishingnya

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

Oleh FAKULTAS TEKNIK

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

Problem solving 1. Pendahuluan. PT Putramataram Coating International. Dari pengalaman. memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya. pengecatan.

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

PENGECATAN ULANG MOBIL HONDA LIFE H 360 TAHUN 1974 BAGIAN DEPAN PROYEK AKHIR

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. Pelaksanaan development Mitsubishi Lancer SL ini penulis banyak

PERBAIKAN MESIN DAN PENGECATAN BODI HONDA SUPRA V TAHUN 2002 PROYEK AKHIR

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

Untuk tampilan cemerlang. Produk perawatan kendaraan Mercedes-Benz.

TUGAS AKHIR FINISHING PRODUK DAN PROSES PENGECATAN BUMPER BELAKANG MOBIL KIJANG INNOVA (V-2005) DARI BAHAN FIBERGLASS

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tata Cara Perawatan. Heveatech Decking

BAB III BAHAN DAN METODE

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

MEMPLESTER PROFIL HIAS

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

TUGAS AKHIR DEVELOPMENT INTERIOR EKSTERIOR DENGAN EVALUASI BOBOT DAN KESETABILAN SEBAGAI MOBIL DRIFTING MITSUBISHI LANCER SL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PROYEK AKHIR PENGGANTIAN KABIN DEPAN MOBIL COLT T120

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Anti Gores Hidofobik & Pelindung UV. SIO3 Wetlook Gloss. SIBC Gorilla Basecoat Permanen. SIO5 Diamond Gloss

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Epoxy Floor Coating :

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KODE MODUL OPKR-60-018 C SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BODI OTOMOTIF PELAKSANAAN PENGKILATAN DAN PEMOLESAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004

KATA PENGANTAR Modul Pelaksanaan Pengkilatan dan Pemolesan ini digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk kompetensi: pelaksanaan pengkilapan dan pemolesan. Modul ini dapat digunakan untuk siswa Teknik Otomotif. Cakupan yang akan dibahas dalam modul ini adalah peralatan perlindungan, peralatan pengkilapan, pemolesan, dan prosedur penggunaannya, serta mendeteksi kerusakan pengecatan. Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari dan melakukan pengkilapan terhadap hasil pengecatan pada bodi kendaraan. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas penggunaan peralatan pengkilapan dan pemolesan hasil pengecatan. Kegiatan belajar 2 melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilapan dan pemolesan. Kegiatan belajar 3 membahas tentang mendeteksi kerusakan pengecatan dan cara pencegahannya. Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat untuk mempelajari bodi kendaraan. Yogyakarta, Desember 2004 Penyusun. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta iii

DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL i HALAMAN FRANCIS ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv PETA KEDUDUKAN MODUL vi PERISTILAHAN/GLOSSARY viii I. PENDAHULUAN 1 A. DESKRIPSI 1 B. PRASYARAT 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1 1. Petunjuk Bagi Siswa 1 2. Petunjuk Bagi Guru 2 D. TUJUAN AKHIR 3 E. KOMPETENSI 4 F. CEK KEMAMPUAN 5 II. PEMELAJARAN 6 A. RENCANA BELAJAR SISWA 6 B. KEGIATAN BELAJAR 6 1. Kegiatan Belajar 1 : Penggunaan Peralatan Pengkilapan dan Pemolesan 6 a. Tujuan kegiatan belajar 1 6 b. Uraian materi 1 6 c. Rangkuman 1 18 d. Tugas 1 19 e. Tes formatif 1 19 f. Kunci jawaban formatif 1 20 g. Lembar kerja 1 21 2. Kegiatan Belajar 2 : Pengkilapan dan Pemolesan (Polishing) 23 iv

a. Tujuan kegiatan belajar 2 23 b. Uraian materi 2 23 c. Rangkuman 2 33 d. Tugas 2 34 e. Tes formatif 2 34 f. Kunci jawaban formatif 2 35 g. Lembar kerja 2 36 3. Kegiatan Belajar 3 : Mendeteksi kerusakan pengecatan dan Pencegahannya 38 a. Tujuan kegiatan belajar 3 38 b. Uraian materi 3 38 c. Rangkuman 3 41 d. Tugas 3 42 e. Tes formatif 3 42 f. Kunci jawaban formatif 3 43 g. Lembar kerja 3 44 III.EVALUASI 46 A. PERTANYAAN 46 B. KUNCI JAWABAN 47 C. KRITERIA KELULUSAN 51 IV.PENUTUP 52 DAFTAR PUSTAKA 53 v

PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi Diagram ini menunjukan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu selama menempuh pendidikan dan latihan di SMK. Modul melaksanakan pengkilapan dan pemolesan merupakan salah satu dari 24 modul untuk membentuk kompetensi melakukan pengkilapan dan pemolesan. OPKR 10-0098 OPKR 10-016C OPKR 60-018C OPKR 10-017C OPKR 10-010C OPKR 60-008C OPKR 10-006C OPKR 60-019C OPKR 10-013C OPKR 60-002C OPKR 60-007C OPKR 60-006C OPKR 60-012C OPKR 60-013C OPKR 60-011C OPKR 60-016C OPKR 60-037A OPKR 60-009C OPKR 60-029A OPKR 60-031A OPKR 60-036A OPKR 60-050A OPKR 60-051A

Keterangan : OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik OPKR 10-016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan. Kesehatan Keria dan Lingkungan. OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja. OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panelpanel bodi kendaraan, bagian-bagian panel dan perangkat tambahannya OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker dan decal/lis, spoile OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/trim berperekat OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen finberglas/ bahan komposit OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen bodi menggunakan dempul timah (lead wiping) OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara OPKR 60-050A Membersihkan permukaan kaca OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/ dalam vii

PERISTILAHAN / GLOSSARY Air duster gun adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan kerja dengan cara meniupkan udara bertekanan. Agitating Rod adalah alat yang digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, untuk membentuk suatu kekentalan yang merata dan juga untuk membantu mengeluarkannya dari kaleng. Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Buffing compoud adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus Buffers adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Color matching adalah suatu proses dimana dua warna atau lebih dicampur bersama untuk membuat warna yang diinginkan. Clear adalah komponen cat yang digunakn sebagai cat pernis akhir pada pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik. Epoxy Putty merupakan tipe putty dengan dua komponen yang menggunakan amine sebagai hardener. Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener agar memperoleh viscositas yang baik viii

Lacquer Putty adalah putty satu komponen yang terutama terbuat dari nitrocellullose dan alkyd atau acrylic resin. Masking paper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh di cat. Mixing Plate digunakan untuk mencampur putty atau surfacer, terbuat dari metal kayu dan plastik. ix

BAB I PENDAHULUAN A.DESKRIPSI Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah Pelaksanaan Pengkilatan dan Pemolesan. Sub kompetensi yang akan dicapai adalah mengkilapkan dan memoles. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang penggunaan peralatan pengkilapan, pemolesan, dan perlindungan pada pengecatan. Kegitan belajar 2 membahas tentang pelaksanaan prosedur kerja pegkilapan dan pemolesan. Kegiatan belajar 3 tentang prosedur mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya. B. PRASYARAT Modul ini merupakan modul lanjutan yang memerlukan prasyarat bagi siswa. Adapun prasyarat yang harus dilalui oleh siswa adalah menguasai kompetensi melaksanakan prosedur masking, memasang perapat komponen kendaraan, dan mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang 1

kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk : a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa 2

d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. D.TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan : 1. Memahami prosedur penggunaan peralatan pengkilapan dan pemolesan, dan perlengkapan perlindungan pada Pengecatan. 2. Memahami cara melaksanakan prosedur kerja pengkilapan dan pemolesan 3. Memahami cara mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya. 3

E. KOMPETENSI Modul ini membentuk kompetensi pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan. Sedangkan subkompetensi yang ingin dicapai dapat dijabarkan seperti di bawah ini. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP MATERI POKOK PEMELAJARAN BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN Mengkilapkan dan memoles Pekerjaan pengkilapan dan pemolesan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap sistem/ komponen lainnya. Pada pengkilapan dan pemoles dipasang dan diset sesuai prosedur perusahaan Persyaratan bahan poles dan penyelesaian akhir diidentifikasikan. Pekerjaan permukaan dilaksa-nakan untuk memenuhi per-syaratan perusahaan. Tanda-tanda bahaya diidentifi-kasikan dengan benar. Semua prosedur penyelesaian akhir dilaksanakan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh perusahaan Seluruh kegiatan pengkilapan dan pemolesan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkung-an) yang berlaku dan prosedur/ kebijakan perusahaan. Melaksanakan prosedur pengkilapan dan pemolesan dalam ruang lingkup bahan penyelesaian ulang pada bodi kendaraan Pekerjaan pengkilapan dan pemolesan tanpa menye-babkan kerusakan terhadap sistem/komponen lainnya Tanda-tanda bahaya di-identifikasikan dengan benar Seluruh kegiatan pengki-lapan dan pemolesan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku dan prosedur/kebijakan perusahaan Persyaratan keselamatan diri Prosedur pengkilapan dan pemolesan Penggunaan peralatan pengkilapan dan pemoles-an yang sesuai Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilap-an dan pemolesan yang sesuai Persyaratan keamanan perlengkapan Mengidentifikasikan permukaan bahan dan persyaratan akhir Proses kerja yang nyaman Prosedur untuk pencegah-an bahaya Persyaratan keamanann dan kesehatan dalam pe-kerjaan (persyaratan K3L) Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik Menggunakan persyaratan keselamatan diri Mengidentifikasikan per-alatan pengkilapan dan pemolesan Menggunakan prosedur pengkilapan dan pemo-lesan Menilai bahayabahaya yang mungkin timbul dan menerapkan prosedur keselamatan diri Memasang dan mengeset peralatan pengkilap dan pemoles Menerapkan prosedur kerja dengan mesin (non manual) 4

F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan cek list ( ) kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan : Sub Kompetensi Mengkilapkan dan memoles Pernyataan Jawaban Ya Tidak Bila jawaban Ya, kerjakan 1. Menggunakan peralatan pengkilatan dan pemolesan Soal Tes Formatif 1 2. Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilatan dan pemolesan Soal Tes Formatif 2 3. Mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya Soal Tes Formatif 3 Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini 5

BAB II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR SISWA Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar 1. Penggunaan peralatan pengkilatan dan pemolesan 2. Melaksanakan prosedur kerja peralatan pengkilatan dan pemolesan 3. Mendeteksi kerusakan pengecatan dan pencegahannya Alasan Perubahan Paraf Guru B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Penggunaan Peralatan Pengkilapan dan pemolesan a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1). Siswa dapat menjelaskan penggunaan peralatan pengkilatan dan pemolesan 2). Siswa dapat membedakan fungsi peralatan pengaman pada pekerjaan pengecatan. b. Uraian Materi 1 1). Amplas / sand paper Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan 6

pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya. a) Klasifikasi Bentuk Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi panjang. b) Klasifikasi cara pemasangan Berdasarkan klasifikasinya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive. Gambar 1. Amplas Tipe Roll dan Tipe Lembaran c). Klasifikasi material Berdasarkan materialnya perbedaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium. Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, 7

terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikelpartikel ini sangat sesuai untuk mengamplas cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesuai untuk mengamplas cat yang relatif keras. Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi tersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas tersumbat. d). Klasifikasi Grit (kekerasan) Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan otomotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum. Tabel 1. Nomor grit amplas No. Grit #60 #80 #120 #180 #240 #320 #600 #1000 #1500 #2000 Tipe pekerjaan Mengupas cat Mengamplas dempul plastik Mengamplas surfacer Mengamplas cepat setelah aplikasi top coat 8

Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. Oleh sebab itu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditinggalkan oleh amplas terdahulu. Gambar 2. Penggunaan Amplas e) Material sanding tipe lain Disamping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. 9

Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering. Gambar 3. Konstruksi amplas dengan adhesive 2). Kompressor Kompressor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan, sesuai dengan yang dikehendaki karakteristik cat dan spraygun yang digunakan. Kompresor harus sesalu diletakan di tempat sejuk dan bebas debu, tetapi jangan terlalu jauh dari ruangan penyemprotan karena hal ini akan mengakibatkan berkurangnya tekanan apabila pipa udara terlalu panjang. 3). Blok Tangan / Hand block Blok tangan adalah blok dimana amplas ditempelkan dan digunakan untuk pengamplasan manual. 10

Gambar 4. Blok tangan 4). Sander Sander adalah sanding tool yang diberi power dimana amplas dipasang dan digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty / surfacer. Menurut tipe power yang digunakan sander dapat dibagi menjadi : Tipe elektrik yaitu yang menggunakan tenaga elektrik dan Tipe pnumatik yaitu menggunakan udara bertekanan. Gambar 5. Tipe elektrik Gambar 6. Tipe pneumatik 5) Tipe Pengaman a) Kacamata (Goggless) Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding) Gambar 7. Kacamata pengaman 11

b) Respirator (1) Masker partikel Masker partikel dikenakan dalam setiap operasi yang melibatkan partikel-partikel berterbangan,seperti misalnya pada saat pengamplasan dempul (putty sanding). Ada dua tipe utama masker partikel, yaitu yang sederhana, tipe disposable dan tipe dengan filter yang bisa diganti (with replaceable filter). Yang menapun tipe yang digunakan perhatikanlah batas waktu penggunaannya. Gambar 8. Masker Referensi : Ukuran partikel yang mungkin dapat mempengaruhi paru-paru adalah yang dalam tingkat 0,2 sampai 5 m. Masker partikel adalah salah satu peralatan yang paling efektif yang dapat mencegah terhisapnya pertikel yang berbahaya. (2) Masker Gas Masker gas adalah alat pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik (udara yang bercampur uap bahan pelarut organik), terhisap melalui mulut atau hidung. Ada dua tipe yaitu tipe air line dan tipe filter. Tipe air line memasok udara segar, udara ditekan kedalam masker melalui selang udara. Tipe filter, dilengkapi dengan filter canister untuk menyerap gas organik. Dalam hal masker tipe filter, 12

ada suatu batas efektifitas dari kemampuan filter canaster untuk menyerap zat-zat yang berbahaya. Gambar 9. Masker tipe air-line Apabila bahan penyerapnya telah menjadi jenuh, maka filter akan membiarkan uap yang berbahaya lewat. Waktu mulai dari filter masih baru sampai filter menjadi jenuh disebut break-through time. Waktu break-through dari suatu filter canister tergantung pada kepadatan uap. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menggunakan masker gas adalah untuk mengganti filter canister sebelum waktu break-through berlalu. Demikian pula perlu diperhatikan karena terekspos kelembaban, maka kemampuan penyerapan filter mulai menurun pada saat canister dibuka. Setiap tipe bahan penyerap canister dirancang untuk gas tertentu, untuk pengecatan automobile, pastikanlah untuk menggunakan yang dirancang bagi pelarut organik. Gambar 10. Masker tipe filter 13

Ada masker tipe lain pula, yaitu terbuat dari gauze sederhana dan carbon yang diaktifkan, tetapi jangan digunakan sebagai pengganti masker gas. Gambar 11. Masker sederhana dengan karbon aktif c) Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician Disamping untuk melindungi badan painter dari semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk melindungi painter dari debu. Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat dari material anti-static. Gambar 12. Pakaian kerja dan Topi Paint Technician d) Sarung tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat menggunakan sander atau mengangkat bodi part. 14

Gambar 13. Sarung Tangan e) Sarung tangan Tahan Pelarut (solvent resistant gloves) Sarung tangan ini mencegah penyerapan solvent (pelarut) organik kedalam kulit. Disamping untuk pekerjaan pengecatan, sarung tangan ini dapat dipakai juga pada saat mengoleskan sealer. Gambar 14. Sarung Tangan Tahan Pelarut f) Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti static shoes) Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik. Gambar 15. Sepatu Pengaman 15

Penggunaan Item Pengaman a) Persiapan permukaan (mengupas cat, putty, dan mengamplas surfacer) Topi technician Kacamata (goggles) Pakaian kerja technician Sarung tangan Sepatu pengaman Gambar 16. Pakaian kerja untuk pekerjaan persiapan permukaan b) Color Matching, Operasi persiapan permukaan (Aplikasi Putty, Degreasing) Topi Technician Kacamata (goggles) Masker Tipe Filter Pakaian kerja technician Sarung tangan tahan-pelarut Sepatu pengaman 16

Gambar 17. Pakaian kerja untuk pekerjaan color matching c) Masking Topi Technician Pakaian Kerja Technician Sepatu Pengaman Gambar 18. Pakaian kerja untuk pekerjaan masking d) Spraying (Menyemprot) Masker air line (tipe Hood) 17

Mantel kerja paint technician Sarung tangan tahan-pelarut Sepatu pengaman (sepatu anti static) Gambar 19. Pakaian kerja untuk pekerjaan spraying c. Rangkuman 1 1) Pekerjaan pengecatan merupakan pekerjaan yang mengandung resiko cukup besar baik bagi painter maupun obyek painting. 2) Untuk kepentingan keamanan bagi painter maupun obyek painting maka diperlukan peralatan pengamanan. 3) Perlengkapan pengamanan antara lain sebagai berikut: a) Kacamata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta partikel-partikel lainnya. b) Masker partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun spraying/penyemprotan. c) Masker gas sebagai peindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung. 18

d) Pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan paniter dari semprotan cat. e) Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan. f) Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki. d. Tugas 1 1) Identifikasilah alat pengamanan pada ruang pengecatan (spray booth) 2) Gambarkan sketsa peralatan pengaman bagi pekerja pada bidang pendempulan dan pengamplasan e. Tes Formatif 1 1) Untuk memberikan rasa aman bagi painter diperlukan seperangkat peralatan pengaman, sebutkan perlatan pengaman tersebut? 2) Apa yang saudara lakukan jika di sekolah tidak tersedia peralatan pengaman tersebut? 3) Jika saudara akan melakukan pencampuran warna (color matching) perlengkapan pengaman apa saja yang saudara siapkan? 19

f. Kunci Jawaban Formatif 1 1) Peralatan pengaman tersebut adalah : a) Kacamata yang berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, putty/dempul, serta partikel-partikel lainnya. b) Masker partikel, yang berfungsi untuk melindungi hidung, mulut painter dari partikel-partikel yang berterbangan pada saat pekerjaan pengamplasan maupun spraying/ penyemprotan. c) Masker gas sebagai pelindung yang dirancang untuk mencegah gas organik terhisap melalui mulut atau hidung. d)pakaian kerja dan topi, berfungsi sebagai pelindung badan painter dari semprotan cat. e) Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan pada saat melakukan pekerjaan penyemprotan. f) Sepatu pengaman, untuk melindungi kaki. 2) Jika sekolah tidak tersedia peralatan pengaman yang harus dilakukan adalah bekerja berdasarkan standar operasi dan prosedur sesuai dengan petunjuk teknis, bekerja dengan teliti dan cermat, berusaha menggunakan pakaian kerja yang memenuhi standar bengkel. 3) Untuk melakukan color matching peralatan pengaman yang harus disiapkan adalah : a) Topi b) Kacamata c) Masker tipe filter d) Pakaian kerja e) Sarung tangan tahan pelarut f) Sepatu pengaman. 20

g. Lembar Kerja 1 1) Alat dan Bahan a) Peralatan pengaman b) 1 Unit fender c) Peralatan pengecatan d) Spray gun e) Thinner f) Primer red/meni d) Lap/ majun, amplas 2) Keselamatan Kerja a) Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya! b) Ikutilah instruksi dari instruktur/ guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja! c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja! 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin! b) Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru. c) Lakukan demonstrasi penggunaan peralatan pengecatan dan peralatan keselamatan kerja pengecatan! d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas! e) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula! 4) Tugas a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! 21

b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1! 22

2. Kegiatan Belajar 2 : Pengkilapan dan Pemolesan (POLISHING) a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 1). Siswa mampu menjelaskan prosedur polishing terhadap hasil pengecatan pada panel 2). Siswa mampu melakukan perbaikan panel yang mengalami kerusakan akibat benturan dengan benda lain. 3). Siswa mampu melakukan perbaikan cat pada panel bodi dan menggantikannya dengan cat baru tanpa mengalami gangguan pada cat lama. b. Uraian Materi 2 1) Pengertian Pemolesan (Polishing) Istilah polishing dalam konteks ini adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan ata tekstur-nya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan dilakukan, cacat misalnya bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula terjadi. Demikian pula tergantung pada teknik pengecatan yang digunakan, permukaan yang dicat dapat terlihat tidak rata. Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat kembali harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing. 23

