BAB I PENDAHULUAN. guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Orang yang ingin memperbaiki

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan yang terbentuk ter internalisasi dalam diri peserta pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI ANTAR TGT DAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian. Kajian teori ini membuat tentang motivasi belajar, model pembelajaran

PROSIDING ISBN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB II KAJIAN TEORI. didik, sehingga terjadi proses belajar. 1 Sedangkan Belajar adalah: suatu

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang terjadi baik fisik manpun non fisik, merupakan suatu aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mampu melahirkan siswa yang cakap dan berhasil menumbuhkan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. 1. memiliki bahasa tersendiri dan cara berkomunikasi juga berbeda.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Etty Ratnawati, Yenie Marvina

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Adapun kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh keempatnya dengan penekanan dan kemampuan mengajar. Guru sebagai pelaku otonomi kelas memiliki wewenang untuk melakukan reformasi kelas dalam rangka melakukan perubahan perilaku peserta didik secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas perkembangannya dan tuntutan lingkungan di sekitarnya. 1 Menurut sanjaya, kompetensi guru bukan hanya kompetensi kompetensi pribadi dan kompetensi profesional, tetapi terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang guru meliputi kompetensi pribadi, profesional, dan sosial kemasyarakatan. 2 1 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2010, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, h. 103 2 Syaiful Sagala, 2011, kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan, Bandung: Alfabeta, h. 30 1

2 Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. 3 Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan nya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Pada dasarnya ada tiga kompetensi penguasaan yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan bahan dan kompetensi dalam cara-cara mengajar. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran, saat ini berkembang berbagai model pembelajaran. Secara harfiah model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil belajar yang lebih optimal. Guru harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak, supaya tercipta proses belajar yang baik. Faktor yang perlu diperhatikan antara lain : kondisi fisik, sosio emosional, dan organisasional termasuk dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. 4 Guru merupakan 3 E. Mulyasa, 2009, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 95 4 Tim Dosen Administrasi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, Manajemen Pendidikan,Bandung:Alfabeta, h.104

3 penanggung jawab proses pembelajaran di dalam kelas, karena gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Keberhasilan proses pembelajaran sebagian besar ditentukan peranan dan kompetensi guru, disebabkan oleh guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Sebagai guru hendaknya berani mencoba strategi-strategi baru yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan diajukan para ahli pendidikan untuk digunakan, Slavin; mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. 5 Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan motivasi belajar siswa. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar dalah proses memberi semangat belajar, arah, dan 5 Wina Sanjaya,2010,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pndidikan,, Jakarta: Kencana, h. 242

4 kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan tahan lama. 6 Al-Qur an juga membahas tentang peran guru sebagai pendidik dalam surah Al-Kahfi ayat 66: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" 7 adalah: Dari ayat ini dapat diambil dari beberapa pokok pikiran diantaranya a. Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. b. Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. c. Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya. Guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran dengan cara menggunakan strategi-strategi pembelajaran kooperatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Studi ini berkaitan dengan efektifitas penggunaan strategi pembelajaran 6 Agus Suprijono, 2012, Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 163 7 Al-Qur an surah Al-Kahfi:66,

5 kooperatif tipe Team Games Tournament pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis. Team Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru yang menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yag diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Selanjutnya Jarolimek dan Parker mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 1) saling ketergantungan yang positif, 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan 6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. 8 Guru-guru di Madrasah Aliyah Negeri Dumai khususnya pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis telah mencoba melakukan berbagai macam strategi pembelajaran salah satunya adalah menggunakan strategi Team Games Tournament, guru menggunakan strategi Team Games Tournament ini di 8 Drs. H.Isjoni, M.Si.,Ph.D, 2009, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h. 36

6 setiap akhir bab pembelajaran atau materi yaitu melakukan ulangan harian yang diganti dengan menggunakan model Team Games Tournament. Namun masih terlihat ada kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan strategi Team Games Tournament tersebut, sehingga menjadikan pembelajaran kurang aktif. Dapat dilihat gejala-gejala berikut: 1. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis kurang mempersiapkan bahan/sumber pembelajaran untuk melaksanakan strategi Team Games Tournament. 2. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis yang tidak membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. 3. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis yang menggunakan strategi Team Games Tournament tidak tepat waktu. 4. Tidak semua guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis menyampaikan materi pelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan startegi Team Games Tournament. 5. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis yang menggunakan strategi Team Games Tournament kurang sesuai dengan prosedur pelaksanaannya. 6. Masih ada siswa yang kurang aktif saat strategi Team Games Tournament digunakan dalam pembelajaran Al-Qur an Hadis. 7. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis yang tidak memberikan penghargaan kepada Tim yang memiliki skor tertinggi. 8. Masih ada guru mata pelajaran Al-Qur an Hadis yang tidak memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran.

7 Berdasarkan gejala-gelaja tersebut maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament(TGT) pada mata pelajaran Al- Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Dumai. B. Penegasan Istilah 1. Startegi pembelajaran Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 9 2. Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning atau Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. 10 3. Team Games Tournament a. Team : Regu, kelompok, tim. b. Game : Permainan. c. Turnament : pertandingan, turnamen. 9 Hamzah B. Uno, 2011, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, h. 3 10 Etin Solihatin dan Raharjo, 2009, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, h. 4

8 Team Game Tournament adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Strategi ini menggunakan turnament akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan system skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba(bersaing) sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. 11 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala yang penulis paparkan, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament untuk menimbulkan antusias siswa dalam pembelajaran Al-Qur an Hadis? b. Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran tipe team games tornament dalam pembelajaran Al-Qur an Hadis? c. Apakah ada usaha-usaha dari guru untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran? d. Apakah ada usaha-usaha dari pihak guru untuk menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe team games tornament? 11 Isjoni, 2009, Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 83

9 e. Apakah ada respon positif dari siswa terhadap penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe team games tornament? 2. Batasan Masalah Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini maka penulis memfokuskan permasalahan pada aspek penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament ini pada mata pelajaran Al- Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Dumai dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Rumusan Masalah a. Bagaimanakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis di sekolah Madrasah Aliyah Negeri Dumai? b. Apakah faktor- foktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Dumai? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasar atas rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

10 1. Untuk mengetahui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournnament pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Dumai. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournnament pada mata pelajaran Al-Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Dumai. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa. b. Bagi siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar. c. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. d. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan.