PERBEDAAN JUMLAH SEL-SEL SPERMATOSIT PRIMER DAN SPERMATID SETELAH PEMBERIAN NIKOTIN ANTARA 2 MINGGU DAN 3 MINGGU PADA MENCIT (Mus Musculus)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : nikotin, spermatosit primer, spermatid

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. 2001) dan menurut infomasi tahun 2007 laju pertumbuhan penduduk sudah

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes.

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

ABSTRAK. Dilanny Puspita Sari, 2014; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra. Apt, M.S, AFK Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr. M.

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL ISOLAT PROPOLIS GUNUNG LAWU TERHADAP HITUNG SPERMATOZOA MENCIT MODEL INFERTILITAS PRIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

ABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

PENGARUH EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) DALAM MENGURANGI KERUSAKAN TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK KRETEK TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS)

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

EFFECT OF CIGARETTE SMOKE IN QUALITY AND QUANTITY SPERMATOZOA

PENGARUH PEMBERIAN SARI TOMAT


ABSTRACT THE EFFECT OF ADMINISTRATING ZINC SUPPLEMENT SOLD IN INDONESIA ON SWISS WEBSTER MICE S SPERM MOTILITY AND SPERM COUNT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Population Data Sheet (2014), Indonesia merupakan

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK TESTIS MENCIT SWISS (Mus musculus) YANG DIBERI KEDELAI (Glycine max) DAN PAPARAN DENGAN ASAP ROKOK

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan industri menghasilkan banyak manfaat dalam

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI LATIHAN FISIK BERAT

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,

ABSTRACT. SUBCHRONIC EFFECT OF BORAX ( Sodium tetraborate ) INTOXICATION TO POPULATION NUMBER OF PRIMARY SPERMATOCITE IN MALE MICE S TESTIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai Endocrine Disrupts Chemical (EDC) atau dalam bahasa awamnya disebut

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. EFEK l-methoxyethanol TERHADAP HISTOLOGI TESTIS MENCIT (Mils musculus) SKRIPSI.

ABSTRAK. PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

A. JUMLAH SEL SPERMIOGENESIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI TANIN DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. penanganan serius, bukan hanya itu tetapi begitu juga dengan infertilitas. dan rumit (Hermawanto & Hadiwijaya, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

R, Tri Rahyuning Lestari ABSTRAK

STRES DAPAT MENGGANGGU PROSES SPERMATOGENESIS PADA MENCIT (Stress Can Undermine the Process of Spermatogenesis in Mice)

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR PARASETAMOL SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran DISUSUN OLEH : ALVIAN YUTA NUGRAHA J FAKULTAS KEDOKTERAN

Pengaruh Pajanan Gelombang Telepon Seluler terhadap Struktur Histologi Testis pada Mencit (Mus musculus)

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT

ABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU TERHADAP HISTOPATOLOGI TESTIS TIKUS PUTIH SETELAH MENGHIRUP ASAP ROKOK

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Jumlah Sel-sel Spermatogenik. Hasil penelitian pemberian ekstrak buah pare (Momordica charantia)

Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas (Pluchea indica) sebagai Sumber Belajar

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan peningkatan produksi dan pemakaian pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

James Davidta Ginting, Pembimbing 1 : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K) Pembimbing 2 : Dr. Wahyu Widowati, M.Si.

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

PERBANDINGAN EFEK ASAP ROKOK KONVENSIONAL DAN ROKOK HERBAL TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus)

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN JUS SEMANGKA (Citrullus lanatus) SEBAGAI ANTI INFLAMASI PADA NEUTROFIL TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT MADU TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR PADA MENCIT STRAIN Balb/c JANTAN YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

PENGARUH TIMBAL (Pb) PADA UDARA JALAN TOL TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS TESTIS DAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH MENCIT BALB/C JANTAN ARTIKEL ILMIAH

Gambar 6. Desain Penelitian

Transkripsi:

PERBEDAAN JUMLAH SEL-SEL SPERMATOSIT PRIMER DAN SPERMATID SETELAH PEMBERIAN NIKOTIN ANTARA 2 MINGGU DAN 3 MINGGU PADA MENCIT (Mus Musculus) Iis Rahmawati* *Staf Pengajar Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember ABSTRACT There has been an increase in smoking habits in Indonesia and some other developing countries. The main component of cigarette is nicotine of 50% which is absorbed through the respiratory tract, mouth mucus, and skin. The effect of cigarette smoke can spoil sperm viability and spermatogenesis. It can cause hormonal condition and trigger the emergence of toxic substance on sperm that it can harm male fertility. The research design employed in this study was Post Test Only Control Group Design. The samples were adult male mus musculus. There were four groups of research subject chosen randomly after homogenization. Two groups were the control group and the other two were the experimental group. The subjects in the experimental group were injected with nicotine subcutaneously for two week, threeweeks with the same dosage namely 5 mg/kg bodyweight/day. The final observation was aimed at calculating the number of primary sprematocyte and spermatid. The result of the one way Anova showed that the primary spermatocyte, spermatid had a statistically significant difference on some experimental groups (p < 0.05). LSD test showed that there was significant difference between spermatocyt primary cells of P3 and K3; P2 and K3; there was significant difference between spermatid cells of P2 and K3. The conclusion of this research was that nicotine caused a decrease in the number of primary spermatocyt and spermatid. Keywords : nicotine, primary spermatocyte,spermatid PENDAHULUAN Rokok secara luas telah menjadi penyebab kematian terbesar didunia, diperkirakan hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang pertahunnya (Depkes, 2005). Data WHO menyebutkan dinegara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir 3 kali lipat negara maju, setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja didunia yang menjadi pecandu dan ketagihan merokok. WHO memperkirakan bahwa 59 % pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok aktif dan konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 milyar batang rokok. WHO juga menyebutkan di negara berkembang termasuk Indonesia ada 50 % pria dan 8% wanitanya punya kebiasaan merokok. (WHO,2003). Indonesia merupakan salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia. Menurut Bank Dunia, konsumsi rokok di Indonesia 128

sekitar 6,6% dari seluruh konsumsi dunia. Konsumsi rokok di Indonesia dalam 30 tahun terakhir meningkat tajam, yaitu dari 33 milyar batang per tahun pada tahun 1970 menjadi 230 milyar batang pada tahun 2006. Indonesia menduduki peringkat ke - 5 dalam konsumsi rokok dunia, serta peringkat ke-7 dalam penghasil tembakau, sebagaimana tercantum dalam tabel 1 dan 2 berikut ini. Tabel 1. Negara Penghasil Tembakau Terbesar Di Dunia No Negara Dalam ton Persen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 China Brasilia India Amerika serikat Zimbabwe Turki Indonesia Yunani Italia 2.409.215 654.250 575.000 401.890 172.947 145.000 144.700 135.000 130.400 85.100 38 10,3 9,1 6,3 2,7 2,3 2,3 2,1 2,1 1,3 Sumber : Yoga, T. 2006 Tabel 2. Negara Konsumen Rokok Terbesar No Negara Milyar batang China 1.697,291 Amerika 563,504 serikat 375,000 Rusia 299,085 Jepang 181.958 Indonesia 148,400 Jerman 116,000 Turki 108,200 Brasilia 102,357 Italia 108,200 Brasilia 102,357 Italia 94,309 Spanyol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Sumber : Yoga, T. 2006 Survey yang dilakukan Universitas Padjadjaran (1978) melaporkan usia pertama kali merokok pada anak adalah 12 (dua belas) tahun. Universitas Airlangga (1989) melakukan penelitian dengan melaporkan bahwa angka 12 itu telah bergerak ke angka 8 (delapan) tahun. Penelitian terbaru yang dilakukan bersama antara Universitas Andalas, Universitas Gajah Mada dan Universitas Padjajaran melaporkan usia anak pertama kali merokok telah menyentuh angka 7 (tujuh) tahun (Nugraheni, 2003), selain itu juga menurut studi dari Universitas Leicester (2007) menyatakan bahwa anak-anak yang mempunyai paling sedikit salah satu orang tua yang merokok, memiliki kadar nikotin 5,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan orang tuanya yang tidak merokok, hal ini sesuai dengan penelitian Susana et al (2003) bahwa nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dari asap rokok arus utama, hampir 40% anak dibawah 5 tahun terpapar asap tembakau dan rokok bertanggungjawab terhadap lebih dari 6000 kematian anak-anak muda di Amerika. Rokok mengandung lebih dari 4000 komponen, Senyawa toksik juga terdapat pada rokok, yaitu CO, nikotin dan PAH (WHO, 2000; Neal dkk, 2007; Vasques, 2008).Asap rokok menyebabkan terganggunya spermatogenesis dalam tubulus seminiferus. FSH, testosterone dan LH adalah hormon yang berperan penting dalam spermatogenesis. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dipergunakan adalah Post Test Only Control Group Design (Sugiyono, 2008). Subjek penelitian terdiri dari 4 (enam) kelompok yang dipilih secara acak dan telah dihomogenkan. satu kelompok diberikan placebo sebagai kontrol dan dua kelompok diberikan nikotin dengan waktu yang berbeda. 129

Populasi penelitian ini adalah mencit jantan, umur 4 bulan, berat sekitar 20 gram. populasi tersebut dipilih beberapa ekor secara random sebagai sampel penelitian. Besar sampel minimal untuk pengujian hipotesis penelitian ditentukan berdasarkan rumus Kemas, (1991) sebagai berikut: (t-1) (r-1) 15 (3-1) (r-1) 15 3 (r-1) 15 3r-3 15 3r 15+3 r 6 Keterangan : t = perlakuan r = ulangan Sampel akan ditambahkan sebesar 10% tiap kelompok untuk menghindari kematian sehingga menjadi 7 ekor tiap kelompok, tetapi dalam perhitungan data yang diperoleh tetap dihitung 7 ekor/kelompok, sehingga jumlah hewan coba yang diperlukan secara keseluruhan adalah 28ekor sampel. Penelitian ini menggunakan preparat histologik testis mencit jantan dengan pengamatan secara mikroskopik, menggunakan mikroskop cahaya, mula-mula digunakan pembesaran 100 X kemudian dilanjutkan dengan pembesaran 200 X. Setiap preparat testis mencit jantan diamati dan dihitung jumlah sel spermatosit primer dan spermatid menjadi pusat penglihatan dibawah mikroskop. Analisis data untuk mengetahui beda nilai rata-rata jumlah sel spermatosit primer dan spermatid pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan dengan uji Anova satu arah. (dengan asumsi data homogen dan terdistribusi normal) dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %. Jika terdapat perbedaan yang bermakna maka untuk mengetahui beda antar perlakuan dipergunakan uji LSD (Least Significant Difference) atau uji Beda Nyata Terkecil (Dahlan, 2008; Riduwan, 2009). HASIL PENELITIAN Jumlah Sel Spermatosit Primer Rata-rata jumlah sel-sel spermatosit primer setelah pemberian injeksi nikotin pada tiap kelompok perlakuan 2 minggu dan 3 minggu, mengalami penurunan, dapat dilihat dengan cara membandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan jumlah sel spermatosit primer dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini : 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 32.3 Rata-rata Jumlah sel Spermatozit Primer 22.76 40.84 24.5 Gambar 1. Diagram batang jumlah sel spermatosit primer setelah pemberian injeksi nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu Jumlah Sel-sel Spermatid Rata-rata jumlah sel-sel spermatid setelah pemberian injeksi nikotin pada tiap kelompok perlakuan 2 minggu dan 3 minggu, 1 kontrol 2 perlakuan 2 kontrol 3 perlakuan 3 130

mengalami penurunan, dapat dilihat dengan cara membandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan jumlah sel spermatosit primer dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini : Rata-rata Jumlah sel Spermatid kontrol2 90 80 70 60 81.68 perlakuan 2 kontrol 3 perlakuan 3 (B) 50 40 41.52 44.28 30 20 22.56 10 0 1 Gambar 2 Diagram batang jumlah sel spermatid setelah pemberian injeksi nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu (A) Gambaran Histologi Tubulus Seminiferus (A) (B) Keterangan : Gambar 3 : Penampang melintang tubulus seminiferus testis pada kelompok kontrol (A) dan kelompok perlakuan (B) selama 2 minggu dengan pewarnaan PAS, pembesaran 400 x 131

Gambar 4 : Penampang melintang tubulus seminiferus testis pada kelompok kontrol (A) dan kelompok perlakuan (B) selama 3 minggu dengan pewarnaan PAS, pembesaran 400 x Gambaran histologi kelompok kontrol selama 2 minggu dan 3 minggu dapat di lihat pada gambar 3(A), 4(A) terlihat adanya asosiasi sel-sel spermatogenik (spermatosit primer, spermatid) tersusun berlapis sesuai dengan tingkat perkembangannya menuju ke arah lumen dengan susunan sel rapat dan kompak, terlihat perkembangan selsel spermatogenik mulai dari membran basalis ke arah lumen yaitu spermatogonia, spermatosit dan spermatid, lumen tampak terisi penuh oleh spermatozoa baik yang masih menempel pada sel Sertoli maupun yang telah mengalami spermiogenesis. Gambaran histologi kelompok perlakuan injeksi nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu dengan dosis 5 mg/kg BB/hr, dapat di lihat pada gambar 3(B),4(B) terlihat urutan pematangan sel-sel spermatogenik (sel spermatosit primer, spermatid) masih tetap, susunan selsel spermatogenik yang longgar dan tidak teratur, kepadatan spermatozoa didalam lumen tubulus tidak seperti pada kelompok kontrol (A), lumen pada kelompok ini mengandung spermatosit primer dan spermatid yang lebih sedikit sehingga lumen terlihat tidak penuh, dibandingkan dengan kelompok kontrol terlihat adanya penurunan jumlah sel-sel spermatogenik. PEMBAHASAN Jumlah Sel-Sel Spermatogenik Tubulus seminiferus merupakan saluran tempat memproduksi spermatozoa. Tubulus seminiferus dilapisi oleh lapisan epitel germinal yang mengandung sel-sel spermatogenik yang dilindungi oleh membran dasar. Epitel tubulus seminiferus terdiri atas 2 kategori sel yang berbeda, yaitu selsel penyokong dan nutrisi (sel Sertoli) serta sel-sel spermatogenik. Sel-sel spermatogenik membentuk bagian terbesar dari lapisan epitel dan melalui proliferasi serta diferensiasi yang kompleks akan menghasilkan spermatozoa (Lesson, 1996). Penelitian ini hanya menggunakan dua jenis sel spermatogenik, yaitu sel spermatosit primer dan sel spermatid. Spermatosit primer merupakan sel yang mempunyai ukuran yang lebih besar dari sel spermatogenik yang lainnya dan spermatid yaitu sel yang jauh lebih kecil dan berinti, vesikuler dan terletak di sentral (Hayati, 2010). Hasil penelitian diketahui bahwa pemberian injeksi nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu dapat menurunkan jumlah sel spermatosit primer, spermatid mencit jantan. Jumlah sel-sel spermatosit primer, spermatid mengalami penurunan pada lama perlakuan 2 minggu dengan dosis yang sama yaitu 5 mg/kg BB/hr, kemudian jumlahnya meningkat pada perlakuan minggu ketiga dengan dosis yang sama yaitu 5 mg/kg BB/hr dan setelah diuji dengan Anova ternyata penurunan jumlah kedua jenis sel spermatogenik ini bermakna (p<0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. 132

Jumlah sel-sel spermatosit primer, spermatid mulai meningkat kembali pada lama perlakuan 3 minggu disebabkan oleh nikotin dapat meningkatkan kadar FSH sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap gangguan spermatogenesis yang ditimbulkannya. Hipotalamus dalam system reproduksi jantan berfungsi menghubungkan susunan syaraf pusat dan proses reproduksi dengan jalan mengirimkan sinyal neurohormonal (GnRH) ke hipofisis anterior. GnRH merangsang kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon gonadotropin yaitu FSH dan LH yang selanjutnya akan mempengaruhi testis untuk berfungsi. FSH menstimulasi pertumbuhan selsel germinatif dari tubulus seminiferus dan mendorong terjadinya proses spermatogenesis secara sempurna. FSH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik negatif apabila jumlah sel-sel spermatogenik mengalami penurunan, sehingga jumlah sel-sel spermatogenik (sel-sel spermatosit primer, spermatid) jumlahnya bertambah pada lama perlakuan 3 minggu, tetapi hal tersebut apabila berlangsung terusmenerus akan terjadi gangguan dalam pengaturan hormonal dan akan berdampak terhadap infertilitas. Mekanisme kompensasi tersebut hanya terjadi pada perlakuan yang terlama yaitu selama 3 minggu, sedangkan pada perlakuan 2 minggu pada penelitian ini tidak terjadi kompensasi, akibatnya adalah jumlah sel-sel spermatosit primer dan spermatid jumlahnya lebih sedikit pada lama perlakuan 2 minggu tapi kemudian jumlahnya meningkat lagi pada lama perlakuan 3 minggu. Peningkatan jumlah sel-sel spermatosit primer dan spermatid pada lama perlakuan 3 minggu ini masih tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan jumlah sel-sel spermatosit primer, spermatid pada kelompok kontrol atau mencit yang tidak diberi perlakuan nikotin. Nikotin berdasarkan sifat toksiknya dapat menurunkan jumlah sel-sel spermatogenik secara langsung melalui jalur hormonal juga bisa melalui kerusakan dan kematian sel akibat pengaruh dari nikotin yang diberikan bersifat pro-oksidan. Prooksidan yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan ketidakseimbangan antara pro-oksidan dan antioksidan sehingga terjadi stres oksidatif.stres oksidatif akibat pajanan nikotin akan menyebabkan apoptosis pada sel spermatogenesis di tubulus seminiferus dengan meningkatkan ratio BAX, protein BAX ini akan menekan aktivitas BCL-2 pada membran mitokondria sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran dari mitokondria, perubahan ini mengakibatkan terjadinya pelepasan cytokrom-c ke sitosol, di sitosol cytokrom-c akan mengaktivasi Apaf-1 yang selanjutnya akan mengaktivasi kaskade kaspase dan kaspase yang aktif ini akan mengakibatkan DNA-se, kemudian DNA-se yang aktif menembus membran inti dan merusak DNA, sehingga DNA sel yang bersangkutan rusak atau fragmentasi dan akhirnya sel mengalami kematian atau apoptosis. Apoptosis tersebut akan menyebabkan sel germinal menjadi atresia dan jumlahnya berkurang (Yildiz et al, 1998). Perbedaan yang bermakna antara jumlah sel-sel spermatosit primer dan spermatid dilanjutkan dengan uji BNT. Hasilnya adalah perbedaan yang bermakna mayoritas terjadi antara kelompok kontrol dan 133

perlakuan. Jumlah sel-sel spermatosit primer dan spermatid tidak semua berbeda secara bermakna disebabkan oleh perbedaan lama perlakuan yang diberikan memberikan efek yang hampir sama untuk perkembangan jumlah sel-sel spermatosit primer dan spermatid. Lama perlakuan nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu belum dapat memberikan efek yang berbeda secara bermakna untuk semua jenis sel-sel spermatosit primer dan spermatid, walaupun secara deskriptif terlihat penurunan jumlah. Hasil penelitian untuk kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan injeksi nikotin, didapatkan jumlah sel-sel spermatogenik yang berbeda-beda, disebabkan karena masing-masing mencit memiliki materi genetik penyusun spermatogenesis yang berbeda-beda. Secara teori bahwa sel germinal primordial mencit jantan muncul sekitar 8 hari kehamilan, dengan jumlah hanya 100 yang merupakan awal dari jutaan spermatozoa yang akan diproduksi dan masih berada di daerah ekstra gonad. Hari ke-9 dan 10 kehamilan sebagian mengalami degenerasi dan sebagian lagi mengalami proliferasi dan bahkan bergerak pada hari ke-11 dan 12 ke daerah genetalia, pada saat itu ratarata jumlahnya mencapai sekitar 5000, tetapi masing-masing mencit jumlahnya berbeda-beda (Rugh, 1997). Gambaran Histologi Tubulus Seminiferus Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel-sel epitel germinal yang disebut spermatogonia terletak dalam 2 sampai 3 lapisan sepanjang batas luar epitel tubulus.spermatogonia terusmenerus ber-proliferasi untuk memperbanyak diri dan sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk meng-hasilkan spermatozoa. Histologi tubulus seminiferus yang normal dapat dilihat pada gambar 4,5. menunjukkan adanya sel spermatogenik pada sayatan yang melintang tubulus seminiferus testis mencit. Kelompok mencit kontrol tergolong normal dengan susunan sel rapat dan kompak, terlihat perkembangan sel-sel spermatogenik mulai dari membran basalis ke arah lumen yaitu spermatogonia, spermatosit dan spermatid, lumen tampak terisi penuh oleh spermatozoa baik yang masih menempel pada sel Sertoli maupun yang telah mengalami spermio-genesis. Kelompok mencit yang diberi injeksi nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu, terlihat susunan sel-sel spermatogenik yang longgar dan tidak teratur, kepadatan spermatozoa didalam lumen tubulus tidak seperti pada kelompok kontrol, lumen pada kelompok ini mengandung spermatosit primer dan spermatid yang lebih sedikit sehingga lumen terlihat tidak penuh. Longgarnya susunan spermatogenik pada penampang tubulus seminiferus testis mencit pada kelompok perlakuan nikotin selama 2 minggu dan 3 minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol disebabkan oleh adanya kerusakan sel-sel spermatogenik yang selanjutnya akan berdegenerasi dan difagositosis oleh sel Sertoli. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka 134