2). Mekanisme Apabila tekstur dari permukaan yang dicat kembali setelah pengecatan dan pengeringan berbeda dengan permukaan asli coat, maka tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat. Bagian yang dicat kembali Bagian asli Amplas basah Buffing Compound kasar untuk menyesuaikan Kilapan (gloss) Buffing Compound halus untuk menyesuaikan Kilapan (gloss) Gambar 20. Penggunaan compound 24

Tipe permukaan yang dicat kembali, yang memerlukan polishing : 1 Perbedaan tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya. Bagian yang dicat kembali Bagian asli 2 Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya debu dan kotoran debu 3 Cat Meleleh Meleleh 4 Sedikit buram karena penguapan solvent atau thinner selama proses pengeringan (drying) setelah shanding 3) Peralatan Untuk Polishing a) Whetstone, digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel). b) Amplas (sandpaper), digunakan untuk mengatur textur atau untuk menghilangkan bintik (seed) dan lelehan (runs). Tingkat kekasaran dari #1200 hingga 2000 dipakai secara luas. 25

c) Buffing compoud, adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus. Tipe dan karakteristik dari buffing compounds: Partikel abrasif Untuk menggosok permukaan yang dicat Buffing Compoud Solvent dan air Additive Membuat proses penggosokan (buffing) Membuat kilap d) Buffers, adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer ataupun buffing compound). e) Polisher, adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan. 26

f) Kain lap flanel, adalah kain lap yang halus yang digunakan untuk area polesan tangan, yang terlampau kecil bila menggunakan polisher. Menggunakan kain yang relatif lebih keras, seperti handuk tangan adalah tidak dianjurkan, karena dapat menimbulkan goresan pada permukaan cat. g) Buff cleaner, buff cleaner untuk membersihkan buff. Digunakan dengan daya putar polisher, compound yang melekat pada buff akan terlepas. 4). Metode Polishing (1) Cat Kering (2) Cek Textur Cat Kasar Sekali Kasar Agak kasar Baik (3) Cek adanya bintik dan lelehan Ya Tidak Ya Tidak Cat ulang (5) sesuaikan textur dengan wet sanding (4) gunakan whetstone untuk menghilangkan bintik dan lelehan (6) Poles dengan buffing compound (7) Bersihkan kendaraan (8) Selesai 27

5) Mengidentifikasi kerusakan pada permukaan panel Bagan dibawah ini memperlihatkan proses yang dilakukan sebelum aplikasi dempul (putty) selama tindakan pada lapisan bawah dari sebuah panel rusak. Mengindentifikasi Cat Featheredging Menilai perluasan kerusakan Membersihkan dan menghilangkan grease Memperbaiki penyok pada permukaan metal Mengaplikasikan primer Mengupas cat Proses aplikasi putty a) Mengidentifikasi Cat Mengidentifikasi tipe cat pada panel, adalah sangat penting dalam suatu proses pengecatan. Apabila lapisan cat tidak diidentifikasi dengan benar, maka akan menyebabkan terjadinya problem yang serius pada saat aplikasi top-coat. Sebagai contoh apabila panel yang sedang diperbaiki memiliki riwayat perbaikan menggunakan cat lacquer sebelumnya, maka thinner yang terkandung didalam surfacer atau top coat paint akan meresap kedalam cat lacquer terdahulu. Hal ini akan menyebabkan permukaan yang dicat menimbulkan bentuk keriput (atau mengkerut). Untuk mencegah problem seperti ini maka tipe cat 28

harus diidentifikasi secara benar, pada saat penanganan lapisan bawah. b) Metode dan kriteria identifikasi. Biasanya, apabila sebuah kain lap yang dibasahi thinner lacquer digosokkan pada permukaan yang dicat, maka apabila cat tidak luntur adalah dari tipe bake atau urethane, dan apabila luntur adalah dari tipe lacquer. Sekalipun biasanya cat bake atau urethane tidak terpengaruh oleh solvent, tetapi dapat pula memindahkan sedikit warna pada lap, atau meredupkan bagian yang digosok, apabila lapisan cat belum mengering sempurna atau lapisan cat telah tercemar. Gambar 21. Pengecekan panel yang akan dicat c) Menilai perluasan kerusakan (1) Menilai secara visual Gambar 22. Pemeriksaan kerusakan panel secara visual 29

(2) Menilai dengan sentuhan Gambar 23. Pemeriksaan panel dengan sentuhan (3) Menilai dengan penggaris Gambar 24. Pemeriksaan panel dengan penggaris/ mal (4) Memperbaiki tonjolan pada panel Gambar 25. Memperbaiki permukaan panel yang tidak rata 30

