Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Badillah

dokumen-dokumen yang mirip
Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Before-After Met. Hara s POV

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

Terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari sudah mulai pagi, aku pun bangun untuk siap-siap berangkat sekolah. Nama ku Dinda aryani aku masih

LIBURAN BIMO DI YOGYAKARTA

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP


Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

2 Our Precious School

Kecakapan Antar Personal

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

Dengan senyum aku menyapanya. Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

SILUET. Penulis : Gabrielle Tatia

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Belajar Memahami Drama

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

tempat umum gambar 1

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Teguh masih mengintip

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Bab 1. Awal Perjuangan

2. Gadis yang Dijodohkan

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

Then, something unexpected happened.

Untuk Speakers, Okky Avianty, Januari-02. dan keponakan paling kepo sedunia. -Deniz Rausan Fikri.

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Chapter 01: What will you do to protect me?

Buku BI 2 (9 des).indd 1 11/12/ :46:33

PESAN UNTUK SANG ANAK AGUS BUDI SANTOSO

P A D A M U E M B U N

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Part 1. Kanuna Facebook on Jan 22,2012

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

The New Beginning (2015)

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Karina Sacharissa. Warna Dari pelangi. Penerbit Chaliccabook

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

Tak Ada Malaikat di Jakarta

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Ramadan di Negeri Jiran

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

Per jalanan Masa Depan

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

Menghormati Orang Lain

Arif Rahman

Apa Aku Bukan. Manusia?

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

The Coffee Shop Chronicles

Awal yang Tak Terduga

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Satu Hari Bersama Ayah

Oleh: Windra Yuniarsih

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp Fax Bekasi 17112

PRAJURIT YANG HILANG. Bulan Merkurius, dalam sistem kalender Teffloo

Indonesian Beginners

Maaf, Ki. Kamu salah paham selama ini. Kiama benar-benar tidak paham kalimat yang diucapkan Rifan. Bagaimana mungkin dia salah paham, jika perhatian

Transkripsi:

SISWA BARU Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Badillah bergegas menuruni anak tangga rumahnya dan berlari melintasi pematang. Kakinya tersandung dan jatuh. Badillah dengan sigap memanfaatkan tangannya untuk bertumpu agar hidungnya yang mancung tidak tertumbuk ke tanah. Tapi, jidatnya tak terselamatkan. Pulpennya terlontar masuk ke air. Badillah meringis sejenak, menggosok dahinya dengan tangan yang dibasahi liur seperti yang biasa dia lakukan. Ia bangkit, membersihkan bajunya yang kotor terkena tanah, lantas kembali berlari menyusuri pematang yang menghubungkan rumahnya dengan jalan raya. Rasa perih di lututnya membuatnya berhenti sejenak. Ada luka lecet di sana. Sekali lagi ia gosoki lututnya dengan air liur lalu kembali berlari dan berbelok masuk ke sebuah rumah berpekarangan luas. Sofiah! panggil Badillah. * BADILLAH & SOFIAH 1

Sofiah baru saja tamat sekolah dasar. Ia anak bungsu dari keluarga Beddu Razzak dan istrinya, Sahriah, orang terkaya di kecamatan itu. Memiliki banyak bisnis yang menguntungkan. Jual beli gabah, kopra, dan berdagang antarpulau. Belum lagi mobil angkutan antardaerah dan provinsi. Hidupnya cukup beruntung. Sahriah sedang merapikan rambut anaknya di depan cermin ketika Beddu Razzak menghampiri mereka. Pendaftaran untuk masuk SMP dimulai hari ini, Beddu Razzak membuka suara. Sudah tahu, Pak. Dari itu aku mendandani anak gadismu ini biar terlihat cantik di sekolah barunya, jawab sang ibu sambil mencubit pipi Sofiah. Sofiah bergidik. Nanti aku mengantarmu ke sana, tawar Beddu Razzak. Tidak usah, Pak, Sofiah menantang mata ayahnya di cermin. Malu-maluin diantar. Yang lain juga jalan sendiri. Nanti aku dikirain manja. Mana ada anak gadis mau ditemani sama orang tuanya. Gengsi, Pak, sela Sahriah. Yah sudah, kalau tak mau. Aku cuma mau ke sana dan melintas di SMP. Kau boleh ikut nebeng naik mobil denganku. Aku mau jalan bareng sama Badillah, tolak Sofiah sopan namun tegas. Yah sudah. Aku berangkat duluan, Beddu Razzak meninggalkan kamar setelah mencubit pipi anak bungsunya. 2 SUTRAWATI, M.Pd.