hipotesis dapat terbukti kebenarannya, yaitu : a. Pemberian injeksi nikotin subkutan selama 2 minggu dan 3 minggu dapat menurunkan jumlah sel-sel spermatogenik (sel spermatosit primer, spermatid) pada mencit jantan (Mus musculus). b. Waktu pemberian minimal (2 minggu) sudah menunjukkan penurunan dari jumlah sel-sel spermatogenik (sel spermatosit primer, spermatid) pada mencit jantan (Mus musculus). c. Perbedaan pengaruh yang sangat bermakna untuk sel-sel spermatosit primer yaitu perlakuan 3 minggu terhadap kontrol 3 minggu dan perlakuan 2 minggu terhadap kontrol 3 minggu. Perbedaan pengaruh yang sangat bermakna untuk sel-sel spermatid yaitu perlakuan 2 minggu terhadap kontrol 3 minggu. Saran Penelitian-penelitian yang berikutnya supaya dapat memperluas wawasan penelitian mengenai pengaruh nikotin terhadap system reproduksi pria, disarankan untuk melakukan penelitian, seperti : a. Mekanisme kerja nikotin dalam menghambat hormon-hormon yang berperan pada spermatogenesis. b. Mekanisme kerja nikotin dalam menimbulkan kerusakan dan kematian sel secara langsung dalam spermatogenesis. DAFTAR PUSTAKA Dahlan. 2008. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan.jakarta : Penerbit Salemba Medika.4. Depkes RI. (2005). Pedoman Perencanaan Program Kesehatan Remaja. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Nugraheni 2003.Spermatologi.Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. 64-70 Kemas A.S, 1991. Rancangan percobaan. Universitas Sriwijaya Palembang. Jakarta : Rajawali Press, hal. 19-52 Neal, Jacob P and Benowitz NL, 2007. Metabolism and disposition kinetics of nicotine. Pharmacological Reviews 57(1) : 79-115. Yoga T, 2006.Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif, Edisi 2. Jakarta:EGC. hlm:154-179. Rugh.1997.Caspase 3 and caspase activated deoxyribonuclease are associated with testicular germ cell apoptosis resulting from reduced intratesticulr testosterone.endocrinology 142; 3809-3916. Riduwan, 2009.Dasar-dasar statistika. Bandung. Penerbit Alfabeta, hal.217-222, 238-243. Sugiyono, 2008.Metode penelitian kuantitatif.bandung : Penerbit Alfabeta, hal 10-25 WHO2003. Penentuan kadar nikotin dalam asap rokok. Makara Kesehatan : 7-12 WHO 2000.Strategi Nasional Kesehatan Remaja. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. 135

Vasques 2008.Additive effect of alcohol and nicotine onlpo and antioxidant defence mechanism in rats. Journal of ApplicationToxicology, 16:305 308. Yildiz. D., Ercal, N. & Armstrong, D.W, 1998. Nicotine enantiomers and oxidative stress. Toxicology, 130: 155-165. 136