(5) Mengupas cat Gambar 26. Mengupas cat dengan sander Gambar 27. Penggunaan sander (6) Featheredging Gambar 28. Penggunaan sander 31

(7) Membersihkan dan menghilangkan grease (cleaning and degreasing) (a) Membersihkan (cleaning) Gambar 29. Penggunaan air duster (b) Menghilangkan Grease (Degreasing) Gambar 30. Degreasing Gambar 31. Teknik pembersihan grease 32

(c). Aplikasi Primer Catatan : Pengeringan dilakukan dengan pengeringan udara luar Gambar 32. Aplikasi primer c. Rangkuman 2 1) Polishing adalah suatu proses pada pengecatan ulang pada sebagian fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Polishing merupakan proses untuk permukaan yang dicat sehingga akan menjadi tampak seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. 2) Prosedur polishing antara lain sebagai berikut : Partikel abrasif Untuk menggosok permukaan yang dicat Buffing Compoud Solvent dan air Membuat proses penggosokan (buffing) Additive Membuat kilap 33

3) Cara memperbaiki cat pada panel sebagai berikut : Mengindentifikasi Cat Featheredging Menilai perluasan kerusakan Membersihkan dan menghilangkan Memperbaiki penyok pada permukaan metal Mengaplikasikan primer Mengupas cat Proses aplikasi putty d. Tugas 2 1) Buatlah diagram alir prosedur pengecatan warna sampai proses finishing kendaraan siap untuk dioperasikan! 2) Lakukan proses pemolesan pada kendaraan yang baru saja saudara lakukan pengecatannya! e. Tes Formatif 2 1) Bagaimana mendeteksi jenis cat lama? 2) Ada berapa macam cara mendeteksi luasan permukaan? 3) Bagaimana cara mendeteksi luasan permukaan? 4) Bagaimana cara menghilangkan grease itu? 34

f. Kunci Jawaban Formatif 2 1) Cara mendeteksi jenis thinner lama adalah sebagai berikut : a) Siapkan kain lap kemudian basahi dengan thinner lacquer b) Gosokkan kain lap tersebut pada permukaan yang akan dicat c) Jika pada kain lap tersebut terjadi pemindahan warna berarti jenis cat tersebut lacquer. d) Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : 2) Cara mendeteksi jenis kerusakan pada permukaan ada tiga cara, yaitu dengan cara visual, sentuhan, dan penggaris. 3) Secara visual, pada bagian permukaan bodi yang mendapat goresan disinari dengan lampu, sehingga nampak jelas bagian mana yang terluka/cacat. Secara sentuhan, dengan cara diraba pada permukaan bodi yang luka tersebut, sehingga akan terasa seberapa besar luka/cacat bodi tersebut. Dengan penggaris dapat dilakukan yaitu pegang penggaris kemudian sentuhkan penggaris tersebut pada permukaan bodi yang luka, apabila permukaan bodi tersebut tidak rata akan kelihatan seberapa luasan dan dimana posisinya bagian bodi yang tidak rata. 4) Cara menghilangkan grease sebagai berikut : a) Bersihkan permukaan bodi yang terdapat grease dengan air dust cleaner b) Gosoklah dengan kain lap yang bersih c) Semprotkan primer pada permukaan bodi tersebut. 35

g. Lembar Kerja 2 1) Alat dan Bahan a) 1 Unit mobil sedan atau minibus b) Peralatan finishing c) Kompound d) Kit e) Clear f) Sander g) Lap / majun h) Amplas halus 2) Keselamatan Kerja a) Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b) Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur. c) Lakukan polishing hasil pengecatan yang telah dilaksanakan pada kegiatan sebelumnya, sesuai dengan uraian pada kegiatan 2 modul ini! d) Lakukan perbaikan pada panel bodi yang mengalami kerusakan kecil akibat benturan, sesuai dengan uraian pada kegiatan 2 modul ini! 36

e) Lakukan perbaikan cat pada panel bodi dengan cat baru tanpa mengganggu cat lama, sesuai dengan uraian pada kegiatan 2 modul ini! f) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. d) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula. 4) Tugas a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2 37

3. Materi belajar 3 : Mendeteksi kerusakan Pengecatan dan Pencegahannya a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 1) Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil pengecatan. 2) Siswa mampu mendeteksi jenis cacat pada hasil pengecatan bodi kendaraan. 3) Siswa mampu menentukan cara perbaikan terhadap cacat yang terjadi pada hasil pengecatan bodi kendaraan. b. Uraian Materi 3 1) Faktor-Faktor yang Menentukan Kualitas Hasil Pengecatan Beberapa hal yang menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada bodi kendaraan antara lain : (a) Kerataan Lapisan Cat / Top Coat Kerataan lapisan cat meliputi : ketebalan lapisan cat, kehaluasan permukaan cat, dan tidak timbul cacat pengecatan. (b) Daya Kilap Cat Daya kilap cat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kualitas bahan yang digunakan yaitu thinner, top coat, clear, dan proses pengeringan serta teknik pengecatan. (c) Daya Tahan Cat Lapisan cat / top coat harus memiliki sifat daya tahan terhadap zat cair antara lain minyak solar, bensin, oli mesin dan lain-lain. Disamping itu cat harus tahan terhadap segala cuaca terutama panas sinar matahari dalam jangka waktu lama. (d) Tekstur Cat 38