Terdengar suara deritan pintu terbuka dan kemudian Beddu Razzak berteriak, Sofiah, Badillah sudah menunggumu! Sahriah menengok ke luar dan berteriak, Suruh masuk, aku ada perlu dengannya. Badillah dengan baju putih dan celana merah hati membuka sendalnya dan duduk di teras menunggu Sofiah. Kenapa masih mengenakan baju sekolah? Kamu bukan anak SD lagi, tegur Beddu Razzak sambil menaiki mobilnya. Tak ada pilihan, Pak. Baju lainnya bergetah semua. Inilah yang tebersih, jawab Badillah malu-malu. Sahriah dan Sofiah muncul di pintu dengan sebuah kantong plastic. Aku punya baju untuk kamu, Sahriah membuka kantong itu dan melebarkan isinya. Ada dua baju putih dan dua celana biru. Senyum Badillah mengembang. Rasa gembira tak terkira akan menerima pemberian baju sekolah. Itu berarti ia tak perlu memikirkannya lagi. Baju bekas itu sudah cukup. Baju kakakku sewaktu masih SMP, Sofiah menambahkan. Ini untuk aku? Badillah tersenyum penuh tanda tanya. Kau boleh memakainya bila suka. Ukurannya pas denganmu, sahut Sahriah Terima kasih, Bu. Aku senang sekali. Ibuku tak perlu repot-repot lagi, Badillah meraih pakaian itu dan mendekapnya. BADILLAH & SOFIAH 3

Berangkatah, biar tak kesiangan, perintah Sahriah. Badillah melipat baju-baju itu dan memasukkan ke dalam kantong. Aku titip dulu, Bu. Nanti setelah pulang baru aku mampir mengambilnya. Tanpa menunggu persetujuan, Badillah meletakkan kantong itu di bawah meja kecil di teras lalu berpamitan ke sekolah. Hari ini hari pertama pendaftaran di SMP Langguli. Inilah SMP terdekat dari rumah mereka. Pendaftaran sebenarnya dimulai pada pukul 09.00 sesuai pengumuman tetapi agar tidak berdesak-desakan, Badillah memilih untuk datang lebih pagi biar berada pada barisan paling depan. Sudah beberapa orang yang hadir ketika Badillah dan Sofiah memasuki pintu gerbang sekolah. Mata Badillah menjelajah, meneliti semua pemandangan yang ada di pekarangan sekolah itu. Pekarangannya luas ditumbuhi aneka pohon sehingga tampak menghijau. Dari jauh, lapangan upacara dan lapangan basket terlihat jelas. Daundaun kering berserakan menutupi halaman. Sangat jauh beda ketika Badillah berkunjung menyaksikan Porseni tahun lalu di sekolah itu. Mungkin karena libur sehingga suasananya terkesan kurang terurus, tidak bersih. Badillah menghampiri loket dan membaca ulang pengumuman. Sofiah memilih duduk di atas motor yang ada di parkiran. Sebuah mobil berbentuk segi empat berwarna cokelat kusam memasuki pekarangan dan menjadi perhatian anak-anak yang ada di situ. Warna kusamnya menggambarkan bahwa umur mobil itu nyaris setua sang pemilik. Mobil itu berhenti mengembuskan napas 4 SUTRAWATI, M.Pd.

hitamnya bak seorang tua yang menderita asma. Seorang berperawakan gemuk dan berambut putih keluar dari mobil dengan tergesa-gesa. Pada bagian ketiak kemejanya terdapat lingkaran keringat. Dia berjalan menuju gedung sekolah dengan kancing baju atasnya dibiarkan terbuka. Bapak itu berhenti sebentar, mengangkat rit celananya yang melorot. Mau mendaftar? Anak-anak serempak mengiyakan. Bapak yang mengenakan kemeja batik tersebut membuka pintu sekolah. Anak-anak mulai berdesakan di depan loket, termasuk Badillah dan Sofiah yang juga sudah ikut bergabung di kerumunan. Ketika loket terbuka, Badillah segera memasukkan tangannya menutup kesempatan pertama buat yang lainnya. Berapa orang? terdengar suara dari dalam. Dua, Pak, jawab Badillah. Beberapa jenak dalam diam menunggu, keluarlah dua lembar formulir diikuti sebuah perintah, Sebutkan namamu? Badillah dan Sofiah, Pak. Baik. Badillah meninggalkan kerumunan sementara petugas mencatatkan namanya. Merasa puas menjadi pemenang tanpa kompetisi menemui Sofiah yang ikut berkerumun di depan loket. Badillah menarik Sofiah keluar untuk membaca formulirnya di parkiran. Sofiah melirik jam tangannya, Terasa waktu cepat terkikis, ayo pulang untuk melengkapinya. Tiga hari BADILLAH & SOFIAH 5

kemudian kita datang lagi. Nanti aku minta tolong ayahmu untuk membantuku mengisi formulirku. Aku takut salah, pinta Badillah. Kita ketemuan di musala. Usai salat Magrib kita ke rumahku. Bagaimana? Badillah mengangguk. Lihat ini, formulir ini bisa diperbanyak. Bagaimana kalau kita mengopinya? usul remaja berambut lurus sebahu itu. Badillah meraba kantongnya dan panik, Dengan seulas senyum yakin. Aku bawa uang, seru Sofiah. Kemudian keduanya berjalan meninggalkan pekarangan sekolah. * Hari agak siang ketika Badillah sampai di sekolah. Sudah banyak anak-anak yang dinyatakan diterima di SMP Langguli datang menyetorkan formulir pendaftaran ulangnya. Badillah bergegas menuju loket dan menyodorkan formulirnya. Petugas di loket bukan petugas yang membagi formulir beberapa hari lalu. Petugas kali ini agak kurusan dan pendek. Kulit hitamnya memperjelas gigi putihnya dan mermancarkan senyum bersahabat. Temanku tak hadir jadi aku yang mewakilinya mendaftar ulang, lapor Badillah. Tak apa, terdengar balasan dari dalam. Badillah mundur, memberi kesempatan anak lainnya. Ia ke parkiran dan seperti biasa, duduk di atas sadel motor yang terparkir. Serombongan anak yang terdiri dari lima 6 SUTRAWATI, M.Pd.

orang menghampiri Badillah. Salah seorang yang berambut cepak, bibir agak ke atas, dan giginya tampak seperti gigi kelinci, menegur, Kamu anak mana? Anak tambak. Rombongan itu menghampiri loket kecuali seseorang yang bergeming di tempatnya. Badillah menghampiri dan menjulurkan tangannya. Anak itu menyambutnya, Namaku Fikar, anak Marbo. Badillah membalasnya dengan menyebutkan namanya. Aku Badillah. Nice to meet you. Kau kenalan pertamaku. Semoga kita satu kelas. Nice to meet you too. Hari Senin pada hari pertama sekolah sekaligus penentuan ruang kelas. Nanti kita lihat apa kita satu ruangan atau tidak, Fikar menanggapi. Kamu ranking berapa di SD? tanya Badillah. Fikar menggeleng. Sama, jawab Badillah. Banyak anak-anak yang datang bernaung di tempat parkir menunggu pengumuman berikutnya. Beberapa anak perempuan bergerombol malu dan kaku. Tak satu pun yang mengenakan seragam sekolah SD seperti Badillah. Baju putih dan celana merah hati masih Badillah kenakan dalam pendaftaran ulang ini. Hitung-hitung sebagai hari terakhir mengenakan baju SD-nya sebelum berganti menjadi putih biru pada Senin depan. Badillah tidak sabaran lagi untuk mengenakan baju pemberian orang tua Sofiah. Baju dan celananya sangat cocok dengan ukuran Badillah. Badillah memperhatikan baju putih yang dikenakannya. Masih bagus. Cuma perlu ganti lambang sekolah biar berubah wujud dari baju SD menjadi baju SMP. BADILLAH & SOFIAH 7