Tekstur dari kendaraan baru biasanya lebih halus pada permukaan horisontal dibandingkan pada permukaan vertikal. Untuk melihat kualitas pengecatan khususnya kerataan, daya kilap dan tekstur cat bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu meraba dengan telapak tangan pada bagian permukaan cat, memandang secara visual dengan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda dimana anda menghadap langsung kilauan yang dipantulkan oleh permukaan cat disebut pandangan langsung (direct view) dan dimana wajah anda di belakang kilauan disebut pandangan tidak langsung (indirect view). 2) Cacat Pengecatan Cacat pengecatan yang terjadi selama painting atau setelah driying /waktu pengeringan adalah serbagai berikut : a) Bintik ( Seeds ) Debu atau partikel asing lainnya menempel pada cat selama atau segera setelah painting, disebut seeds. Disamping berasal dari sumber luar, pertikel ini dapat pula berasal dari catnya sendiri. b) Butiran menyerupai kawah, mata ikan (beads/ cratering, fish eyes) Beeds adalah suatu depresi yang terbentuk apabila ada oli atau air yang mendorong lapisan cat, atau suatu kekosogan yang terbentuk karena cat tidak dapat membentuk lapisan diatas oli atau air. c) Kulit Jeruk (Orange Peel ) Suatu lapisan tidak rata menyerupai kulit jeruk, cacat ini timbul apabila cat mengering terlampau cepat, sebelum selesainya perataan (pergerakan permukaan cat untuk meratakan dirinya 39

sendiri). Ini juga dipengaruhi oleh kondisi aplikasi serta tebal lapisan cat. d) Meleleh (Runs) Meleleh disebabkan oleh kelebihan cat yang mengalir kebawah dan mengering. e) Mengkerut atau Terangkat (Shrinkage) Ada dua tipe shringkage yang dapat terjadi. Yang satu disebabkan oleh solvent didalam top coat segar yang menembus cat lama, menyebabkan cat lama berubah secara internal, sehingga menimbulkan kerutan pada top coat. Tipe shringkage lainnya terjadi apabila top coat melunak dan mengembangkan dibawah panas, dan kemudian mengkerut pada saat dingin. f) Lubang Kecil/kerak keci (Pinholes/Scales) Kumpulan dari beberapa lubang atau kerak kecil yang disebut pinholes, terjadi apabila cat dipanaskan dengan terlampau cepat. Apabila permukaan cat mengering dan keras sebelum solvent didalam coat menguap, maka solvent yang terperangkap dipaksa untuk meletup melalui lapisan, dan meninggalkan lubang kecil (pinhole). Tepi panel, dimana cat berakumulasi, dan dimana temperatur bertambah dengan cepatnya melalui pemanasan buatan, sangat mudah terjadi lubang kecil (pinholes). g) Tanda Putty/dempul (Putty Marks) Terjadi apabila putty nampak pada permukaan top coat. Apabila penambahan antara cat asli dan putty berbeda, maka top coat solvent mengakibatkan penyusutan disepanjang featheredges, sehingga timbul tanda putty. h) Goresan Amplas (Sandeng Scratches) 40

Goresan amplas dalam lapisan cat asli berkembang dan nampak pada permukaan top coat pada saat top coat solvent berpenetrasi kedalam coat dibawahnya. i) Memudar (Fade) Kehilangan warna terjadi apabila top coat kehilangan gloss atau kilapnya dengan berlalunya waktu. Apabila undercoat bersifat porous, maka ia cenderung menyerap cat, sehingga terjadi perubahan warna. Demikian pula, kehilangan warna dapat terjadi apabila buffing compaund diaplikasi sebelum lapisan cat mengering sempurna. c. Rangkuman 3 1) Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut : a) Kerataan permukaan lapisan cat b) Daya kilap c) Tekstur d) Daya tahan terhadap karat 2) Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai berikut : a) Persiapan permukaan bodi kendaraan b) Jenis thinner yang digunakan c) Viscositas yang tepat d) Tekanan udara yang tepat e) Prosedur pengecatan sesuai dengan standar spraying. 3) Jenis kerusakan pada hasil pengecatan adalah sebagai berikut : a) Meleleh (runs & sagging) b) Pin hole c) Kulit jeruk d) Memudar 41

e) Terdapat goresan amplas f) Terdapat tanda putty/dempul g) Mengkerut. d. Tugas 3 1) Identifikasi jenis cacat hasil pengecatan pada berbagai tipe kendaraan yang ada di lapangan! 2) Lakukan salah satu cara pencegahan agar tidak terjadi cacat pada hasil pengecatannya! e. Tes Formatif 3 1) Sebutkan hal-hal yang menunjukkan kualitas hasil pengecatan pada kendaraan! 2) Jelaskan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengecatan pada kendaraan! 3) Jelaskan macam-macam cacat pada hasil pengecatan! 42

f. Kunci Jawaban Formatif 3 1). Kualitas hasil pengecatan ditentukan olah hal-hal sebagai berikut : a) Kerataan permukaan lapisan cat b) Daya kilap c) Tekstur d) Daya tahan terhadap karat 2). Faktor-faktor yang menentukan kualtas hasil pengecatan adalah sebagai berikut : a) Persiapan permukaan bodi kendaraan b) Jenis thinner yang digunakan c) Viscositas yang tepat d) Tekanan udara yang tepat e) Prosedur pengecatan sesuai dengan standar spraying. 3). Jenis kerusakan pada hasil pengecatan adalah sebagai berikut: a) Meleleh (runs & sagging) b) Pin hole c) Kulit jeruk d) Memudar e) Terdapat goresan amplas f) Terdapat tanda putty/dempul g) Mengkerut. 43

g. Lembar Kerja 3 1) Alat dan Bahan a) 1 Unit fender b) Peralatan pengecatan c) Spray gun d) Thinner e) Primer red/ meni f) Surfacer g) Cat warna h) Lap/ majun i) Amplas 2) Keselamatan Kerja a) Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya. b) Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin! b) Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur! c) Lakukan pendeteksian kerusakan atau cacat pada hasil pengecatan! d) Lakukan penentuan cara perbaikan terhadap kerusakan atau cacat pada hasil pengecatan! e) Lakukan perbaikan terhadap kerusakan atau cacat pada hasil pengecatan! 44

f) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas! d) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula! 4) Tugas a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3. 45

BAB III EVALUASI A. PERTANYAAN 1. Sebutkanlah komponen-komponen konstruksi utama spray gun yang anda ketahui! 2. Jelaskan prinsip kerja spray gun dengan batuan sketsa gambar sederhana? 3. Apakah yang anda ketahui tentang sistem pengeringan cat pada proses pengecatan kendaraan? 4. Apakah yang anda ketahui tentang sistem oplos warna (color matching) pada tinting warna? 5. mengapa prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor grit dempul? 46

B. KUNCI JAWABAN 1. Gambar Kontruksi dan Komponen Utama spray gun adalag sebagai berikut : 47

2. Prinsip kerja spray gun dapat digambarkan sebagai berikut : 3. Sistem oplos warna adalah suatu cara untuk mendapatkan warna baru dengan cara mencampur dari berbagai warna dengan formula tertentu. Misalnya warna hitam itu dengan cara mencampur warna kuning, biru, dan merah dengan perbandingan tertentu. 48

4. Sistem Pengeringan cat adalah prosedur pengeringan cat sesuai dengan karakteristik jenis cat yang digunakan. Misal cat lacquer pengeringan cat cukup dengan sistem udara luar, artinya cat akan kering bersamaan dengan menguapnya thinner dari lapisan luar cat sesaat setelah cat dissemprotkan pada temperatur udara luar. Tetapi untuk cat jenis enamel pengeringan cat harus menggunakan cara pemaksaan yaitu dengan cara dipanaskan sampai suhu antara 80-120 0 C sesaat proses pengecatan selesai. Adapun tahap-atahap pengeringan sebagai berikut : Tahap-tahap pengeringan cat adalah: (1) Bebas debu, apabila debu tidak melekat lagi pada permukaan pengecatan, (2) bebas lekat yaitu bebas tidak melekat sekalipun ditekan, (3) kering ditangan yaitu cukup kering untuk melekatkan pemanasan part, dan (4) kering keras yaitu apabila cukup keras untuk operasi tertentu lainnya. Waktu pengeringan tergantung tergantung pada tipe cat yang digunakan, temperatur sekeliling, ketebalan lapisan (cat) dan tipe thinner yang digunakan. 5. Prosedur pengamplasan dempul mengikuti nomor urut grit amplas Tahap-tahap pengamplasan panel bodi yang mengalami proses pendempulan menggunakan amplas sesuai dengan nomor gritnya. Untuk pengamplasan dempul plastik menggunakan amplas nomor kecil (#60-80), sedangkan untuk mengamplas dempul halus (dempul abu-abu) menggunakan amplas kertas tahan air nomor 240-400. untuk pengamplasan akhir/cat menggunakan amplas kertas tahan air halus #600-800. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan luka bekas amplas pada permukaan cat. Berikut ini diberikan rekomendasi penggunaan amplas yang sesuai dengan tujuan pengamplasan. 49

50

C. KRITERIA KELULUSAN Aspek Skor (1-10) Bobot Nilai Keterangan Kognitif (soal no 1 s/d 5) 5 Ketelitian pemeriksaan pendahuluan Ketepatan prosedur spray gun 2 Ketepatan waktu 1 Keselamatan kerja 1 1 Syarat lulus nilai minimal 70, dengan skor setiap aspek minimal 7 Nilai Akhir Kategori kelulusan : 70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan 51

BAB IV PENUTUP Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila siswa dinyatakan tidak lulus, maka siswa harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. 52

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2000). Step 1 Pedoman Pelatihan Pengecatan. Jakarta : PT Toyota Astra Motor. Robinson, A. (1973). The repair of Vehicles Bodies. : London: Heinemann Educational Books, Ltd. William Chroos, Donald Anglin. (1980). Automotive Body Repair and Refenishing. New York: McGraw-Hill Book Company. 53